Pengaruh Struktur Modal dan Return on Assets terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI (2008-2011)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN

FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI (2008-2011) OLEH:

SELLI AYU PRATIWI 090503045

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan

Return on Assets terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI (2008-2011)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, September 2013 Yang membuat pernyataan,

Selli Ayu Pratiwi NIM. 090503045


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, yang telah memberikan berkah ilmu dan pengetahuan juga kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa pula shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta, keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung penulis di setiap kesempatan. Teristimewa kepada Nenek tersayang dan kedua orangtua penulis, Sudana dan Ana Indriana, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, perhatian dan dukungan yang tiada henti diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan tidak lupa untuk saudara-saudariku tersayang, Bang Wansah, Nafa, Jehan, dan Alwi.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Return on Assets

terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI (2008-2011)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, semangat, saran serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:


(4)

1. Bapak Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, Msi Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya para dosen Akuntansi yang telah membimbing dan mengajar ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

Tidak lupa penulis juga berterima kasih kepada Tiwik, Coco, Diast, Dina, Melisa, Fani, Opi, Lani dan seluruh keluarga besar HMI Komisariat FE USU yang selalu mendukung dan memberikan semangat tiada henti. Terima kasih untuk teman-teman terbaik, Nini, Galuh, Wika, Novi, Cella, dan Dedek, yang selalu berjuang bersama dari awal semester hingga saat ini, semoga semangat itu tidak pernah padam. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu


(5)

yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, September 2013 Penulis,

Selli Ayu Pratiwi NIM. 090503045


(6)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN FOOD AND

BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI (2008-2011)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris dan menganalisis struktur modal dan return on assets (ROA) terhadap rentabilitas modal sendiri.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah struktur modal yang dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) dan ROA, sedangkan variabel dependennya adalah rentabilitas modal sendiri yang dihitung dengan menggunakan return on equity (ROE). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Secara parsial juga, struktur modal dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.


(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND RETURN ON ASSETS TOWARD EQUITY RENTABILITY OF FOOD AND BEVERAGE

COMPANIES LISTED ON BEI (2008-2011)

The purpose of this research is to find out empirical evidence and analyze the influence of capital structure and return on assets (ROA) toward equity rentability.

The independent variables in this research are capital structure were calculated using debt to equity ratio (DER) and ROA, while equity rentability as dependent variable were calculaten using return on equity (ROE). This research is classified as causal research and replication of former research. Population of this research is food and beverages companies listed in BEI from 2008 to 2011. The sample are obtained by using purposive sampling method and there are 13 companies used as the sample of this research. The used data of this research is secondary data. Analytical techniques used in this research is multiple regression where previously the data was tested using the classical assumptions.

The result of this research show that simultaneously, all of independent variables do have positive and significant effect to the equity rentability. Partially, capital structure and ROA had positive and significant effect to the equity rentability.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori ... 7

2.1.1 Struktur Modal ... 7

2.1.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 7

2.1.1.2 Teori-teori yang Menyangkut Struktur Modal ... 10

2.1.1.3 Indikator Struktur Modal ... 12

2.1.2 Return on Assets ... 13

2.1.2.1 Komponen Perhitungan ROA... 14

2.1.3 Rentabilitas Modal Sendiri ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 16

2.3 Kerangka Konseptual ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

3.3 Variabel Penelitian ... 23

3.3.1 Variabel terikat (dependent variable) ... 24

3.3.2 Variabel bebas (independent variable) ... 24

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.6 Teknik Analisis ... 26

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 26

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 26

3.6.1.2 Uji Autokorelasi ... 27


(9)

3.6.1.4 Multikolinearitas... 28

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 28

3.6.2.1 Uji F (F-Test) ... 28

3.6.2.2 Uji t (t-Test) ... 29

3.6.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 31

4.2 Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 42

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 43

4.2.2.2 Uji Autokorelasi ... 46

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ... 48

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

4.2.3.1 Uji F (F-Test) ... 49

4.2.3.2 Uji t (t-Test) ... 51

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 52

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 18

3.1 Daftar Pengambilan Sampel ... 23

3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi... 27

4.1 Data Keuangan ADES ... 32

4.2 Data Keuangan AQUA ... 33

4.3 Data Keuangan CEKA ... 33

4.4 Data Keuangan DAVO ... 34

4.5 Data Keuangan DLTA ... 35

4.6 Data Keuangan INDF ... 36

4.7 Data Keuangan MYOR ... 36

4.8 Data Keuangan MLBI ... 37

4.9 Data Keuangan PSDN ... 38

4.10 Data Keuangan SKLT ... 39

4.11 Data Keuangan STTP ... 39

4.12 Data Keuangan AISA ... 40

4.13 Data Keuangan ULTJ ... 41

4.14 Descriptive Statistics ... 42

4.15 Uji Model Kolmogorov-Smirnov ... 46

4.16 Hasil Uji Durbin-Watson ... 47

4.17 Collinearity Statistics ... 49

4.18 Uji Statistik F ... 50

4.19 Hasil Uji t ... 51


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 20

4.1 Histogram ... 44

4.2 Grafik P-Plot ... 45


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Daftar Pengambilan Sampel ... 62

2 Data Perusahaan Tahun 2008-2011 ... 63

3 Hasil Analisis SPSS ... 67


(13)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN FOOD AND

BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI (2008-2011)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris dan menganalisis struktur modal dan return on assets (ROA) terhadap rentabilitas modal sendiri.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah struktur modal yang dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) dan ROA, sedangkan variabel dependennya adalah rentabilitas modal sendiri yang dihitung dengan menggunakan return on equity (ROE). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Secara parsial juga, struktur modal dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.


(14)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND RETURN ON ASSETS TOWARD EQUITY RENTABILITY OF FOOD AND BEVERAGE

COMPANIES LISTED ON BEI (2008-2011)

The purpose of this research is to find out empirical evidence and analyze the influence of capital structure and return on assets (ROA) toward equity rentability.

