LANDASAN TEORI
Tabel 3.5 Spesifikasi Konstruk Endogen dan Eksogen Kinerja
Definisi Konstruk Eksogen yang Digunakan Kinerja
Konstruk Endogen
Konstruk Eksogen
Penjelasan Konstruk Eksogen
Kualitas
1. Tingkatan dimana proses atau penyesuaian
Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada
cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas Adalah hasil sesorang secara
pada cara yang ideal di dalam melakukann
atau memenuhi aktifitas yang sesuai standar. keseluruhan
aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai
selama periode
harapan.
tertentu di dalam melaksanakan
(Bernardin, 1995) (Bernardin, 1995)
tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria
Jumlah yang dihasilkan, diwujudkan melalui yang telah ditentukan terlebih
Kuantitas
1. Jumlah yang dihasilkan, diwujudkan melalui
nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari dahulu
nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari
dan telah disepakati
siklus aktifitas yang telah diselesaikan.
siklus aktifitas yang telah diselesaikan.
(Bernardin,1995)
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Konstruk Endogen
Konstruk Eksogen
Penjelasan Konstruk Eksogen
Definisi Konstruk Eksogen yang Digunakan
bersama.
(Bernardin,1995)
(Rivai & Basri, 2004).
Produktivitas
1. Tingkatan dimana aktivitas telah diselesaikan
Tingkatan dimana aktivitas telah diselesaikan
Waktu
dengan waktu yang lebih cepat dari yang
dengan waktu yang lebih cepat dari yang
ditentukan dan memaksimalkan waktu yang
ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada
ada untuk aktifitas lain.
untuk aktifitas lain.
(Bernardin,1995) (Bernardin,1995)
Efektifitas biaya
1. Tingkatan dimana sumberdaya perusahaan
Tingkatan dimana sumberdaya perusahaan
berupa manusia, keuangan, dan teknologi
berupa manusia, keuangan, dan teknologi
dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang
dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang
tertinggi atau pengurangan kerugian tiap unit.
tertinggi atau pengurangan kerugian tiap unit.
(Bernardin,1995) (Bernardin,1995)
Sumber daya ini diperoleh dari universitas, lembaga penelitian pemerintah dan swasta, literatur ilmiah dan bisnis, laporan riset pasar, asosiasi industri, dan sebagainya
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Tabel 3.6 Spesifikasi Indikator Penelitian untuk Konstruk Endogen Kinerja
Konstruk Konstruk Endogen
Eksogen
Indikator
Penjelasan Indikator
Definisi Indikator Yang Digunakan
Kinerja Kualitas
Proses
1. Urutan atau tahapan yang dilakukan selama proses penelitian
Standar
1. Ukuran minimal dari suatu kegiatan penelitian
Kuantitas
Jumlah
1. Banyaknya penelitian yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu
Aktifitas
1. Kegiatan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu tertentu
1. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu penelitian dari prapenelitian sam pai dengan
Waktu
penelitian
laporan penelitian
Efektifitas waktu
1. Waktu yang dimaksimalkan dalam menghasilkan suatu penelitian tertentu
Efektifitas Biaya
Keuangan
1. Anggaran yang digunakan dalam melaksanakan penelitian
Teknologi
1. Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.4. Pembuatann Alat Ukur (Kuesioner)
Tahap selanjutnya adalah merancang kuesioner yang memuat item-item pernyataan berdasarkan tabel spesifikasi variabel. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah interval numerical scales . Interval numerical scales merupakan skala interval dengan skala pengukuran numerikal (Sekaran, 2003). Penggunaan interval numerical scales memudahkan pengolahan data kuesioner secara statistik, dengan cara memberi jarak buatan antara kriteria performasi pada skala interval. Skala numerikal merupakan sebuah skala pengukuran yang dirancang untuk menganalisa seberapa kuat tingkat performasi responden terhadap pernyataan kuesioner pada kondisi ekstrem ( bipolar ) dengan menggunakan jarak semantik. Jarak semantik yang digunakan adalah pada skala 5 (lima) titik.
