Karakteristik Komplikasi Pada Pasien Miokard Infark Dengan ST-Segmen Elevasi Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2013

(1)

STUDI AKTIVITAS DI TAMAN SEKITAR GEDUNG BIRO

PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH

RENI AFRIANI HARAHAP

100406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STUDI AKTIVITAS DI TAMAN SEKITAR GEDUNG BIRO

PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH

RENI AFRIANI HARAHAP

100406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

STUDI AKTIVITAS DI TAMAN SEKITAR GEDUNG BIRO

PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

RENI AFRIANI HARAHAP

100406073

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

PERNYATAAN

STUDI AKTIVITAS DI TAMAN SEKITAR GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


(5)

Judul Skripsi : STUDI AKTIVITAS DI TAMAN SEKITAR GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : RENI AFRIANI HARAHAP Nomor Pokok : 100406073

Program Studi : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Devin Defriza H, ST., MT.)

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

(Ir. Dwira N. Aulia, MSc., PhD.) (Ir. N. Vinky Rachman, M.T.)


(6)

Telah diuji pada

Tanggal: 19 Januari 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Rudolf Sitorus, MLA

Anggota Komisi Penguji : Devin Defriza H, ST., MT.


(7)

ABSTRAK

Di kota-kota besar keberadaan ruang terbuka publik sangatlah penting dan dibutuhkan, karena ruang terbuka publik merupakan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kenyamanan, rileksasi, dan melakukan kegiatan aktif atau kegiatan pasif di luar aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan masyarakat. Menurut Project For Public Space

(PPS) kualitas ruang publik dikatakan berhasil salah satunya adalah adanya aktivitas atau orang yang melakukan kegiatan di tempat itu, merupakan tempat bersosialisasi yaitu orang dapat mengunjungi tempat itu atau membawa rekan yang lain untuk dapat saling bertemu.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas pengunjung, mengetahui aktivitas apa yang dominan terjadi, dan mengetahui elemen lansekap taman. Penelitian dilakukan di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dengan mengumpulkan data primer, dengan cara menyebar kuesioner, wawancara, mengobservasi elemen lansekap, membuat pemetaan perilaku dan aktivitas pengunjung, serta mengumpulkan data sekunder. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, aktivitas yang terjadi yaitu pengunjung datang membawa anak, adik, ataupun saudara yang masih anak-anak untuk melihat penangkaran rusa, melakukan aktivitas olahraga, berfoto-foto di sekitaran taman, melakukan diskusi/mentoring, duduk di taman samping Gedung Biro Pusat Administrasi USU untuk memanfaatkan free wi-fi, dan pengunjung datang bersama teman untuk melakukan perayaan kecil misalnya pada momen ulangtahun. Aktivitas yang paling mayoritas terjadi adalah bersantai, duduk-duduk bersama teman, ataupun sekedar menikmati suasana taman. Jenis-jenis elemen lansekap yang digunakan ialah paving blok dan perkerasan semen dan beberapa pohon-pohon serta tanaman dengan karakternya masing-masing. Saran yang dapat di berikan untuk taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara berupa penambahan fasilitas taman dan elemen-elemen yang, tidak hanya mendukung aktivitas pengunjung, tetapi juga dapat menjaga keberadaan dan kelestarian taman ini.


(8)

ABSTRACT

In big cities where public open space is important and necessary, because public open space is a space to complete the needs of the community for comfort, relaxation, and conducting active or passive activities outside the daily activities commonly performed community. According to Project For Public Space (PPS) the quality of public space is successful is the existence of the activity or the person doing the activities in that place, a place to socialize that people can visit it or bring another colleague to be mutually meet. This study aims to identify the activity of visitors, knowing what the dominant activity occurred, and knowing garden landscaping elements. Research carried out in the garden around the Central Bureau of Administration Building University of North Sumatra to collect primary data, by spreading questionnaires, interviews, observation of landscape elements, makes mapping the behavior and activities of visitors, as well as collecting secondary data. From the research that has been done, activities that occur that visitors come to bring a child, brother, or sister who are still children to see the deer, doing sport activities, take pictures in Regional Park, discussion/mentoring, sitting in the park next Building Administration Bureau USU to take advantage of the free wi-fi, and visitors come with friends to do a small celebration at birthday moment. The most activity occurs majority is relax, sitting with friends, or just enjoy the atmosphere of the park. The types of landscape elements used is paving blocks and cement pavement and some trees and plants with its own character. Advice that can be given to the park around the Central Bureau of Administration Building University of North Sumatra and park facilities in the form of additional elements, not only to support the activities of visitors, but also to maintain the existence and preservation of the park.


(9)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi Aktivitas di Taman Sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara ”sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan studi program sarjana Teknik Arsitektur.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini hingga selesai, terutama penuli tunjukan kepada :

1. Bapak Devin Defriza H, ST., MT., selaku dosen pembimbing atas kesediaannya membimbing, motivasi, pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat meyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini ;

2. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA dan Firman Eddy, ST., MT. selaku dosen penguji yang selalu memberikan pengarahan dan masukan yang sangat berharga dalam penyempurnaan penulisans kripsi ini ;

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T., selaku Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.LA, selaku Sekretaris Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc dan bapak Bauni Hamid, selaku dosen koordinator, serta Bapak/Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaiaan studi dan penulisan skripsi ini.

5. Masyarakat dan pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam melakukan penelitian dan mendapatkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.


(10)

6. Keluarga besar terutama kedua orang tua dan saudara – saudara penulis yang tercinta, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat serta bantuan baik dalam bentuk moral maupun material selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman stambuk 2010 atas kebersamaan dan perjuangan bersama selama empat tahun, serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 19 Januari 2015 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Lingkup / Batasan Permasalahan ... 4

1.6 Kerangka Berpikir ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Aktivitas ... 6

2.1.1 Pengertian Aktivitas Fisik ... 6

2.1.2 Jenis dan Klasifikasi Aktivitas ... 6

2.2 Perencanaan Bentuk dan Ruang ... 8

2.2.1 Wujud Dasar Ruang ... 8

2.2.2 Organisasi Ruang Organisasi Ruang ... 9

2.2.3 Skala Ruang ... 11

2.3 Sirkulasi ... 12

2.3.1 Macam Sistem Sirkulasi ... 12

2.3.2 Unsur-unsur Sirkulasi ... 12

2.4 Behavior Setting ... 13

2.4.1 Pengertian Behavior Setting ... 13

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi Behavior ... 14

2.4.3 Behaviorisme dalam Kajian Arsitektur ... 14

2.4.3.1 Arsitektur Membentuk Perilaku Manusia ... 15

2.4.3.2 Perilaku Manusia Arsitektur Membentuk ... 15

2.4.4 Batas Behavior Setting ... 15

2.5 Perancangan Lansekap ... 16


(12)

2.5.2 Elemen Lansekap ... 17

2.6 Ruang Terbuka Publik ... 19

2.6.1 Ruang (Space) dan Tempat (Place) ... 19

2.6.2 Pengertian Ruang Terbuka Hijau ... 20

2.6.3 Tujuan Ruang Publik ... 20

2.6.4 Fungsi Ruang Publik dan Peran Ruang Publik ... 21

2.6.4.1 Fungsi Ruang Publik ... 21

2.6.4.2 Peran Ruang Publik ... 21

2.6.5 Jenis Ruang Publik ... 23

2.7 Taman ... 24

2.7.1 Pengertian Taman ... 24

2.7.2 Asal Mula Konsep Taman ... 24

2.7.3 Jenis dan Klasifikasi Taman ... 24

2.7.4 Elemen Taman ... 27

2.7.5 Taman Kota dan Fasilitas untuk Aktifitas Manusia ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Variabel Penelitian ... 31

3.3 Populasi / Sampel ... 32

3.4 Metoda Pengumpulan Data ... 33

3.5 Kawasan Penelitian ... 35

3.6 Metoda Analisa Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Social Background Pengunjung ... 39

4.1.1 Jenis Kelamin ... 39

4.1.2 Usia ... 39

4.1.3 Pendidikan ... 40

4.1.4 Pekerjaan ... 41


(13)

4.1.6 Mode Transportasi Pengunjung ... 42

4.2 Pola Aktivitas pada Setting ... 43

4.2.1 Lama Aktivitas ... 43

4.2.2 Jenis Aktivitas ... 43

4.2.3 Waktu Kunjungan ... 44

4.2.4 Penilaian/Tanggapan Pengunjung Terhadap Taman 45 4.2.5 Lokasi Taman USU dari Daerah Tempat Tinggal Pengunjung ... 47

4.2.6 Tingkat Keseringan Pengunjung Mengunjungi Taman ... 48

4.2.7 Alasan Pengunjung Mengunjungi Taman USU ... 49

4.2.8 Tanggapan Pengunjung Terhadap Keberadaan Taman USU ... 49

4.2.9 Jenis Aktivitas yang Terjadi di Taman Sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 51

4.2.10 Aktivitas yang Dominan Terjadi ... 53

4.3 Setting ... 56

4.3.1 Tata Guna Lahan ... 56

4.3.2 Aksesibilitas ... 56

4.3.3 Jalur Pejalan Kaki ... 57

4.3.4 Street furniture ... 58

4.3.5 Area Parkir ... 61

4.3.6 Fasilitas Taman ... 62

4.3.7 Keberadaan Pedagang Kaki Lima ... 63

4.3.8 Suasana Taman ... 64

4.3.8.1 Siang Hari di Hari Kerja (weekdays) ... 64

4.3.8.2 Siang Hari di Hari Libur (weekend) ... 64

4.3.8.3 Malam hari di Hari Kerja (weekdays) ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67


(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Klasifikasi aktivitas fisik ... 6


(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1 Kerangka Berpikir ... 5

2.1 Aktivitas luar yang terjadi di ruang publik ... 7

2.2 Kenyamanan pengguna ruang publik ... 21

2.3 Interaksi pengguna ruang publik ... 22

2.4 Pertunjukkan musik dan permainan di sebuah ruang publik ... 23

2.5 Area bermain dan tempat duduk sebagai salah satu fasilitas ... 25

2.6 Fasilitas bermain pada taman ... 26

2.7 Sarana olahraga dan lapangan parkir pada taman ... 26

2.8 Tanaman dan satwa sebagai elemen lunak... 27

2.9 Patung dan bangku taman sebagai elemen keras ... 27

2.10 Aktivitas manusia di area taman ... 28

2.11 Menikmati lingkungan dan kegiatan bermain ... 29

3.1 Paradigma penelitian ... 31

3.2 Rumus slovin ... 33

3.3 Tahapan penelitian ... 35

3.4 Peta lokasi penelitian ... 35

3.5 Batasan lokasi penelitian dan tampak atas lokasi penelitian ... 36

3.6 Kondisi batasan lokasi penelitian ... 37

3.7 Kondisi tapak lokasi penelitian ... 37

4.1 Diagram tingkat pengunjung berdasarkan jenis kelamin ... 39

4.2 Diagram tingkat pengunjung berdasarkan usia ... 40

4.3 Grafik tingkat pendidikan pengunjung... 40

4.4 Grafik tingkat pekerjaan pengunjung ... 41

4.5 Grafik tingkat pengunjung Taman berdasarkan lamanya tinggal di Kota Medan ... 42

4.6 Grafik tingkat mode transportasi yang digunakan pengunjung ... 42


(16)

4.8 Grafik tingkat aktivitas yang dilakukan ... 44

4.9 Grafik Waktu kunjungan pengunjung ... 44

4.10 Grafik tingkat kenyamanan beraktivitas ... 45

4.11 Grafik tingkat suasana taman ... 41

4.12 Grafik tingkat penilaian masyarakat terhadap kebersihan dan fasilitas taman ... 47

4.13 Grafik tingkat jarak lokasi taman dengan daerah tempat tinggal pengunjung ... 48

4.14 Diagram tingkat kunjungan pengunjung ke taman selain taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 48

4.15 Grafik tingkat alasan mengunjungi taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 49

4.16 Grafik tingkat tanggapan pengunjung terhadap taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 50

4.17 Grafik tingkat dengan siapa pengunjung datang ke Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 54

4.18 Grafik tingkat tujuan datang ke taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 54

4.19 Grafik saran pengunjung terhadap taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ... 55

4.20 Pengunjung bersantai atau duduk-duduk bersama teman ... 56

4.21 Pintu 3 USU dan di depan Gedung Biro Pusat Administrasi USU .... 57

4.22 Jalur Pejalan Kaki dari daerah pintu 3 USU menuju taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU. ... 58

4.23 Ground cover area taman menggunakan paving block dan rumput. .. 58

4.24 Lampu taman yang berfungsi sebagai penerangan dan unsur estetika ... 59

4.25 Signage yang terdapat di area penangkaran rusa pad ataman. ... 59

4.26 Air mancur sebagai Sculpture. ... 60

4.27 Tempat sampah yang terdapat di area taman. ... 60


(17)