The independent variables in this research are capital structure were calculated using debt to equity ratio (DER) and ROA, while equity rentability as dependent variable were calculaten using return on equity (ROE). This research is classified as causal research and replication of former research. Population of this research is food and beverages companies listed in BEI from 2008 to 2011. The sample are obtained by using purposive sampling method and there are 13 companies used as the sample of this research. The used data of this research is secondary data. Analytical techniques used in this research is multiple regression where previously the data was tested using the classical assumptions.

The result of this research show that simultaneously, all of independent variables do have positive and significant effect to the equity rentability. Partially, capital structure and ROA had positive and significant effect to the equity rentability.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini perekonomian di Indonesia sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang kepada perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Namun dilain pihak dengan adanya perdagangan bebas pada era globalisasi tersebut, akan menimbulkan semakin ketatnya persaingan bisnis.

Adanya persaingan mendorong setiap perusahaan yang berkompetisi harus dapat menentukan strategi yang tepat dalam mengambil tindakan dan kebijakan untuk menjalankan kegiatan operasional usahanya sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing yang akan menentukan posisinya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat berkembang sesuai dengan kegiatan yang dijalankan pada waktu yang akan datang. Dalam hal ini keberhasilan maupun kegagalan usaha hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan keuangan. Alasannya karena masalah yang biasanya timbul dalam setiap organisasi berimplikasi terhadap bidang keuangan. Oleh karena itu, perhatian manajemen perusahaan terhadap bidang keuangan ini menjadi lebih besar.

Manajer keuangan harus dapat menerjemahkan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek, mereka dituntut fleksibilitasnya dalam mengantisipasi perubahan di masa yang akan datang untuk secara dini melakukan penyesuaian dan mengambil keputusan secara cepat dan akurat.


(16)

Untuk mengukur keberhasilan perusahaan maka dilakukan penilaian terhadap kinerja dari manajemen yang ada di perusahaan dalam upaya mewujudkan optimalisasi operasi perusahaan yang efisien untuk menghasilkan laba, dimana salah satu indikator yang dapat digunakan dalam mengamati hal itu adalah pada rasio rentabilitas modal sendiri.

Rentabilitas modal sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan. Rentabilitas modal sendiri selalu diupayakan besar karena dengan makin besarnya rentabilitas modal sendiri maka dividen akan semakin besar pula.

Rentabilitas modal sendiri sebagai ukuran profitabilitas perusahaan tentunya tidak hanya menjadi indikator bagi pemilik perusahaan untuk mengevaluasi sejauh mana manajemen yang ada telah bekerja dalam mengoptimalkan fungsi dan tugasnya dalam meningkatkan nilai perusahaan dan juga kesejahteraan para pemilik perusahaan, tetapi juga akan mampu menjadi sumber informasi bagi para investor yang akan menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut sehingga dapat dijadikan acuan standar bahwa semakin tinggi rentabilitas modal sendiri maka investor akan semakin tertarik untuk melakukan investasi dan begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, perhatian manajemen terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian rentabilitas modal sendiri yang optimal menjadi perlu diperhatikan.

Struktur modal sebagai variabel yang diduga berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan


(17)

modal asing dan modal sendiri (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan meningkatkan rentabilitas modal sendiri. Selain itu modal juga dibutuhkan setiap perusahaan apalagi jika perusahaan tersebut akan melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya untuk mempercepat perkembangan perusahaan, tetapi juga untuk mengantisipasi permintaan pasar yang selalu meningkat dari waktu ke waktu.

Selain struktur modal, return on assets (ROA) juga menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Karena return on assets termasuk salah satu rasio profitabilitas sama halnya seperti rentabilitas modal sendiri, yaitu sebagai rentabilitas ekonomis. Rentabilitas ekonomis atau yang lebih dikenal dengan return on assets tersebut adalah rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. ROA dengan rentabilitas modal sendiri saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu apabila ROA lebih kecil dari tingkat bunga modal asing lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing. Sebaliknya apabila ROA lebih besar dibanding dengan tingkat bunga modal asing lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.

Berkaitan dengan persoalan-persoalan tersebut, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada beberapa


(18)

perusahaan atau sektor industri yang ada di BEI (Bursa Efek Indonesia) seperti perusahaan real estate and properti, industri tekstil dan garmen, dan lain-lain. Namun dari beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa diduga ada beberapa variabel lain yang berpengaruh terhadap rentabillitas modal sendiri, namun variabel tersebut masih belum teridentifikasi oleh para peneliti dalam penelitian sebelumnya.

Perusahaan industri sektor Foodand Beverages ini menjadi objek penelitian saya karena dengan alasan bahwa sektor Food and Beverages merupakan salah satu kategori sektor industri di BEI yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Dan salah satu bisnis di sektor riil yang diprediksi akan membaik kondisinya adalah industri makanan dan minuman. Hal ini terlihat semakin menjamurnya industri makanan dan minuman di negara kita khususnya semenjak memasuki krisis berkepanjangan. Karena dalam kondisi krisis ataupun tidak, produk Food and Beverages ini tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar konsumen. Di samping itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat produk Food and Beverages mudah untuk diperoleh.

Dari beberapa hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali (me-replikasi) penelitian sebelumnya mengenai struktur modal yang terkait dengan utang dan ekuitas terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian mengenai struktur modal sebelumnya dilakukan oleh Andreas (2010). Dalam penelitian tersebut variabel dependen yang digunakan oleh Andreas adalah rentabilitas modal sendiri (Return on Equity) dan variabel independen yang digunakan adalah struktur modal yang dihitung dengan melakukan perbandingan


(19)

antara total utang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio) dan perbandingan antara utang dengan total aktiva (Debt to Assets Ratio). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun penelitiannya, yaitu dengan penelitian informasi keuangan perusahaan untuk empat tahun terakhir yaitu selama tahun 2008 hingga tahun 2011. Dan perusahaan yang diteliti adalah perusahaan food and beverages juga perusahaan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Serta menambahkan satu variabel baru yaitu Return on Assets (ROA) sebagai variabel independen.

