ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Outer Model

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya bahwa analisis outer model menjelaskan sejauh mana hubungan antara indikator dengan konstruk penelitian. Analisis outer model dibagi dalam tiga jenis pengujian. Pengujian pertama validitas outer model, pengujian reliabilitas outer model, dan pengujian signifikansi outer model.

Pengujian pertama validitas outer model dilakukan dengan melihat nilai factor loading dan cross loading. Nilai factor loading dan cross loading ini juga digunakan untuk mengukur validitas kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Nilai factor loading yang dipersyaratkan > 0.5. Sedangkan untuk nilai cross loading yang dipersyaratkan > 0.5 dan nilai cross loading pada konstruk yang diukur harus lebih besar dari pada konstruk lainnya.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terdapat dua buah indikator yang tidak memenuhi validitas konstruk yaitu nilai factor lading < 0.5, sehingga harus dikeluarkan dari model, dan dilakukan re-estimasi ulang.

Tabel 4.1 Nilai Factor loading sebelum dan sesudah re-estimasi

Sebelum re-estimasi Setelah re-estimasi Konstruk Eksogen

Kode

Indikator F actor Loading F actor Loading

0.784 Pengalaman (A1)

0.869 Interaksi Personal

0.929 Komunitas (A3)

0.924 Kondisi Lingkungan

A41

- Kerja (A4)

0.925 Kualitas (B1)

0.920 Kuantitas (B2)

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Sebelum re-estimasi Setelah re-estimasi Konstruk Eksogen

Kode

Indikator F actor Loading F actor Loading

0.761 Produktivitas Waktu

0.862 Efesiensi Biaya (B4)

B41

0.867 Setelah dilakukan re-estimasi model, maka didapatkan hasil nilai loading faktor memenuhi persyaratan validitas kosnstruk yaitu ≥ 0.5. Nilaifactor loading

B42

yang tidak memenuhi persyaratan seperti indikator A42 dan B31 mengindikasikan bahwa indikator tersebut tidak berkorelasi terhadap konstruknya. A42 sebagai indikator dari kondisi lingkungan kerja yang diukur melalui interaksi antar individu dengan kelompok tidak berkorelasi terhadap konstruk eksogen kondisi lingkungan kerja. Begitu juga pada B31 sebagai indikator dari target waktu penelitian tidak berkorelasi terhadap konstruk produktivitas waktu. Tidak berkolerasinya kedua indikator tersebut disebabkan karena pernyataan dalam kuesioner tersebut tidak mencerminkan dari indikator yang akan diukur sehingga data yang dihasilkan tidak memenuhi uji validitas konstruk.

Selain melihat nilai factor loading , selanjutnya adalah melihat nilai cross loading dari masing-masing indicator. Nilai output cross loading dapat dilihat pada tabel Tabel 3.19 Uji Validitas Berdasarkan Cross Loading Konstruk Endogen. Dari tabel tersebut terlihat bahwa setiap indikator memiliki nilai factor loading paling besar saat dihubungkan dengan konstruk endogennya dibandingkan ketika dihubungkan dengan konstruk endogen lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap indikator telah tepat untuk menjelaskan konstruk eksogen masing- masing.

Pengujian kedua adalah pengujian reliabilitas outer model dengan melihat nilai Average Variance Extract (AVE) dan Composite Realiability (CR). Nilai CR dan AVE yang dipersyaratkan adalah AVE > 0,5 dan CR>0,7. Berdasarkan tabel Tabel 3.20 Nilai Realiabilitas Konstruk Eksogen terhadap Konstruk Endogen, diketahui bahwa semua indikator memiliki tingkat reliabilitas pada AVE memiliki nilai > 0.5 sedangkan pengukuran reliabilitas pada CR memiliki nilai >

0.7. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semua indikator tersebut layak menjadi indikator untuk masing-masing konstruknya. Reliabilitas juga menyatakan

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

konsistensi pernyataan responden dalam kuesioner sebagai alat ukur. Setelah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan software PLS, maka data yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid dan reliable, sehingga dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

Pengujian ketiga adalah pengujian signifikansi outer model. Dalam suatu model penelitian perlu dilakukan pengujian tingkat signifikansi antar konstruk dalam model penelitian tersebut. Hubungan antar konstruk yang signifikan ditunjukkan dengan nilai T-statistik lebih dari T-tabel (t-tabel = 1.078, dengan degree of freedom = β5 dan α=0.05). Jika konstruk tersebut memiliki T-statistik < 1.0078, maka indikator tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan konstruk eksogen.