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert 1 samapi 5. Adapun penjelasan mengenai skala tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.7 Skala Pengukuran dalam Penilaian Responden No
Dimensi Pengukuran
Bobot
Pengertian
1 Tidak Pernah
2 Jarang (pernah)
1 Tingkat Keseringan
3 Kadang-kadang
4 Hampir Selalu
5 Selalu
Berdasarkan model penelitian dan tabel spesifikasi yang telah dirancang, maka data- data penelitian yang dibutuhkan adalah:
Persepsi responden terhadap tacit knowledge individu. Persepsi responden terhadap kinerja individu.
Item-item operasionalisasi variabel penelitian ditampilkan pada Tabel 3.8 dan Tabel
3.9, yang memuat 19 (sembilan belas) item pernyataan dari operasional masing-masing indikator. Bentuk akhir kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden dapat ditampilkan pada Lampiran 1.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Tabel 3.8 Operasionalisasi Konstruk Endogen Tacit knowledge
Konstruk Endogen
Konstruk Eksogen
Kode
Item Pertanyaan
Tacit Knowledge
Pengalaman
A11
Seberapa sering anda melaksanakan kegiatan penelitian secara intensif
Seberapa sering anda meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan formal atau pendidikan non formal
Seberapa sering anda melakukan tema penelitian yang sama secara berulang-ulang Interaksi Personal
A13
Seberapa sering anda berhubungan dengan peneliti lainnya membahas tentang
Seberapa sering anda melakukan pertukaran informasi dengan peneliti lainnya Komunitas
A22
Seberapa sering anda bergabung dengan peneliti yang memiliki kesamaan kepakaran (A3)
A31
A32
Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti lainnya dalam mencapai tujuan bersama
Kondisi Lingkungan Kerja Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti lainnya secara personal dalam satu
Seberapa sering anda berinteraksi dengan kelompok peneliti lainnya dalam satu organisasi maupun di luar organisasi
A43
Seberapa sering tim penelitian anda berinteraksi dengan tim peneliti lainnya baik dalam satu organisasi maupun di luar organisasi
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Tabel 3.9 Operasionalisasi Konstruk Endogen Kinerja
Konstruk Endogen
Konstruk Eksogen
Kode
Item Pernyataan
Seberapa sering penelitian anda berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
Seberapa sering penelitian anda menghasilkan penelitian yang aplikatif Seberapa sering penelitian yang dilakukan sesuai dengan hipotesa awal
B13
penelitian
Seberapa sering penelitian yang dilakukan dipublikasikan (B2)
Kuantitas
B21
Seberapa sering anda diminta menjadi instruktur / pembicara melalui
B22
penelitian yang anda lakukan
Produktivitas waktu Seberapa sering anda menyelesaikan penelitian sesuai target waktu yang
Seberapa sering anda memaksimalkan waktu penelitian yang ada Efesiensi Biaya
B32
Seberapa sering anda memaksimalkan anggaran penelitian (B4)
B41
Seberapa sering anda memanfaatkan kecanggihan teknologi melalui anggaran
B42
yang telah ditetapkan
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.5 Penyusunan Kuesioner dan Penyebaran Kuesioner
3.5.1. Penentuan Responden
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah para peneliti Baristand Industri Padang. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh peneliti, paling tidak peneliti muda yang telah mengikuti diklat peneliti.
3.5.2 Penyebaran Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada para peneliti Baristand Industri Padang. Dalam penelitian ini, ada persyaratan responden yaitu minimal telah mengikuti diklat peneliti. Penelitian ini tidak mengambil sampel, melainkan mengambil populasi para peneliti, dikarenakan jumlah peneliti Baristand Industri Padang tidak banyak.
3.5.2.1 Uji Reliabilitas Kuesioner
Dalam uji reliabilitas ini, menggunakan metode Cronbach’s Alpha yang digunakan untuk mengukur hubungan atau korelasi antara jawaban responden yang satu dengan yang lain dalam setiap pertanyaan. Suatu penelitian dianggap reliable jika memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,7.
Untuk menghitung nilai Cronbach’s Alpha, dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16. Untuk print out program SPSS dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dari keseluruhan pernyataan kuesioner yang telah disebarkan.
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Keseluruhan Kuesioner
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
N of Items
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Cronbach’s Alpha diatas, didapatkan nilai Standardized Cronbach’s Alpha untuk keseluruhan pernyataan dalam kuesioner sebesar 0,952. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai tersebut menunjukkan angka lebih besar dari 0,7. Artinya media pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner, dianggap sudah cukup reliable, karena menunjukkan tingkat konsistensi dan keakuratan yang baik.
3.5.2.2 Uji Validitas Kuesioner
Setelah melakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner, kemudian dilakukan uji validitas. Uji validitas ini digunakan untuk melihat ketepatan kuesioner dalam mengukur tingkat keseringan terhadap pengetahuan tacit individu dan kinerja karyawan.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk yang mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan, dalam hal ini kuesioner, dapat mengukur pengertian dari konsep yang diukur. Dalam uji validitas ini, melibatkan validitas isi dan validitas kriteria. Validitas isi digunakan untuk melihat sejauh mana kuesioner dapat megukur isi suatu variable yang akan diukur. Karena variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari jurnal- jurnal internasional yang sudah diakui, sehingga cukup valid untuk digunakan.
Validitas kriteria digunakan untuk memperkuatnya, dilakukan dengan melihat korelasi antara variabel satu dengan yang lainnya. Metode yang digunakan adalah Pearson Correlation menggunakan SPSS 16. Untuk Hasil Print Out dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas untuk Variabel “Tacit Knowledge”
Correlations
A32 A41 A42 A43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .586
.396 .553 .515 .613 Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .740
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Correlations
A32 A41 A42 A43 Sig. (2-tailed)
.570 .658 .554 .541 Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .673
Pearson Correlation .610
.370 .610 .383 .458 Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .778
.590 .709 ** .412 .570 Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .517
1.000 .459 * .574 .412 Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .584
.459 1.000 .459 .819 Sig. (2-tailed)
.574 .459 1.000 .603 Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .526
25 25 25 25 25 25 25 25 25.000 25 Correlation is significant at the 0.005 level (2-tailed)
Untuk hasil uji validitas variable yang lain dapat dilihat pada lampiran 2 . Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan pearson correlation
yang telah dilakukan, terlihat bahwa seluruh variable teramati dalam kuesioner memiliki nilai signifikansi 2 arah yang lebih kecil dari 0,05. Artinya seleuruh variable teramati, yang dituangkan melalui setiap pertanyaan dalam kuesioner, dapat dengan tepat mengukur variable latennya. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka dianggap seluruh variable yang ada dalam kuesioner dianggap valid dan dapat digunakan untuk pengolahan data.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.6. Pengolahan Data Kuesioner
Setelah semua kuesioner terkumpul sesuai, dan sudah teruji realiabilitas dan validitasnya, maka selanjutnya data identitas responden, tacit knowledge serta kinerja karyawan diolah menggunakan statistic deskriptif untuk melihat karakteristik persebaran data dan responden penelitian.
3.6.1. Stratifikasi Responden
Sampel penelitian ini terstratifikasi berdasarkan beberapa kriteria tertentu seperti jenis kelamin, jenis kelamin, usia dan tingkat pengalaman kerja. Penentuan kriteria ini didasarkan pada kondisi Baristand Industri Padang. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai strtifikasi responden berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas.
1. Berdasarkan Jenis Kelamin Para responden yang membantu dalam penelitian ini, peneliti berjenis
kelamin wanita sebanyak 18 responden atau sebesar 72%. Sedangkan untuk responden pria sebanyak 7 responden atau sebesar 28%. Hal ini membuktikan bahwa di Baristand Industri Padang lebih banyak wanita yang berminat untuk menjadi peneliti, dan diperkuat bahwa populasi wanita lebih besar dibandingkan dengan populasi pria di Baristand Industri Padang. Hasil stratifikasi jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.2.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Gambar 3.2 Diagram Lingkaran Data Jenis Kelamin
2. Berdasarkan Usia Karakteristik responden yang ke dua yakni usia responden seperti terlihat
pada gambar 3.3. Karakteristik responden berdasarkan usia disertakan guna mengetahui secara lebih dalam berapa rata-rata usia responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden penelitian yang berusia sekitar ≤γ5 tahun yakni sebanyak β responden (8%), sedangkan yang berusia 36 – 45 tahun berjumlah 16 responden (64%), yang berusia 46 – 50 tahun berjumlah 5responden (20%) dan sebanyak 2 responden penelitian (8%) berusia diatas 50 tahun.
Gambar 3.3 Diagram Lingkaran Data Usia
3. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi
seseorang yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Untuk menjadi seorang peneliti tingkat penddikan minimal adalah Strata satu. Dari keseluruhan responden yang berjumlah 25 orang, sebagian besar merupakan lulusan strata satu (S1), yakni sebanyak 15 responden (60%), lulusan strata dua (S2) sebanyak 10 responden (40 %). Peneliti yang berpendidikan Strata1 (S1) lebih dominan, dikarenakan untuk menjadi peneliti minimal pendidikan S1. Untuk dapat melanjutkan pendidikan ada banyak faktor yang
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
mempengaruhi seperti kemampuan dari individu yang bersangkutan, maupun faktor dari luar seperti kurangnya infomasi beasiswa melanjutkan pendidikan dan ijin dari atasan. Adapun stratifikasi dari tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar3.4
Gambar 3.4 Diagram Lingkaran Data Tingkat Pendidikan
4. Berdasarkan Lama Bekerja Masa kerja peneliti berkaitan erat dengan tingkat pengalaman yang
dimilikinya, 5 responden (20%) memiliki masa kerja antara 5-10 tahun, 8 responden (32%) memiliki masa kerja antara 11-15 tahun, 10 responden telah bekerja antara rentang waktu 16-20 tahun, dan sisanya sebanyak 2 orang (8%) telah bekerja diperusahaan selama lebih dari 21 tahun. Banyaknya responden dengan memiliki masa kerja yang cukup lama yaitu sekitar 16-20 tahun, dikarenakan Balai riset ini telah berdiri cukup lama yaitu pada awal tahun 1990- an.
Gambar 3.5 Diagram Lingkaran Data Masa Kerja
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.6.2. Statistik Deskriptif Tacit Knowledge dan Kinerja Karyawan
Sebelum data dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM), terlebih dahulu data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif sederhana untuk melihat kecenderungan reaspon dari pelanggan, dan dilakukan sebagai langkah analisis.
3.6.2.1. Statistik Deskriptif Tacit Knowledge Berikut hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi data dari tingkat keseringan peningkatan kemampuan para peneliti terhadap tacit knowledge yang dimilikinya. Tabel 3.12 menunjukkan rata-rata dan standar deviasi tacit knowledge para peneliti.
Tabel 3.12 Rata-rata dan standar deviasi tacit knowledge Pernyataan
Max Mean Std. Dev Pengalaman A11
Min
3 5 4.360 0.700 penelitian secara intensif A12
Seberapa sering
Seberapa sering anda meningkatkan pengetahuan 2. 5 3.520 0.871 melalui pendidikan formal atau pendidikan non formal A13
Seberapa sering anda melakukan tema penelitian yang 2 5 4.120 0.881 sama secara berulang-ulang Interaksi Personal
A21 Seberapa sering anda berhubungan dengan peneliti 3 5 4.160 0.943 lainnya membahas tentang penelitian A22
Seberapa sering anda melakukan pertukaran informasi 2 5 4.000 0.912 dengan peneliti lainnya Komunitas
A31 Seberapa sering anda bergabung dengan peneliti yang 2 5 4.440 0.768 memiliki kesamaan kepakaran A32
Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti 2 5 4.000 0.957 lainnya dalam mencapai tujuan bersama Kondisi Lingkungan Kerja
A41 Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti 2 5 4.160 0.850 lainnya secara personal dalam satu organisasi A42
Seberapa sering anda berinteraksi dengan kelompok 2 5 3.480 0.871 peneliti lainnya dalam satu organisasi maupun di luar organisasi
A43 Seberapa sering tim penelitian anda berinteraksi 2 5 3.760 0.879 dengan tim peneliti lainnya baik dalam satu organisasi maupun di luar organisasi
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.6.2.2. Statistik Deskriptif Kinerja Karyawan Berikut hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi data dari tingkat keseringan peningkatan kemampuan para peneliti terhadap kinerja karyawan yang dimilikinya. Tabel 3.13 menunjukkan rata-rata dan standar deviasi kinerja karyawan para peneliti.