Dengan demikian, judul penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah Pengaruh Struktur Modal dan Return on Assets terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI (2008-2011).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah:

Apakah Struktur Modal dan Return on Assets berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2011?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen yang terdiri dari struktur modal dan return


(20)

secara simultan pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Sebagai sarana pembelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehubungan dengan pengaruh struktur modal dan ROA terhadap rentabilitas modal sendiri.

2. Bagi Akademisi

Sebagai bahan referensi, informasi dan pertimbangan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan rentabilitas modal sendiri.

3. Bagi Perusahaan dan Calon Investor

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan struktur permodalan serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri sehingga dapat meningkatkan kinerja manajemen dalam upaya peningkatan laba perusahaan dan membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Struktur Modal

Menurut Kodrat (2009:107) struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan perusahaan. Menurut Sadalia (2010:131) struktur modal menyatakan adanya hubungan campuran antara utang dan modal sendiri dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan.

Menurut Riyanto (2001:22) struktur modal adalah perbandingan atau perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri (longterm debt to equity ratio). Menurut Warsono (2003:235) struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah kombinasi dari seluruh sumber pendanaan jangka panjang yaitu utang

(debt) dengan modal sendiri (equity) yang digunakan perusahaan untuk

membiayai aktivitasnya.

2.1.1.1Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Struktur modal

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung


(22)

terhadap posisi finansial perusahaan. Struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Tingkat pertumbuhan perusahaan dan kemantapan penjualan di masa yang akan datang

Tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi karena semakin stabilnya hasil penjualan di masa yang akan datang, menyebabkan kecenderungan untuk perusahaan melakukan leverage semakin besar.

2. Struktur kompetitif dalam industri

Semakin kompetitif persaingan dalam industrinya, maka akan semakin kecil kecenderungan perusahaan untuk menggunakan utang jangka panjang dalam struktur modalnya.

3. Susunan aset dari perusahaan sendiri

Perusahaan yang sebagian besar asetnya merupakan aset tetap (fixed assets) biasanya lebih sering menggunakan modal sendiri untuk pembiayaan struktur modalnya.

4. Risiko bisnis yang dihadapi perusahaan

Semakin tinggi risiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan, maka kecenderungan untuk mengadakan leverage akan semakin rendah.

5. Status kendali dari para pemilik dan manajemen

Semakin bertambahnya saham biasa yang beredar, menyebabkan semakin berkurangnya kendali bagi para pemilik (sebelumnya). Untuk mengantisipasi hal ini, biasanya perusahaan akan melakukan leverage untuk menambah modal perusahaan tersebut.


(23)

6. Sikap para kreditur modal terhadap industri dan perusahaan

Apabila para kreditur berpersepsi baik terhadap suatu industri atau perusahaan, maka akan semakin mudah bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan utang. 7. Posisi pajak perusahaan

Salah satu alasan digunakannya utang (leverage) dalam struktur modal adalah karena bunga mengurangi pengeluaran pajak. Sehingga apabila semakin besar tarif pajak yang dikenakan terhadap perusahaan, maka biaya utang efektifnya akan menjadi semakin rendah.

8. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan modal dalam kondisi yang tidak baik

Pemasok modal biasanya lebih tertarik untuk memberikan dana bagi perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik. Sedangkan perusahaan kadang berada dalam kondisi perekonomian yang krisis dan mengalami kesulitan operasi. Hal ini jelas akan berpengaruh terhadap struktur modal sasaran.

9. Konservatisme atau agresivisme manajerial

Beberapa manajer perusahaan yang agresif, cenderung lebih menggunakan utang dalam usaha untuk mendorong laba. Walaupun faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal optimal ataupun pemaksimuman nilai, tetapi hal ini dapat mempengaruhi manajer dalam menentukan struktur modal sasarannya.


(24)

2.1.1.2Teori–teori yang Menyangkut Struktur Modal

1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach)

Pada pendekatan laba operasi bersih diasumsikan bahwa laba operasi bersih (EBIT) dan tingkat kapitalisasi keseluruhan konstan untuk semua tingkat leverage, akan menunjukkan pengaruh perubahan utang terhadap nilai pasar saham perusahaan dan tingkat kapitalisasi ekuitas. Dengan kata lain apabila perusahaan menginginkan untuk menaikkan nilai perusahaan dan menurunkan tingkat kapitalisasinya maka dapat dilakukan dengan meningkatkan leverage -nya. Namun kelemahannya adalah karena teori ini mengindikasikan bahwa semakin besar utang maka semakin tinggi nilai perusahaan, menyebabkan kecenderungan perusahaan lebih sering menggunakan utang untuk melakukan pembelanjaan perusahaan.

2. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)

Pada pendekatan tradisional terhadap penilaian dan leverage diasumsikan adanya suatu struktur modal yang optimal dan perusahaan dapat menaikkan nilai totalnya melalui penggunaan leverage yang tepat. Dengan cara menurunkan biaya modalnya dan menaikkan nilai total perusahaan melalui

leverage. Karena leverage meningkat, maka para investor akan menaikkan tingkat kapitalisasi ekuitasnya dengan harapan untuk mendapatkan return yang lebih tinggi atas kenaikan risiko keuangan.

3. Pendekatan Modigliani dan Miller

Pendekatan Modigliani-Miller (MM) ini menentang pendekatan tradisional dengan menyatakan bahwa tingkat kapitalisasi perusahaan tersebut


(25)

secara keseluruhan tetap konstan dalam semua tingkat leverage. MM juga berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam struktur modalnya.

Asumsi penting dalam pendekatan MM adalah sebagai berikut:

a. Pasar modal adalah sempurna dan informasi selalu tersedia dengan cepat dan lengkap untuk semua investor dengan asumsi bahwa investor tersebut bersifat rasional.

b. Nilai perkiraan dari distribusi probabilitas semua investor sama.

c. Semua perusahaan dapat dikelompokkan dalam kelas pengembalian yang sama agar perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai tingkat risiko bisnis yang sama.

d. Tidak ada pajak pendapatan perseroan. Dengan pendekatan MM ini menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pembelanjaan (financing decisions) menjadi tidak relevan. Artinya penggunaan utang atau modal sendiri akan memberi dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan.

