Pengertian Etika, Moral dan Moralitas
E. Pengertian Etika, Moral dan Moralitas
Istilah „etika‟ berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal biasa; padang rumput; kandang;
kebiasaan adat; akhlak, watak; perasaan, sikap dan cara berpikir. Sedangkan dalam bentuk jamak yaitu ta etha artinya ialah adat kebiasaan. Aristoteles (384- 322 s.M.) seorang filsuf Yunani memakai arti terakhir dari pengertian di atas sebagai latar belakang terbentuknya istilah „etika‟ ini. Sehingga etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (dalam Bertens, 2007: 4).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1988), „etika‟ dibedakan menjadi 3 arti, yaitu: 1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); 2)
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3) nilai mngenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan Franz Magnis Suseno (1984: 6) memaparkan bahwa kata „etika‟ dalam arti yang sebenarnya berarti „filsafat mengenai bidang moral‟. Jadi etika merupakan ilmu atau refleksi sistematik mengenai mengenai pendapat-pendapat, norma-norma, dan istilah- istilah moral. Namun dalam arti yang lebih luas, „etika‟ adalah keseluruhan norma
commit to user
mengetahui bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya‟.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa etika sama artinya dengan filsafat moral. Kata „etika‟ memang erat hubungannya dengan „moral‟. „Moral‟ berasal dari bahasa latin yaitu mos (bentuk jamaknya mores) yang memiliki arti kebiasaan atau adat. Secara etimologi kedua kata tersebut memiliki
arti yang sama, yaitu adat atau kebiasaan. Franz Magnis Susena (1984: 15) menyatakan bahwa ajaran moral adalah ajaran, wejangan-wejangan atau khotbah- khotbah sebagai kumpulan ketetapan baik secara lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang lebih baik.
Moralitas adalah perbuatan manusia yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk (Poespoprodjo, 1988: 102). Kata „moralitas‟ sendiri berasal dari kata sifat latin yaitu moralis yang pada dasarnya memiliki arti yang sama dengan „moral‟. Moral juga berarti kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan atau ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Tugas moral adalah menjaga keselarasan dan menjalankan kewajiban-kewajiban sosial, yang menyangkut hubungan sosial, yaitu hubungan antar manusia (Niels Mulder, 1986: 36).
Moralitas merupakan pengaturan proses demi maksimalisasi bobot kehidupan. Dalam bukunya Modes of Thought (13-14), Whitehead (dalam Sudarminta, 1991: 76-77) mengatakan bahwa moralitas terdiri dari pengaturan
commit to user
tujuan untuk mengejar keagungan pengalaman dalam berbagai dimesinya yang terkandung dalam pengalaman tersebut. Moralitas selalu merupakan cita-cita ke arah kesatuan selaras, intensitas atau kedalaman pengalaman dan kesegaran hidup yang melibatkan penyempurnaan bobot untuk satuan pengalaman tertentu.
Dalam sebuah karya sastra terkandung berbagai nilai dan ajaran, salah satunya adalah ajaran moral. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada para pembaca (Burhan, 1995: 322). Menurut Kenny (1966, dalam Burhan, 1995: 322), moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Pesan moral biasanya bersifat universal dan dapat diterapkan dalam berbagai segi atau aspek kehidupan baik diri sendiri, lingkungan keluarga, masyarakat luas serta dalam sebuah negara. Selain itu, pesan moral dalam karya sastra juga menitikberatkan pada sifat kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan-aturan yang dibuat, ditentukan dan dihakimi oleh manusia.