B. Peranan Pemerintah Kota Sungai Penuh
Keuangan daerah merupakan bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Pengelola keuangan daerah dijabat oleh kepala pemerintahan daerah.
62
Dalam rangka kekuasaan pengelolaan keuangan tersebut dilaksanakan oleh kepala satuan
kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaranbarang daerah.
63
Dengan dasar acuan tersebut, maka diatur dalam pasal 156 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa dalam
melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban, serta pengawasan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat daerah. Selanjutnya bahwa pelimpahan sebagian atau seluruh
kekuasaan tersebut didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan menerimamengeluarkan uang.
64
Pengertian pejabat pengelola keuangan daerah menurut ketentuan pasal 1 angka 21 Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
ialah kepala badandinasbiro keuanganbagian keuangan yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
Adapun tugasnya diatur berdasarkan ketentuan pasal 10 ayat 2 Undang-Undang
62
Pasal 6 ayat 2 huruf c Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
63
Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
64
Djumhana, Op. Cit, hal. 66.
No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelola APBD.
b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Perda. d.
Melaksankan funsi bendahara umum daerah.
e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. Ketika membahas perlindungan hukum dalam bidang perdata, disinggung
tentang konsep onrechtmatige daad. Konsep ini terdapat dalam hukum perdata, yang secara yuridis formal diatur dalam pasal 1365,1366, dan 1367 KUH
Perdata.
65
65
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 339.
Dalam perspektif hukum, prinsip bahwa setiap tindakan onrechtmatig subjuk hukum yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain mengharuskan adanya
pertanggungjawaban bagi subjek hukum yang bersangkutan merupakan prinsip yang telah diakui dan diterima secara umum dalam pergaulan hukum. Demikian
juga kaitannya dalam peranan pemerintah Kota Sungai Penuh dalam hal ini Walikota Sungai Penuh sebagai pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
dalam penanaman modal daerah pada Bank Jambi.
Konsepsi onrechmatige daad kemudian menjadi bagian yang paling sulit dalam ilmu hukum pada saat konsep ini diterapkan dalam pemerintahan apalagi
ketika tidak berdasarkan hukum tertulis.Namun hanya menurut suatu kebiasaan pada suatu pemerintahan di daerah, yang dimasukkan sebagai salah satu kriteria
perbuatan melanggar hukum. Hal ini pula yang menyebabkan banyak daerah di Provinsi Jambi termasuk Kota Sungai Penuh Pemerintah Kota terkesan ragu-
ragu dalam menanamkan modalnya pada Bank Jambi Bank Daerah. Pejabat pengguna anggaranpengguna barang dalam melaksanakan tugas-
tugas sebagaimana dimaksud dapat saja melimpahkan tugas-tugas termasuk pengambilan keputusan kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa
pengguna anggarankuasa pengguna barang.
66
Penanaman modal Kota Sungai Penuh pada Bank Jambi langsung dipertanggungjawabkan oleh Walikota Sungai
Penuh secara langsung melalui surat Walikota Sungai Penuh tentang Penyataan Pemegang saham Badan Hukum.
67
Berkenaan dengan surat tersebut serta memperhatikan isi dari pasal 9 huruf a angka 4 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2004 Tentang lembaga Penjaminan simpanan selanjutnya disebut Program Penjaminan. Berikut isi dari surat Penyertaan Pemegang Saham Berbadan
Hukum Kota Sungai Penuh,
68
66
Pasal 11 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
67
Surat Walikota Sungai Penuh Tentang Penyertaan Saham Badan Hukum Bagi Bank Berbadan Hukum Indonesia.
68
Surat Walikota Sungai Penuh, Loc: Cit.
yaitu : Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Daerah Kota Sungai Penuh
selaku pemegang saham PT. Bank Pembangunan Daerah jambi, dangan ini menyatakan hal-hal sebagi berikut :
1. Bersedia mematuhi seluruh ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan mengenai Program Penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan.
2. Bersedia untuk melepaskan dan menyerahkan kepada LPS segala hak,
kepemilikan, danatau kepentingan lainya apabila bank menjadi bank gagal.
3. Bersedia bertanggung jawab atas setiap kelalaian danatau perbuatan
yang malanggar hukum yang dilakukan selaku Pemegan Saham, baik langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan kerugian atau
membahayakan kelangsungan usaha bank, termasuk menyerahkan harta kekayaan badan hukum ini Pemerintah Daerah kota Sungai
Penuh kepada LPS apabila bank menjadi bank gagal.
Setelah dilihat dan membaca isi dari surat tersebut jelas sekali terlihat bahwa pengambilan dan pertanggung jawaban terhadap penanaman modal ini
semuanya deserahkan kepada Walikota Sungai Penuh sebagai penanggung jawab pemegang saham pemerintah Kota Sungai Penuh pada Bank Jambi. Keuangan
daerah merupakan bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Pengelola keuangan daerah dijabat oleh kepala pemerintahan daerah.
69
Penanaman modal yang dilakukan Pemerintah Kota Sungai Penuh ini juga tidak terlepas dari adanya tuntutan kepada pemerintah untuk berusaha mencari
modal untuk menambah kas daerahnya. Hal ini juga disebabkan adanya pergeseran konsepsi nachwachtersstaat negara peronda ke konsepsi welfare
state membawa pergeseran pada peranan dan aktivitas pemerintah. Pada konsepsi nachwachtersstaat berlaku prinsip staatsnthounding, yaitu pembatasan negara dan
pemerintah pemerintah daerah dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintah bersifat pasif, hanya sebagai penjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat. Sementara itu, pada konsepsi welfare state, pemerintah diberi
69
Pasal 6 ayat 2 huruf c Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
kewajiban untuk mewujudkan bestuurszorg kesejahteraan umum, yang untuk itu kepada pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk
campur tangan staatsbemoeienis dalam segala lapangan masyarakat yang menjadi keweanangan dari daerah.
70
Pada dasarnya setiap bentuk campur tangan pemerintah ini harus didasarkan pada segala peraturan perundang-undangan yang berkaitan dangan
kebijakan yang dicampuri oleh pemerintah Pemerintah Kota Sungai Penuh ini adalah perwujudan dari asas legalitas, yang menjadi sendi utama dari negara
hukum. Akan tetapi, karena ada keterbatasan dari asas ini atau karena adanya kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada peraturan perundang-undangan.
Kepada pemerintah diberi kebebasan freies Ermessen, yaitu kemerdekaan pemerintah untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan sosial. Artinya pemerintah daerah Kota Sungai
Penuh dituntut aktif dalam mencari sumber-sumber dana untuk pemasukan bagi kas daerah Kota Sungai Penuh di tengah dinamika ekonomi yang berkembang di
dalam kehidupan masyarakat daerah setempat.
71
Selain dari Peraturan Daerah Perda Kepala daerah KabupatenKota dapat saja mengeluarkan suatu produk hukum lain dalam bentuk Keputusan Kepala
Daerah. Keputusan Kepala Daerah dibuat untuk melaksanakan Peraturan Daerah Perda dan atas kuasa peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keputusan
Kepala Daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan
70
Ridwan, Op. Cit, hal. 241.
71
Riwan, Op. Cit, hal. 242.
daerah dan peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi. Peraturan daerah dan keputusan kepala daerah yang bersifat mengatur, baru mempunyai
kekuatan hukum dan mengikat setelah diundangkan dengan menempatkan dalam lembaran daerah.
72
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh ini memiliki resiko yang cukup besar. Sahammodal dikenal dengan karakteristik
yaitu memberikan peluang keuntungan yang tinggi tapi juga memiliki resiko kegagalan yang tinggi pula. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan
return atau keuntungan capital gain dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Walaupun dalam hal ini berlaku fiksi hukum, yang mengatakan bahwa
setiap orang sudah tahu semenjak peraturan perundang-undang tersebut diundangkan, tetapi agar suatu Peraturan Daerah Perda bisa berfungsi secara
efektif. Sebaiknya dilakukan upaya-upaya untuk mensosialisasikan peraturan daerah yang dimaksud tersebut Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh No. 19
Tahun 2010 Tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Bank Jambi, antara lain dengan melakukan penyuluhan langsung ke lapangan oleh instansi
terkait, melalui media massa, baik media massa elektronik maupun media cetak.
73
Kegagalan dalam penyertaan modal ini dapat saja terjadi apabila modal yang disertakan tidak menghasilkan sesuai deviden yang diharapkan Kota Sungai
Penuh untuk membantu kas daerah.
72
Rozali, Op. Cit, hal. 43.
73
Tjiptono, Ibid, hal. 10.
C. Peran Bank Jambi Dalam Menjalankan Kebijakan Penyertaan Modal