Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Lokasi Penelitian  Tempat pengambilan sampel Metodologi Penelitian Minyak Atsiri

aktif tumbuhan saliara L. camara Linn yang dilakukan Pian Sopyan Nurochman, 1996, menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kuinon dari hasil pemeriksaan fitokimia terhadap daun dan bunga saliara. Diantara manfaat dari tumbuhan ini yaitu untuk menyembuhkan flu, menyembuhkan demam, menyembuhkan TBC, menyembuhkan rematik, menyembuhkan bengkak, paru-paru, sesak napas dan lainnya Suparni, 2012. Berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk mengisolasi dan menganalisis minyak atsiri dari daun Tembelekan dengan menggunakan alat Stahl sehingga dapat memberikan informasi ilmiah tentang komponen kimia dan dapat berrmanfaat bagi masyarakat.

1.2. Permasalahan

Komposisi senyawa kimia apa sajakah yang terdapat dalam minyak atsiri dari daun Tembelekan yang diisolasi menggunakan alat sthal.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui komposisi senyawa kimia dari minyak atsiri yang diperoleh dari daun Tembelekan dengan metode GC-MS.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang komposisi minyak atsiri dari daun Tembelekan.

1.5. Lokasi Penelitian  Tempat pengambilan sampel

Sampel yang diteliti diperoleh di Sunggal, Kabupaten Deli Serdang Kota Medan. Universitas Sumatera Utara  Tempat melakukan penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Bahan Alam Hayati, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara-Medan sedangkan analisis GC- MS dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM-Yogyakarta.

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan sebagai objek penelitian adalah daun Tembelekan. Sampel daun tumbuhan tersebut diambil dari Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara. Daun yang masih segar diiris-iris dan ditimbang sebanyak 400 gram. Kemudian didestilasi uap menggunakan alat stahl selama 4 jam. Minyak yang diperoleh dari hasil proses destilasi masih mengandung air. Minyak atsiri yang masih mengandung air tersebut diekstraksi dengan pelarut eter dengan menggunakan corong pisah.Pada lapisan eter bersama minyak ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring.. Filtrat yang diperoleh diuapkan sehingga diperoleh minyak atsiri dari daun Tembelekan.. Minyak atsiri dianalisis dengan alat GC-MS. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Tembelekan L. camara Linn 2.1.1. Deskripsi Tanaman Tumbuhan Tembelekan L. camara Linn secara morfologi merupakan herba menahun, batang semak, berkayu, tegak, bercabang, batang berduri. Tinggi batang mencapai 4 m, daun berhadapan , warna hijau, bundar telur, permukaan atas daun berambut banyak dan permukaan bawah berambut jarang. Pinggir daun bergerigi dan berbulu kasar dengan panjang 5-8 cm dan lebar 3-5 cm. Perbungaan mengelompok, tersusun dalam bulir yang padat pada ketiak daun. Warna bunga beragam ,seperti putih, kuning, merah, merah muda, dan jingga. Buah bergerombol di ujung tangkai, kecil, bulat, warna hijau ketika mentah, hitam kebiruan dan mengkilap ketika matang. Di dalam satu buah terdapat satu biji. Tumbuhan ini berkembang biak dengan biji. Tumbuhan ini ditemukan di daerah tropis pada lahan terbuka sebagai tanaman liar atau tanaman untuk pagar. Tumbuhan dari dataran rendah sampai ketinggian 1700 m di atas permukaan laut Djauhariya, 2004. Klasifikasi tembelekan hasil identifikasi tumbuhan di laboratorium Herbarium Medanense MEDA Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledonae Universitas Sumatera Utara Ordo : Lamiales Famili : Verbenaceae Genus : Lantana Spesies : Lantana camara Linn Nama Lokal : Tembelekan Gambar 2.1. Daun Tembelekan Lantana camara Linn

2.1.2. Manfaat tumbuhan Tembelekan

Pemanfaatan tembelekan untuk pengobatan berbagai penyakit digunakan dengan dua cara yaitu pengobatan dari dalam dan pengobatan dari luar. Pengobatan dari dalam dengan cara merebus bagian yang diperlukan dengan ukuran secukupnya, dicuci bersih dan direbus dengan air secukupnya. Setelah itu, disaring dan didinginkan. Dalam kondisi hangat diminum oleh penderita. Hal ini dilakukan secara rutin setiap hari sampai sembuh. Ini digunakan untuk menyembuhkan penyakit sesak napas, kencing nanah dan lain-lain. Sedangkan untuk pengobatan luar biasanya untuk penyakit bisul, luka dan lain-lain yang terlihat dari luar caranya cukup mengambil bagian yang diperlukan secukupnya, cuci bersih setelah itu tumbuk halus. Universitas Sumatera Utara Balurkan hasil tumbukan tersebut pada bagian yang sakit. Manfaat tembelekan diantaranya yaitu menyembuhkan flu, menyembuhkan demam, menyembuhkann TBC, menyembuhkan rematik, menyembuhkan bengkak, menyembuhkan paru-paru dan sesak napas Suparni,2012.

