BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Daerah-daerah otonomi baru di Indonesia biasanya masih memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah PAD yang sangat kecil. Daerah otonomi baru tersebut
perlu melakukan berbagai macam usaha-usaha yang menghasilkan income untuk daerahnya masing-masing.
Pemerintah Provinsi Jambi dalam usahanya untuk membantu daerah kabupatenkota dalam Provinsi Jambi untuk meningkatkan Pendapatan Asli
daerah PAD adalah dengan cara membuat suatu kebijakan daerah. Kebijakan daerah yang dimaksud adalah dengan melakukan penanaman modal pada Badan
Usaha Milik Daerah BUMD dalam hal ini adalah Bank Jambi. Sebagaimana diamanatkan dalam GBHN 1999 dan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang
Program Pembangunan Nasional Propenas tahun 2000-2004 adalah bahwa perwujudan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab dalam
rangka pemberdayaan masyarakat, serta dilakukan oleh berbagai lembaga ekonomi masyarakat di daerah.
1
Sumber-sumber daerah keseluruhannya dalam pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ini adalah: a Pendapatan Asli Daerah; b Dana Perimbangan; c
Pinjaman Daerah dan d Lain-lain Penerimaan yang sah. Sehubungan dengan hal
1
Muhammad Al Mustofa, http:muhammadalmustofa.wordpress.com20110403program-
pembangunan-nasional-propenas , diakses pada tanggal 24 Januari 2012, Pukul 16.02 WIB.
1
ini usaha dan kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari hasil badan usaha milik daerah BUMD telah berjalan sejak lama. BUMD tersebut dibentuk
berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah, yang diperkuat oleh UU No. 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di
Daerah. Tujuan dibentuknya BUMD tersebut adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan
kemanfaatan umum dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah.
2
Sejak tanggal 22 November 2007, Bank Pembangunan Daerah Jambi berubah status menjadi Perseroan Terbatas PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi
disebut Bank Jambi dan berdasarkan akte notaris Robert Faisal, S.H. No. 1 tanggal 1 Februari 2007. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Pemerintah Provinsi Jambi dalam upaya meningkatkan sumber pendapatan asli daerahnya adalah dengan cara membentuk suatu bank daerah yang dikenal
dengan Bank Jambi, yang merupakan bank milik Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah KabupatenKota se-Provinsi Jambi. Bank Jambi didirikan berdasarkan
Akte Notaris Adiputra Parlindungan No. 6 tanggal 12 Februari 1959 dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi yang kemudian diubah melalui Akte
Notaris Habro Poerwanto No. 70 tanggal 12 Oktober 1959 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A51158 tanggal
6 November 1959 dimuat pada Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 110.104 tanggal 29 Desember 1959.
2
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Konsep Program Pembangunan Nasional Propenas 2000-2005, BAPPENAS, Jakarta, 1999.
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. W20-00061 HT.01.01-TH. 2007 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 55
tanggal 10 Juli 2007 serta Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 959KEP.GBI2007 tanggal 13 November 2007. Bentuk kegiatan Bank Jambi
meliputi seluruh kegiatan bank umum, termasuk sebagai pemegang kas daerah yang berfungsi melaksanakan dan mengelola penyimpanan, penerimaan dan
pengeluaran kas daerah serta mengutamakan pembiayaan bidang proyek pembangunan daerah.
3
Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi adalah salah satu daerah otonomi baru di Provinsi Jambi, yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2008 Tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh. Kota Sungai Penuh sendiri adalah daerah pecahan dari kabupaten induknya yakni Kabupaten Kerinci
Provinsi Jambi. Oleh karena itu Kota Sungai Penuh merupakan daerah KabupatenKota dalam Provinsi Jambi yang memiliki Pendapatan Asli Daerah
PAD yang paling kecil, sehingga dianggap perlu oleh pemerintah daerah setempat untuk ikut menanamkan modal daerahnya pada Bank Jambi.
Salah satu langkah yang di ambil oleh Pemerintah Provinsi Jambi adalah melalui kebijakan penyertaan modal pemerintah kabupatenkota dalam Provinsi
Jambi pada Bank Pembangunan Daerah Jambi BPD atau yang disebut dengan Bank Jambi. Langkah ini dilakukan sekaligus untuk tetap dapat mengembangkan
Bank Jambi sebagai satu-satunya bank milik pemerintah daerah yang dapat terus berkembang sampai ke level yang diharapkan.
3
Dikutip dari Laporan Tahunan Bank Jambi Tahun 2010, hal. 5.
Keuangan daerah merupakan bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Pengelola keuangan daerah dijabat oleh kepala pemerintahan daerah.
4
Sedangkan dalam rangka kekuasaan pengelolaan tersebut dilaksanakan oleh kepala satuan
kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan kepala Satuan Kerja Perangkat Dinas SKPD selaku pejabat pengguna anggaranbarang
daerah.
5
Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah Kota Sungai Penuh semenjak terbentuk pada tahun 2008 sampai dengan saat ini, hanya mengandalkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan bantuan-bantuan dari Pemerintah Provinsi Jambi serta bantuan dari kabupaten Kerinci Kabupaten induk, namun
bantuan dari Kabupaten Kerinci ini hanya sampai dengan tahun anggaran 2010. Dimana dalam perkembangannya pemerintah setempat, belum mampu untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Pemerintah Kota Sungai Penuh dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah PAD memutuskan untuk
Kota Sungai Penuh dalam upayanya meningkatkan pendapatan asli daerah PAD berupaya untuk ikut seta dalam menamamkan modalnya pada Bank Jambi
dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Perda Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Bank Jambi. Dimana di dalam
Peraturan Daerah Perda ini Kota Sungai Penuh diharuskan untuk menanamkan sahamnya pada Bank Jambi sebesar Rp. 7.500.000.000,- tujuh setengah miliyar
rupiah.
4
Pasal 6 ayat 2 huruf c Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
5
Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
ikut menyertakan modalnya pada Bank Jambi sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan Pendapatan Asli daerah PAD.
Penyertaan modal pemerintah daerah kabupatenkota dalam Provinsi Jambi pada Bank Jambi mulai diwacanakan pada tahun 2009, dan baru terealisasi pada
tahun 2010 yang melibatkan 9 sembilan Kabupaten dan 2 dua Kota dalam Provinsi Jambi serta Provinsi Jambi sendiri sebagai Provinsi induk. Seluruh
KabupatenKota dalam Provinsi Jambi berkewajiban untuk menyetorkan modalnya pada Bank Jambi sampai dengan tahun 2015 yaitu sampai dengan batas
maksimumnya sebesar Rp 50.000.000.000,- lima puluh miliyar rupiah.
6
Sesuai dengan visi dari Bank Jambi, menjadi bank yang ideal dan sehat dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat di bidang jasa bank yang
memiliki nilai tambah bagi ekonomi daerah khususnya Usaha Kecil Menengah UKM dengan pengelolaan secara profesional, kehati-hatian dan berkembang
secara wajar. Perkembangan ekonomi global dewasa ini membawa Bank Jambi sebagai
satu-satunya lembaga perbankan milik Provinsi Jambi yang senantiasa selalu berusaha untuk melakukan suatu terobosan-terobosan yang dapat membawa Bank
Jambi sebagai Badan Usaha Milik Daerah BUMD yang sehat.
7
6
Wawancara dengan Zulfikar, S.E, Sekretaris Dinas, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sungai Penuh, 28 Desember 2011, Pukul 13.05 WIB.
7
Laporan tahunan, Log:Cit, hal. 3.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan yang dikemukakan pada latar belakang penelitian di atas “Analisis Yuridis Kebijakan Daerah Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi
Dalam Penyertaan Modal Pada Bank Jambi” maka rumusan masalah yang dapat di ambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan bank daerah ?
2. Bagaimana prosedur dan persyaratan penyertaan modal Kota Sungai
Penuh pada Bank Jambi ? 3.
Bagaimana pertimbangan-pertimbangan yang melandasi Pemerintah Kota Sungai Penuh melakukan penyertaan modal pada Bank Jambi ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan