menunjukkan  adanya  multikolinearitas  adalah  nilai  tolerance    0,10  atau  sama dengan  nilai  VIF    10.  Hasil  pengujian  model  regresi  yang  diperoleh
menunjukkan nilai-nilai tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF
CAR .450
2.222 RORA
.761 1.315
ROA .367
2.728 NPM
.777 1.287
1
LDR .811
1.233 a. Dependent Variable: AD
Sumber: data penelitian yang diolah, 2010
Tabel  4.4  menunjukkan  nilai  tolerance  untuk  semua  variabel independen  di  atas  0,10  dan  nilai  VIF  untuk  semua  variabel  independen  juga
dibawah  10.  Hal  ini  sesuai  dengan  syarat  tidak  terjadinya  multikolinearitas, sehingga  semua  variabel  independen  tersebut  layak  digunakan  untuk  variabel
prediktor.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi linier  terdapat  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan
kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1  sebelumnya.  Model  regresi  yang  baik adalah  regresi  yang  bebas  dari  autokorelasi  Ghozali,  2005.  Uji  ini  dilakukan
karena  sampel  yang  digunakan  untuk  observasi  merupakan  data  timeseries.  Uji
autokorelasi  dalam  penelitian  ini  menggunakan  uji  Durbin-Watson  DW  test, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi – Durbin Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .295
a
.087 -.010
.00460595 2.071
a. Predictors: Constant, LDR, CAR, RORA, NPM, ROA b. Dependent Variable: AD
Sumber: data penelitian yang diolah, 2010
Dari  hasil  pengujian  diperoleh  nilai  DW  d  sebesar  2,071.  Sedangkan nilai  du  menurut  tabel  untuk  sampel  n  53  dengan  variabel  independen  5  k=5
adalah 1,592 , sehingga didapat nilai du  d  4 – du. Nilai ini merupakan syarat tidak terjadinya autokorelasi.
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  memastikan  dalam  model  regresi terjadi  kesamaan  variance  homoskedastisitas  dari  residual  satu  pengamatan  ke
pengamatan  lain  Ghozali,  2005.  Uji  ini  dilakukan  karena  data  yang  digunakan untuk observasi penelitian merupakan data crosssectional. Untuk mendeteksi ada
atau  tidaknya  heteroskedastisitas  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan  melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen dengan residualnya.
Gambar 4.1 Uji Heterosdekastisitas – Scatterplot
Sumber: data penelitian yang diolah, 2010
Berdasarkan  Gambar  4.1  dapat  dilihat  bahwa  titik-titik  menyebar  secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan
demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  terjadi  heteroskedastisitas  pada  model regresi  dan  model  regresi  layak  dipakai  untuk  memprediksi  vaariabel  dependen
berdasarkan masukan variabel independen.
4.2.3 Goodness of Fit Model