2.2. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering disebut minyak terbang. Minyak atsiri dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah menguap. Selain itu, minyak atsiri juga disebut essential oil dari kata essence karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman Koensoemardiyah, 2010. Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan campuran senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam, penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut Sastrohamidjojo, 2004. Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid atau terpena. Jika tanaman memiliki kandungan senyawa ini, berarti tanaman tersebut memiliki potensi untuk dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman Yuliani dan Satuhu, 2012. Minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai komponen kimia, seperti alkohol, fenol, keton, ester, aldehida, dan terpena. Bau khas yang ditimbulkan nya sangat tergantung dari perbandingan komponen penyusunnya, demikian pula khasiatnya sebagai obat. Sebagai contoh, minyak atsiri yang banyak mengandung fenol misalnya minyak sirih, Piper betleberkhasiat sebagai antiseptik. Minyak sirih ini mampu membunuh kuman seperti halnya karbol atau lisol sehingga minyak atsiri ini sering digunakan sebagai obat cuci hama Gunawan, 2007. Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia dan biasanya campuran tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik mungkin terkandung dalam Universitas Sumatera Utara minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alcohol, oksida, ester, aldehida dan eter. Sangat sedikit sekali yang mengandung satu jenis komponen kimia yang persentasenya sangat tinggi. Yang menentukan aroma minyak atsiri biasanya komponen yang persentasenya tinggi. Walaupun begitu, kehilangan satu komponen yang persentasenya kecil pun dapat memungkinkan terjadinya perubahan aroma minyak atsiri tersebut Agusta, 2000. Berdasarkan jumlah atom karbon atau unit isopren yang membentuk senyawa terpenterpenoid dapat diklasifikasikan sebagai berikut Fessenden Fessenden,1992: Tabel 2.1. Klasifikasi Senyawa Terpenoid No Kelompok Jumlah Atom Karbon C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hemiterpen Monoterpen Seskuiterpen Diterpen Sesterterpen Triterpen Tetraterpen Politerpen 5 10 15 20 25 30 40 40 Monoterpen merupakan kandungan utama minyak atsiri yang banyak terdapat dalam tanaman dan berfungsi memberikan aroma. Kelompok senyawa ini memiliki aroma dan rasa yang sangat khas dan banyak digunakan dalam industri makanan dan kosmetik sebagai citarasa dan parfum. Monoterpen terdapat dalam kelenjar daun tanaman serta di kulit dan kupasan buah. Minyak atsiri dalam tanaman bersifat sangat kompleks dan analisis dengan Kromatografi Gas KG dapat membuktikan adanya ratusan komponen tunggal, banyak diantaranya berupa monoterpenoid. Monoterpen dapat berupa senyawa alifatik asiklik atau rantai lurus atau siklik jenuh, sebagian tak jenuh atau sepenuhnya aromatik Heinrich,et al., 2009. Beberapa struktur kimia monoterpen dapat dilihat pada gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara H CH 3 CH 2 OH CH 3 CH 3 CHO CH 3 H H 3 C CH 3 CH 2 H 3 C CH 3 CH 2 Geraniol Neral Mirsene CH 3 H 3 C CH 3 OH CH 3 OH H 3 C CH 3 Menthol α-Terpineol Gambar 2.2. Struktur Monoterpen Seskuiterpen memiliki sifat-sifat yang mirip dengan monoterpen dan merupakan kandungan dalam banyak minyak atsiri Heinrich,et al.,2009. Beberapa struktur seskuiterpen dapat dilihat pada gambar 2.3. H 3 C H 3 C CH 3 CH 3 CH 2 OH CH 3 CH 3 CH 3 OH CH 2 H 3 C Farnesol Nerolidol CH 3 CH 3 CH 3 H 3 C CH 3 CH 3 CH 3 CH 2 α-Bisabolene β-Selinene Gambar 2.3. Struktur Seskuiterpen Universitas Sumatera Utara

2.3. Sumber Minyak Atsiri

Dokumen yang terkait

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Bali Merah (Citrus Maxima (Burm.) Merr) Secara Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gc-Ms)

2 98 70

Analisis Secara GC-MS Komponen Minyak Atsiri dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acorus calamus) Hasil isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan dengan Destilasi Uap

8 80 131

Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun Bangun−Bangun (Plectranthus amboinicus (lour) spreng) Secara GC−MS

4 83 60

Isolasi Minyak Atsiri dari Sereh Merah (Andropogon citratus DC.) Segar dan Kering Serta Analisis Komponen Secara GC-MS

5 68 93

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) Dengan Gas Kromatografi - Spektrometer Massa (GC–MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

30 208 138

Analisis Secara Gc-Ms Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasil Isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

7 81 131

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Karakterisasi Simplisia, Isolasi serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Lada Hitam dan Lada Putih (Piper nigrum L.) Secara GC-MS

24 174 100

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Kemukus (Cubebae fructus) dari Wonosobo dan Padang Sidempuan Secara GC-MS

2 78 87

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Tembelekan (L. camara Linn) - Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) secara Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (GC-MS)

0 0 15