KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Latar belakang terjadinya radikalisme Muslim di Surakarta tahun 1850-1920, yaitu sebagai akibat adanya dominasi barat beserta perubahan sosial dan ekonomi yang mengikutinya, serta reorganisasi Administrasi dan Agraria yang menciptakan kondisi-kondisi yang cenderung bagi rakyat untuk mengadakan pergerakan sosial. Dominasi barat memasuki kekuasaan politik kerajaan yang menimbulkan kemunduran kekuasaan raja-raja Surakarta, sehingga Sunan dianggap vasal oleh pemerintah kolonial. Muncullah ketidakpuasan dari golongan besar masyarakat pedesaan di abad XIX dan awal abad XX, dengan adanya berbagai faktor yang ada, maka banyak menimbulkan radikalisme masyarakat Muslim dengan ideologi Islam sebagai pengobar semangat rakyat untuk melawan kolonialisme.

2. Ideologi Islam dijadikan pendorong gerakan politik Islam di Surakarta, karena agama secara garis besar berfungsi sebagai alat legitimasi. Setelah suatu otoritas dimiliki oleh sekelompok kaum elite, maka kemudian kaum elite ini menggunakan sistem simbol agama untuk mempertahankan kekuasaannya. Gerakan sosial keagamaan menggunakan ideologi Islam sebagai faktor penggeraknya, dan sebagai aktivitas kolektif, gerakan tersebut memerlukan ideologi Islam untuk pembenaran tujuannya yang akan memperkuat inspirasi dan motivasi kelompoknya dalam menghadapi kekuatan Belanda. Karena berbagai tekanan dari pemerintah kolonial, maka menciptakan ideologi Islam yang memperkuat semangat perjuangan jihad melawan penjajah sebagai orang “kafir”, sehingga mendorong munculnya gerakan sosial keagamaan terhadap

pemerintahan kolonial.

3. Peran pemimpin Islam dalam gerakan politik Islam, yang terdiri dari para ulama dan kaum intelektual dalam menghadapi hegemoni Belanda. Para ulama 3. Peran pemimpin Islam dalam gerakan politik Islam, yang terdiri dari para ulama dan kaum intelektual dalam menghadapi hegemoni Belanda. Para ulama

nasional di awal abad XX, yang menegakkan cita-cita nasionalisme, dengan Islam sebagai ajaran yang dianggap dasar, dan yang berperan dalam politik kebangsaan. Jadi, otoritas kharismatik para pemimpin Islam dalam memobilisasi massa merupakan ancaman, baik terhadap raja-raja maupun terhadap penguasa kolonial.

B. IMPLIKASI

1. Teoritis

Adanya dominasi barat menyebabkan munculnya gerakan- gerakan keagamaan yang radikal. Gerakan sosial keagamaan mempunyai kaitan erat dengan poses perubahan sosial di satu pihak dan proses adaptasi di lain pihak. Tidak dapat ditolak bahwa gerakan-gerakan itu sebagai gejala historis merupakan reaksi terhadap situasi kolonial dan dominasi asing. Gerakan lebih banyak digerakkan oleh kaum frustasi yang fanatik, anggota gerakan diidentifikasikan sebagai orang yang tidak puas dan kecewa, yaitu mereka yang tersingkir dalam masyarakat sampai kelompok minoritas yang tertekan yang disebut golongan marginal. Gerakan radikal merupakan gerakan-gerakan rakyat yang bersifat tradisional, sehingga strategi dan taktiknya masih terlalu sederhana, berumur sangat pendek, berada dalam lingkup lokal atau regional dan umumnya dilakukan untuk melawan keadaan yang dianggap tidak adil. Timbulnya gerakan sosial keagamaan tidak lepas dari faktor kepemimpinan yang kharismatik, orientasi Adanya dominasi barat menyebabkan munculnya gerakan- gerakan keagamaan yang radikal. Gerakan sosial keagamaan mempunyai kaitan erat dengan poses perubahan sosial di satu pihak dan proses adaptasi di lain pihak. Tidak dapat ditolak bahwa gerakan-gerakan itu sebagai gejala historis merupakan reaksi terhadap situasi kolonial dan dominasi asing. Gerakan lebih banyak digerakkan oleh kaum frustasi yang fanatik, anggota gerakan diidentifikasikan sebagai orang yang tidak puas dan kecewa, yaitu mereka yang tersingkir dalam masyarakat sampai kelompok minoritas yang tertekan yang disebut golongan marginal. Gerakan radikal merupakan gerakan-gerakan rakyat yang bersifat tradisional, sehingga strategi dan taktiknya masih terlalu sederhana, berumur sangat pendek, berada dalam lingkup lokal atau regional dan umumnya dilakukan untuk melawan keadaan yang dianggap tidak adil. Timbulnya gerakan sosial keagamaan tidak lepas dari faktor kepemimpinan yang kharismatik, orientasi

