Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel LDR terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,452 dengan signifikansi
sebesar 0,653 p0,05. Hal ini berarti bahwa rasio LDR mempunyai pengaruh negatif. Namun sekali lagi, pengaruh ini tidak signifikan. Dengan demikian
hipotesis 5 juga ditolak. Berikut adalah ringkasan hasil uji hipotesis pengaruh rasio-rasio CAMEL
terhadap praktik manajemen laba di bank umum syariah.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
No Variabel
Hipotesis Hasil Pengujian
Keputusan
1 Rasio CAR
Negatif signifikan Negatif tidak signifikan
ditolak 2
Rasio RORA Negatif signifikan Positif tidak signifikan
ditolak 3
Rasio ROA Negatif signifikan Negatif tidak signifikan
ditolak 4
Rasio NPM Negatif signifikan Negatif tidak signifikan
ditolak 5
Rasio LDR Negatif signifikan Negatif tidak signifikan
ditolak
Sumber: data penelitian yang diolah, 2010
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Rasio CAR Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum
Syariah H1
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa variabel rasio CAR mempunyai nilai slope B negatif. Namun variabel rasio CAR tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap manajemen laba di bank umum syariah pada level alpha 5 p=0,758; p0,05, sehingga hipotesis 1 ditolak. Hasil ini menguatkan
hasil penelitian Zahara dan Veronica 2009, yang memperlihatkan bahwa rasio
CAR mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan. Di sisi lain, hal ini menggugurkan dugaan Zahara dan Veronica 2009 yang menyatakan bahwa
ketentuan kewajiban pemenuhan batasan nilai minimum rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tingkat bank bukan pada tingkat cabang atau
unit usaha mempengaruhi tidak signifikannya nilai rasio CAR dalam mempengaruhi akrual diskresioner.
Selain itu, hal ini juga menggugurkan dugaan Zahara dan Veronica 2009 yang memperkirakan rendahnya nilai rata-rata rasio CAR yang diperoleh
dipengaruhi oleh cara penghitungan nilai CAR yang berbeda dengan ketentuan Bank Indonesia, dimana dalam penelitiannya sejumlah 84 sampelnya adalah
unit usaha syariah UUS yang secara keseluruhan mempunyai nilai rata-rata rasio CAR sebesar 0,9. Sedangkan dalam penelitian ini, secara rata-rata nilai rasio
CAR yang diperoleh adalah 8,3. Nilai ini di atas batasan nilai minimum rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tingkat bank umum syariah.
4.3.2 Pengaruh Rasio RORA Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum
Syariah H2
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa variabel rasio RORA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba di bank umum
syariah pada level alpha 5 p=0,128; p0,05, sehingga hipotesis 2 ditolak. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Zahara dan Veronica 2009, dimana dalam
penelitiannya rasio RORA juga berpengaruh positif dan tidak signifikan. Sebelumnya Zahara dan Veronica 2009 menduga hal tersebut disebabkan rasio
RORA bukan merupakan orientasi utama UUS yang berstatus cabang dari bank induk konvensional. Namun hasil penelitian ini membuktikan bahwa dugaan
Zahara dan Veronica 2009 tidak terbukti, bahwa dalam tingkat bank umum syariah BUS juga tidak terdapat pengaruh negatif dan signifikan rasio RORA
terhadap manajemen laba. Nilai rata-rata rasio RORA yang sangat rendah, yaitu sekitar 0,1 diduga
tidak cukup kuat untuk mempengaruhi akrual diskresioner secara signifikan. Nilai laba sebelum pajak yang digunakan dalam rasio RORA pada beberapa laporan
keuangan menujukkan kerugian yang sangat besar, sehingga mempengaruhi nilai rata-rata RORA yang diperoleh. Hal ini diduga dikarenakan besarnya beban non
operasional pada bank umum syariah.
4.3.3 Pengaruh Rasio ROA Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum