Kerangka Pemikiran Operasional
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Era globalisasi dalam lingkup perdagangan bebas antar negara membawa dampak ganda, dimana pada satu sisi era globalisasi membuka kesempatan kerja sama yang luas antar negara, namun di sisi lain akan membawa persaingan yang semakin ketat. Globalisasi akan memberikan perbaikan ekonomi kepada negara yang efisien dan kompetitif di pasar internasional.
Indonesia sebagai salah satu negara yang potensial dalam perekonomian dunia harus segera mempersiapkan segala sesuatunya menuju globalisasi ekonomi. Tantangan utama di masa mendatang adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumberdaya manusia, teknologi dan manajemen.
Dalam bisnis produk hortikultura, Indonesia mempunyai prospek yang baik untuk mengembangkan komoditi tanaman hias, mengingat perkembangannya cukup pesat baik di dalam negeri maupun di dunia. Sebagai negara yang kaya akan sumberdaya hayati, Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk Dalam bisnis produk hortikultura, Indonesia mempunyai prospek yang baik untuk mengembangkan komoditi tanaman hias, mengingat perkembangannya cukup pesat baik di dalam negeri maupun di dunia. Sebagai negara yang kaya akan sumberdaya hayati, Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk
Untuk dapat memasuki pasar tanaman hias dunia, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk dapat besaing dengan negara-negara yang lebih maju dalam pembudidayaan tanaman hias. Di kawasan Asia Tenggara, negara Thailand merupakan negara kompetitor utama yang maju dalam penerapan teknologi untuk menghasilkan berbagai jenis tanaman hias unggulan. Dengan demikian, tanaman hasil dari persilangan Thailand umumnya disukai pasar dan bernilai jual tinggi.
Sejak tahun 1996 sampai dengan 2006, Indonesia memiliki lima negara tujuan ekspor terbesar tanaman hias, antara lain Jepang, Korea, Singapura, Belanda dan Amerika Serikat. Dalam usaha merebut pangsa pasar, Indonesia harus bersaing dengan Thailand sebagai negara pengekspor terbesar tanaman hias di Asia Tenggara. Negara Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia dan Thailand. Tahun 2006 nilai ekspor tanaman hias Indonesia ke Jepang mencapai 21,4 persen dari total ekspor tanaman hias Indonesia ke dunia. Sementara itu, di tahun yang sama nilai ekspor tanaman hias Thailand ke Jepang mencapai 32,64 persen dari total ekspor tanaman hias Thailand ke dunia. Selain itu, perkembangan ekspor tanaman hias Indonesia ke lima negara tujuan tersebut setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Hal tersebut diduga karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi (ekonomi dan non ekonomi) baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengukur daya saing tanaman hias Indonesia Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengukur daya saing tanaman hias Indonesia
Daya saing komoditi tanaman hias Indonesia di pasar internasional dapat dikatakan kuat jika nilai RCA yang diperoleh lebih dari satu, artinya Indonesia mempunyai keunggulan komparatif untuk komoditi tanaman hias di negara tujuan. Dengan demikian, dari hasil perhitungan RCA dapat diukur daya saing tanaman hias Indonesia di negara tujuan dan membandingkannya dengan Thailand.
Kemudian penelitian ini juga menganalisis aliran perdagangan anggrek sebagai salah satu komoditi tanaman hias yang diunggulkan Indonesia ke beberapa negara tujuan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor anggrek dengan menggunakan persamaan dalam gravity model. Model gravity dinilai tepat untuk menganalisis aliran ekspor anggrek ke negara tujua. Dengan menggunakan metode gravity, maka dapat diketahui apakah dalam melakukan perdagangan anggrek jarak (waktu tempuh) antara Indonesia dengan negara lain mempengaruhi kuantitas anggrek yang diperdagangkan. Adapun berbagai variabel yang diduga mempengaruhi aliran perdagangan anggrek Indonesia ke negara tujuan antara lain waktu tempuh antara Indonesia dengan Kemudian penelitian ini juga menganalisis aliran perdagangan anggrek sebagai salah satu komoditi tanaman hias yang diunggulkan Indonesia ke beberapa negara tujuan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor anggrek dengan menggunakan persamaan dalam gravity model. Model gravity dinilai tepat untuk menganalisis aliran ekspor anggrek ke negara tujua. Dengan menggunakan metode gravity, maka dapat diketahui apakah dalam melakukan perdagangan anggrek jarak (waktu tempuh) antara Indonesia dengan negara lain mempengaruhi kuantitas anggrek yang diperdagangkan. Adapun berbagai variabel yang diduga mempengaruhi aliran perdagangan anggrek Indonesia ke negara tujuan antara lain waktu tempuh antara Indonesia dengan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai daya saing tanaman hias Indonesia dan Thailand secara komparatif selama 11 tahun. Selain itu juga dapat diperoleh informasi mengenai aliran perdagangan tanaman anggrek ke beberapa negara tujuan sehingga dari hasil perhitungannya dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan tanaman anggrek Indonesia ke negara tujuan. Dengan demikian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan volume ekspor dan perluasan pangsa pasar tanaman hias Indonesia. Gambaran lengkap mengenai kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.
Perkembangan ekspor tanaman hias Indonesia di lima negara tujuan ekspor berfluktuatif setiap tahun
Mengukur daya saing tanaman hias Analisis aliran perdagangan Indonesia dengan Thailand sebagai anggrek sebagai komoditi kompetitor utama di beberapa negara
tanaman hias unggulan Indonesia tujuan ekspor
di beberapa negara tujuan.
Analisis kuantitatif penawaran dan Analisis daya saing
permintaan ekspor anggrek secara komparatif
(Data Panel) (RCA)
Gravity Model
1. Waktu tempuh