Data mengenai besarnya nilai signifikansi untuk hubungan antar konstruk eksogen dengan konstruk endogen ditunjukkan pada tabel 3.21 Signifikansi outer model. Berdasarkan data tersebut terdapat beberapa indikator yang tidak signifikan terhadap konstruk eksogen. Seperti pada indikator A42, A42 yang tidak signifikan mengukur konstruk eksogen dari kondisi lingkungan kerja, serta pada indikator B31 yang tidak signifikan mengukur konstruk eksogen dari produktivitas waktu. Hal ini dapat diartikan bahwa indikator kondisi lingkungan kerja tidak dapat diukur dengan pernyataan “seberapa sering anda berinteraksi dengan kelompok peneliti lainnya dalam satu organisasi maupun di luar organisasi ”, karena tidak semua peneliti berinteraksi dengan kelompok lainnya. Demikian pula dengan indicator B3

1, pernyataan “seberapa sering anda menyelesaikan menyelesaikkan penelitian sesuai target waktu yang ditetapkan ”, tidak dapat mengukur indicator produktivitas waktu. Hal ini dikarenakan penelitian sering tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang di tentukan.

4.2. Analisis Inner Model

Analisis inner model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk endogen dan konstruk eksogennya berdasarkan hasil pengolahan data. Hubungan tersebut diuji dengan nilai t (validitas korelasi) dan (bobot factor yang paling

dominan), serta nilai R 2 (hubungan kedekatan model).

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

4.2.1. Analisis Konstruk Tacit Knowledge Dalam penelitian ini tacit knowledge diukur dengan empat konstruk eksogen, yaitu pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi lingkungan kerja. Pengalaman dijelaskan melalui 3 indikator yaitu A11-A13, interaksi personal dijelaskan melalui 2 indikator, yaitu A21-A22, komunitas dijelaskan melalui 2 indikator, yaitu A31-A32, dan kondisi lingkungan kerja dijelaskan melalui 3 indikator, yaitu A41-A43.

Berdasarkan hasil pengolahan data, keempat konstruk eksogen (pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi lingkungan kerja) memiliki hubungan yang signifikan dan berpengaruh terhadap konstruk endogennya yaitu tacit knowledge.

Nilai t-statistik untuk pengalaman sebesar 3.8101, interaksi personal sebesar 2.9371, komunitas sebesar 1.7756, dan kondisi lingkungan kerja sebesar 3.3277. Evaluasi model structural untuk keempat kostruk di atas signifikan mengukur konstruk tacit knowledge.

Untuk indicator A32 nilainya < 1.078, sehingga indikator tersebut tidak signifikan terhadap komunitas. Hal ini berarti bahwa, komunitas yang ada dalam lingkungan para peneliti Baristand belum memiliki kesamaan tujuan, sehingga belum secara signifikan berpengaruh pada tacit knowledge para peneliti.

Indikator yang digunakan dalam komunitas adalah kesamaan tujuan. Indikator tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap tacit knowledge yang dimiliki individu. Hal ini disebabkan dalam komunitas yang ada belum terdapat kesamaan tujuan dari para anggota komunitas. Komunikasi yang terjadi antar individu dalam komunitas hanya terbatas pada keinginan individu untuk berhubungan dengan orang lain, dan komunikasi tersebut belum banyak memberikan manfaat bagi individu sehingga belum terbentuk komunitas yang baik yang dapat mempengaruhi perkembangan tacit knowledge individu. Kemampuan berkomunikasi ini harus ditingkatkan, dengan beberapa cara, yaitu memberikan pelatihan yang berkaitan dengan public speaking, menumbuhkan iklim berkomunikasi yang kondusif, dan melibatkan individu dalam memberikan masukan terhadap kebijakan-kebijakan dalam organisasi.

