Perkembangan Industri Tanaman Hias Singapura
5.1.3 Perkembangan Industri Tanaman Hias Singapura
Singapura merupakan negara maju dengan tingkat pendapatan per kapita yang relatif tinggi yakni mencapai US$ 29.320 pada tahun 2006. Singapura juga merupakan negara padat penduduk dengan luas daratan 682,7 Km². Penduduk singapura kurang lebih berjumlah 4,39 juta jiwa pada tahun 2006.
Singapura merupakan mitra dagang utama Indonesia dalam ekspor komoditi non migas setelah Jepang dan Amerika Serikat. Perekonomian Singapura bergantung pada sektor jasa dan pariwisata. Kegiatan produksi pertanian maupun kegiatan eksplorasi sumberdaya alam sepenuhnya tidak dapat dilakukan di negara ini karena keterbatasan sumberdaya lahan dan alam. Oleh karena itu Singapura menjadi pengimpor utama berbagai produk kebutuhan hidup dari Indonesia dan Malaysia.
Dengan kemajuan teknologi, Singapura mampu menggali potensi sumberdaya alamnya meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Salah satu contoh, dalam industri tanaman hias dunia Singapura merupakan salah satu negara yang unggul dalam produksi anggrek dan menjadi salah satu eksportir utama anggrek potong. Singapura banyak mengimpor anggrek seedling dari Indonesia Dengan kemajuan teknologi, Singapura mampu menggali potensi sumberdaya alamnya meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Salah satu contoh, dalam industri tanaman hias dunia Singapura merupakan salah satu negara yang unggul dalam produksi anggrek dan menjadi salah satu eksportir utama anggrek potong. Singapura banyak mengimpor anggrek seedling dari Indonesia
Di tahun 2004, nilai ekspor anggrek dan tanaman hias lain Singapura mencapai US$ 56 juta. Wilayah ekspor tanaman hias Singapura mencakup lebih dari 30 negara di dunia. Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama Singapura. Nilai ekspor Singapura ke Jepang mencapai US$ 18 juta atau 63 persen dari total ekspor Singapura. Selain Jepang, wilayah ekspor Singapura juga meliputi Australia, Yunani, Amerika Serikat dan Kanada.
Perkebunan anggrek terbesar di Singapura adalah Mandai Argotechnology Park dan dibangun diatas lahan seluas 43 Ha. Perkebunan anggrek tersebut mempunyai koleksi sekitar 2 juta tanaman anggrek dan mampu menghasilkan 20 juta tangkai anggrek setiap tahunnya. Singapura menargetkan produksi anggrek di negaranya dapat memenuhi permintaan pasar baik di tingkat pasar domestik maupun luar negeri. Lebih dari setengah jumlah anggrek yang diekspor ke luar negeri diserap oleh pasar Jepang, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat. Dalam program Singapore Tourism Board, pemerintah Singapura menetapkan sentra perkebunan anggrek sebagai edu-tourism farm.
Pemerintah negara Singapura cukup serius mengembangkan industri tanaman hias dalam negeri, terutama tanaman anggrek. Proses produksi anggrek Pemerintah negara Singapura cukup serius mengembangkan industri tanaman hias dalam negeri, terutama tanaman anggrek. Proses produksi anggrek
Singapura merupakan salah satu negara pesaing Indonesia dalam ekspor tanaman hias, terutama anggrek. Pada tahun 2000, Indonesia mengekspor tanaman dan benih anggrek ke negara Singapura senilai US$ 52.211. Sementara itu, pada tahun yang sama Indonesia mengimpor tanaman dan benih anggrek dari Singapura senilai US$ 119.163. Persaingan yang tinggi dalam industri tanaman hias ditambah dengan melimpahnya produk impor yang lebih berkualitas, mengakibatkan harga tanaman hias (terutama anggrek) di tingkat petani semakin dihargai rendah, sehingga menyebabkan usahatani anggrek semakin terpuruk.
Ekspor anggrek Indonesia ke Singapura berfluktuatif setiap tahunnya. Volume ekspor anggrek terbesar yakni tahun 2006 jumlahnya mencapai 239.019 Kg. Sementara itu volume ekspor anggrek terendah yakni pada tahun 1999 sebesar 760 Kg. Pada tahun 2004 total volume ekspor tanaman hias Indonesia ke Singapura sebesar 1.109.691 Kg. Dari total volume ekspor tanaman hias ke Singapura, ekspor anggrek sebesar 18.170 Kg dengan nilai US$ 13.669. Tahun 2005, volume ekspor anggrek menurun menjadi 4.394 Kg dengan nilai US$ 23.223 dan kembali meningkat di tahun 2006. Nilai ekspor tanaman hias Indonesia ke Singapura tahun 1996-2006 dapat dilihat pada Tabel 5.
Data perkembangan ekspor tanaman hias Indonesia ke Singapura yang ditampilkan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan perolehan nilai ekspor
tanaman hias pasca krisis ekonomi, kinerja ekspor tanaman hias Indonesia ke
Singapura berfuktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, Indonesia lebih tinggi dalam perolehan nilai ekspor tanaman hias dibandingkan Thailand. Namun memasuki tahun 2003 hingga 2006 perolehan nilai ekspor tanaman hias Indonesia ke Singapura jauh di bawah Thailand. Tahun 2006, nilai ekspor tanaman hias Thailand ke Singapura sebesar 2,34 persen dari total nilai ekspor tanaman hias ke dunia.
Tabel 6. Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia dan Thailand ke Singapura Tahun 1996-2006