PENGARUH ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI

IV. PENGARUH ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian.

Iklim tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tetapi juga berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tempat tinggal, makanan dan kebudayaan. Pengetahuan iklim sangat di perlukan dalam pertanian karena saat ini manusia belum seluruhnya bisa merekayasa atau memodifikasi iklim secara luas. Manusia hanya dapat mencari jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalaupun bisa maka yang dilakukan hanya terbatas pada wilayah tertentu.

Pada setiap tanaman pasti akan mengalami evapotranspirasi, evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah pengertian penguapan air secara umum dari suatu permukaan benda. Sedangkan trasnpirasi adalah kehilangan air dalam bentuk uap yang melewati tubuh tumbuhan. Besarnya evapotranspirasi sangat dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari, banyaknya intensitas radiasi akan memperbesar evapotranspirasi. Selain itu angin juga mempengaruhi evapotranspirasi, kecepatan angin yang tinggi akan menyebabkan proses evapotranspirasi berjalan cepat.

Angin yang melewati tanaman akan membawa uap air lebih banyak, sehingga penguapan air pada tanaman tersebut akan lebih banyak. Jika evapotranspirasi terlalu besar maka tanaman akan mati karena kekurangan air. Sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian yang menjalani praktikum agroklimatologi yang di laksanakan memiliki tujuan bahwa, para mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam mengamati, memahami dan mengetahui tentang keadaan unsur-unsur cuaca dan iklim di sekitarnya. Sehingga para mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya dan di harapkan kedepannya para mahasiswa dapat melakukan percobaan tentang memodifikasi cuaca dalam skala mikro untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pertanian di Indonesia.

2. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruhkecepatan angin terhadap besarnya evapotranspirasi.

3. Waktu dan Tempat Praktikum Acara praktikum pengukuran suhu dilaksanakan pada tanggal 9 November 2014 di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan

Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

B. Tinjauan Pustaka

Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis. Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET) (Edy 2012).

Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi simpanan air dalam badab-badan air, tanah, dan tanaman. Untuk kepentingan sumber daya air, data ini untuk menghitung kesetimbangan air dan lebih khusus untuk keperluan penentuan kebutuhan air bagi tanaman (pertanian) dalam periode pertumbuhan atau periode produksi. Oleh karena itu data evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan irigasi atau pemberian air, perencanaan irigasi atau untuk konservasi air. (Kodoatie dan Roestam 2009 :33).

Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap, yang merupakan suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang hari dan sering juga selama malam hari.Uap ini kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara. Evapotranspirasi merupakan ukuran total kehilangan air untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman. Secara potensial evapotranspirasi ditentukan hanya oleh unsur – unsur iklim, sedangkan secara aktual evapotranspirasi juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman (Karmini 2008).

Transpirasi memiliki pengertian tentang proses penguapan air dari sel- sel yang hidup pada jaringan tumbuhan. Sel hidup tumbuh-tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lentisel, sehingga transpirasi yang terjadi melalui kultikula pada tumbuh-tumbuhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi transpirasi atau penguapan yakni besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, adanya lapisan lilin dan bulu pada permukaan daun (Manan dalam Wanggai 2009).

Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal pertanaman setiap satuan luas dan satuan waktu, yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan (transpirasi) dan dievaporasikan dari permukaan tanah dan tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah transporasi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah, suhu udara, cahaya matahari, dan angin. Evapotranspirasi dapat ditentukan dengan cara, yaitu (1) menghitung jumlah air yang hilang dari tanah dalam jangka waktu tertentu, (2) menggunakan factor-faktor iklim yang mempengaruhi evapotranspirasi, (3) menggunakan Iysimeter (Jumin 2010 : 67).

Evapotranspirasi ialah gabungan penguapan oleh semua permukaan dan transpirasi tumbuhan penguapan oleh tumbuhan dapat berupa penguapan biasa secara fisika (evaporasi). Kalau penguapan tersebut berasal dari air yang melengket pada organ tumbuhan dan dapat pula berupa transpirasi, kalau berasal dari proses fisiologis. Penyediaan energi luar untuk evaporasi permukaan organ- organ yang prinsipnya oleh perubahan energi radiasi menjadi energi panas, jenis vegetasi alam, dan keadaan tanah. Evapotranspirasi meningkat dengan semakin halus ukuran agregat tanah.Pemisahan pengukuran evaporasi dan transpirasi dapat menentukan hubungan antara serapan air tanaman dengan parameter tumbuh tanaman yang diamati (Hasanah 2010).

C. Hasil Pengamatan

1. Alat

a. Anemometer

2. Cara Kerja

a. Melakukan pengamatan kecepatan angin pada petak tanaman jagung tanpa pematah angin

b. Melakukan pengamatan kecepatan angin pada petak tanaman jagung

yang pada bagian tepi luarnya dipasang pematah angin

c. Menghitung besarnya evapotranspirasi pada kedua petak dengan rumus Blaney-Cridle

d. Membandingkan besarnya evapotranspirasi pada kedua petak pertanaman jagung.

Tabel 4.1 Data Rekapan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Perlakuan Tanpa Pematah Angin dan Dengan Pematah Angin

Minggu Kecepatan Angin (m/s) Suhu Rata-rata Harian (°C)

Tanpa ke-

Pematah

Tanpa Pematah Pematah Angin

37,8 Sumber : Rekapan data sekunder

D. Pembahasan

Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah. Jenis-jenis angin yaitu angin siklon adalah angin yang terjadi akibat daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Angin antisiklon adalah kebalikan angin siklon, yaitu daerah yang tekanannya tinggi dikelilingi daerah yang tekanannya rendah. Angin passat adalah angin yang bertiup dari daerah subtropis ke daerah tropis. Angin musim adalah gerakan massa udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara benua dan lautan (Hendro 2008).

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 00 – 3600 dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arah mana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Wisnubroto 2009).

Kecepatan angin mempengaruhi proses evapotranspirasi, evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses evaporasi dan transpirasi. Semakin cepat kecepatan angin maka proses evapotranspirasi juga berlangsung cepat. Untuk mengurangi kecepatan angin digunakan pematah angin pada lahan pertanian, pematah angin dapat berupa benda mati seperti pagar atau dapat berupa vegetasi pohon besar seperti pohon jati dan tanaman tahunan lainnya. Untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi dapat dihitung dengan rumus Blaney-Cridle. Rumus Blaney-Cridle :

Etc = c [p(0,46T+8)] mm/hari

Dengan : Etc = Evapotranspirasi crop T = Suhu rata-rata harian (ºC) P = Rata-rata persentase dari jumlah jam siang tahunan, besarnya didapat

dari tabel, dicari berdasarkan bulan dan letak lintang

C = Koefesiensi tanaman tahunan (jagung = 0,6)

Prosedur Rumus Blaney-Cridle :

1. Cari letak lintang

2. Tentukan nilai P dari tabel 1

3. Cari suhu rata-rata bulanan

4. Tentukan nilai C dari tabel 2

5. Hitunglah nilai Etc seperti pada rumus

Besar evapotranspirasi dengan pematah angin Didapat : T = 39,3ºC ; P = 0,28 ; C = 0,6

Etc = C [P(0,46T+8)] mm/hari = 0,6[0,28(0,46X39,3+8)] mm/hari = 0,6[0,28(26,078)] mm/hari = 0,6(7,30184) mm/hari = 4,381 mm/hari

Besar evapotranspirasi tanpa pematah angin Didapat : T = 37,8ºC ; P = 0,28 ; C = 0,6

Etc = C [P(0,46T+8)] mm/hari = 0,6[0,28(0,46X37,8+8)] mm/hari = 0,6[0,28(25,388)] mm/hari = 0,6(7,10864) mm/hari = 4,265 mm/hari

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu juga mempengaruhi proses evapotranspirasi. Suhu yang besar akan mempercepat proses evapotranspirasi. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan menggunakan rumus Blaney-Cridle dimana pada suhu 39,3ºC diperoleh besar evapotranspirasi 4,381 mm/hari dan pada suhu 37,8ºC diperoleh evapotranspirasi sebesar 4,265 mm/hari.

E. Simpulan Dan Saran

A. Simpulan

Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh kecepatan angin, semakin besar kecepatan anginnya maka proses evapotranspirasi juga semakin besar

2. Untuk mengetahui berapa besar evapotranspirasi dapat dihitung menggunakan rumus Blaney-Cridle

3. Suhu yang semakin tinggi akan mempercepat proses evapotranspirasi, terbukti pada hasil perhitungan rumus Blaney-Cridle

B. Saran Saran penulis untuk para Co-Ass diharapkan dalam memberikan

penjelasan dilapangan dapat lebih jelas dan mudah dimengerti. Pada praktikan yang akan melakukan praktikum disarankan untuk mempelajari bahan yang akan dipraktikkan.

Daftar Pustaka

Edy. 2012.Pengaruh Pengelolaan Air, Pemupukan Kalium Dan Pola Pertanaman Terhadap Hasil Jagung Dan Kacang Hijau Di Lahan Kering. Diakses tanggal 11 November 2014

Hasanah, Uswah , Ardiyansyah, dan Rosidi, Ayip. Pertumbuhan Awal Dan Evapotranspirasi Aktual Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum mill) Pada Berbagai Ukuran Agregat Inceptisols. J. Agroland 17 (1) :

11 - 17, Maret 2010. Diakses tanggal 11 November 2014 pukul 15:05 Jumin, Hasan Basri. 2010. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Karmini. 2008. Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi

Sistem Database Iklim Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim.No. 27, 2008. Diakses tanggal 11 November 2014 pukul 14:10

Kodoatie, R.J. dan Roestam Sjarief. 2009. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi.

Manan. Didalam Wanggai, F. 2009. Manajemen Hutan. Grasindo: Jakarta.