Tabel 3.13 Rata-rata dan standar deviasi kinerja Pernyataan
Min
Max Mean Std. Dev
B11 Seberapa sering penelitian anda berjalan sesuai 2.00 5.00 4.000 1.040 dengan prosedur yang telah ditetapkan B12
Seberapa sering penelitian anda menghasilkan 2.00 5.00 3.880 .0971 penelitian yang aplikatif B13
Seberapa sering penelitian yang dilakukan sesuai 2.00 5.00 3.800 0.816 dengan hipotesa awal penelitian B21
Seberapa sering penelitian yang dilakukan 2.00 5.00 3.920 0.812 dipublikasikan B22
Seberapa sering anda diminta menjadi instruktur 2.00 5.00 3.720 0.842 / pembicara melalui penelitian yang anda lakukan
B31 Seberapa sering anda menyelesaikan penelitian 3.00 5.00 3.840 0.624 sesuai target waktu yang ditetapkan B32
Seberapa sering anda memaksimalkan waktu 2.00 5.00 4.120 0.781 penelitian yang ada B41
Seberapa sering anda memaksimalkan anggaran 2.00 5.00 3.920 0.812 penelitian B42
Seberapa sering
memanfaatkan 2.00 5.00 3.760 0.778 kecanggihan teknologi melalui anggaran yang telah ditetapkan
anda
3.6.3. Normalitas Data
Untuk menganalisis data dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM), persebaran data yang digunakan harus memenuhi asumsi yang disyaratkan dalam analisis. Syarat data yang bias diolah dengan metode ini salah satunya adalah normalitas, artinya jika data yang digunakan dalam analisis tidak terdistribusi normal multivariate, maka tingkat validitas hasil pengolahannya menjadi kurang baik.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Untuk melihat normalitas data ini, bias dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov. Tabel 3.14 di bawah ini menunjukkan hasil uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov.
Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas Data Tacit Knowledge
Normality Test
Mean 4.3600 3.5200 4.1200 4.1600 4.0000 4.4400 4.0000 4.1600 3.4800 3.7600 Parameters
Std. Dev .70000 .87178 .88129 .94340 .91287 .76811 .95743 .85049 .87178 .87939 Most
Positive Diferences
.148 .175 .195 .246 Negative -.300
-.220 -.238 -.285 -.168 Kolmogorov-
Smirnov Z 1.499
1.100 1.192 1.423 1.231 Asymp. Sig
Untuk hasil uji normalitas variable yang lain dapat dilihat pada lampiran 3. Terlihat dari hasil uji normalitas bahwa semua variable menunjukkan nilai
asymp.siig (2 tailed) di atas 0.05. Artinya, semua variable ini mengikuti distribusi normal. Untuk itu, data tersebut dapat secara langsung diolah dengan menggunakan Structural Equation Modelling.
3.6.4. Pengolahan Data dengan Structural Equation Modeling (SEM)
Setelah melakukan pengolahan karakteristik data dan statistic deskriptif secara umum, kemudian peneliti melakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Dengan SEM, peneliti mendapatkan model hubungan tacit knowledge dan kinerja karyawan yang ada di Baristand Industri Padang. Dikarenakan jumlah populasi sedikit, maka untuk pengolahan data dilakukan dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) yang memungkinkan penyelesaian permasalahan penelitian dapat diolah dengan baik.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.6.4.1. Spesifikasi Model Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable, yaitu variable laten dan variable teramati. Variabel laten yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tacit Knowledge dan Kinerja Karyawan. Penentuan variable laten ini berdasarkan penelitian terdahulu, seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 3.2 sebelumnya. Namun, karena dalam SMART PLS penamaan hanya bisa sampai 8 karakter, sehingga penamaan variable-variabel tersebut disesuaikan sebagai berikut. Tacit Knowledge A Kinerja Karyawan B Sedangkan untuk variable teramati, penentuan variable juga dilakukan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, yang disertai dengan kondisi para peneliti di Baristand. Terdapat 4 jenis variable teramati dari variable laten Tacit Knowledge, yaitu pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi lingkungan kerja, sedangkan untuk variable teramati dari variable laten kinerja yaitu kualitas, kuantitas, produktifitas waktu, dan efesiensi biaya. Untuk memudahkan dalam pengolahan data, variable teramati yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan sebagai berikut. Pengalaman A1
Kualitas B1 Interaksi Personal A2
Kuantitas B2 Komunitas A3
Produktifitas Waktu B3 Kondisi Lingkungan Kerja A4
Efesiensi Biaya B4 Dalam penelitian ini didapatkan suatu model dan hipotesis awal antara variable laten dengan variable teramati. Penggambaran model akan ditampilkan pada gambar 3.6 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Gambar 3.6 Diagram Jalur Model Penelitian dengan Partial Least Square
3.6.4.2. Evaluasi Model Pengukuran
Model pengukuran dalam PLS disebut juga outer model. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap indkator berhubungan dengan konstruknya (Ghazali, 2006). Evaluasi model pengukuran ini terdiri dari uji validitas, reliabilitas, dan signifikansi indikator dan konstruk yang terlibat.
