Suntingan Teks dan Aparat Kritik

3. Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Cariyos Anèh-Anèh adalah sêrat yang ditulis dengan aksara Jawa carik, sehingga transliterasi merupakan langkah penting yang harus dilakukan dalam rangka penyuntingan teks. Transliterasi adalah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam proses transliterasi ini sebaiknya peneliti tetap menjaga kemurnian bahasa dalam naskah, khususnya penulisan kata (Edwar Djamaris, 2002:19). Tujuannya adalah memudahkan teks untuk dibaca dan dipahami. Dalam proses transliterasi CAA meggunakan Baoesastra Djawa dan berdasarkan “Ejaan Bahasa Jawa yang Disempurnakan (EYD)” sebagai pedoman dan dasar acuan pembetulan ejaan dalam suntingan teks. Transliterasi CAA secara keseluruhan dapat di lihat pada suntingan teks.

Setelah melakukan transliterasi, penulis melakukan kritik teks bertujuan untuk menyusun suntingan teks Cariyos Anèh-Anèh. Metode yang digunakan dalam menyunting CAA adalah metode standar. Metode standar adalah metode yang biasa digunakan dalam penyuntingan teks naskah tunggal. Metode standar digunakan pada naskah yang dianggap sebagai

commit to user

menyunting sebuah teks, penulis harus memperhatikan pemenggalan kata, sebab cara penulisan naskah CAA yang tidak mengenal pemenggalan antar kata, ejaan yang berpedoman pada Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa, kebenaran konteksnya, dan juga kesesuaian metrum atau konvensi têmbang.

Kata atau kelompok kata yang dinilai kurang tepat atau berubah, dalam suntingan teks akan dibiarkan sesuai teks aslinya dan akan diberi nomor kritik sebagai tanda bahwa kata atau kelompok kata tersebut telah di evaluasi. Kesalahan ataupun perubahan ejaan yang sama, hanya akan ditandai sekali untuk selanjutnya akan langsung disesuaikan. Berikutnya hasil evaluasi dicantumkan dalam aparat kritik yang terletak di bagian bawah suntingan teks (semacam catatan kaki/ footnote). Hal ini dilakukan untuk tetap mempertahankan teks aslinya dengan pertimbangan bahwa naskah CAA adalah naskah tunggal dan penulis juga ingin memberi kebebasan kepada pembaca untuk mengecek langsung bacaan naskah yang asli atau bila memiliki penafsiran sendiri. Sehingga dalam hal ini, kritik teks, suntingan teks dan aparat kritik dilakukan secara bersamaan dan ketiganya merupakan suatu proses yang saling melengkapi.

Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami suntingan teks CAA, dibawah ini adalah pedoman atau tanda-tanda yang digunakan oleh penulis dalam menyajikan suntingan teks CAA:

a. Dalam suntingan teks, huruf kapital digunakan untuk menulis nama Tuhan, nama Raja, nama orang, nama tempat, panggilan

commit to user

kata atau kelompok kata yang lain ditulis dengan huruf kecil atau biasa, meskipun dalam CAA dijumpai beberapa kasus penulisan kata yang tidak wajar, misalnya penggunaan aksara murda di tengah kata.

b. Bila dalam kritik teks ditemukan kesalahan penulisan kata atau ejaan yang sama dalam jumlah lebih dari satu, maka dalam suntingan teks kesalahan tersebut hanya akan ditandai satu kali. Selanjutnya kata tersebut akan langsung disunting.

c. Pemakaian tanda hubung untuk penulisan kata ulang (reduplikasi) dalam teks. Misalnya:

 anèh- anèh

 kapya-kapya

Gb. 48-49 contoh pemakaian tanda hubung untuk reduplikasi

d. Penulisan dwipurwa (reduplikasi parsial), ditransliterasi sesuai dengan ejaan bahasa Jawa, misalnya:

rarênggan  rêrênggan

waweka  weweka

Gb. 50-51 contoh penulisan dwipurwa (reduplikasi parsial)

commit to user

disunting, misalnya:

ponca  panca

pujongga  pujangga

Gb. 52-53 contoh penulisan teks dengan menggunakan (ô)

f. Sastra laku ditransliterasikan dengan mengubah konsonan

penutup pada kata berikutnya, misal:

pandhe wêssi  pandhe wêsi

annèng jronning  anèng jroning

Gb. 54-55 contoh sastra laku

g. Pemakaian sandhangan wyanjana kêrêt ( ) untuk

menyatakan bunyi /êr/, misalnya pada kata mangrêti, grêrah, benrêre, prêrahu, namrêre, ngrêsakên , dan sebagainya.

prêrahu  pêrahu

grêrahira  gêrahira

Gb. 56-57 contoh pemakaian sandhangan wyanjana kêrêt

commit to user

akhiran /e/, /-a/, /-an/, /-ane/, /-anira/ dalam penulisan aksara Jawa sering ditulis dengan fonem /y/ atau /w/. Tetapi dalam suntingan teks, fonem akan ditulis dengan /h/.

