BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang berisi alasan mengapa peneliti memilih topik ini, rumusan masalah yang dimaksudkan untuk menyempitkan
fokus penelitian dan tujuan penelitian. Bab ini juga menggambarkan kerangka teori yang mendukung penelitian, metode penelitian, dan organisasi penelitian.
1.1. Latar Belakang
Teks merupakan kesatuan bahasa yang memiliki isi dan bentuk, baik lisan maupun tulisan yang mempunyai fungsi untuk menyampaikan pesan. Sebuah teks
yang dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembacanya harus memiliki keterikatan kalimat antara satu dengan yang lainnya. Bentuk suatu teks dapat
berupa novel, cerita pendek, cerita bersambung, buku harian seseorang bahkan berita di surat kabar ataupun di televisi.
Berita merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi suatu masyarakat sehingga banyak media masa atau televisi menghadirkan info berita dengan
kemasan yang dapat menarik perhatian penonton. Setiap stasiun televisi yang menayangkan program berita biasanya memiliki editorial policy atau kebijakan
redaksi atas suatu peristiwa atau kasus-kasus yang sedang terjadi. Kebijakan ini juga menunjukkan keberpihakan stasiun televisi tersebut dan sekaligus sebagai
penerapan etika jurnalistik. Informasi atau berita tidak hanya disajikan dalam
bentuk verbal tetapi terkadang disajikan dalam bentuk non verbal yaitu gambar atau kartun yang merujuk pada peristiwa yang sedang hangat dibicarakan dengan
disisipi narasi oleh redaktur. Salah satu contoh berita yang menggunakan kartun sebagai media informasi adalah kartun editorial „Kabar Bang One‟. Program
berita ini disajikan oleh stasiun televisi TV One dengan menggunakan animasi kartun sebagai media untuk menyampaikan opini dari redaktur yang menyorot
segala macam persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Persoalan-persoalan tersebut menyangkut masalah kriminal, hukum, politik, ekonomi hingga masalah
lingkungan dan masyarakat. Berita yang disampaikan lewat kartun editorial menggunakan bahasa yang
lebih santai. Pesan-pesan yang terdapat di dalam kartun editorial sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita verbal, namun demikian
kartun editorial dinilai lebih menarik karena sifatnya yang menghibur. Gambar- gambar dan tulisan-tulisan yang terdapat di dalam kartun dibuat lucu, menggelitik
dan mengandung sindiran atau kritikan terhadap pemerintah dari sudut pandang yang objektif.
Kartun editorial tidak bisa lepas dari bahasa, karena tanpa bahasa komunikasi tidak dapat tersampaikan dengan baik. Tanpa bahasa makna yang terkandung
dalam kartun editorial tersebut sulit untuk dipahami oleh penonton. Bahasa yang digunakan dalam kartun editorial biasanya berupa tuturan singkat baik dalam
bentuk tulisan maupun ujaran yang dipadukan dengan gambar. Penggunaan bahasa terutama dalam wacana kartun editorial memang agak
berbeda dengan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi pada umumnya. Dalam
wacana kartun editorial sering dijumpai penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan prinsip atau aturan komunikasi yang telah ada sehingga menjadikan
bahasa dalam kartun tersebut menjadi rancu dan menjadi sulit dipahami. Setiap tuturan atau ujaran yang terdapat dalam kartun editorial memiliki makna yang
berbeda-beda sesuai dengan gambar yang menyertai ujaran tersebut sehingga makna yang tersirat dalam kartun editorial tidak hanya dilihat dari ujaran yang
dihasilkan oleh penutur tetapi makna juga dilihat dari penggunaan gambar yang mewakili setiap ujaran tersebut.
Penulis memilih kartun editorial sebagai objek kajian dalam penelitian ini karena kartun editorial „Kabar Bang One‟ merupakan salah satu wacana yang
berkenaan dengan isu-isu aktual. Selain itu, dalam penyajiannya kartun editorial „Kabar Bang One‟ terkadang menggunakan tanda-tanda yang memiliki makna
khusus sehingga membutuhkan kejelian penonton untuk menafsirkannya. Dalam penelitian ini, penulis memilih pragmatik serta semiotik sebagai
pendekatan dalam menganalisis data. Penulis menggunakan analisis heuristic yang dikemukakan oleh Leech 1983 untuk mengungkapkan makna implikatur
yang terdapat dalam ujaran kartun editorial „Kabar Bang One‟ yang disebabkan oleh pelanggaran prinsip kerjasama.
Selain itu, kajian semiotik juga penulis gunakan sebagai analisis pendukung untuk menguatkan makna implikatur yang telah ditemukan dalam kartun editorial
serta teori semiotik digunakan untuk mengetahui deskripsi atau makna tanda yang meliputi simbol, ikon dan indeks yang terdapat dalam kartun editorial tersebut.
1.2. Rumusan Masalah