Model analisis jalur semua variable laten dalam PLS terdiri dari tiga hubungan: (1) inner model yang menspesifikasikan hubungan antar variable laten (structural model), (2) Outer model yang mespesifikasi hubungan antar variable laten dengan indikator (measurement model), dan weight relation dimana nilai kasus dari variable laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generaliasai, dapat diasumsikan bahwa variable laten dan indicator di sakal zero means dan unit variance (nilai standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model.
3.6.4.2.1. Validitas Outer Model
Dalam uji validitas outer model terdapat dua factor yang akan diamati dalam uji validitas, yaitu nilai faktor loading (convergent validity) dan nilai cross loading (discriminant validity). Convergent Validity mengukur korelasi antara
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
item pernyataan dengan konstruk dalam penelitian. Ukuran refleksif individual dikatakan berkorelasi jika lebih dari 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai factor loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup (Ghazali, 2009).
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berdasarkan fungsi pengukuran, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
1. Pengukuran Tacit Knowledge Individu
2. Pengukuran Kinerja Individu Pada tahap awal dilakukan pengujian data untuk mengetahui tingkat akurasi indikator dalam menjelaskan konstruk eksogen pada model menggunakan factor loading. Berikut nilai factor loading untuk konstruk endogen tacit knowledge dan kinerja individu beserta nilai factor loading untuk tiap konstruk eksogennya berdasarkan diagram jalur model penelitian awal menggunakan program SMART PLS Versi 2. Berikut tampilannya seperti pada gambar 3.7
Gambar 3.7 Nilai Loading Faktor Menggunakan Diagram Jalur PLS Untuk dapat melihat lebih jelas nilai factor loading pada digram jalur
maka disusunlah tabel 3.15. Nilai factor loading hanya melihat hubungan antar indikator dengan konstruk eksogen. Nilai loading faktor yang < 0,5 harus
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
dikeluarkan dari model dan dilakukan estimasi ulang nilai loading faktor. Print Out dari gambar 3.7 dapat dilihat pada lampiran 5.
Tabel. 3.15 Nilai Faktor Loading Konstruk Endogen Tacit Knowledge
Konstruk Eksogen
Kode Indikator
F actor Loading
0.779 Pengalaman (A1)
0.942 Interaksi Personal (A2)
0.919 Komunitas (A3)
0.879 Kondisi Lingkungan
A41
0.344 Kerja (A4)
Berdasarkan data diatas ada dua indikator yang nilai loading factor < 0,5, yaitu A42, dan B31. Indikator tersebut harus dikeluarkan dari model dan dilakukan estimasi ulang. Sedangkan untuk nilai loading faktor konstruk endogen kinerja individu dapat dilihat pada tabel 3.16 dibawah ini.
Tabel 3.16 Nilai Factor Loading Konstruk Endogen Kinerja Individu
Konstruk Eksogen
Kode Indikator
F actor Loading
0.925 Kualitas (B1)
0.895 Kuantitas (B2)
B21
0.761 Produktivitas Waktu
0.862 Efesiensi Biaya (B4)
Setelah dilakukan estimasi ulangdengan mengeluarkan indicator A43 dan B31 tidak terdapat lagi indicator yang memiliki nilai loading factor < 0.5. Hasil estimasi ulang diagram jalur dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Gambar 3.8 Nilai Loading Faktor Menggunakan Diagram Jalur PLS Setelah Re-estimasi Tabel. 3.17 Nilai Faktor Loading Konstruk Tacit Knowledge setelah re-estimate
Konstruk Eksogen
Kode Indikator
F actor Loading
0.784 Pengalaman (A1)
0.939 Interaksi Personal (A2)
0.929 Komunitas (A3)
A31
0.570 Kondisi Lingkungan Kerja
0.901 Tabel 3.18 Nilai Factor Loading Konstruk Endogen Kinerja Individu
A43
Setelah Re-estimasi
Konstruk Eksogen
Kode Indikator
F actor Loading
0.925 Kualitas (B1)
0.920 Kuantitas (B2)
0.761 Produktivitas Waktu (B3)
B22
1.000 Efesiensi Biaya (B4)
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
Berdasarkan tabel diatas nilai factor loading kinerja individu tidak mengalamai perubahan saat re-estimasi. Print Out Gambar 3.8 dapat dilihat pada lampiran 6. Setelah dilakukan re-estimasi, hasilnya telah memenuhi convergant validity karena semua factor loading > 0.5. Dengan demikian, dapat disimpulkan convergant validity dari kelompok konstruk endogen tacit knowledge, dan kinerja individu adalah valid. Selanjutnya, dilakukan pengolahan data terhadap nilai discriminant validity dari kelompok konstruk endogen tacit knowledge dan kinerja individu seperti pada tabel di bawah ini dan hasil print out dapat dilihat pada lampiran 7..