4.29 Area parkir motor dan mobil yang tersedia di taman. ... 62

4.30 Penyalahgunaan pedestrian sebagai area parkir mobil oleh pengunjung. ... 62

4.31 Toilet umum sebagai fasilitas taman. ... 63

4.32 Pedagang Kaki Lima yang ada di area taman. ... 63

4.33 Suasana taman siang hari pada hari kerja. ... 64

4.34 Suasana taman siang hari pada hari pekan. ... 65


(18)

ABSTRAK

Di kota-kota besar keberadaan ruang terbuka publik sangatlah penting dan dibutuhkan, karena ruang terbuka publik merupakan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kenyamanan, rileksasi, dan melakukan kegiatan aktif atau kegiatan pasif di luar aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan masyarakat. Menurut Project For Public Space

(PPS) kualitas ruang publik dikatakan berhasil salah satunya adalah adanya aktivitas atau orang yang melakukan kegiatan di tempat itu, merupakan tempat bersosialisasi yaitu orang dapat mengunjungi tempat itu atau membawa rekan yang lain untuk dapat saling bertemu.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas pengunjung, mengetahui aktivitas apa yang dominan terjadi, dan mengetahui elemen lansekap taman. Penelitian dilakukan di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dengan mengumpulkan data primer, dengan cara menyebar kuesioner, wawancara, mengobservasi elemen lansekap, membuat pemetaan perilaku dan aktivitas pengunjung, serta mengumpulkan data sekunder. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, aktivitas yang terjadi yaitu pengunjung datang membawa anak, adik, ataupun saudara yang masih anak-anak untuk melihat penangkaran rusa, melakukan aktivitas olahraga, berfoto-foto di sekitaran taman, melakukan diskusi/mentoring, duduk di taman samping Gedung Biro Pusat Administrasi USU untuk memanfaatkan free wi-fi, dan pengunjung datang bersama teman untuk melakukan perayaan kecil misalnya pada momen ulangtahun. Aktivitas yang paling mayoritas terjadi adalah bersantai, duduk-duduk bersama teman, ataupun sekedar menikmati suasana taman. Jenis-jenis elemen lansekap yang digunakan ialah paving blok dan perkerasan semen dan beberapa pohon-pohon serta tanaman dengan karakternya masing-masing. Saran yang dapat di berikan untuk taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara berupa penambahan fasilitas taman dan elemen-elemen yang, tidak hanya mendukung aktivitas pengunjung, tetapi juga dapat menjaga keberadaan dan kelestarian taman ini.


(19)

1

ABSTRACT

In big cities where public open space is important and necessary, because public open space is a space to complete the needs of the community for comfort, relaxation, and conducting active or passive activities outside the daily activities commonly performed community. According to Project For Public Space (PPS) the quality of public space is successful is the existence of the activity or the person doing the activities in that place, a place to socialize that people can visit it or bring another colleague to be mutually meet. This study aims to identify the activity of visitors, knowing what the dominant activity occurred, and knowing garden landscaping elements. Research carried out in the garden around the Central Bureau of Administration Building University of North Sumatra to collect primary data, by spreading questionnaires, interviews, observation of landscape elements, makes mapping the behavior and activities of visitors, as well as collecting secondary data. From the research that has been done, activities that occur that visitors come to bring a child, brother, or sister who are still children to see the deer, doing sport activities, take pictures in Regional Park, discussion/mentoring, sitting in the park next Building Administration Bureau USU to take advantage of the free wi-fi, and visitors come with friends to do a small celebration at birthday moment. The most activity occurs majority is relax, sitting with friends, or just enjoy the atmosphere of the park. The types of landscape elements used is paving blocks and cement pavement and some trees and plants with its own character. Advice that can be given to the park around the Central Bureau of Administration Building University of North Sumatra and park facilities in the form of additional elements, not only to support the activities of visitors, but also to maintain the existence and preservation of the park.


(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di kota-kota besar keberadaan ruang terbuka publik sangatlah penting dan dibutuhkan, karena ruang terbuka publik merupakan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kenyamanan, rileksasi, dan melakukan kegiatan aktif atau kegiatan pasif di luar aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan masyarakat. Ruang terbuka bertujuan untuk menjaga tersedianya lahan sebagai daerah resapan air serta memiliki peran dalam hal menjaga keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan. Adanya ruang terbuka memberikan keserasian lingkungan perkotaan yang nyaman, aman, indah, segar, dan bersih. Ruang publik sebaiknya didesain dan ditata juga dikelola agar dapat memenuhi kebutuhan para pengguna. Semua warga kota ataupun pengunjung dari luar dapat menjangkau ruang publik serta bebas beraktivitas kapan pun.

Menurut Project For Public Space (PPS) kualitas ruang publik dikatakan berhasil salah satunya adalah adanya aktivitas atau orang yang melakukan kegiatan di tempat itu, merupakan tempat bersosialisasi yaitu orang dapat mengunjungi tempat itu atau membawa rekan yang lain untuk dapat saling bertemu. Sedangkan menurut Dharmawan ada tiga kriteria ruang publik, salah satunya yaitu tanggap terhadap keinginan pengguna serta dapat mengakomodasi seluruh kegiatan yang terdapat di ruang publik tersebut (responsive).

Ruang terbuka publik meliputi: taman kota, taman rekreasi, taman wisata alam, taman hutan raya, hutan lindung, hutan kota, taman lingkungan perumahan dan pemukiman, taman lingkungan perkantoran, bentang alam seperti gunung dan cagar alam, kebun binatang, kebun raya, lapangan olahraga, dan pemakaman umum. Taman kampus sebagai salah satu jenis Ruang Terbuka Hijau memiliki banyak manfaat. Salah satunya sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, bersosialisasi, olahraga, rekreasi keluarga, dan melakukan aktivitas lainnya yang bersifat relaksasi.


(21)

2

Di kota-kota besar seperti kota Medan, keberadaan taman sangatlah dibutuhkan. Hal itu terkait dengan tingginya pertumbuhan penduduk yang membutuhkan ruang publik sebagai sarana untuk melakukan aktivitas fisik dan sebagai pemenuhan kebutuhan rohani. Namun, keberadaan taman di kota Medan masih kurang dan pengelolaan oleh pemerintah dan masyarakat terhadap taman yang sudah ada sangat minim, sehingga fungsi taman berkurang dan penggunaan taman oleh masyarakat masih sedikit.

Salah satu taman yang terdapat di kota Medan adalah taman yang terdapat di kampus Universitas Sumatera Utara yang lebih tepatnya berada di jalan Universitas di pintu 2 dekat Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara. Taman ini merupakan salah satu program kerja USU asri. “ASRI” adalah singkatan dari isu strategis program kerja kepada unsur Akademik (Academic/A), Sinambung (Sustain/S), Relevan (Relevance/R), dan Intergral (Integrated/I), yang secara naratif isu strategis USU Asri tersebut dinarasikan sebagai sebuah program yang mengintegrasikan seluruh kegiatan yang relevan dan berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas akademik pada Universitas Sumatera Utara. Salah satu program kerja USU asri yaitu pengembangan dan pemeliharaan lansekap di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pelaksanaan program ini dimulai pada tahun anggaran 2012 dan sampai saat ini masih berjalan.

Taman ini memiliki luasan yang cukup dan banyak dikunjungi masyarakat setempat mulai dari orangtua, remaja, dan anak-anak. Pengunjung yang datang ke taman ini setiap harinya khususnya sore hari untuk melakukan berbagai aktivitas sebagai pemenuhan kebutuhan sosial dan jasmani. Fenomena dari meningkatnya aktivitas yang dilakukan pengunjung taman ini merupakan hal yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang studi aktivitas masyarakat di Taman Sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.


(22)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka rumusan permasalahan yang menjadi bahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja aktivitas yang terjadi dan bagaimana pola pergerakan aktivitas

pengunjung di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

2. Aktivitas apa yang dominan terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi aktivitas apa saja yang terjadi dan melihat pola pergerakan aktivitas pengunjung di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui aktivitas apa yang dominan terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang aktivitas di ruang publik khususnya pada Taman kampus dan mengetahui bagaimana pola aktivitas yang terjadi di taman sekitar Gedung biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara. Selain itu, penelitian ini merupakan salah satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana teknik jurusan arsitektur. 2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau

pertimbangan pada pihak pemerintah atau masyarakat untuk mengetahui bagaimana membuat sebuah taman kampus dapat berfungsi dengan baik dilihat dari segi tingkat aktivitas yang terjadi.


(23)

4

1.5 Lingkup / Batasan Permasalahan

Dengan menggunakan karakteristik pengunjung ruang luar dan karakteristik aktivitas sebagai pendekatan, maka metode ini berada pada lingkaran kajian perilaku. Data diperoleh dari pengamatan serta wawancara atas perilaku dan aktivitas yang muncul pada studi kasus.

Batasan-batasan proyek yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalaah sebagai berikut :

1. Skripsi Sarjana ini berfokus pada observasi aktivitas pengunjung taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan informasi bagaimana mereka menggunakan ruang publik tersebut.

2. Skripsi Sarjana ini tidak melibatkan faktor ekonomi pasar, kebersihan, dan faktor lain diluar hubungan antara ruang, lingkungan, dan perilaku manusia.

1.6 Kerangka Berpikir

Berikut penggambaran proses penelitian studi aktivitas taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dari tahap awal yaitu latar belakang hingga ditemukannya akhir penelitian yaitu kesimpulan.


(24)

LATAR BELAKANG

Salah satu fungsi ruang publik adalah mewadahi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas sebagai pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani. Sehingga, aktivitas yang terjadi di dalam ruang publik merupakan salah satu indikator keberhasilan sebuah ruang publik tersebut. Fenomena banyaknya pengunjung dan aktivitas yang terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara adalah hal yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti studi aktivitas di taman tersebut.

PERUMUSAN MASALAH

 Apa saja aktivitas yang terjadi dan bagaimana pola aktivitas di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara?

 Aktivitas apa yang dominan terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara?

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengidentifikasi aktivitas apa saja dan pola aktivitas yang terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Sumatera utara.

2. Untuk mengetahui aktivitas apa yang dominan terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

 Penelitian kualitatif (wawancara, kuesioner, dan observasi).

 Penelitian kuantitatif (menghitung frekuensi pengunjung yang datang)

 Pemetaan Perilaku

TEORI

 Teori Aktivitas

 Teori Behavioral Mapping

 Teori Ruang Publik dan Taman

ANALISA DATA

 Hasil pengolahan data

dihubungkan dengan teori aktivitas dan teori behavioral map.

 Menghitung frekuensi aktivitas yang terjadi dan mendapatkan aktivitas apa yang dominan terjadi.

DATA

 Hasil observasi dan wawancara

 Hasil quesioner responden.

 Dokumentasi foto.

KESIMPULAN


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas

2.1.1 Pengertian Aktivitas Fisik

Aktifitas fisik adalah semua gerakan tubuh dari otot rangka yang mengeluarkan energi. Sedangkan menurut WHO aktivitas fisik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan minimal 10 menit tanpa henti. Aktifitas fisik mempunyai tiga tingkatan yaitu Aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik berat. Aktifitas fisik ringan merupakan sesuatu yang mempunyai hubungan dengan menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang merupakan suatu pergerakan tubuh yang mengeluarkan tenaga cukup besar, sedangkan aktivitas fisik berat yaitu pergerakan tubuh yang membuat diperlukannya pengeluaran energi yang banyak (pembakaran kalori) yang menyebabkan nafas lebih cepat. Tabel dibawah ini menggambarkan klasifikasi pembagian aktivitas fisik yang berasal dari Statistik Kesehatan (2004) :

Tabel 2.1 Klasifikasi Aktivitas Fisik

Klasifikasi Aktivitas Fisik Pengeluaran Energi Contoh Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik Ringan 2,5-4,9 kcal/menit