4. Teori The Pecking Order Hypothesis of Corporate Capital Structure

Asumsi-asumsi dalam model ini menurut Sadalia (2010) adalah:

a. Dividen policy adalah sticky, dimana manajer berusaha membuat rasio pembagian dividen yang ditargetkan dan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara tiba-tiba.

b. Perusahaan lebih menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan).


(26)

c. Apabila perusahaan membutuhkan external financing (pendanaan dari luar operasi perusahaan), maka terlebih dahulu perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, diterbitkan saham baru.

2.1.1.3 Indikator Struktur Modal

Menurut Warsono (2003:238) struktur modal dapat dibagi dalam dua indikator. Pertama adalah Debt to Asset Ratio yang sering disebut dengan rasio utang (debt ratio) yaitu perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

��������� = ���������� (����)

����������� (������)

Dengan struktur modal tersebut, apabila semakin tinggi rasio utang suatu perusahaan maka menunjukkan bahwa risiko keuangan yang ditanggung para pemegang saham biasa akan semakin tinggi.

Indikator struktur modal yang kedua adalah rasio utang-ekuitas ( debt-to-equity ratio) yaitu perbandingan antara total utang dengan total ekuitas. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

����������������� = ���������� (����)

������������ (������)

Rasio utang-ekuitas ini lebih sering digunakan sebagai indikator struktur modal oleh para teoretisi dan praktisi dibandingkan dengan Debt to Assets Ratio

atau rasio utang (debt ratio). Sehingga penulis juga mengambil Debt to Equity Ratio atau rasio utang-ekuitas sebagai indikator variabel struktur modalnya.


(27)

2.1.2 Return on Assets

Menurut Syamsuddin (2007:63) return on assets adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Menurut Rachmawati (2012:3) return on assets adalah profitabilitas suatu perusahaan yang diukur dengan menghubungkan antara laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan.

Menurut Syauta dan Widjaja (2009:354) return on assets mengukur seberapa efisien laba dapat dihasilkan dari aset yang digunakan atau dimiliki perusahaan. ROA yang rendah mengindikasikan pendapatan perusahaan yang rendah terhadap sejumlah aset yang dimilikinya.

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:235) ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan. Menurut Warsono (2003:37) ROA atau juga yang dikenal dengan ROI merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (Earning Available for Common Stockholders/EACS) dengan aktiva total.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Return on Assets

(ROA) yang merupakan salah satu rasio profitabilitas ROA atau ROI dalam penelitian ini adalah untuk mengukur perbandingan antara laba bersih setelah dikurangi beban bunga dan pajak (Earning After Taxes/EAT) yang dihasilkan dari


(28)

aktivitas pokok perusahaan dengan total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan.

Apabila ROA suatu perusahaan tinggi, berarti efisiensi suatu perusahaan juga tinggi. Rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Return on assets

merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.

2.1.2.1 Komponen Perhitungan ROA 1. Tingkat Profitabilitas

Tingkat profitabilitas dapat dievaluasi dengan menggunakan indikator margin keuntungan (profit margin). Ukuran tingkat profit margin adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dibagi dengan pendapatan total.

Profit margin yang semakin besar menunjukkan pertumbuhan laba bersih setelah pajak lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan total. Laba bersih setelah pajak akan semakin besar bila selisih positif antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya semakin besar. Untuk memperbesar selisih


(29)

keduanya maka perlu perbaikan di sisi biaya dan pendapatan. Pada pendapatan, perusahaan harus meningkatkan jumlah dan kualitas aktiva produktif. Sementara pada biaya, penghematan tanpa menurunkan kualitas pelayanan, karena biaya total terdiri atas biaya bunga dan non bunga. Maka efisiensi penggunaan dana dan penggunaan faktor non dana terutama tenaga kerja sangat dibutuhkan.

2. Tingkat Penggunaan Aktiva

Ukuran tingkat penggunaan aktiva (assets utilization) adalah rasio antara total pendapatan dibagi dengan total aktiva. Tingkat penggunaan aktiva yang semakin baik disebabkan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan aktiva. Karena itu pendapatan bunga dan non bunga harus ditingkatkan dengan cara memperbanyak dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk perusahaan.

2.1.3 Rentabilitas Modal Sendiri

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:235) rentabilitas modal sendiri

(return on equity/ROE) adalah untuk mengukur daya untuk menghasilkan laba

pada investasi nilai buku pemegang saham. Menurut Syamsudin (2007:64) ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Menurut Mardiyanto (2009:196) dalam Zamani dan Moeljadi (2012:6) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Menurut Warsono (2003:38) rasio


(30)

pengembalian atas ekuitas (ROE) atau disebut juga dengan tingkat pengembalian atas para pemegang saham (rate of return on stockholders’) merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS), dengan ekuitas saham (modal saham biasa).

Menurut Sukartini (2005:7) rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Return on equity (ROE) diperlakukan sedemikian penting karena return on equity (ROE) merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam menggunakan modal para pemiliknya.

Adapun komponen- komponen yang perlu diperhatikan dalam perhitungan rentabilitas modal sendiri menurut Sukartini (2005:7) dapat dituangkan dalam rumus sebagai berikut:

������������������������ = ��������

���� − ����������������

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Andreas (2010) yang berjudul Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal sebagai variabel independen dan rentabilitas modal sendiri sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji t (parsial)

debt to asset ratio (DAR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

rentabilitas modal sendiri. Dan hasil uji F (simultan) debt to equity ratio (DER) dan DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.


(31)

2. Penelitian Hutabarat (2010) yang berjudul Pengaruh Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan variabel debt to equity ratio (DER), working capital turnover

(WCT) sebagai variabel independen dan rentabilitas modal sendiri sebagai variabel dependen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel DER dan WCT berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel DER dan WCT tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.

3. Penelitian Musthafa (2010) yang berjudul Pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menggunakan struktur modal sebagai variabel independen, rentabilitas modal sendiri dan rentabilitas ekonomi sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kedua rentabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Dan struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.