Tabel 3.19 Uji Validitas Berdasarkan Cross Loading Konstruk Endogen
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 A11
-0.1853 -0.0110 -0.1308 A12
-0.3531 -0.1711 0.2122 A13
0.0028 -0.1452 -0.3107 A22
0.1317 -0.1769 -0.2656 A31
-0.0814 -0.1611 -0.1747 A32
0.0004 -0.1594 -0.2532 A41
-0.1526 -0.2287 0.2234 A43
-0.0923 -0.0396 0.1731 B11
B42 0.2314 -0.2637
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa setiap indicator memiliki nilai factor loading paling besar saat dihubungkan dengan konstruk endogennya dibandingkan ketika dihubungkan dengan konstruk endogen lainnya. Sebagai contoh, indikator A12, dan A13 memiliki factor loading yang tinggi saat dihubungkan dengan konstruk endogen A1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap indicator telah tepat untuk menjelaskan konstruk endogen masing-masing dan membuktikan bahwa berdasarkan dicriminant validity semua indikator adalah valid.
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
3.6.4.2.2. Reliabilitas Outer Model Tahapan selanjutnya adalah pengujian konsitensi pengukuran (reliabilitas)
dengan Average Variance Extract (AVE) dan Composite Realiability (CR). Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya (Wijayanto, 2008). Reliabilitas dapat diketahui melalui nilai Composite Reliability (CR) dan Average Variance Extracted (AVE). Composite reliability dikatakan baik bila memiliki nilai ≥ 0.7. Nilai AVE dikatakan baik bila memiliki nilai ≥ 0.5 (Ghazali, β009). Data hasil pengujian AVE dan CR ditunjukkan pada table 3.20 berikut ini dan print out nilai realiabilitas kosntruk eksogen dapat dilihat pada lampiran 8: Tabel 3.20 Nilai Realiabilitas Konstruk Eksogen terhadap Konstruk Endogen
Composite Konstruk Eksogen
Average Variance
Extract (AVE)
Realiability (CR) Kesimpulan
0.7806 Reliabilitas Baik Interaksi Personal (A2)
Pengalaman (A1)
0.8399 Reliabilitas Baik Komunitas (A3)
0.7349 Reliabilitas Baik Kondisi Lingkungan Kerja (A4)
0.9086 Reliabilitas Baik Kualitas (B1)
0.9569 Reliabilitas Baik Kuantitas (B2)
0.8157 Reliabilitas Baik Produktivitas Waktu (B3)
0. 7591 Reliabilitas Baik Efesiensi Biaya (B4)
0.8556 Reliabilitas Baik
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas dari model pengukuran, dapat disimpulkan bahwa semua variable teramati valid mengukur variable latennya, dan realiabilitas model pengukurannya pun baik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator reliable dalam menyusun konstruk eksogen.
3.6.4.2.3. Signifikansi Outer Model Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka didapatkan hasil
bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid dan reliable. Tahap
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
pengujian selanjutnya adalah signifikansi antara konstruk eksogen dan konstruk endogen.
Signifikansi outer model dapat diketahui setelah melakukan bootrsraping. Hasil setelah dilakukan bootstrapping dapat dilihat pada gambar 3.9. Signifikansi indikator penyusun endogen dapat dilihat dari nilai t statistic. Apabila t-value > t table, maka semua indikator dapat signifikan mengukur konstruk endogen. Nilai t table untuk degree of freedom = β5 dan α= 0.05 adalah 1.078. Nilai t statistik masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 3.21 di bawah ini.