Berjalan kaki, berbelanja, golf, tenis meja, membersihkan kamar,

Aktivitas fisik Sedang 5-7,4 kcal/menit Bersepeda, tennis, menari, menaiki tangga

Aktivitas Fisik Berat 7,5-12 kcal/menit Berenang, sepak bola, basket, berenang

2.1.2 Jenis dan Klasifikasi Aktivitas

Jan Gehl dalam bukunya “Life Between Building” menyatakan bahwa dilihat dari segi hubungan kebutuhan dan lingkungan yang mendiaminya, terdapat tiga


(26)

jenis aktivitas luar yang ada di ruang publik, yaitu necessary activity, optional activity, dan social activity.

a. Necessary activity, adalah kegiatan yang merupakan kebutuhan rutinitas

(kewajiban) kita untuk melaksanakannya, seperti ke sekolah, berangkat ke kantor, ke pasar, menunggu bus, dan lain-lain. Karena kegiatan ini bersifat kebutuhan, maka semua peristiwa ini dipengaruhi oleh kerangka fisik lingkungan. Sehingga manusia nya tidak memiliki pilihan lain.

b. Optional activity, kegiatan yang bersifat pilihan seperti berdiri di suatu tempat lalu mengamati lingkungan sekitar, berjalan-jalan untuk menghirup udara segar. Kegiatan ini bisa menjadi optimal ketika kondisi outdoor saling mendukung, baik itu lingkungan fisik di tempat maupun cuaca pada saat itu. c. Social activity, adalah kegiatan yang terjadi baik itu secara kebutuhan atau pun

pilihan yang kehadirannya memenuhi ruang publik. Kegiatan ini termasuk anak-anak yang bermain di taman, bercakap-cakap dengan orang lain di ruang terbuka, atau semua bentuk interaksi atau kegiatan sosial yang terjadi secara passive contacts.

Dalam kajiannya, Zhang dan Lawson (2009) mempergunakan tiga klasifikasi aktivitas pada ruang publik, antara lain :

a. Aktivitas proses. Aktivitas ini dilakukan sebagai peralihan dari dua atau lebih aktivitas utama. Bentuk dari aktivitas ini biasanya pergerakan dari suatu tempat (misalnya rumah) ke kios (aktivitas konsumsi).

b. Kontak fisik. Aktivitas ini dilakukan dalam bentuk interaksi antara dua orang atau lebih yang secara langsung melakukan komunikasi atau aktivitas sosial lainnya.

c. Aktivitas transisi. Aktivitas ini dilakukan tanpa tujuan yang spesifik yang biasanya dilakukan seorang diri, seperti duduk mengamati pemandangan daan lain sebagainya.


(27)

8

Gambar 2.1 Aktivitas luar yang terjadi di ruang publik.

(Sumber :)

Dalam beraktivitas manusia membutuhkan ruang untuk gerak yang dibatasi oleh batas-batas semu. Ruang gerak yang dibutuhkan manusia menurut Fisher dalam Sarwono (1992) disebut Personal space yakni merupakan jarak semu atau batas yang ada di sekeliling diri. Dimana masing-masing batas saling tumpang tindih jika ruang yang ada tidak mencukupi dan terjadi kepadatan. Menurut Sarwono (1992), personal space dibagi dalam empat kategori yakni :

1. Jarak Intim : daerah pribadi atau ruang yang berjarak 0 – 0,5 m.

2. Jarak Personal : daerah pribadi atau ruang yang berjarak 1,5 – 3 m dan merupakan jarak percakapan untuk orang yang sudah akrab.

3. Jarak Sosial : daerah sosial atau ruang yang berjarak 1,4 – 4 m dan merupakanjarak hubungan yang sifatnya formal.

4. Jarak Publik : daerah publik atau ruang yang berjarak 4 – 8,5 m.

2.2 Ruang

Ruang adalah komponen arsitektur terpenting dalam pembahasan studi arsitektur lingkungan dan perilaku, karena fungsinya adalah wadah untuk menampung aktivitas manusia. Konsep mengenai ruang dari masa ke masa mengalami perkembangan. Menurut Setiawan (1995), tiga pendekatan ruang yang paling mendominasi, yaitu :

- Pendekatan ekologi. Pendekatan ini melihat ruang sebagai ekosistem dan menganggap komponen-komponen ruang saling terkait dan berpengaruh secara mekanistis. Pendekatan ini cenderung melihat ruang sebagai suatu sistem yang tertutup dan mengesampingkan dimensi-dimensi sosial, politis, dan ekonomi dalam ruang.

- Pendekatan fungsional dan ekonomi. Pendekatan ini lebih mengutamakan fungsionalitas ruang dan analisis ekonominya. Pendekatan ini melihat


(28)

ruang sebagai sebuah wadah aktivitas dimana lokasi dan jarak merupakan faktor utama. Penataan ruang bukanlah sesuatu yang penting dalam pendekatan ini karena mekanisme pasar akan dengan sendirinya menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

- Pendekatan sosial politik. Pendekatan ini menekankan pada aspek “penguasaan”ruang. Pendekatan ini melihat ruang tidak saja sebagai sarana produksi akan tetapi juga sebagai sarana mengakumulasi power. - Aspek teritori ruang sangat ditekankan, yakni mengaitkan satuan-satuan

ruang dengan satuan-satuan organisasi sosial tertentu.

2.2.1 Organisasi Ruang

Organisasi ruang menurut D.K. Ching (1996) dibagi menjadi 5 bagian, yaitu;

a. Organisasi terpusat

Suatu ruang dominan dengan pengelompokkan sejumlah ruang sekunder.Organisasi terpusat dengan bentuk relative padat serta secara geometri dapat digunakan sebagai :

1. Menetapkan titik yang merupakan point of interest dari sebuah ruang. 2. Berfungsi untuk suatu obyek di daerah atau ruang yang tetap.

3. Menghentikan kondisi aksial. b. Organisasi linear

Suatu urutan di dalam satu garis pada ruang-ruang yang berulang. Bentuk organisasi linear memiliki sifat flexsibel dan bisa menanggapi berbagai macam kondisi tapak. Bentuk ini bisa dikondisikan dengan adanya perubahan topografi, mengitari badan air atau mengarahkan ruang untuk mendapatkan sinar matahari. Dapat berbentuk lurus, melengkung, atau bersegmen. Konfigurasinya bisa berbentuk horizontal, diagonal menaiki suatu kemiringan.