4. Penelitian Tobing (2006) yang berjudul Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Menggunakan struktur modal dengan variabel Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Longterm Debt to Equity Ratio


(32)

on Equity (ROE) sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ROE. Sementara pengujian secara parsial membuktikan variabel DAR dan LDER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE. Sedangkan variabel DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE dan merupakan yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas perusahaan secara parsial.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No

.

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1. Saut Andreas

(2010) Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: Return on Equity Variabel independen:

-Debt to

Equity Ratio

-Debt to

Asset Ratio

Debt to equity ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri.

Debt to Asset Ratio

secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri. Kedua variabel tersebut tidak berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas modal sendiri.

2. Theresia Dian L. Hutabarat (2010) Pengaruh Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: Return on Equity Variabel independen:

-Debt to

Equity Ratio -Working Capital Turnover

Debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri.

Working Capital

Turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri. Secara simultan variabel debt to equity


(33)

capital turnover

berpengaruh

signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.

3. Musthafa (2010) Pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel dependen:

-Return on

Equity

-Return on

Assets Variabel independen: -LongTerm Debt to Equity Ratio

Longterm debt to

equity ratio tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

return on equity.

Longterm debt to

equity ratio tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

return on assets.

4. Tessa Silvia Mayrika Tobing (2006) Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta

Variabel dependen:

-Return on

Equity

Variabel independen:

-Debt to

Asset Ratio

-Debt to

Equity Ratio -LongTerm Debt to Equity Ratio

Debt to asset ratio

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan dengan profitabilitas (return on equity).

Debt to equity ratio

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan profitabilitas (return on equity).

Longterm debt to

equity ratio

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan dengan profitabilitas (return on equity).

Ketiga variabel bebas secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas (return on equity).


(34)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka di atas, maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Data diolah penulis, 2013

Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal asing dan modal sendiri (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan meningkatkan rentabilitas modal sendiri. Dimana struktur modal sebagai variabel independen (X1) terdiri dari dua komponen yaitu utang (modal asing) dan equity (modal sendiri).

Return on assets (ROA) sebagai variabel independen (X2) dengan

rentabilitas modal sendiri saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu apabila ROA lebih kecil dari tingkat bunga modal asing lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing.

Rentabilitas modal sendiri sebagai variabel dependen (Y) didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan. Rentabilitas modal sendiri selalu diupayakan besar karena dengan makin besarnya rentabilitas modal sendiri maka akan semakin besar pula dividen.

Struktur Modal (X1)

Rentabilitas Modal Sendiri (Y)


(35)

Kerangka pemikiran tersebut menunjukkan pengaruh variabel independen yaitu Struktur Modal dan Return on Assets baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2011.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Struktur Modal dan Return on Assets berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri baik secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2011.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal. hubungan kausal adalah hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan & Kuncoro, 2008 dalam Erlina, 2011:80). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2011.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:81). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Dalam metode ini pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu yaitu berdasarkan pertimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina, 2011:87).

Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan sampel tersebut adalah:

1. Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008–2011.


(37)

2. Perusahaan yang tidak delisting dalam jangka waktu empat tahun berturut-turut sejak tahun 2008-2011.

3. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki kelengkapan data (laporan keuangan) yang berkaitan dengan data sesuai model yang digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan kriteria di atas maka diperoleh tiga belas perusahaan food and beverages yaitu sebanyak 52 sampel. Daftar pengambilan sampelnya yaitu:

Tabel 3.1

Daftar Pengambilan Sampel

NO. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1. Akasha Wira International Tbk. √ √ √ 1 2. Aqua Golden Mississippi Tbk. √ √ √ 2

3. Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ 3

4. Davomas Abadi Tbk. √ √ √ 4

5. Delta Djakarta Tbk. √ √ √ 5

6. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. √ - √ - 7. Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ √ 6

8. Mayora Indah Tbk. √ √ √ 7

9. Multi Bintang Indonesia Tbk. √ √ √ 8 10. Nippon Indosari Corpindo Tbk. √ - √ - 11. Prasidha Aneka Niaga Tbk. √ √ √ 9

12. Sekar Laut Tbk. √ √ √ 10

13. Siantar Top Tbk. √ √ √ 11

14. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ √ 12

15. Ultra Jaya Milk Tbk. √ √ √ 13

16. Sekar Bumi Tbk. √ - √ -

Sumber: 3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, antara lain:


(38)

3.3.1 Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu rentabilitas modal sendiri (return on equity/ROE), yang didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah laba setelah pajak dibagi dengan modal sendiri atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

���= ����������ℎ�����

�����������������ℎ��× 100%

3.3.2 Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan/timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006:33). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1. Struktur Modal (Debt to Equity Ratio/DER)

Struktur modal (X1) merupakan perbandingan atau proporsi dari total utang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Menurut Munawir (2004:105), struktur modal yang dihitung dengan rasio utang-ekuitas (Debt to Equity Ratio) ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

���������� − ������� (���) = ����������

������������× 100%

2. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (X2) atau disebut juga dengan rentabilitas ekonomis adalah perbandingan antara laba dengan total modal usaha (aktiva), yaitu modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba


(39)

tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rumus yang digunakan untuk mengukur return on assets adalah:

�������������� = ����������ℎ�����

��������� × 100%

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif yang menggunakan data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan yang diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2007:42).

3.5Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan dan menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan, rasio keuangan maupun informasi terkait lainnya dalam lingkup penelitian ini. Peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan cara pengkajian dan pendalaman dari berbagai literatur karya ilmiah seperti buku, jurnal dan laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series karena data penelitian tersebut berupa data rentetan waktu, yaitu data dan rasio keuangan (financial data and ratios) yang termuat dalam IDX fact book periode 2008-2011, data tanggal publikasi laporan keuangan yang diperoleh dari situs BEI


(40)

3.6 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen baik secara simultan maupun parsial terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

Y = Rentabilitas Modal Sendiri (Return on Equity/ROE) a = Konstanta

X1 = Struktur Modal (Debt to Equity Ratio/DER) X2 = Return on Assets (ROA)

e = Standard Error

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan program software SPSS (Statistic Product & Service Solution) 17.0 for Windows. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best, Linear, Unbiased, Estimator/BLUE), maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Kriteria asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk


(41)

lonceng (Situmorang dkk, 2012:100). Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.

