122
2.2. Model Teoritikal Dasar
Berdasarkan telaah teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya maka dibuatlah model teoritikal dasar. Model ini dikembangkan dari penelitian yang dilakukan oleh
Henri 2006 dan Widener 2007. Model teoritikal dasar seperti disajikan dalam gambar 2.4.
Gambar 2.4 tersebut menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan variabel independen, kultur organisasi sebagai variabel moderator,
kapabilitas perusahaan sebagai variabel mediasi, dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen.
Sistem pengendalian manajemen dalam penelitian ini merujuk pada SPM tipe Simons 1995; 2000 dan telah digunakan oleh beberapa penelitian terdahulu
misalnya Henri 2006 dan Widener 2007. Simons 1995; 2000 menyebutnya sebagai tipe lever
’s of control LOC. LOC terdiri atas empat tipe yaitu sistem beliefs, sistem boundary, sistem pengendalian diagnostik, dan sistem pengendalian interaktif.
Keempat tipe LOC inilah yang membentuk sistem pengendalian manajemen dan memiliki kekuatan apabila digunakan secara bersamaan Simons, 1995; 2000.
123
GAMBAR 2.4 MODEL TEORITIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM
MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN: PENDEKATAN KONTINJENSI DAN
RESOURCE-BASEDVIEW
SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN KAPABILITAS
PERUSAHAAN KINERJA
PERUSAHAAN
KULTUR ORGANISASI
Sumber: Model Dikembangkan Untuk Disertasi Ini
Kapabilitas perusahaan merupakan sebuah bentuk strategi yang dipandang sebagai sesuatu yang unik. Di satu sisi kapabilitas perusahaan dipandang sebagai
dasar dalam perspektif sumberdaya untuk keunggulan bersaing. Kapabilitas perusahaanRBV dalam penelitian ini merupakan strategi yang bersifat intangible
sehingga disebut sebagai kapabilitas perusahaan Henri, 2006; Teece, et al. 1997; Jones, et al. 2005. Kapabilitas perusahaanRBV dapat dipakai dalam berbagai
penelitian sebagai mediasi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Orientasi pasar, inovasi, pembelajaran organisasi, dan kewirausahaan merupakan empat faktor
kapabilitas Hult, et al. 2003, dan disebut juga sebagai kapabilitas utama Henri, 2006. Oleh karena itu keempat kapabilitas ini dipakai dalam penelitian ini sebagai
sebuah strategi yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Teori RBV menganggap bahwa perusahaan merupakan sebuah bentuk ikatan
dan menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut berpengaruh signifikan pada
124 keunggulan kompetitif perusahaan dan akan berdampak pada kinerja perusahaan
Barney, 1986, 1991; Lee, et al. 2001; Peteraf, 1993; Wernefelt, 1984. Teori kontinjensi menitikberatkan pada berbagai faktor kontekstual seperti
strategi dan kultur organisasi untuk keberhasilan perusahaan. Strategi kapabilitas perusahaan RBV sebagai faktor kontekstual yang bersifat hard contingency
Chenhall, 2003; 2007; Gong dan Tse, 2009 memandang bahwa keberhasilan sebuah perusahaan perlu ditunjang dengan pengimplementasian strategi. Agar dapat
mengimplementasikan strategi maka dibutuhkan sistem pengendalian manajemen yang handal.
Penelitian Mohama 2006 membuktikan bahwa sistem pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen berpangaruh secara
langsung dan positif dengan kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Henri 2006 dan Widener 2007 tidak melakukan pengujian hubungan langsung SPM
dengan kinerja perusahaan. Penelitian ini menduga bahwa SPM memiliki pengaruh langsung dengan kinerja perusahaan. Untuk itu penelitian ini juga akan melakukan
pengujian langsung SPM dengan kinerja perusahaan. Faktor kontekstual lain yang diduga berpengaruh dalam sistem pengendalian
manajemen adalah kulturorganisasi. Penelitian Fauzi dan Hussein 2008 menyimpulkan bahwa kultur organisasi da pat mempengaruhi SPM dan sekaligus
memoderasi hubungan SPM dengan kinerja organisasi. Penelitian ini memandang kultur organisasi sebagai pemoderasi hubungan antara SPM dan strategi kapabilitas
perusahaan.
125
2.3. Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian Empirik