Bentuk organisasi linear bisa digunakan untuk :

1. Menghubungkan ruang yang memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi yang sama.


(29)

10

c. Organisasi radial

Organisasi radial merupakan bentuk yang ekstrovert yang mengembangkan keluar lingkup dan memadukan unsur organisasi maupun linear. Bentuk organisasi radial dapat digunakan untuk :

1. Membagi ruang yang bisa dipilih melalui entrance.

2. Memberi pilihan untuk orang menuju ke ruang-ruang yang di inginkan. d. Organisasi Cluster

Kelompok ruang yang didasarkan pada kedekatan hubungan. Tidak ada tempat utama di dalam sebuah pola organisasi berbentuk kelompok, jadi tingkat kepentingan sebuah ruang tegas melalui ukuran, bentuk serta orientasi di dalam sebuah pola.

Bentuk organisasi cluster dapat digunakan untuk : 1. Membentuk sebuah ruang dengan kontur yang berbeda.

2. Membentuk sebuah tatanan ruang yang memiliki fungsi, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda.

3. Mendapatkan view dari tapak dan dengan kualitas sama dari masing-masing ruang.

e. Organisasi grid

Kekuatan yang mengorganisir sebuah grid diperoleh dari keteraturan pola-polanya yaitu unsur-unsur yang diorganisir. Bentuk organisasi grid bisa digunakan untuk :

1. Memperoleh kejelasan orientasi dalam sebuah sirkulasi.

2. Memberi kemudahan di dalam penyusunan struktur dan konstruksi bangunan.

2.2.2 Skala Ruang

Ching (1996) menyebutkan bentuk tiga dimensi ruang, tinggi memiliki pengaruh kuat di skala ruang daripada lebar atau panjang. Apabila orang dinding-dinding suatu ruang memberikan batasan, maka tinggi langit-langit akan menentukan kualitas kekerabatan dan perlindungan.


(30)

a. Ruang interior

White (1987) membagi pengaruh skala ruang terhadap psikologis manusia pada ruang interior, dibagi menjadi empat yaitu :

- Intim

Skala ruang dengan dimensi atap yang dekat dengan ukuran tubuh manusia menghasilkan suatu efek keakraban dan suasana yang intim.

- Monumental

Skala dengan ketinggian plafond yang dapat memberikan kesan agung kepada pengunjung di dalam sebuah ruang.

- Normal

Perbandingan dimensi sebuah ruang yang seimbang, tidak dapat memberi kesan secara mendalam.

- Kejutan

Perbandingan ketinggian yang sangat ekstrem. Memberi sebuah kesan yang menjauh bagi pengunjung. Tidak digunakan dalam sebuah desain ruang.

b. Ruang eksterior

Pada sebuah ruang eksterior efek psikologis oleh pengunjung melalui elemen skala dapat dilihat dari perbandingan antara lebar (D) bangunan dan tinggi (H) bangunan. D/H = 1, merupakan titik genting dimana kualitas ruang eksterior berubah menjadi secara radikal. Artinya jika ::

- D/H < 1, interaksi bersama mulai terasa menguat, perasaan tertutup di dalam sebuah bangunan itu sampai ke sebuah jenis claustrophobia sebagaimana perbandingan antara D/H menjadi lebih kecil lagi.

- D/H = 1, keseimbangan antara tinggi bangunan dengan ruang diantara bangunan-bangunan.


(31)

12

2.3 Sirkulasi

Sirkulasi memiliki pengertian yaitu sebagai peredaran di satu tempat ke tempat yang lain. Sedang sirkulasi merupakan suatu type gerakan melalui ruang.

2.3.1 Macam Sistem Sirkulasi a. Sistem Sirkulasi Manusia

Aktivitas yang dilakukan oleh pelaku di hotel seperti tamu hotel yang menginap ataupun yang menggunakan fasilitas umum ataupun pengelola hotel itu.

b. Sistem Sirkulasi Kendaraan

Yaitu dimana aktivitas kendaraan pengunjung yang menginap ataupun orang yang menggunakan fasilitas, dan kendaraan pengelola hotel.

2.3.2 Unsur-unsur Sirkulasi

Komponen-komponen prinsip sistem sirkulasi bangunan yang menjadi unsur positif yang berpengaruh pada persepsi kita mengenai bentuk dan ruang bangunan serta alur arah pergerakannya yaitu :

a. Pencapaian Bangunan

b. Jalan Masuk ke dalam Bangunan c. Konfigurasi Alur Gerak

d. Hubungan Ruang dan Jalan

2.4 Behavior Setting

2.4.1 Pengertian Behavior Setting

Kata perilaku membuktikan bahwa manusia dalam aksinya, berhubungan dengan aktivitas manusia secara fisik, berupa interaksi manusia dengan manusia lain ataupun dengan lingkungan fisiknya (Tandal dan Egam, 2011). Behavior setting mempunyai definisi yaitu kombinasi yang stabil antara aktivitas, tempat, dan kriteria, yaitu :


(32)

a. Terdapat suatu aktivitas yang berulang, berupa suatu pola perilaku (standing

pattern of behavior). Dapat terdiri dari satu atau lebih pola perilaku

ekstraindividual.

b. Dengan tata lingkungan tertentu (circumjacent milieu), milieu ini berkaitan dengan pola perilaku.

c. Membentuk suatu hubungan yang sama antarkeduanya (synomorphy). d. Dilakukan pada periode waktu tertentu.

Teori behaviorisme menganalisa perilaku yang tampak, bisa diukur, diramalkan, dan dilukiskan. Teori kaum behavoris dikenal dengan sebutan teori belajar, karena seluruh perilaku manusia merupakan hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku manusia sebagai dampak pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia itu baik ataupun jelek, emosional, atau rasional. Behaviorisme ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia. Melihat individu sebagai sebuah makhluk reaktif yang memberikan respon kepada lingkungan.

Dilihat dari bentuk respon kepada stimulus ini, maka perilaku manusia bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :

- Perilaku tertutup, merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pengetahuan/kesadaran, persepsi, dan sikap yang terjadi belum dapat diamati secara jelas oleh oranglain.

- Perilaku terbuka, merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan yang nyata. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan.