3.6.1.2Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Situmorang dkk, 2012:120). Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson (DW) Test.

Tabel 3.2

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4 – du Sumber : Situmorang (et al) (2012:126)

3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama maka terjadi homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas (Situmorang dkk, 2012:108). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.


(42)

3.6.1.4Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi (hubungan) diantara variabel bebas dalam model regresi (Situmorang dkk, 2010:129). Apabila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan, apabila tidak terdapat korelasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi multikolinearitas. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0.1 sedangkan variance inflation factor (VIF) > 5.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara variabel independen dengan variabel dependen (Situmorang dkk, 2012:151). Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji F (F-test), uji t (t-(F-test), serta uji koefisien determinasi (R2).

3.6.2.1Uji F (F-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel (Situmorang dkk, 2012:156). Bentuk pengujiannya sebagai berikut:

a. H0 : b1 = �2= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan pada struktur modal dan return on assets (ROA) terhadap rentabilitas modal sendiri.


(43)

b. Ha : minimal satu bi # 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan pada struktur modal dan return on assets (ROA) terhadap rentabilitas modal sendiri.

c. Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. F > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F ≤ 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji- F :

Ho tidak ditolak (Ha ditolak) jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5 % Ho ditolak (Ha diterima) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 3.6.2.2Uji t (t-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Situmorang dkk, 2012:164). Bentuk pengujiannya adalah:

a. = Struktur Modal(Debt to Equity Ratio/DER)

Ho : b1 = 0, artinya struktur modal tidak berpengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

Ha : b1 ≠ 0, artinya struktur modal berpengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.


(44)

b. = Return on Assets (ROA)

Ho : b2 = 0, artinya return on assets tidak berpengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

Ha : b2 ≠ 0, artinya return on assets berpengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t ≤ 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

H0 tidak ditolak jika -ttabel < thitung < ttabel pada α = 5%

Ha tidak ditolak jika -thitung < -ttabel dan thitung > ttabel pada α = 5% 3.6.2.3Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Apabila nilai R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen (Situmorang dkk, 2012:154).


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2011.

Berdasarkan data yang diperoleh dari factbook yang diterbitkan BEI di

websitfood and beverages yang

terdaftar selama kurun waktu 2008-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, sehingga jumlah sampel yang diteliti berjumlah 13 perusahaan sebagaimana terlihat dalam tabel 3.1 di bab sebelumnya.

Berikut ini adalah gambaran singkat dan data finansial keuangan tahunan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

1. PT Akasha Wira International Tbk

PT Akasha Wira International Tbk (dahulu PT Ades Waters Indonesia Tbk) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986.

Saat ini kegiatan utama ADES bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan serta perdagangan besar produk-produk kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986 sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010.


(46)

Tabel 4.1 Data Keuangan ADES (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 185 178 324 316

Total Utang 133 110 225 190

Total Ekuitas 52 68 100 126

Net income -15 16 32 26

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar dan net

income terbesar ADES terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2010,

namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2010. Sedangkan total ekuitas yang terbesar terjadi pada tahun 2011.

2. Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA)

AQUA adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh PT Golden Mississippi Tbk di Indonesia sejak tahun 1973 yang didirikan oleh Tirto Utomo.

Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi.


(47)

Tabel 4.2

Data Keuangan AQUA (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 1003 1147 1351 1351

Total Utang 412 481 611 611

Total Ekuitas 582 657 730 730

Net income 82 96 97 97

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar, total ekuitas terbesar dan net income terbesar AQUA terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2010 dan 2011, namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2010 dan 2011.

3. PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)

PT Cahaya Kalbar Tbk (dahulu CV Tjahaja Kalbar) didirikan 03 Pebruari 1968 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Ruang lingkup kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum, impor dan ekspor.

Tabel 4.3

Data Keuangan CEKA (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 605 568 850 823

Total Utang 358 267 542 418

Total Ekuitas 247 302 309 405

Net income 28 49 30 96


(48)

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar CEKA terjadi pada tahun 2010, namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2010. Sedangkan total ekuitas terbesar dan net income terbesar terjadi pada tahun 2011.

4. PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)

PT Davomas Abadi Tbk didirikan tanggal 14 Maret 1990 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1991. Kegiatan usaha DAVO pada saat ini adalah pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao bubuk.

Tabel 4.4

Data Keuangan DAVO (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 3671 2806 2857 2692

Total Utang 2997 2359 1892 1849

Total Ekuitas 674 447 965 843

Net income -511 -227 -26 -122

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar DAVO terjadi pada tahun 2008, namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2008. Dan total ekuitas yang terbesar terjadi pada tahun 2010, sedangkan net

income selalu mengalami kerugian dari tahun 2008 hingga 2011 dan kerugian

terbesar terjadi pada tahun 2008. 5. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)

PT Delta Djakarta Tbk didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya,


(49)

kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel Group, Filipina.

Ruang lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku”.

Tabel 4.5

Data Keuangan DLTA (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 698 760 709 696

Total Utang 174 161 115 123

Total Ekuitas 520 590 578 573

Net income 84 127 140 152

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar dan total ekuitas terbesar DLTA terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2009. Total utang terbesar terjadi pada tahun 2008 sedangkan net income

terbesar terjadi pada tahun 2011.

6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu


(50)

penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.

Tabel 4.6 Data Keuangan INDF (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 39594 40383 47276 53586

Total Utang 26435 24887 22423 21976

Total Ekuitas 8499 10155 16785 31610

Net income 1034 2076 2953 5017

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar, total ekuitas terbesar dan net income terbesar INDF terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011. Dan total utang terbesar terjadi pada tahun 2008.

7. PT Mayora Indah Tbk

PT Mayora Indah Tbk didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Saat ini, MYOR menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri.