2. Praktis

Implikasi praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah arah kebijakan para penguasa yang kiranya selalu mengutamakan kesejahteraan rakyat, bukannya menggunakan rakyat bawah sebagai alat kekuasaannya. Penelitian ini berupaya menggali suatu wacana baru dalam penulisan sejarah. Wacana baru yang dimaksud adalah tulisan-tulisan mengenai sejarah lokal di Surakarta, mengenai gerakan radikal Muslim dalam menghadapi kekuatan Belanda dan aristokrasi status quo yang merongrong kehidupan rakyat, sehingga melalui tulisan ini mampu menilai dan memaknai perjuangan para patriotis yang berjuang untuk kepentingan rakyat bawah serta mampu mendorong pembuat kebijakan di pemerintahan untuk bersikap secara adil, bijaksana dalam setiap pengambilan keputusan dan lebih mementingkan kepentingan rakyat agar diperoleh suatu kesejahteraan yang adil dan makmur.

3. Metodologis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Pemilihan metode ini didasarkan pada kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji, untuk memahami kejadian pada masa lalu. Kemudian menguji dan menganalisa secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam pencarian sumber arsip atau dokumen tertulis tidak secara lengkap. Hal ini dikarenakan sumber arsip dan dokumen yang memuat tentang radikalisme Muslim di Surakarta sebagian ada yang hilang. Oleh karena itu, tidak ditemukan sumber primer secara lengkap dan menyeluruh. Keterbatasan lain yaitu sumber-sumber yang ditemukan berupa arsip dengan menggunakan naskah tulisan Jawa maupun bahasa Belanda, sehingga di dalam penulisan tidak dapat dikaji secara mendalam sesuai dengan sumber primer yang diperoleh.

Dari hasil penelitian tersebut di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Kiranya para guru Sejarah dapat membaca hasil penelitian ini apabila ada kegiatan seminar atau pelatihan di FKIP, dan melalui buku apabila penelitian ini dibukukan oleh penulis. Bagi para guru Sejarah sekolah menengah pertama maupun atas, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kesejarahan mengenai gerakan Islam di Surakarta pada abad XIX, yang dapat digunakan dalam Kompetensi Dasar dalam mendeskripsikan sejarah gerakan Islam lokal abad ke-19 dan 20, yang dapat diterapkan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, dalam perkembangan Pendidikan Sejarah, belum banyak materi yang membahas tentang gerakan Islam di Surakarta pada abad

XIX, sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif materi pelajaran yang disampaikan oleh para guru kepada siswa.

2. Bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Bagi para mahasiswa Pendidikan Sejarah, hendaknya penelitian ini dapat

dijadikan referensi dalam penelitian yang memiliki permasalahan yang sama sebagai sumber referensi penelitian selanjutnya. Selain itu, untuk menambah pemahaman tentang Sejarah Indonesia Madya dan Sejarah Sosial di kota Surakarta, terutama mengenai gerakan radikal Islam pada abad ke XIX. Referensi dapat digali dari berbagai sumber yang ada, dan kekurangan sumber yang menggunakan bahasa yang sulit dimengerti dapat dilakukan dengan belajar bahasa Belanda dan tulisan Jawa seperti misalnya di perpustakaan Rekso Pustoko maupun Kasunanan, serta sumber dapat dilakukan dengan mengunduh dari internet berbagai sumber asing dari universitas luar mengenai pembahasan tersebut, seperti dari KITLV.

Hendaknya seorang polisi itu dapat berdialog dengan masyarakat apabila masyarakat memiliki masalah yang sulit diselesaikan atau menjadi mediator dalam konflik yang terjadi di masyarakat, sehingga dapat melindungi dan memberi rasa aman bagi masyarakat. Menjadi seorang pelindung masyarakat harus mempunyai sikap yang bijaksana, tegas, arif, peduli dan tidak terpengaruh oleh orang lain, tetapi melakukan apa yang diyakininya walaupun tidak dapat memuaskan semua pihak.

A. Sumber Buku

Abu Ahmadi. 1975. Pengantar Sosiologi. Solo: Romadoni. Aqib Suminto. 1986. Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.

Awani Irewati, dkk. 2001. Kerusuhan Sosial di Indonesia. Jakarta: PT

Grasindo. Burger, D. H., 1983. Perubahan-perubahan Struktur Dalam Masyarakat Jawa.

Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Burke, Peter. 2003. Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Craib, Ian.1986. Teori-teori Sosial Modern. Jakarta: CV. Rajawali. Deliar Noer. 1980. Gerakan Moderen Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta:

Pustaka LP3ES. Djoko Suryo. 2005. Tradisi Santri Dalam Historiografi Jawa: Pengaruh Islam Di

Pesisir Utara Jawa . Jakarta: LIPI Press. Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Logos

Wacana. Fachry Ali. 2004. Keharusan Demokrasi Dalam Islam Indonesia. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. Frederick, William H. dan Soeri Soeroto (peny). 1982. Pemahaman Sejarah

Indonesia: Sebelum Dan Sesudah Revolusi . Jakarta: LP3ES. Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius. Giddens, Anthony. 1986. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: UI

PRESS. Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press Helius Syamsuddin & Ismaun.1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hermanu Joebagio. 2010. Merajut Nusantara: Paku Buwono X dalam Gerakan

Islam dan Kebangsaan . Surakarta: CakraBooks.

Hoffer, Eric. 1988. Gerakan Massa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Houben, Vincent J.H. 2002. Keraton Dan Kompeni: Surakarta Dan Yogyakarta

1830-1870 . Jogyakarta: Bentang Budaya.

I Ngurah Suryawan. 2010. Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern: Bara di Bali Utara . Jakarta: PRENADA.

Kartini Kartono. 2005. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Koentjaraningrat. 1977. Metode Penelitian-Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT

Gramedia. ______________. 1986. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Gramedia. Komaruddin. 2002. Analisis Putusan Hakim Dalam Memutus Pidana Bersyarat.

Surakarta: UNS. Kuntowijoyo. 1995. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. ___________. 2002. Radikalisasi Petani. Yogyakarta: Bentang Budaya. Landsberger, Henry A. 1981. Pergolakan Petani dan Perubahan Sosial. Jakarta:

Rajawali. Maarif, A. S. 1992. “Peranan Islam Dalam Menangani Krisis Abad Ke-21”.

PROSPEKTIF , No. 1, Vol 4, 23. Magnis, Franz-Suseno. 1988. Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar

Kenegaraan Modern . Jakarta: Gramedia. Dawam Rahardjo, M.1985. Persepsi Gerakan Islam Terhadap Kebudayaan.

Jakarta: Gramedia. Noer Fauzi. 1999. Petani dan Penguasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Restu Gunawan. 2005. Wabah Pes Di Jawa1915-1925. Jakarta: LIPI Press. Riza Sihbudi. 2005. Islam, Radikalisme, Dan Demokrasi. Jakarta: LIPI Press. Ross, Daniel. 2005. Teori-teori Sosial. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Kaffah . Bogor: PSKII. Sartono Kartodirjo. 1971. Juni. “Messianisme dan Millenarisme dalam Sedjarah

Indonesia”. Lembaran Sedjarah, No. 7. Jogjakarta: UGM Press, 39-41. ________________. 1973. Protest Movement In Rural Java. Kuala Lumpur:

Oxford University Press. ________________. 1975. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta:

Depdikbud. ________________. 1982. Pemikiran Dan Perkembangan Historiografi

Indonesia . Jakarta: PT Gramedia. ________________. 1983. Elite dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: LP3ES.

________________. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Shiraisi, Takashi. 1997. Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa 1912-

1926 . Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Simon, Roger. 2000. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR. Soebardi. S. 1978. “Islam di Indonesia”. PRISMA, No Ekstra. Jakarta: LP3ES, 69-

70. Steenbrink, Karel A. 1974. Pesantren, Madrasah, Sekolah. Jakarta: LP3ES. ________________. 1984. Beberapa Aspek Tentang Islam Di Indonesia Abad

ke-19 . Jakarta: Bulan Bintang. Suhartono. 1991. Apanage dan Bekel. Yogyakarta: TIARA WACANA

Sumadi Suryabrata. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV Rajawali Taufik Abdullah (ed). 1974. Islam di Indonesia. Jakarta: Tintamas Indonesia. _________________. 1987. Sejarah dan Masyarakat: Lintasan Historis Islam di

Indonesia . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metoda Teknik .

Bandung: Tarsito

SETIA. Zainuddin Maliki .2004. Agama Priyayi. Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Zamakhsyari Dhofier, 1982. Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai) . Jakarta: LP3ES.

B. Sumber Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_sosial, diakses Kamis 10 Februari 2011. http://kampoengkauman.blogspot.com/kh- misbah- yang-terlupakan.html, diakses

Kamis 15 Juli 2010. http://www.al- ikhwan.net/karakteristik- masyarakat- islam-dalam-surat-al-ahzab-

kajian-tematik-257, diakses kamis 15 Juli 2010. http://www.pdfchaser.com/pdf/gerakan-sosial-keagamaan.html,diakses Kamis,10

Februari 2011.