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi Behavior (Perilaku)

Menurut Setiawan (1995) variable-variabel yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, yaitu :


(33)

14

a. Ruang. Pengaruh ruang terhadap perilaku manusia yang terpenting adalah fungsi dan pemakaian ruang tersebut. Perencanaan fisik ruang mempunyai variable yang berpengaruh terhadap perilaku pemakainya.

b. Ukuran dan bentuk. Ukuran dan bentuk ruang harus disesuaikan dengan fungsi yang akan diwadahi.

c. Perabot dan penataannya. Bentuk penataan perabot harus disesuaikan dengan sifat kegiatan yang ada di ruang tersebut. Penataan yang simetris memberi kesan kaku, dan resmi. Sedangkan penataan asimetris lebih mempunyai kesan dinamis.

d. Warna. Warna memiliki peran penting untuk mewujudkan suasana ruang dan mendukung terwujudnya perilaku-perilaku tertentu. Pada ruang, warna juga dapat mempengaruhi kualitas ruang tersebut.

e. Suara, Temperatur dan Pencahayaan. Suara akan berpengaruh buruk bila terlalu keras. Demikan pula dengan temperatur dan pencahayaan yang dapat mempengaruhi psikologis seseorang.

2.4.3 Behaviorisme dalam Kajian Arsitektur

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari lingkungan yang membentuk diri mereka. Diantara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang didesain manusia, secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup didalam arsitektur dan lingkungannya tersebut.

2.4.3.1 Arsitektur Membentuk Perilaku Manusia

Manusia membangun bangunan untuk pemenuhan kebutuhan pengguna, yang kemudian akan membentuk perilaku pengguna yang hidup dalam bangunan tersebut serta membatasi manusia untuk bergerak, berperilaku, dan cara manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya.

Skema ini menjelaskan “Arsitektur membentuk perilaku Manusia”, dimana hanya terjadi hubungan satu arah yaitu desain arsitektur yang dibangun

Desain Arsitektur Perilaku manusia


(34)

mempengaruhi perilaku manusia sehingga membentuk perilaku manusia dari desain arsitektur tersebut.

2.4.3.2 Perilaku Manusia membentuk Arsitektur

Setelah perilaku manusia terbentuk akibat arsitektur yang dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang telah dibangun atas dasar perilaku yang telah terbentuk, dan seterusnya.

Pada skema ini dijelaskan mengenai “Perilaku Manusia membentuk Arsitektur” dimana desain arsitektur yang sudah dibentuk mempengaruhi perilaku manusia sebagai pengguna.Kemudian manusia mengkaji kembali desain arsitektur yang sudah ada sehingga perilaku manusia membentuk kembali desain arsitektur yang baru.

2.4.4 Batas Behavior Setting

Batas behavior setting adalah dimana perilaku tersebut berhenti. Ada beberapa kemungkinan bentuk pembatas ini. Batas yang ideal adalah batas yang jelas contohnya dinding masif. Dinding adalah pembentuk batas yang jelas yang merupakan batas akhir suatu setting dan batas awal setting lainnya. Apabila batas dari suatu behavior setting itu tidak jelas, masalah yang muncul adalah tidak jelasnya pemisahan aktivitas.

Masalah juga muncul apabila pemisahan atau batas yang ada hanya batas simbolik, bukan batas fisik. Misalnya melalui pola lantai atau perbedaan warna lantai, yang belum tentu dapat dikenali atau diketahui oleh setiap orang yang terlibat dalam aktivitas di daerah itu.

Hal yang dapat mewakili data pengamatan behavior setting meliputi

a. Manusia (siapa yang datang, ke mana dan mengapa, siapa yang mengendalikan setting ?)

b. Karakteristik ukuran (berapa banyak orang perjam ada di dalam setting, bagaimana ukuran setting secara fisik, berapa sering dan berapa lama setting itu ada?)

Perilaku manusia Desain Arsitektur


(35)

16

c. Objek (ada berapa banyak objek dan apa jenis objek yang dipakai dalam setting, kemungkinan apa saja yang ada bagi stimulasi, respons, dan adaptasi?) d. Pola aksi (aktivitas apa yang terjadi di sana, seberapa sering terjadi

pengulangan yang dilakukan orang?)

2.5 Perancangan Lansekap 2.5.1 Definisi Lansekap

Rancangan arsitektur harus memperhatikan kondisi alam sekitar, elemen-elemen alam seperti topografi, vegetasi dan margasatwa, tanah, iklim dan air haruslah di perhatikan dalam perencanaan sebuah tapak (Katanesse,1980 dalam Susanti, 2000). Pengertian lansekap yang di persepsikan oleh para ahli perancang dan para ahli kebun ialah kenampakan asli dan aspek estektika (Naveh, 1984). Kier (1979) mengartikan bahwa lansekap sebagai hubungan antara komponen biotik dan abiotik, termasuk komponen yang berpengaruh terhadap manusia, yang terdapat di dalam sebuah sistem yang menyeluruh dan membutuhkan analisa dan konsep yang terpadu. Neef (1967) (dalam Klink, et. al. 2002) memberi pengertian lanskap adalah keharmonisan stuktur dan proses yang di tandai dari sifat karakter sebagian permukaan bumi

Menurut Suharto (dalam Susanti, 2000) lansekap mencakup semua elemen pada wajak/karakter tapak, baik elemen alami (natural landscape), elemen buatan (artificial landscape) dan penghuni atau makhluk hidup yang ada di dalamnya (termasuk manusia). Berarti juga sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kenyamanan, dan kegembiraan. Dari pengertian – pengertian beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lansekap merupakan suatu perencanaan antara manusia dan lingkungan yang mencakup semua elemen alam, baik yang buatan maupun yang alamiah, dengan memperhatikan aspek estetika untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan.

2.5.2 Elemen Lansekap

Dalam merancang sebuah taman agar dapat berfungsi secara maksimal dan estetis, perlu dilakukan pemilihan dan penataan secara detail terhadap


(36)

elemen-elemennya (Arifin, 2006). Menurut Sulistyantara (2002) elemen taman, atau di sebut juga unsur taman adalah apa saja yang berkaitan dengan taman. Elemen taman dapat dibedakan berdasarkan karakter, yaitu :

1) Material Lunak (soft material)

Terdiri dari tanaman dan satwa yang ada di lahan maupun yang diadakan pada taman. Manusia juga dapat dipandang sebagai elemen lunak yaitu yang berkepentingan langsung (pemilik) maupun yang tidak langsung. Dalam merencanakan taman, unsur manusia (sosial) sangat perlu di perhatikan.