Tabel 4.7

Data Keuangan MYOR (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 2923 3246 4399 6600

Total Utang 1647 1623 2359 4175

Total Ekuitas 1245 1582 1991 2425

Net income 196 372 484 484


(51)

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar dan total ekuitas terbesar MYOR terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011, namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2011. Sedangkan

net income yang terbesar terjadi pada tahun 2010 dan 2011. 8. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)

PT Multi Bintang Indonesia Tbk didirikan 03 Juni 1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1929.

MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd. (Asia Pacific Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken). Ruang lingkup kegiatan MLBI beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya.

Tabel 4.8 Data Keuangan MLBI (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 941 993 1137 1221

Total Utang 597 888 666 691

Total Ekuitas 344 105 471 530

Net income 222 340 443 507

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar, total ekuitas terbesar dan net income terbesar MLBI terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011. Dan total utang terbesar terjadi pada tahun 2009.


(52)

9. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk didirikan tanggal 16 April 1974 dengan nama PT Aneka Bumi Asih dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Ruang lingkup kegiatan PSDN adalah bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi.

Tabel 4.9

Data Keuangan PSDN (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 287 354 415 421

Total Utang 152 181 222 215

Total Ekuitas 93 125 138 206

Net income 9 32 13 24

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar dan total ekuitas terbesar PSDN terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011. Total utang terbesar pada tahun 2010 sedangkan net income terbesar terjadi pada tahun 2009.

10. PT Sekar Laut T

PT Sekar Laut Tbk didirikan 19 Juli 1976 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Ruang lingkup kegiatan SKLT meliputi bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri.


(53)

Tabel 4.10 Data Keuangan SKLT (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 201 196 199 214

Total Utang 100 83 81 91

Total Ekuitas 101 113 118 123

Net income 4 13 5 6

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar dan total ekuitas terbesar SKLT terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011. Total utang terbesar pada tahun 2008 sedangkan net income terbesar terjadi pada tahun 2009.

11. PT Siantar Top Tbk (STTP)

PT Siantar Top Tbk didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy).

Tabel 4.11 Data Keuangan STTP (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 627 549 649 935

Total Utang 263 144 202 445

Total Ekuitas 363 405 447 490

Net income 5 627 43 43

Sumber:


(54)

2011, namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2011. Sedangkan

net income yang terbesar terjadi pada tahun 2009. 12. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras.

Tabel 4.12 Data Keuangan AISA (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 1017 1347 1937 3590

Total Utang 626 918 1347 1757

Total Ekuitas 391 428 576 1833

Net income 29 38 75 150

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar, total ekuitas terbesar dan net income terbesar AISA terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011. Namun juga total utang terbesar terjadi pada tahun 2011.


(55)

13. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ)

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman.

Di bidang minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis.

Tabel 4.13 Data Keuangan ULTJ (dalam milyar rupiah)

Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011

Total Aset 1741 1733 2007 2179

Total Utang 604 538 705 777

Total Ekuitas 1135 1192 1298 1402

Net income 304 61 107 101

Sumber:

Pada data finansial tersebut dapat dilihat bahwa total aset terbesar adalah dan total ekuitas terbesar ULTJ terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2011, namun juga memiliki total utang terbesar pada tahun 2011. Sedangkan


(56)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Menurut Ghozali (2005:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range dan kemencengan distribusi.

Tabel 4.14 Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

LN_ROE -1.86527 .94074 52

LN_DER .10334 .76328 52

LN_ROA -2.66632 .79776 52

Sumber: Output SPSS, diolah Penulis, 2013 Berdasarkan data dari tabel 4.14 dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel rentabilitas modal sendiri yang indikatornya Return on Equity (ROE) yaitu sebagai variabel dependen memiliki sampel (N) sebanyak 52, dengan nilai mean (nilai rata-rata) -1,86527. Standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, 94074.

2. Variabel struktur modal yang indikatornya Debt to Equity Ratio (DER) yaitu sebagai variabel independen memiliki sampel (N) sebanyak 52, dengan nilai

mean (nilai rata-rata) 0,10334. Standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,76328.


(1)

Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program software SPSS 17.0. Model yang digunakan untuk menguji hipotesis ini yaitu model analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen baik secara simultan maupun parsial terhadap variabel dependen dengan melakukan uji statistik t dan uji klasik F.

Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best, Linear,

Unbiased, Estimator/BLUE) maka perlu

dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2011. Jumlah populasi sebanyak 16 perusahaan dan sampel yang terpilih berdasarkan kriteria yang dibuat sebanyak 13 perusahaan.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji grafik dan uji statistik. Uji grafik dilihat dari grafik histogram dan juga dari grafik P-Plot.

Grafik Histogram

Pada gambar di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal yang ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng.

Grafik Normal P-Plot

Dan pada grafik normal P-Plot di bawah ini dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Uji grafik hanya terlihat secara visual. Oleh karena itu diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std.

Deviation

.12723861 Most Extreme Differences Absolute .077 Positive .077 Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .554

Asymp. Sig. (2-tailed) .919 a. Test distribution is Normal.


(2)

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,919 yang lebih besar dari nilai signifikan (0,05). Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.

Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson (DW)

Test yaitu jika du < d < 4-du, berarti tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.

Hasil Uji Durbin-Watson

Berdasarkan uji autokolerasi di atas diperoleh nilai DW sebesar 1,948. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 52 dan k = 3 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,4339 dan du sebesar 1,6769 .

Hal ini sesuai dengan ketentuan du < d < 4-du, yaitu 1,6769 < 1,948 < (4-1,6769) yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokolerasi positif maupun negatif dalam penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat pada grafik Scatterplot

berikut ini.

Berdasarkan gambar scatterplot

dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, yang artinya bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi (hubungan) di antara variabel bebas dalam model regresi (Situmorang, et. al, 2010).

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0.1

sedangkan variance inflation factor (VIF) > 5.

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LN_DER .994 1.006 LN_ROA .994 1.006 a. Dependent Variable: LN_ROE

Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada semua variabel independen, dimana VIF < 5 dan nilai tolerance > 0,1.

