pekerjaan mereka, manfaat perbaikan kinerja dan konsekuensinya apabila melanggar ketentuan sistem manajemen lingkungan yang berlaku.
Program pelatihan yang terkait dengan sistem manajemen lingkungan dapat termasuk:
a. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi pegawai; b. merancang dan mengembangkan rencana pelatihan sesuai dengan kebutuhan
pelatihan yanng telah ditetapkan; c. memverifikasi kesesuaian dengan persyaratan-persyaratan pelatihan sistem
manajemen lingkungan; d. pelatihan untuk kelompok pegawai sasaran;
e. mendokumentasikan dan memonitor hasil pelatihan yang diterima; dan f. mengevalusi pelatihan yang diterima terhadap kebutuhan dan persyaratan
pelatihan yang telah ditetapkan.
2.6.5. Pemeriksaan
Pemeriksaan meliputi pengukuran, pemantauan, dan evaluasi terhadap kinerja lingkungan organisasi. Tindakan pencegahan sebaiknya digunakan untuk
mengidentifikasi dan mencegah timbulnya masalah potensial sebelum terjadi. Tindakan perbaikan meliputi identifikasi dan perbaikan masalah dalam sistem
manajemen lingkungan. Proses untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian di dalam sistem
manajemen lingkungan dan melakukan perbaikan atau tindakan pencegahan membantu suatu organisasi menjalankan dan memelihara sistem manajemen
lingkungan sesuai tujuannya. Menyimpan rekaman dan mengelolanya secara efektif memberi organisasi
suatu sumber informasi handal mengenai pelaksanaan dan hasil dari sistem manajemen lingkungan. Audit berkala sistem manajemen lingkungan membantu
verifikasi bahwa sistem tersebut dirancang dan dilaksanakan berdasarkan rencana. Semua cara tersebut mendukung evaluasi kinerja sistem tersebut.
2.6.6. Tinjauan manajemen
Organisasi sebaiknya secara berkala meninjau dan melakukan perbaikan sistem manajemen lingkungannya secara berkelanjutan dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja lingkungannya secara keseluruhan. Manajemen puncak organisasi sebaiknya melakukan tinjauan terhadap
sistem manajemen lingkungan untuk mengevaluasi kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistemnya, dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan organisasi.
Tinjauan tersebut sebaiknya mencakup aspek lingkungan dari berbagai kegiatan, produk dan jasa yang berada dalam lingkup sistem manajemen lingkungan.
Masukan-masukan untuk tinjauan manajemen dapat mencakup: a. hasil-hasil audit internal dan evaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan
perundang-undangan yanng berlaku dan persyaratan yang diikuti oleh organisasi;
b. komunikasi dari pihak luar yang terkait, termasuk keluhan-keluhan; c. kinerja lingkungan organisasi;
d. tingkat pencapaian tujuan dan sasaran; e. status tindakan perbaikan dan pencegahan
f. tindak lanjut yang dilakukan dari tinjauan manajemen sebelumnya; g. perubahan keadaan, termasuk:
- perubahan dalam produk, kegiatan dan jasa organisasi; - hasil-hasil evaluasi aspek-aspek lingkungan dari yang telah direncanakan
atau penebangan baru; - perubahan persyaratan-persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau persyaratan lain yang diikuti oleh organisasi; - pandangan dari pihak-pihak berkepentingan;
- kemajuan ilmu dan teknologi; dan - pelajaran yang dipelajari dari situasi darurat dan kecelakaan;
h. rekomendasi untuk perbaikan.
Perbaikan berkelajutan adalah sifatatribut utama dari sistem manajemen lingkungan yang efektif. Perbaikan berkelanjutan dilaksanakan melalui
pencapaian tujuan dan sasaran lingkungan serta peningkatan secara keseluruhan pada sistem manajemen lingkungan atau setiap komponennya.
Organisasi sebaiknya secara berkelanjutan mengevaluasi kualitas lingkungannya dan kinerja proses sistem manajemen lingkungannya untuk
mengidentifikasi peluang-peluang untuk melakukan perbaikan. Manajemen puncak sebaiknya terlibat langsung dalam melakukan evaluasi tersebut melalui
proses tinjauan manajemen. Identifikasi kekurangan sistem manajemen lingkungan termasuk
ketidaksesuaian yang nyata terjadi atau yang potensial juga menyediakan peluang untuk perbaikan. Untuk mewujudkan perbaikan demikian, organisasi sebaiknya
tidak hanya mengetahui apa kekurangan yang ada, tetapi mengerti mengapa kekurangan tersebut terjadi. Perbaikan ini dapat dicapai melalui analisis akar
penyebab dari kekurangan sistem manajemen lingkungan tersebut. Ketika peluang-peluang untuk melakukan perbaikan diidentifikasi,
peluang tersebut sebaiknya dievaluasi untuk menentukan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan. Tindakan untuk perbaikan seharunya direncanakan, dan
perubahan pada sistem manajemen lingkungan sebaikanya dilaksanakan sesuai dengan rencana tersebut. Perbaikan tidak perlu dilakukan di semua tempat secara
bersamaan.
2.7. Tujuan dan Manfaat dari Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan