Pengakuan pendapatan dan beban Revenue and expense recognition

m. Pengakuan pendapatan dan beban m. Revenue and expense recognition

Grup menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), The Group has adopted PSAK 23 (Revised “Pendapatan”, yang mengidentifikasi saat

which identifies the kriteria pengakuan pendapatan terpenuhi,

“Revenue”,

circumstances in which the criteria on revenue sehingga pendapatan dapat diakui, dan

recognition are met and, therefore, revenue mengatur

may be recognized, and prescribes the pendapatan yang timbul dari jenis transaksi

accounting treatment of revenue arising from dan kejadian tertentu, dan juga memberikan

certain types of transactions and events, and panduan praktis dalam penerapan kriteria

also provides practical guidance on the mengenai pengakuan pendapatan.

application of the criteria on revenue

recognition.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan Revenue is recognized to the extent that it is manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup

probable that the economic benefits will flow to dan jumlahnya dapat diukur secara handal.

the Group and the revenue can be reliably Pendapatan diukur

measured. Revenue is measured at the fair pembayaran yang diterima, tidak termasuk

pada

nilai wajar

value of the consideration received, excluding diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai

discounts, rebates and Value Added Taxes (“PPN”).

(“VAT”).

Beban diakui pada saat terjadinya. Expenses are recognized when incurred.

n. Imbalan kerja karyawan

n. Employee benefits

Grup mencatat liabilitas imbalan kerja yang The Group recognizes its unfunded employee tidak didanakan berdasarkan Undang-

benefits liability in accordance with Labor Law undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003

No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the “Law”) tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan

and PSAK 24 (Revised 2010), on “Employee PSAK 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja”.

Benefits”.

Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan Effective January 1, 2012, the Group adopted PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”,

PSAK 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, yang

which regulates the accounting and disclosure pengungkapan untuk imbalan kerja, yang

for employee benefits, both short-term (e.g., meliputi imbalan kerja jangka pendek

paid annual leave, paid sick leave) and long- (misalnya

term (e.g., long-service leave, post-employment pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja

medical benefits). The Group has chosen the jangka panjang (misalnya cuti-berimbalan

10% corridor method for the recognition of jangka panjang dan imbalan kesehatan

actuarial gains or losses. The Group also pasca-kerja). Grup telah memilih “10%

requires the recognition of liability and expense corridor

when an employee has provided service and keuntungan atau kerugian aktuarial. Grup

the entity consumes economic benefit arising juga melakukan pengakuan liabilitas dan

from the service. The adoption of this revised beban ketika karyawan telah memberikan

PSAK has not significant impact on the layanan dan entitas mengkonsumsi manfaat

consolidated financial statements. ekonomi yang timbul dari layanan tersebut. Penerapan PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh signifikan

terhadap

laporan

keuangan konsolidasian.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

(lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (continued)

n. Imbalan kerja karyawan (lanjutan)

Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode projected-unit-credit

dan

menerapkan

asumsi atas tingkat diskonto, hasil aset dana pensiun dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun tahunan. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melewati 10% ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program manfaat pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. Apabila imbalan tersebut menjadi hak karyawan setelah program manfaat pasti diperkenalkan atau program tersebut diubah, biaya jasa lalu diakui segera.

n. Employee benefits (continued)

Under PSAK 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the projected-unit-credit method. Actuarial

gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefits obligation at that date. These gains or losses in excess of the 10% threshold are recognized on a straight- line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefits payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested. If the benefits have already vested, following the introduction of changes to a defined benefit plan, past service costs are recognized immediately.

Grup mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program manfaat pasti pada saat kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap total karyawan yang mengikuti program manfaat pasti atau apabila

ketentuan-ketentuan program manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang diberikan oleh karyawan aktif pada masa depan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program manfaat pasti, atau akan memenuhi ketentuan untuk manfaat yang lebih rendah). Laba atau rugi dari kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai kini liabilitas program manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa

lalu yang

belum diakui

sebelumnya.

The Group recognize gains or losses on the curtailment of a defined benefit plan when the curtailment occurs (when there is a commitment

to make a material reduction in the number of employees covered by a plan or when there is an amendment of the defined benefit plan terms such that a material element of future services to be provided by current employees will no longer qualify for benefits, or will qualify only for reduced benefits). The gain or loss on curtailment comprises any resulting change in the present value of defined benefit obligation and any related actuarial gains or losses and past service cost that had not previously been recognized.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

(lanjutan) POLICIES (continued)

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24