yang dapat digunakan atau dikelola pada suatu fasilitas, atau batasan emisi udara yang lebih baik daripada persyaratan peraturan perundang-undangan.
2.6.3.4. Tujuan, sasaran dan program.
Dalam proses perencanaan, organisasi menetapkan tujuan dan sasaran untuk memenuhi komitmen yang telah ditetapkan dalam kebijakan lingkungannya
dan untuk mencapai tujuan organisasi lainnya. Proses penetapan dan pengkajian terhadap tujuan dan pelaksanaan program untuk mencapai tujuan tersebut,
memberikan suatu dasar sistem dari organisasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan pada beberapa bagian landasan
sambil menjaga tingkat kinerja lingkungannya pada bagian lain. Kinerja manajemen dan operasional, keduanya dapat dikelola melalui penetapan tujuan.
2.6.4. Penerapan dan
operasi
Organisasi sebaiknya menyediakan berbagai sumber daya, kemampuan, struktur dan perangkat penting mekanisme pendukung yang perlu, untuk:
a. mencapai kebijakan lingkungan, tujuan dan sasarannya; b. memenuhi persyaratan organisasi yang berubah komunikasi dengan pihak-
pihak berkepentingan mengenai sistem manajemen lingkungan; dan c. mendukung operasi yang sedang berlangsung dan perbaikan berkelanjutan
system manajemen lingkungan tersebut untuk perbaikan kinerja lingkungan organisasi.
Untuk mengelola lingkungan secara efektif, sistem manajemen lingkungan dapat dirancang atau direvisi agar selaras dan terpadu dengan proses sistem manajemen
yang ada. Pengintegrasian dapat membantu organisasi untuk menyeimbangkan dan menyelesaikan konflik antara tujuan lingkungan dengan tujuan dan prioritas
organisasi lainnya, yang mungkin terjadi. Elemen sistem manajemen yang dapat memanfaatkan pengintegrasian
meliputi: kebijakan organisasi, alokasi sumberdaya, pengendalian operasional dan dokumentasi, informasi dan sistem pendukung, pelatihan dan pengembangan,
struktur organisasi dan pertanggungjawaban, sistem penghargaan dan penilaian,
sistem pengukuran dan pemantauan, proses audit internal, komunikasi dan pelaporan.
Landasan sumber daya dan struktur organisasi dari perusahaan skala kecil atau menengah UKM dapat mengakibatkan batas-batas kemampuan tertentu
dalam pelaksanaan sistem manajemen lingkungan. Untuk mengatasi batas-batas kemampuan tersebut UKM dapat mempertimbangkan strategi kerjasama dengan:
a. Mitra usaha dan pemasok yang lebih besar untuk berbagi teknologi dan pengetahuan;
b. UKM lainnya dalam rantai pasokan supply chain atau lokasi setempat untuk menentukan dan membahas isu-isu umum, berbagi pengalaman, memfasilitasi
pengembangan fasilitas teknik, menggunakan bersama berbagai fasilitas secara bersama dan secara kolektif melibatkan berbagai sumber daya dari luar;
c. Organisasi standar, asosiasi UKM, Kamar Dagang, untuk pelatihan dan program-program kesadaran; dan
d. Perguruan tinggi serta pusat-pusat penelitian lainnya untuk mendukung perbaikan produktivitas dan inovasi.
Pimpinan puncak memiliki tanggung jawab kunci untuk membangun kesadaran dan motivasi para pegawainya melalui penjelasan mengenai nilai-nilai lingkungan
dari organisasi, pengkomunikasian komitmen terhadap kebijakan lingkungan, dan mendorong setiap orang yang bekerja untuk atau atas nama organisasi untuk
memahami pentingnya mencapai tujuan dan sasaran lingkungan yang menjadi tanggung jawab mereka. Komitmen dari setiap orang yang dijiwai nilai-nilai
lingkungan yang disepakati bersama adalah kunci dalam melaksananakan suatu sistem manajemen lingkungan dari kertas kerja menjadi suatu proses yang efektif.
Orang yang bekerja untuk atau atas nama organisasi sebaiknya didorong untuk membuat usulan-usulan yang dapat mengarah pada perbaikan kinerja
lingkungan. Organisasi sebaiknya memastikan bahwa semua pegawai yang bekerja untuk dan atas nama organisasi menyadari pentingnya kesesuaian
terhadap kebijakan lingkungan dengan persyaratan sistem manajemen lingkungan, peran dan tanggung jawab mereka dalam sistem manajemen lingkungan, aspek
lingkungan penting yang potensial atau nyata dan dampak yang terkait dari
pekerjaan mereka, manfaat perbaikan kinerja dan konsekuensinya apabila melanggar ketentuan sistem manajemen lingkungan yang berlaku.
Program pelatihan yang terkait dengan sistem manajemen lingkungan dapat termasuk:
a. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi pegawai; b. merancang dan mengembangkan rencana pelatihan sesuai dengan kebutuhan
pelatihan yanng telah ditetapkan; c. memverifikasi kesesuaian dengan persyaratan-persyaratan pelatihan sistem
manajemen lingkungan; d. pelatihan untuk kelompok pegawai sasaran;
e. mendokumentasikan dan memonitor hasil pelatihan yang diterima; dan f. mengevalusi pelatihan yang diterima terhadap kebutuhan dan persyaratan
pelatihan yang telah ditetapkan.
2.6.5. Pemeriksaan