kêpangiye  kêpanggihe

mriya  mriha

Gb. 58-59 contoh suntingan teks fonem yang ditulis dengan /h/

i. Kekonsistenan penulis dalam menulis kata dengan vokal [ɔ ] pada suku kata awal tanpa menggunakan sandhangan taling tarung , misalnya saja pada kata namêr, batên, capot, batol, balong-balong dianggap bukan kesalahan, melainkan karakter penulis dalam menulis kata, maka pada suntingan teks akan langsung di sunting menurut EYD Bahasa Jawa menjadi nomêr, botên, copot, botol, bolong-bolong.

namêr  nomêr

batên  batên

Gb. 60-61 kekonsistenan penulis dalam menulis kata „namêr‟ dan „batên‟

commit to user

CAA , digunakan pula tanda-tanda sebagai berikut:

a. Penggunaan angka Romawi I, II, III, dan seterusnya untuk menunjukkan nomor pupuh.

b. Penggunaan angka Arab ukuran normal 1,2,3 dan seterusnya yang terletak di sebelah kiri teks adalah untuk menunjukkan urutan bait têmbang atau pada.

c. Penggunaan angka Arab ukuran kecil 1,2,3 dan seterusnya di atas kata atau kelompok kata dalam suntingan teks, menunjukkan kritik teks pada dan catatan kaki.

d. Penggunaan angka Arab dalam tanda kurung [1], [2], [3] dan seterusnya menunjukkan pergantian halaman pada teks asli.

e. Penggunaan tanda garis miring (/) digunakan untuk menandai batas setiap baris atau gatra dalam sebuah bait pada konvensi têmbang .

f. Penggunaan tanda garis miring (//) digunakan untuk

menunjukkan akhir setiap bait têmbang.

g. Tanda /e/ digunakan untuk menandai vokal e yang dibaca [e] seperti pengucapan kata kowe dalam bahasa Jawa dan kata „sate‟ dalam bahasa Indonesia.

h. Tanda diakritik /ê/ digunakan untuk menandai vokal e yang dibaca [ə] seperti pengucapan kata têlas dalam bahasa Jawa

dan kata „benang‟ dalam bahasa Indonesia.

commit to user

dibaca [ E ] seperti pengucapan kata akèh dalam bahasa Jawa dan kata „sketsa‟ dalam bahasa Indonesia.

j. Tanda * menunjukan bahwa kata tersebut mengalami pembetulan berdasarkan pertimbangan linguistik. k. Tanda # menunjukan bahwa kata tersebut mengalami pembetulan berdasarkan konvensi têmbang macapat. l. Tanda @ menunjukan bahwa kata tersebut mengalami

pembetulan berdasarkan konteks kalimat. Berikut adalah sajian suntingan teks CAA, setelah mengalami berbagai tahapan dalam penelitian ini:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KONSUMSI SERAT DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA SISWA SMAN 3 CIMAHI TAHUN 2016 Susilowati), Ayu Laili Malik2 , Astrina Tarigan3 , Tya Nita Ariffah4

0 0 11

HUBUNGAN PARENTING STRESS, PENGASUHAN DAN PENYESUAIAN DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU KEKERASAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA Kinanti Ayu Ratnasari, Kuntoro Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga E-mail :

0 0 11

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT GINJAL STADIUM AKHIR YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI BRSU TABANAN-BALI I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi

0 0 9

GAMBARAN SWAMEDIKASI ANALGESIK PADA LANSIA DENGAN NYERI SENDI DI PELAYANAN KOMUNITAS Description of self-medication for joint pain with anlagesic on geriatric patients at community Dwi Arymbhi Sanjaya1 , Ida Ayu Manik Damayanti2 , Ni Wayan Sukma Antari3,

0 0 7

Rini Afridayanti¹ Agus Dwi Wijaksono ² Turniningtyas Ayu Rachmawati³

0 0 9

PENGARUH PEOPLE, PROCESS DAN PHYSICAL EVIDENCE TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN MENJADI NASABAH BNI TAPLUS PADA BNI CABANG DAGO BANDUNG Dr. Hj. Nunung Ayu Sofiati (Efi), S.Pd., MM efi.ayu24yahoo.com ABSTRAK - View of PENGARUH PEOPLE, PROCESS DAN PHYSICAL EVIDEN

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Putu Diah Putri Idawati1 , I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi2

1 1 15

PERAN RESPON EMOSI DALAM MEMEDIASI PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERPINDAHAN MEREK Kadek Aria Satriawan1 , I Gusti Ayu Ketut Giantari2

1 4 15

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI E-PROCUREMENT MODUL PADA PEMESANAN BARANG NON PRODUKSI DI PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Angelina Ervina Jeanette Egeten, Yanes Hardianto S, Putri Ayu P, Okky Marita S. Universitas Bina Nusantara angelina

0 0 10

PERBEDAAN SISA MAKANAN PADA LAUK HEWANI BERDASARKAN PEMBERIAN GARNISH ( The Differences of Food Waste in Animal Side Dishes Based on Garnish Giving) Mustakim1 , Hapsari Sulistya Kusuma2 , Yuliana Noor Setiawati Ulvie3

0 0 6