Ajaran untuk Prajurit

2. Ajaran untuk Prajurit

Prajurit merupakan pasukan pertahanan suatu negara atau kerajaan

yang melindungi Raja, rakyat dan seluruh elemen yang berada dalam satu wilayah negara atau kerajaan. Menjadi seorang prajurit bukanlah hal yang mudah, diperlukan latihan dan kerja keras serta sifat-sifat yang mendukung seseorang untuk menjadi seorang prajurit, misalnya saja berani dan teguh hati, ikhlas dan sebagainya. Dalam naskah CAA juga tertulis beberapa kisah inspiratif tentang keteguahan dan keberanian menjadi seorang prajurit yang dapat kita jadikan teladan, antara lain:

commit to user

Keikhlasan adalah ketulusan dan kerelaan hati untuk berkorban tanpa mengharapkan imbalan. Ikhlas merupakan salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh seorang prajurit. Dalam naskah CAA terdapat beberapa kisah tentang para prajurit perang yang memiliki keikhlasan yang luar biasa. Salah satunya adalah kisah seorang pemimpin perang yang harus kehilangan salah satu kakinya yang tertembus peluru. Peluru tersebut menembus hingga ke tulangnya yang mengakibatkan salah satu kaikinya harus diamputasi. Kisah tersebut tertulis dalam naskah CAA Pupuh IX têmbang Kinanthi. Kutipannya adalah sebagai berikut:

6. rêmbage kang para dhukun/ kang tatu tan kêna mari/ sungsum balung katêrajang/ ing mimis angèl jinampin/ iyêg rêmbage wus dadya/ kinêthok kang ponang rijlin//

7. pêngagêng Prêsman kang tatu/ miyarsa dhukun kang dêling/ ayêm sêmu tan nglagewa/ pudhake asru anangis/ moring jalma kathah miyat/ tuwane kang nandhang kanin//

8. alon dènira amuwus/ eh ya gene kowe nangis/ lah ta apa ora sira/ bêja kowe dina kari/ yèn kinêthok sikilingwang/ mung suci kêstiwêl siji//

Terjemahan:

6. kata para tabib, lukanya tidak dapat disembuhkan, tulang sungsum diterajang peluru, dan peluru tidak dapat dikeluarkan, hingga semuanya setuju, untuk mengamputasi salah satu kakinya.

7. komandan Prêsman (Perancis) yang terluka, memperhatikan apa yang diucapkan tabib, tenang hatinya dan agak lega, pengawalnya menangis sesenggukan,

bersama banyak orang yang

memperhatikan, tuannya yang sedang menderita.

8. dengan suara pelan ia berkata, hei kenapa kau menangis, apakah kau ini tidak merasa, beruntung kau hari esok, jika benar satu kakiku harus dipotong, kau hanya akan memakaikan satu sepatu saja ke kakiku.

commit to user

pemimpin prajurit yang mengikhlaskan salah satu kakinya yang harus diamputasi. Ia tidak merasa sedih atau kecewa akibat peristiwa tersebut, melainkan menghibur para prajurit lain dan pengawalnya bahwa tidak menjadi masalah jika ia harus kehilangan salah satu kakinya. Hal tersebut mencerminkan keikhlasan seorang prajurit dalam berkorban membela negaranya.

Selain kisah yang tertulis dalam Pupuh IX diatas, ada pula kisah lain yang menunjukkan sifat ikhlas dan rela berkorban seorang jendral perang bernama Jendral Val Abrêt (Val Albert). Kisah Jendral Val Abrêt tersebut tertuang dalam Pupuh XXIX. Dikisahkan bahwa Jendral Val Abrêt tewas di tengah peperangan, tetapi satu jam sebelumnya ia sempat menulis sepucuk surat untuk Raja yang isinya tertulis pada bait 14 dan 15 têmbang Durma, yaitu:

14. ing salêbêtipun saêjam punika/ kawula badhe lalis/ ananging kawula/ datan angeman yuswa/ awit kawula sang Mulki/ atumut ngundha/ bantu ungguling jurit//

15. ingkang nêtêpakên panduka narendra/ mêngkoni ing rat bumi/ panuwun kawula/ amung panduka narpa/ anggalih di dalêm sami/ kang wantêring prang/ têmên-têmên ing Gusti//

Terjemahan:

14. satu jam yang akan datang, aku akan mati, tetapi aku, merelakan umurku, sang Raja hingga akhirnya aku, ikut berperang, membantu para prajurit yang unggul.

15. apa yang telah paduka Raja perintahkan, yang menguasai tanah airku, aku berterima kasih, hanya kepada sang Raja, juga pada seluruh prajurit, yang berani dalam berperang, juga syukur sebanyak-banyaknya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

commit to user

berkorban dan bertaruh nyawa demi kemenangan negaranya. Ia ikhlas mengorbankan nyawanya untuk kemerdekaan negaranya. Seorang prajurit wajib memiliki sifat tersebut dalam membela bangsa dan tanah air.

b. Berani dan Teguh Hati Sebagai seorang prajurit, sifat berani dan teguh hati merupakan hal yang utama, karena tidaklah mudah menjadi seorang prajurit dan pastilah hal yang akan dihadapi bukanlah perkara kecil. Kisah yang memuat ajaran untuk berani dan teguh hati seorang prajurit adalah Pupuh XXVI dalam naskah CAA. Ajaran yang mencerminkan sikap berani ditunjukkan dalam dua bait têmbang Dhandhanggula di bawah ini:

4. kêrsaningsun dina injing-injing/ ingsun nêmpuh maguting ngayuda/ rampunga sêdina bae/ anêtêpakên tamtu/ kang duwèni nagri Silesi/ mulane kapya padha/ ingsun adhêdhawuh/ kang êndi prajuritingwang/ aja jêrih sadurunge anulari/ mring kapya kancanira//

5. ingsun copot ing sadina iki/ nora nganggo sun pikir prakara/ sarta ingsun wirangake/ anuli ingsun tundhung/ ciptaningsun sadina iki/ wadyaningsun sêdaya/ ta-[66]n ana kang kuthuh/ kabèh kanggonan prawira/ angatokkên karyane madyaning jurit/ ngalingi prênajèngwang//

Terjemahan:

4. keinginanku untuk hari esok, saat aku menempuh peperangan, semoga selesai satu hari saja, maka sudah ditetapkan, oleh yang memerintah negara Silesi, maka dari itu semuanya, aku perintahkan, yang mana menjadi prajuritku, jangan takut sebelum bersama (bergabung atau saling mengajak), seluruh kawan- kawanmu.

5. maka akan aku lepas jabatan kalian hari ini juga, tanpa aku pertimbangkan lagi, serta aku permalukan, kemudian aku usir, apa yang aku katakan hari ini, berlaku untuk seluruh prajuritku, tidak

commit to user

menutupi apa yang ada dalam hatiku.

Sikap berani dalam menghadapi peperangan dituangkan dalam dua bait diatas, sehingga dapat kita teladani bahwa dalam menjadi seorang prajurit harus berani menghadapi apapun serta tidak pantang menyerah. Selain keberanian, pada bait ke-6 dan 7 Pupuh XXVI juga tertuang ajaran untuk prajurit yaitu teguh hati. Teguh hati dapat diartikan bahwa sebagai seorang prajurit haruslah yakin pada diri sendiri, pemimpin dan kelompok, sehingga dalam menjalankan tugas tidak setengah hati. Teguh hati juga dapat diartikan bahwa menjadi seorang prajurit haruslah yakin dalam mencapai cita-cita dan tujuan bersama. Ajaran tersebut tertuang dalam têmbang Dhandhanggula di bawah ini:

6. lan ngalingi awake pribadi/ apadene ngalingi nêgara/ sabab sesuk jênêng ingong/ ing dhadha unggyaningsun/ ing pênjawat kanan lan kering/ tuwin baris wurinya/ wira-wiri ingsun/ krana kabèh wadyaningwang/ sun kawruhi tandange manglawan jurit/ juga tan kaliwatan//

7. ingkang maju ngamuk ngowak-awik/ pêsthi ingsun êrobi kamulyan/ sarta dadi kêkasih ngong/ kurnèl mayor biyantu/ myang kapitan para upêsir/ sujud prasêtyèng narpa/ sarwi marêbês luh/ duh prabuku kang utama/ tingalana pêngamuk ngong binjing-injing/ kang nglêbur satru jaya//

Terjemahan:

6. dan melindungi diri sendiri, juga melindungi negara, sebab kelak namaku, aku tempatkan di dada, di sebelah kanan dan kiri, juga seluruh barisan di belakangnya, mondar-mandir aku, sebab seluruh prajuritku, aku perlihatkan bagaimana caranya menghadapi musuh, tidak ada yang terlewatkan.

7. yang maju memporak-porandakan, pasti aku berikan banyak keagungan dan kemuliaan, serta menjadi orang yang kusayangi, kolonel dan mayor semua membantu, juga kapten dan para opsir,

commit to user

Rajaku yang utama, saksikanlah peperangan kami esok hari, yang melebur musuh dan menang.

Dari kedua bait diatas, bahwa seorang prajurit harus teguh dalam menjalankan perintah dari pimpinan dan teguh untuk memperoleh kemenangan. Sebagai prajurit juga memiliki kewajiban untuk melindungi negara.

c. Tidak Sembarangan Membunuh Membunuh merupakan suatu perbuatan menghilangkan nyawa orang lain atau sama artinya dengan mencabut hak seseorang untuk hidup. Dalam naskah CAA Pupuh XLVI pada 18 dan 19 tertulis hukuman untuk seseorang yang melakukan pembunuhan. Hal tersebut dituangkan dalam cerita orang Spanyol yang membunuh anak bangsawan, tetapi bangsawan yang luhur budinya mengampuni orang Spanyol, kutipan dari kedua bait tersebut adalah sebagai berikut:

18. ya wus bênêr sun waliyut mami/ kuwasa malês ngong/amatèni wêwalês patinê/ nanging kukum iku tri prakawis/ matèni pinatin/

de ping kalihipun//

19. angapura lan dèn diyat dhuwit/ katrine mêngkono/ angapura ingkang bae-bae/ tanpa sabab mung eklasing Widi/ kang luwih utami/ iku kang sun sarju//

Terjemahan:

18. memang benar apa yang diajarkan sebelumnya kepadaku, berhak untukku membalas, membunuh akan dibalas pembunuhan (dibayar dengan nyawa), tetapi hukum itu ada tiga hal, membunuh maka harus dibunuh, lalu yang kedua.

19. memaafkannya dengan syarat membayar sejumlah uang, yang ketiga adalah, mengampuninya begitu saja, tanpa sebab hanya

commit to user

yang aku setujui.

Sebagai seorang prajurit, membunuh bukanlah hal yang dianjurkan. Tetapi dalam sebuah peperangan, membunuh merupakan hal yang wajar ketika masing-masing prajurit membela tanah airnya. Misalnya saja peperangan yang terjadi sebelum kemerdekaan, banyak rakyat pribumi yang bersatu melawan prajurit Belanda yang telah lama menjajah bangsa Indonesia. Perlawanan tersebut terjadi akibat penindasan bangsa Belanda selama berabad-abad. Dalam naskah CAA juga tertulis ajaran untuk prajurit dalam hal tidak sembarangan membunuh lawan kecuali saat mendesak atau dalam keadaan tertindas. Ajaran tersebut tertuang dalam Pupuh XXVI têmbang Dhandhanggula bait 8, yaitu:

8. lêga lila dasih woring siti/ lamun Gusti batên kinarilan/ mêngku Silesingrat gêdhe/ wus iyêk sabiyantu/ wong tri lêkas nêmèwu dadi/ golong pipis ubaya/ lir têlor nèng tumbu/ rêmuk siji ja sêlaya/ ja matèni sujalma liyaning tindhih/ pinungsêng pinrih sirna//

Terjemahan:

8. lega seluruh perasaan bercampur, jika tuan tidak merelakan, memerintah tanah agung Silesi, sudah tentu sepakat untuk menolong, tiga orang mengawali (memimpin) enam ribu orang, membuat janji dan berkumpul jadi satu, seperti telur di dalam sebuah keranjang, pecah satu janganlah menjadi masalah, jangan membunuh kecuali dalam keadaan tertindas (dan mendesak), atau menghadapi kematian.

Dari kutipan diatas terlihat bahwa seorang prajurit tidak boleh semena-mena atau sembarangan membunuh orang kecuali lawan dan dalam hal-hal yang mendesak, misalkan saja dalam peperangan. Selain itu, ajaran untuk tidak sembarangan membunuh juga terdapat pada Pupuh LVI têmbang

commit to user

tawanan perang, kecuali atas hukum yang berlaku. Misalnya saja, seorang prajurit diperbolehkan untuk mengeksekusi tahanan jika hukum menentukan bahwa tahanan dijatuhi hukuman mati, maka sebagai prajurit wajib mematuhi hukum yang berlaku.

11. aja kongsi lawan anyakiti/ mring prajurit Sêkot/ kang kacêkêl madyèng ngalagane/ ari Èsnèn kinon ngukum pati/ sêdiaa kardi/ adat ngukum-ukum//

Terjemahan:

11. jangan sampai menyakiti, prajurit Sêkot (Sekotlandia), yang tertangkap ditengah peperangan, hari Senin diperintahkan untuk menghukum mati, laksanakanlah, seperti aturan hukum yang berlaku.

Walaupun seorang prajurit dilarang semena-mena atau tidak boleh sembarangan membunuh, tetapi jika diperintahkan untuk mengeksekusi tawanan sesuai dengan hukum yang berlaku, maka seorang prajurit wajib mematuhi hukum. Karena seorang prajurit sebenarnya juga memiliki andil dalam menegakkan keadilan.

d. Pantang Menyerah Selain sikap-sikap keprajuritan yang telad dibahas diatas, sebagai seorang prajurit perlu memiliki sikap pantang menyerah dalam membela bangsa dan negara. Dalam naskah CAA Pupuh XXIX yang mengisahkan tentang seorang Jendral perang yang bernama Jendral Val Abrêt memiliki sikap pantang menyerah sebagai seorang prajurit yang memiliki tanggung jawab

commit to user

têmbang Durma , kutipannya adalah sebagai berikut:

8. tiba sangking turangga kudane pêjah/ kasabêt bolang-baling/ sêkala umiyat/ suldhat kang cêlak mêngsah/ grêg kèndêl kang ponang baris/ arsa tulunga/ pinikul ingkang kanin//

9. têksih kiyat Val Abrêt asru parentah/ padha elinga sami/ kang wus dadi printah/ suldhat kang sabêrgada/ mangamuk kiwul ing jurit/ arêbut papan/ papulihing ngajurit//

Terjemahan:

8. terjatuh dari tunggangannya dan kudanya mati, terkena sabitan bolang-baling, segera terlihat, prajurit yang dekat, seketika terdiam dalam barisannya, kemudian memberikan pertolongan, dipikulah yang terluka.

9. masih kuat Val Abrêt memberi perintah, ingatlah semua, yang sudah menjadi perintah, banyaknya prajurit, beringas menempuh peperangan, untuk merebut wilayah, menakhlukkan peperangan.

Jendral Val Abrêt dapat menjadi teladan bagi prajurit karena semangatnya yang luar biasa dalam membela negaranya. Walaupun ia terluka parah, tetapi ia tetap memberikan perintah kepada para prajurit agar pantang menyerah dalam berperang. Semangat itulah yang akhirnya membawa negara mereka pada sebuah kemenangan. Dari cerita-cerita dalam naskah CAA diatas kita dapat belajar banyak hal tentang kepemimpinan prajurit, antara lain sifat- sifat keprajuritan yaitu ikhlas, berani, pantang menyerah dan memiliki keteguhan hati dalam membela negara.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KONSUMSI SERAT DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA SISWA SMAN 3 CIMAHI TAHUN 2016 Susilowati), Ayu Laili Malik2 , Astrina Tarigan3 , Tya Nita Ariffah4

0 0 11

HUBUNGAN PARENTING STRESS, PENGASUHAN DAN PENYESUAIAN DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU KEKERASAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA Kinanti Ayu Ratnasari, Kuntoro Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga E-mail :

0 0 11

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT GINJAL STADIUM AKHIR YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI BRSU TABANAN-BALI I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi

0 0 9

GAMBARAN SWAMEDIKASI ANALGESIK PADA LANSIA DENGAN NYERI SENDI DI PELAYANAN KOMUNITAS Description of self-medication for joint pain with anlagesic on geriatric patients at community Dwi Arymbhi Sanjaya1 , Ida Ayu Manik Damayanti2 , Ni Wayan Sukma Antari3,

0 0 7

Rini Afridayanti¹ Agus Dwi Wijaksono ² Turniningtyas Ayu Rachmawati³

0 0 9

PENGARUH PEOPLE, PROCESS DAN PHYSICAL EVIDENCE TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN MENJADI NASABAH BNI TAPLUS PADA BNI CABANG DAGO BANDUNG Dr. Hj. Nunung Ayu Sofiati (Efi), S.Pd., MM efi.ayu24yahoo.com ABSTRAK - View of PENGARUH PEOPLE, PROCESS DAN PHYSICAL EVIDEN

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Putu Diah Putri Idawati1 , I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi2

1 1 15

PERAN RESPON EMOSI DALAM MEMEDIASI PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERPINDAHAN MEREK Kadek Aria Satriawan1 , I Gusti Ayu Ketut Giantari2

1 4 15

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-PROCUREMENT MODUL PADA PEMESANAN BARANG NON PRODUKSI DI PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Angelina Ervina Jeanette Egeten, Yanes Hardianto S, Putri Ayu P, Okky Marita S. Universitas Bina Nusantara angelina

0 0 10

PERBEDAAN SISA MAKANAN PADA LAUK HEWANI BERDASARKAN PEMBERIAN GARNISH ( The Differences of Food Waste in Animal Side Dishes Based on Garnish Giving) Mustakim1 , Hapsari Sulistya Kusuma2 , Yuliana Noor Setiawati Ulvie3

0 0 6