MODIFIKASI IKLIM MIKRO TANAMAN

V. MODIFIKASI IKLIM MIKRO TANAMAN

A. Pendahuluan

1. Latar Blakang Iklim sangat penting dalam kegiatan pertanian, iklim

mempengaruhi pertumbuhan pertanian dan kegiatan usaha tani. Hasil pertanian dipengaruhi iklim, jika iklim mendukung dan tanaman dirawat dengan baik maka hasil pertanian akan maksimal. Namun jika iklim tidak mendukung walaupun tanaman dirawat dengan benar hasil pertanian tidak akan maksimal. Pada daerah disaat musim tertentu tidak semua jenis tanaman dapat ditanam. Terkadang petani memiliki kendala dalam menanam tanaman yang laku di pasaran di musim yang tidak mendukung untuk tanaman tersebut. Untuk mengatasi hal itu petani dapat melakukan kegiatan memodifikasi iklim mikro pada tanaman yang laku di pasaran.

Dengan modifikasi iklim mikro maka hasil pertanian akan maksimal. Juga dapat menanam tanaman dengan hasil yang laku di pasaran walaupun dengan musim yang tidak mendukung. Menanam tanaman yang laku dipasaran yang di waktu tersebut bukan pada musim tanaman itu petani akan memperoleh untung yang banyak. Sebagai mahasiswa pertanian yang nantinya akan terjun ke masyarakat petani harus mengetahui bagaimana memodifikasi iklim mikro tanaman agar memperoleh banyak keuntungan.

Dengan praktikum ini mahasiswa pertanian dapat menerapkan ilmunya pada masyarakat di masa yang akan datang. Banyak petani yang belum mengetahui modifikasi iklim, untuk itu tugas mahasiswa pertanian adalah memberi penyuluhan tentang modifikasi iklim. Diharapkan kedepannya para mahasiswa dapat melakukan percobaan tentang memodifikasi cuaca dalam skala mikro untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pertanian di Indonesia.

B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh jarak tanam

dan naungan terhadap kondisi iklim mikro di dalam pertanian.

C. Waktu dan Tempat Praktikum Acara praktikum pengukuran suhu dilaksanakan pada tanggal 9 November 2014 di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan

Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

B. Tinjaun Pustaka

Berdasarkan luas wilayah sasaran, iklim dapat dipilih menjadi iklim makro, iklimmeso dan iklim mikro. Iklim makro meliputi wilayah yang sangat luas, meliputi luasan suatu zona iklim, kontinen sampai pada bumi secara keseluruhan (global), seperti lautan dan benua. Keragaman yang ditonjolkan adalah keragaman antar zona iklim. Varisi iklim dalam skala kecil termasuk dalam cakupan iklim mikro, misalnya keadaan udara di sekitar atau di bawah kanopi pohon, atau keadaan udara di dalam rumah kaca. Pengukuran unsur-unsur iklim di bawah kanopi pohon menunjukkan perbedaan yang cukup jelas dibandingkan denga kondisi udara di sekitarnya yang tidak ternaungi oleh kanopi pohon tersebut. Secara umum suhu akan lebih rendah di bawah kanopi pohon intensitas cahaya lebih rendah dan kelembaban lebih tinggi (Lakitan 2008).

Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suhu ruang yang sangat terbatas tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan hewan dan manusia. Karena kondisi udara pada skala mikro ini akan berkontak langsung dengan dan mempengaruhi secara langsung makhluk- makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup tanggap terhadap dinamika dan perubahan dari unsur-unsur iklim sekitarnya. Keadaan unsur-unsur iklim iniakan mempengaruhi tingkah langsung dan metabolisme yang berlangsung pada makhluk hidup. Sebaliknya keberadaan makhluk hidup tersebut (terutama tumbuh-tumbuhan) akanpula mengalami keadaan iklim mikro. (Prawirowardoyo 2009).

