Kartun Herudjati Purwoko, Ph.D. NIP 195303271981031006

b. Ikon adalah suatu gambaran atau tanda dalam bentuk linguistik ataupun bentuk citra atau image yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Ikon merupakan tanda yang mengandung kemiripan rupa resemblance yang dapat dikenali oleh pemakaianya. Di dalam ikon, hubungan antara representamen dan objeknya terwujud kesamaan dalam beberapa kualitas. Jadi yang termasuk dalam ikon bisa berupa tanda linguistik ataupun tanda berupa gambar. Misalnya suatu peta atau lukisan memiliki hubungan ikonik dengan objeknya sejauh adanya keserupaan di antara keduanya. c. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat. Misalnya jejak telapak kaki di atas permukaan tanah merupakan indeks dari seseorang yang telah melewati jalan tersebut. Contoh lain adalah ketukan pada pintu rumah yang merupakan indeks dari kehadiran seseorang, sebuah payung yang basah merupakan indeks dari adanya hujan dan asap yang mengepul adalah indeks dari adanya api atau sesuatu yang terbakar.

2.3. Kartun

Kartun berasal dari bahasa Italia „cartone‟ yang berarti kertas. Pada awalnya kartun merupakan nama sketsa pada kertas a lot stout paper yang digunakan sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau dinding. Dewasa ini kartun lebih sering digunakan sebagai media informasi yang bertujuan sebagai humor satir Wijana, 2004:4. Menurut Dwi Koendoro 2007:109 kartun merupakan sebuah potret satiris sindiran melalui proses pelebih-lebihan exaggerated, penekanan emphasized, dan pembelotan distorted. Kartun biasanya mengangkat bagian yang paling aneh, paling spesifik, paling karakteristik, dan paling mengelikan dari seseorang atau sesuatu. Setiawan 2002:34 menambahkan bahwa kartun merupakan sebuah gambar yang bersifat representasi atau simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik. Kartun lebih cenderung menyoroti permasalah politik atau publik dan masalah-masalah sosial, seperti kebiasaan hidup masyarakat, peristiwa olahraga atau membicarakan tentang kepribadian seseorang. Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian- kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol dan karakter supaya mudah dipahami. Ada beberapa jenis kartun di media massa yang dikelompokkan oleh Horn 1980:15-24 dalam The Encyclopedia of Cartoons, yaitu: 1. Comic cartoon atau kartun komik, yaitu kartun yang berupa perpaduan antara seni dan gambar seni sastra. Kartun komik merupakan rangkaian gambar yang menceritakan satu cerita yang mana pada tiap gambar tersebut terdapat balon ucapan yang berisi narasi cerita dengan tokoh atau karakter yang mudah dikenal. Berikut salah satu contoh komik kartun: Sumber: www.what-if-comics.com 2. Gag Cartoon atau kartun lelucon, yaitu gambar kartun yang hanya berupa gambar lucu tanpa maksud untuk mengulas permasalahan atau suatu peristiwa. Kartun lelucongag biasanya terdapat di halaman pada surat kabar atau majalah yang memuat khusus humor. Berikut adalah salah satu contoh gag cartoon atau kartun lelucon: Sumber: www.majalahhumor.blogspot.com 3. Animated Cartoon atau kartun animasi, yaitu kartun yang dapat bergerak secara visual dan bersuara. Jenis kartun ini banyak dijumpai dalam film kartun. Salah satu contoh kartun animasi adalah: Sumber: www.lescopaque.com 4. Political cartoon atau kartun politik. Jenis kartun ini merupakan kartun yang berupa sindiran yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat pada saat itu. Kartun politik atau yang biasa disebut kartun editorial editorial cartoon membicarakan tentang masalah politik atau peristiwa aktual yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Salah satu contoh kartun editorial adalah sebagai berikut: Sumber: www.inilah.com Kartun editorial dipandang sebagai lahan untuk melempar kritik. Melalui bentuknya yang visual dan total maka ungkapannya segera dapat ditangkap dibandingkan tulisan yang linear. Kekuatan ini yang dimanfaatkan surat kabar untuk menampilkan opini. Kartun menjadi opini visual dari pandangan dan kebijakan surat kabar. Kartun editorial dalam posisi ini dimanfaatkan sebagai media kritik terhadap kebijakan maupun ideologi yang tak sepaham dengan pihak lawan politik yang kebetulan sedang berkuasa. Dalam situasi politik yang berimbang, nyaris tak ada tekanan untuk beropini terbuka baik dengan bahasa verbal maupun non-verbal. BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode yang merupakan langkah awal sebelum melakukan proses mengumpulkan dan menganalisis data. Oleh sebab itu, dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini berisi ancangan penelitian, jenis dan bentuk penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis data, metode analisis data dan penyajian hasil analisis data.

3.1. Ancangan Penelitian