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

4.2.2. Analisis Konstruk Kinerja Individu

Dalam penelitian ini kinerja individu dihubungkan dengan 4 konstruk eksogen, yaitu kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya. Kualitas kerja adalah tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai dengan harapan. Kuantitas adalah jumlah yang dihasilkan dan dapat diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus aktifitas yang telah diselesaikan. Efektifitas waktu kerja adalah tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktivitas lain. Efesiensi biaya adalah tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit.

Berdasarkan hasil pengolahan data inner model, keempat konstruk eksogen (kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya) memiliki hubungan yang signifikan dan berpengaruh terhadap konstruk endogennya yaitu kinerja individu. Nilai t-statistik untuk kualitas pekerjaan adalah 8.1392, kuantitas pekerjaan adalah 2.8876 produtivitas waktu adalah 4.5673, dan efesiensi biaya adalah 5.4212. Nilai-nilai tersebut > 1.078 yang berarti bahwa adanya hubungan yang signifikan sebagaimana dijelaskan diatas.

Berdasarkan nilai t-statistik diatas, kualitas memiliki nilai paling besar dibandingkan terhadap penilaian kinerja lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bernadin (1995) bahwa kualitas pekerjaan menunjukkan bagaimana proses pengerjaan suatu produk atau dokumen dilakukan secara ideal sesuai dengan prosedur yang ada sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Dalam dunia pekerjaan yang sifatnya non materil kualitas dari apa yang dihasilkan individu berpengaruh terhadap penilaian pengguna jasa terhadap individu tersebut.

Kinerja individu sebagai komponen penting dalam suatu organisasi perlu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan. Kualitas sebagai salah satu indikator kinerja individu yang memberikan pengaruh paling besar perlu

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

ditingkatkan dengan cara menciptakan situasi yang kondusif, memenuhi hak-hak individu secara optimal, serta meningkatkan hubungan yang erat antara pimpinan dan karyawan, sehingga dapat memotivasi karyawan untuk dapat meningkatkan kemampuannya.

4.3. Analisa Hubungan Kedekatan Model (R 2 )

Hubungan kedekatan antar konstruk dalam model penelitian dapat ditunjukkan oleh nilai R 2 . Berdasarkan pengolahan data yang menunjukkan nilai R 2 ditunjukkan pada tabel 3.23. Berdasarkan nilai R 2 yang ditunjukkan pada tabel

3.23 tersebut, dapat diketahui bahwa derajat kedekatan antar konstruk dalam model penelitian ini sangat tinggi sebesar 0.9969. Hubungan derajat kedekatan yang tinggi merupakan indikasi bahwa antar konstruk endogen memiliki hubungan atau pengaruh yang signifikan antar konstruk endogen dalam menjelaskan konstruk endogen lainnya. Hal ini berarti bahwa konstruk endogen tacit knowledge dapat dijelasakan oleh kinerja individu sebesar 99.69%, sesuai dengan teori zack dalam (Bambang, dkk, 2008) yang menjelaskan bahwa dengan perubahan yang terjadi pada knowledge individu akan meningkatkan kinerja individu tersebut.

4.4. Model Akhir Penelitian

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terhadap kuesioner yang disebar terhadap populasi peneliti Baristand Industri Padang, di dapatkan model akhir penelitian seperti pada gambar 4.1.

Pengalaman Kualitas

Interaksi Personal

Kuantitas Pengetahuan

Tacit Individu Kinerja Individu

Komunitas Produktivitas Waktu

Kondisi Lingkungan

Efektivitas Kerja

Biaya

Gambar 4.1 Model akhir penelitian

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Berdasarkan model akhir penelitian, diketahui bahwa pengalaman, interaksi personal, dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi secara langsung tacit knowledge para peneliti. Sedangkan komunitas berpengaruh secara tidak langsung pada tacit knowledge para peneliti. Untuk kinerja peneliti diukur dari variabel kinerja yaitu kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya. Hanya produktivitas waktu yang berpengaruh secara tidak langsung kepada kinerja peneliti. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kinerja individu, maka organisasi harus meningkatkan pengalaman peneliti dengan cara banyak memberikan pelatihan yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan peneliti. Selain itu, organisasi juga harus menjaga kondisi lingkungan kerja yang kondusif agar para peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan lancar tanpa adanya gangguan dari lingkungan yang disebabkan faktor dari dalam organisasi.

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84