Radiasi matahari merupakan anasir yang terpenting dalam kajian iklim mikro, karena sebagai sumber utama energi dalam ekosistem. Radiasi adalah proses energi dipindahkan oleh gelombang elektromagnetik dari benda yang satu ke benda yang laintanpa adanya medium perantara. Radiasi matahari sangat dibedakan menjadi radiasi matahari, radiasi langit, dan radiasi matahari global. Energi matahari sampai ke bumi dalam bentuk radiasi dalam bentuk gelombang pendek yang diradiasikan kembali oleh bumi dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Radiai matahari maksimum tercapai pada Radiasi matahari merupakan anasir yang terpenting dalam kajian iklim mikro, karena sebagai sumber utama energi dalam ekosistem. Radiasi adalah proses energi dipindahkan oleh gelombang elektromagnetik dari benda yang satu ke benda yang laintanpa adanya medium perantara. Radiasi matahari sangat dibedakan menjadi radiasi matahari, radiasi langit, dan radiasi matahari global. Energi matahari sampai ke bumi dalam bentuk radiasi dalam bentuk gelombang pendek yang diradiasikan kembali oleh bumi dalam bentuk radiasi gelombang panjang. Radiai matahari maksimum tercapai pada

Iklim mikro memang sangat penting untuk memperbesar peluang keberhasilan budidaya tanaman. Salah satu caranya adalah dengan substitusi unsur iklim partial.Substitusi unsur iklim partial tersebut dapat dilak sanakan sampai batas tertentu. Walaupun begitu ada beberapa subtitusi unsur iklim partial yang belum dapat dilalailkan. Hal tersebut mungkin dilaksanakan dengan biaya yang cukup tinggi, tidak adanya unsur pengganti atau karena adanya unsur yang berlebihan. Misalnya radiasi matahari yang telalu terik, suhu yang terlalu rendah, atau hujan yang terlalu banyak dan merata. Dalam keadaan yang semacam itu yang realistik dan relatif akan lebih mudah adalah modifikasicuaca atau iklim yang semula tidak atau kurang sesuai menjadi sesuai dengan tanaman tertentu. Misalnya dengan membuat naungan yang baik, naungan fisik maupun naungan biologis untuk radiasi matahari yang terlalu tinggi, membangun green house untuk suhu yang terlalu rendah atau hujan yang terlalu banyak, meratakan angin dan lain-lain (Wisnubroto 2010).

Kerusakan lingkungan dan dampak perubahan iklim yang telah dirasakan masyarakat tersebut memberikan ancaman terhadap kegiatan budidaya tambak dan perikanan laut. Sebagai bentuk adaptasi dan modifikasi terhadap lingkungan pesisir yang semakin ekstrem masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan usaha akuakultur di daerah pesisir meskipun dengan konsekuensi ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan dan di sisi lain penghasilan mereka menurun (Bintari 2011).

Terdapat perbedaan iklim mikro yang besar antara areal bervegetasi dan areal terbuka terutama pada pagi, siang dan sore hari. Suhu udara rata- rata pada lokasi yang bervegetasi lebih rendah daripada lokasi tanpa vegetasi. Sementara kelembaban udara rata-rata pada lokasi yang bervegetasi lebih tinggi daripada lokasi tanpa vegetasi. Kecepatan angin rata-rata pada lokasi yang bervegetasi lebih daripada lokasi tanpa vegetasi. Untuk fluktuasi suhu Terdapat perbedaan iklim mikro yang besar antara areal bervegetasi dan areal terbuka terutama pada pagi, siang dan sore hari. Suhu udara rata- rata pada lokasi yang bervegetasi lebih rendah daripada lokasi tanpa vegetasi. Sementara kelembaban udara rata-rata pada lokasi yang bervegetasi lebih tinggi daripada lokasi tanpa vegetasi. Kecepatan angin rata-rata pada lokasi yang bervegetasi lebih daripada lokasi tanpa vegetasi. Untuk fluktuasi suhu

C. Hasil Pengamatan

1. Alat

a. Termohigrometer

b. Luxmeter

c. Anemomete

2. Cara kerja

a. Melakukan penanaman jagung pada petak tanam dengan jarak 50cm x 40cm.

b. Melakukan penanaman jagung pada petak yang lan dengan jarak tanam 25cm x 40 cm.

c. Melakukan pengamatan intensitas radiasi, suhu udara, kecepatan angin dan kelembaban udara pada petak pertanaman

Tabel 5.1 Data Rekapan Unsur Iklim Mikro Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung

Minggu Suhu (°C)

Kec Angin (m/s) ke-

Kelembaban Udara (%)

Intensitas Radiasi

50X40 25X40 Paranet 50X40 25X40 Paranet 50X40 25X40 Paranet 50X40 25X40 Paranet

Sumber : Rekapan data sekunder Tabel 5.2 Data Rekapan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Pada Tiga Perlakuan

Tanaman Jagung Minggu

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

4 98 93 87 14 12 11 Sumber : Rekapan data sekunder

Tanaman (cm) 80 50X40

Tinggi 60 Tanaman (cm)

40 25X40 Tinggi

20 Tanaman (cm) Paranet

Gambar 15.1 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung

16 14

12 Jumlah Daun 10 50X40 8 Jumlah Daun 6 25X40 4 Jumlah Daun 2 Paranet

Gambar 15.2 Grafik Jumlah Daun Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung

D. Pembahasan

Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suhu ruang yang sangat terbatas tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan hewan dan manusia. Karena kondisi udara pada skala mikro ini akan berkontak langsung dengan dan mempengaruhi secara langsung makhluk- makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup tanggap terhadap dinamika dan perubahan dari unsur-unsur iklim sekitarnya. Keadaan unsur-unsur iklim iniakan mempengaruhi tingkah langsung dan metabolisme yang berlangsung pada makhluk hidup. Sebaliknya keberadaan makhluk hidup tersebut (terutama tumbuh-tumbuhan) akanpula mengalami keadaan iklim mikro. (Prawirowardoyo 2009).

Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Macam kelembaban udara, kelembaban mutlak adalah kandungan air/satuan volume atau masa uap air/volume atau tekanan uap air/volume (g/m3) (Ismangil 2014).

Unsur-unsur yang mempengaruhi iklim ada suhu, kelembaban, intensitas radiasi dan kecepatan angin. Unsur tersebut dapat di modifikasi dalam skala mikro untuk mendukung kegiatan pertanian. Dalam tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada petak tanam 25X40 memiliki suhu yang tinggi dibandingkan dengan petak tanam 50X40 dan pada paranet memiliki suhu paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dekat jarak tanamnya maka semakin tinggi suhu dan sebaliknya. Kelembaban pada petak tanam 25X40 memiliki rata-rata 20,25 pada petak tanam 50X40 memiliki rata-rata 23,5 dan pada paranet memiliki rata-rata 32. Pada jarak tanam yang dekat akan menimbulkan kelembaban yang rendah dari pada jarak tanam yang lebar.

Intensitas radiasi tertinggi terdapat pada petak tanam 50X40 dengan rata-rata 1016,5 dan pada petak tanam 25X40 memiliki rata-rata 989. Intensitas terendah pada peranet dengan rata-rata 711,5, hal ini disebabkan sinar matahari terhalang oleh paranet dan sebagian diserap paranet yang berwarna hitam. Untuk kecepatan angin di Jumantono tidak stabil, sehingga dalam pengukuran pada petak tanam kurang valid. Namun pada tabel dapat dilihat bahwa kecepatan angin paling kecil adalah pada paranet, karena angin yang berhembus akan dihalangi oleh paranet.

E. Simpulan Dan Saran

C. Simpulan

Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

4. Modifikasi iklim mikro dapat dilakukan dengan mengatur jarak pertanaman

5. Jarak tanam mempengaruhi suhu, kelembaban dan intensitas radiasi, pada jarak tanam yang dekat suhu tinggi, pada jarak tanam yang dekat

kelembaban dan intensitas radiasinya rendah

D. Saran Untuk praktikkan yang akan melakukan praktikum diharapkan

mempelajari materi terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum. Karena pada praktikum ini akan membahas dan pelaksanaan praktikum yang cukup lama.

Daftar Pustaka

Arsyad, S. 2012. Bahrin Samad dan Husainy Azhary. 1980. IKLIM dan PENGAIRAN. Yogyakarta: CV Yasaguna.

Bintari Foundation, 2011. Lingkungan Pesisir dan Perubahan Iklim. http://www.bintari.org/index.php/in/lingkup-kerja/konservasi- pesisir/2-lingkungan-pesisir-cc. Diakses tanggal 11 November 2014 pukul 15:30

Lakitan, B. 2008. DASAR – DASAR KLIMATOLOGI. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Prawirowardoyo, Susilo. 2009. METEOROLOGI. Bandung: Penerbit

ITB. Siregar, R.M., 2010. Pengaruh Iklim Mikro Terhadap Kadar Air Serasah di

Hutan. Tri Dharma Kampus Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.

Winusbroto. 2010. Strategi memperkecil resiko iklim dalam produksi tanaman. Jurnal IlmuTanah dan Lingkungan. 2(2):47-52.