Metode Analisis Data Penyajian Hasil Analisis Data

memiliki banyak hutang dan harga barang-barang mahal maka mereka belum merasakan kemerdekaan‟. Dilihat dari eksplikatur ujaran penutur dan pengetahuan mitra tuturnya yang tersimpan, maka implikatur dari ketiga tuturan di atas adalah keluhan terhadap pemerintah yang masih belum dapat mensejahterakan kehidupan rakyatnya meskipun telah 63 tahun merdeka. Makna implikatur „mengeluh‟ juga didapat dari proses pemaknaan tanda yang berupa ekspresi kecewa yang merupakan indeks dari keluhan yang dirasakan oleh penutur karena tidak dapat merasakan arti merdeka yang sesungguhnya.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan oleh penulis adalah metode referensial. Metode ini digunakan untuk melihat tanda-tanda yang ada dan mengacu pada referen tertentu yang terdapat dalam kartun editorial „Kabar Bang One‟ Sudaryanto, 1993:13. Selain itu, penulis juga menggunakan metode inferensi abduktif oleh Krippendorff 2004:36 untuk menunjukkan bagaimana hubungan antara tanda yang terdapat dalam kartun editorial „Kabar Bang One‟ dengan makna implikaturnya.

3.7. Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil dari analisis data dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu berupa penjelasan yang merupakan fakta dengan menggunakan kata-kata. Kata-kata tersebut merupakan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Ini berarti bahwa setelah data terkumpul, data selanjutnya divalidasi dan dipilah berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan. Setelah data diklasifikasikan dan dianalisis, peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata dan bersifat informal 3 . Penulis memilih metode informal dalam penyajian hasil penelitian karena hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif. 3 Ada dua macam cara dalam penyajian hasil penelitian, yaitu metode formal dan metode informal. Metode formal dengan menggunakan simbol dalam meyajikan hasil penelitian, sedangkan metode informal menggunakan kata-kata dalam menyajikan hasil penelitian Sudaryanto, 1993:145. BAB IV ANALISIS TANDA DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN Pada bab ini dipaparkan berbagai temuan penelitian berupa makna tanda dan implikatur percakapan yang timbul akibat adanya pelanggaran terhadap prinsip kerjasama serta alasan redaktur mengapa makna yang terkandung dalam ujaran pada kartun editorial „Kabar Bang One‟ tersebut dibuat dalam bentuk implikatur dan tidak dinyatategaskan. Berdasarkan analisis implikatur percakapan dari 49 kartun editorial „Kabar Bang One‟ yang menjadi data penelitian ini, ditemukan 4 jenis implikatur percakapan dan makna tanda yang berbeda-beda. Implikatur-implikatur tersebut adalah 1 implikatur representatif dengan subjenisnya, yaitu a menyatakan pendapat, b menegaskan, c melaporkan, d menjelaskan dan e menolak; 2 implikatur direktif dengan subjenisnya yaitu a melarang, b meminta, c mengingatkan dan d menyuruh menyelidiki; 3 implikatur komisif dengan subjenisnya yaitu a menyetujui, b membela diri dan c menutupi kesalahan; 4 implikatur ekspresif dengan subjenisnya yaitu a mengeluh, b mengritik, c mengejek, d menyindir, e menenangkan dan f menduga-duga. Sedangkan jenis implikatur deklarasi tidak ditemukan dalam data kartun editorial „Kabar Bang One‟ karena dari setiap tuturan yang ada dalam kartun editorial „Kabar Bang One‟ tidak terdapat kalimat deklarasi. Keempat jenis implikatur percakapan ini timbul dari tuturan dalam kartun editorial „Kabar Bang One‟ diakibatkan karena adanya pelanggaran prinsip percakapan yang mencakupi prinsip kerjasama. Prinsip kerjasama terbagi menjadi empat maksim yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi dan maksim cara. Dari keempat pelanggaran prinsip kerjasama yang terdapat pada tuturan dalam kartun editorial „Kabar Bang One‟, pelanggaran terhadap maksim cara yang paling banyak dilakukan oleh penutur dalam data tersebut, sedangkan implikatur percakapan yang paling banyak ditemukan dalam data kartun editorial „Kabar Bang One‟ adalah implikatur percakapan „mengritik‟. Dalam data kartun editorial „Kabar Bang One‟, implikatur percakapan „mengritik‟ paling banyak dilakukan karena tujuan dari redaktur dalam pembuatan kartun editorial „Kabar Bang One‟ adalah untuk mengritik dan menyindir kinerja pemerintah terutama dalam memberantas korupsi dan masalah hukum yang ada di Indonesia.

4.1. Implikatur Direktif