Analisis Regresi Linear Berganda Uji Signifikansi Simultan (F-Test)

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan

dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat

signifikan (α) = 5 %.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji- F:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .991a .982 .981 .129809 1.948 a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_DER


(3)

Ho tidak ditolak (Ha ditolak) jika Fhitung ≤

Ftabel pada α = 5 %

Ho ditolak (Ha diterima) jika Fhitung > Ftabel

pada α = 5 %.

Berikut ini tabel hasil uji signifikan simultan (F).

ANOVAb

Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 44.309 2 22.154 1314.769 .000a

Residual .826 49 .017 Total 45.135 51

a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_DER b. Dependent Variable: LN_ROE

Hasil uji F pada Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah

1314,769 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,19.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya variabel independen

yakni struktur modal dan return on assets

secara simultan atau serempak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan

food and beverages yang terdaftar di BEI. Uji Signifikansi Parsial (t-Test)

Berikut ini tabel hasil uji signifikan parsial (t-Test).

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .969 .063 15.288 .000 LN_DER .553 .024 .448 23.138 .000 LN_ROA 1.085 .023 .920 47.450 .000 a. Dependent Variable: LN_ROE

Berdasarkan hasil uji t, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 0.969 + 0.553X1 + 1.085X2 + e

Dimana:

Y = Rentabilitas Modal Sendiri (Return on Equity/ROE)

a = Konstanta

X1 = Struktur Modal (Debt to Equity

Ratio/DER)

X2 = Return on Assets (ROA)

e = Standard Error

Berdasarkan hasil pengolahan hasil uji t pada tabel di atas dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut:

a. Nilai a (Konstanta) = 0,969

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen yakni debt to equity ratio dan return on assets, maka return on equity sebesar 0,969

b. Variabel debt to equity ratio (DER) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on equity. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (23,138) > ttabel (1,67655), artinya

jika variabel DER ditingkatkan sebesar satu satuan maka return on equity akan mengalami kenaikan sebesar 0,553 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

c. Variabel return on assets (ROA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on equity. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (47,450) > ttabel (1,67655) ,

artinya jika variabel ROA ditingkatkan sebesar satu satuan maka return on

equity akan mengalami kenaikan

sebesar 1,085 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Apabila nilai R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen.


(4)

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

1 .991a .982 .981 .129809

a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_DER b. Dependent Variable: LN_ROE

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya maka diperoleh hasil bahwa struktur modal yang dihitung dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan

return on assets (ROA) secara

bersama-sama atau serempak mempengaruhi rentabilitas modal sendiri yang dihitung dengan return on equity (ROE) pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung

(23,138)> ttabel (1,67655).

Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel return on

assets (ROA) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (47,450) > ttabel

(1,67655).

Dari hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R sebesar 0,991 yang berarti hubungan antara debt to equity ratio dan return on assets terhadap

return on equity sebesar 99,1%.

Nilai R Square sebesar 0,982 yang berarti 98,2% faktor yang berpengaruh terhadap return on equity dapat dijelaskan

debt to equity ratio dan return on assets. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 1,8% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,981

berarti 98,1% faktor yang berpengaruh terhadap return on equity dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio dan return on

assets. Sedangkan sisanya yaitu sebesar

1,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Standar Error of the Estimate adalah

0,129809 dimana semakin kecil standar deviasi maka model akan semakin baik. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah struktur modal dan return on assets

memiliki pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 13 perusahaan yang listing dari tahun 2008-2011.

Dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heteroskedastisitas maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel struktur modal atau debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri atau return on equity (ROE).

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh DER mempengaruhi peningkatan maupun penurunan ROE. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori sebelumnya bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal asing dan modal sendiri (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan meningkatkan rentabilitas modal sendiri.


(5)

2. Hasil uji secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel return on assets (ROA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri atau return on equity (ROE).

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh ROA mempengaruhi peningkatan maupun penurunan ROE. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori sebelumnya bahwa apabila ROA lebih kecil dari tingkat bunga modal asing lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing. Sebaliknya apabila ROA lebih besar dibanding dengan tingkat bunga modal asing lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.

Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa variabel struktur modal dan ROA secara bersama-sama (serempak) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

Saran

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel perusahaan maupun tahun yang lebih banyak lagi sehingga dari hasil yang diperoleh dapat diketahui apakah hasilnya tetap konsisten dari tahun ke tahun sehingga validitas dari hasil penelitian dapat ditingkatkan.

2. Melihat nilai R Square dari hasil olah data yang tinggi yaitu sebesar 0,982 atau 98,2% maka untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang akan mencoba meneliti kembali terkait dengan rentabilitas modal sendiri ini sebaiknya variabel-variabel yang digunakan dan diteliti lebih diarahkan pada variabel non-keuangan perusahaan misalnya dari aspek manajemen.

3. Bagi perusahaan disarankan agar mampu mengelola struktur modalnya dengan tepat untuk dapat mencapai struktur modal yang optimal sehingga rentabilitas perusahaan dapat dimaksimalkan. Karena debt to equity

ratio sangat mempengaruhi keadaan


(6)

DAFTAR PUSTAKA Kodrat, David Sukardi dan Christian

Herdinata, 2009. Manajemen Keuangan: Based on Empirical Research, Edisi 1, Cetakan 1, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Munawir, 2004. Analisis Laporan

Keuangan, Penerbit Liberty,

Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2007. Manajemen

Keuangan Perusahaan, Edisi Baru,

RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Zamani, Muhammad Ihwan Umar, dan Moeljadi, 2012. Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk. dengan Rasio Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin dan Capital Adequancy Ratio, Jurnal Ilmiah Vol. 1, No. 1, Semester Ganjil 2012/2013, Universitas Brawijaya.

Sukartini, 2005. Pengaruh Struktur Modal

terhadap Rentabilitas Perusahaan,

Jurnal Akuntansi Vol. 1, No. 1, Juni 2005, Universitas Politeknik Negeri Padang.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Iskandar Muda, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Fadli, dan Fauzi Syarief, 2010.

Analisis Data: Untuk Riset

Manajemen dan Bisnis, USU Press,

Medan.

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian

MSDM dan Perilaku Karyawan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 83

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 99

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLTK DI INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Assets terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI (2008-2011)

0 0 12