Gambar 3.9 Path Diagram T-value pada model penelitian
Tabel 3.21 Signifikansi Outer Model Original
T-Stat Uji sampel (O)
Mean (M)
A11<-A1 0.7840 0.7601
4.1866 Signifikan A12<-A1
1.1190 Signifikan A13<-A1
2.7391 Signifikan A21<-A2
2.0219 Signifikan A22<-A2
1.5130 Signifikan A31<-A3
4.5159 Signifikan A32<-A3
1.0033 Tdk Signifikan A41<-A4
30.4506 Signifikan A43<-A4
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
33.1906 Signifikan B12<-B1
B11<-B1 0.9254 0.9284
58.7978 Signifikan B13<-B1
22.4709 Signifikan B21<-B2
17.8872 Signifikan B22<-B2
1.7932 Signifikan B32<-B3
0.0000 Tdk signifikan B41<-B4
14.7967 Signifikan B42<-B4
Berdasarkan tabel 3.21, ada beberapa indikator yang tidak signifikan terhadap konstruk eksogen, indikator tersebut adalah indikator A21, A22, dan A31. Indikator tersebut nilainya < t table dengan degree of freedom = β5 dan α=
0.05 yaitu sebesar 1.078. Print signifikansi outer model dapat dilihat pada lampiran 9.
3.6.4.3. Evaluasi model Struktural (inner model) Setelah dilakukan pengujian model structural, maka selanjutnya
dilakukan evaluasi model structural untuk melihat kecocokan antar konstruk
dalam model structural. Model structural dievaluasi dengan menggunakan nilai R 2
untuk konstruk dependen, nilai koefesien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar kosntruk dalam model struktural (Jogiyanto, 2009). Semakin
tinggi nilai R 2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Jogiyanto, 2009). Hubungan dalam inner model yang akan diamati dalam penelitian ini ada dua jenis. Jenis pertama adalah hubungan antar konstruk eksogen dengan konstruk endogen. Jenis kedua adalah hubugan antar konstruk endogen. Evaluasi kedua jenis hubugan tersebut dibahas dalam sub bab berikut ini.
3.6.4.3.1. Hubungan Konstruk Eksogen dengan Konstruk Endogen Evaluasi model structural jenis pertama adalah hubungan antara konstruk
eksogen dengan konstruk endogen dapat dilihat melalui uji t statistic dan koefisien jalur structural. Nilai t table untuk tingkat siginikansi α=0.05 dan degree of
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011
freedom (df) = 25 adalah 1.078. Apabila t-statistik > t table maka dapat disimpulkan konstruk endogen berpengaruh terhadap konstruk eksogen. Hasil pengolahan data yang dapat menjelaskan hubungan antara konstruk eksogen dengan konstruk endogen dapat dilihat pada tabel 3.22 berikut ini. Untuk print out signifikansi inner model dapat dilihat pada lampiran 10.
Tabel 3.22 Tabel Signifikansi Inner model
Original Sampel
T-Stat Uji sampel (O)
Standar
Standar
Mean (M)
3.8101 Signifikan A2<-A
A1<-A 0.4126 0.3884
2.9371 Signifikan A3<-A
1.7756 Signifikan A4<-A
3.3277 Signifikan B1<-B
8.1392 Signifikan B2<-B
2.8876 Signifikan B3<--B
4.5673 Signifikan B4<-B
3.6.4.3.2. Hubungan Antar Konstruk Endogen Evaluasi model struktural jenis kedua adalah hubungan antar konstruk eksogen dengan mengamati nilai R 2 yang dihasilkan melalui pengolahan data. Nilai R 2 mencerminkan sejauh mana suatu konstruk eksogen dapat menjelaskan konstruk eksogen lainnya. Nilai R 2 dikatakan baik apabila memiliki nilai > 0.80
(Wijayanto, 2008). Berikut adalah tabel hubungan antar konstruk endogen, atau dengan kata lain adalah hubungan antara tacit knowledge dan kinerja individu.Print out hubunngan antar konstruk dapat dilihat pada lampiran 11.
Tabel 3.23 Hubungan Antar Konstruk Endogen
Hubungan
Nilai R 2
Tacit Knowledge-Kinerja
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai R 2 yang di dapat sebesar 0,9969.
Nilai tersebut mengindikasikan bahwa konstruk endogen tacit knowledge dapat menjelaskan
Universitas Indonesia
Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011