2) Material Keras (hard material)

Kelompok ini mencakup semua elemen taman yang sifat/karakternya keras dan tidak hidup seperti : tanah, batuan, pekerasan/paving, pagar, jalan setapak, bangunan taman, dan bangunan rumah. Elemen ini juga memunculkan karakter yang kaku, keras, gersang dan sebagainya.

Ashihara (dalam Susanti, 2000) di dalam bukunya membagi elemen lansekap ke dalam tiga bagian :

1) Hard Material : perkerasan, beton, jalan, paving block, pagar, gazebo, dan pergola

2) Soft Material : tanaman dengan berbagai sifat dan karakternya

3) Street Furniture : elemen pelengkap dalam tapak, seperti bangku taman,

lampu taman, kolam, dan sebagainya

Menurut Hakim (1993) pembagian elemen lansekap didasari oleh unsur tata hijau dalamnya, yaitu :

A. Elemen Keras (hard material) yang berupa perkerasan, bangunan dan sebagainya. Dalam pembentukan perkerasan, dua hal yang perlu di perhatikan adalah fungsi dan estetika (Hakim & Utomo 2003).

1. Fungsi, yaitu kegunaan dan pemanfaatan serta waktu pemakaian pada siang atau malam hari

2. Estetika, yaitu bentuk desain, ukuran/patokan umum, material (bentuk, tekstur, dan warna), keamanan konstruksi, pola (pattern)


(37)

18

B. Elemen Lunak (soft material) yang berupa tanaman. Pemilihan jenis tanaman didasari oleh fungsi dan peletakan tanaman. Adapun fungsi tanaman terbagi sebagai berikut :

a. Pengendali Pandangan

- Menahan silau yang berasal dari matahari, lampu, pantulan sinar dari perkerasan

- Membatasi Ruang, sebagai dinding (border), atap (canopy dari bentuk pohon dan pergola) dan lantai (rumput dan ground cover)

- Membentuk kesan “privacy

- Menghalangi pandangan dari hal – hal yang tidak menyenangkan seperti sampah, galian, pembangunan, dan sebagainya.

b. Pembatas Fisik

- Mengendalikan pergerakan manusia dan hewan, sebagai penghalang dan mengarahkan pergerakan manusia dan hewan

c. Pengendali Iklim

- Menyerap panas dari sinar matahari dan memantulkannya sehingga menghasilkan suhu yang lebih rendah

- Menahan, menyerap, dan mengalirkan angin dengan memperhatikan tinggi, bentuk, jenis, dan kepadatan/lebar.

- Mengendalikan kelembaban d. Pengendali Suara

- Menyerap kebisingan bagi daerah yang memerlukan ketenangan. Kombinasi lebih dari satu jenis tanaman akan lebih efektif menyerap kebisingan.

e. Penyaring Bau dan Debu f. Pemberi Udara Segar g. Pencegah Erosi

- Mengikat tanah sehingga memperkokoh tanah dan tahan terhadap aliran air di dalam tanah dan tiupan angin.

- Menahan air hujan agar tidak langsung ke atas tanah h. Habitat Hewan


(38)

- Membantu kelestarian hewan sebagai sumber makanan bagi hewan dan sebagai tempat perlindungan hewan

i. Nilai Estetis

- Menambah kualitas lingkungan dari segi warna, bentuk, tekstur, dan skala

- Meningkatkan nilai estetis taman dengan kombinasi beberapa tanaman dan juga elemen lansekap lainnya

- Menciptakan pola (pattern) bayangan pada dinding, lantai dan sebagainya yang dapat berubah-ubah akibat dipengaruhi angin dan waktu.

- Menciptakan suatu pemandangan yang menarik dari pola bayangan tanaman dan refleksi dari air yang ada di kolam

- Mempertinggi kualitas lingkungan dengan memilih dan menempatkan beberapa jenis tanaman saja dan mengelompokkannya

2.6 Ruang Terbuka Publik

2.6.1 Ruang (Space) dan tempat (Place)

Ruang merupakan esensi dalam arsitektur. Dalam tulisannya yang terdapat dalam Harvard Architectural Review berjudul Space and Anti-Space, Steven Kent mendefinisikan ruang sebagai volum yang dapat dipersepsikan (conceivable volume). Ruang dapat diukur, memiliki batasan yang terdefinisi, secara prinsip ruang bersifat diskontinu, tertutup dan statis (Steven Kent Peterson, 1986)

2.6.2 Pengertian Ruang Terbuka Publik

Secara umum ruang publik/public space dapat didefinisikan dengan cara membedakan arti katanya secara harfiah terlebih dahulu. Public merupakan sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja dan space/ruang merupakan suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinyaa (Ching, 1992).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diartikan bahwa public space atau ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk sedemikian rupa yang dapat


(39)

20

mewadahi banyak orang (publik) untuk melakukan berbagai aktivitas yang bersifat publik sesuai dengan kegunaan publik space tersebut.

2.6.3 Tujuan Ruang Publik

Secara umum, ruang terbuka publik memiliki tujuan (Carr dkk, 1992) yaitu: a. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat merupakan motivasi dasar dalam penciptaan serta pengembangan ruang terbuka publik dimana disediakan jalur untuk pergerakan, tempat untuk bersantai, dan pusat komunikasi.

b. Peningkatan Visual (Visual Enchancement)

Keberadaan suatu ruang publik di sebuah kota dapat meningkatkan kualitas visual kota menjadi lebih harmonis, manusiawi, dan indah.

c. Peningkatan Lingkungan (Environmental Enchancement)

Penghijauan pada ruang terbuka publik merupakan sebuah nilai estetika dan menjadi paru-paru kota yang dapat memberikan udara segar di lingkungan yang berpolusi.

d. Pengembangan Ekonomi (Economic Development)

Pengembangan ekonomi merupakan tujuan umum dalam penciptaan dan pengembangan sebuah ruang terbuka publik.

e. Peningkatan Kesan (Image Enchanment)

Yaitu tujuan yang tidak tertulis secara nyata dalam kerangka penciptaan ruang terbuka publik tetapi selalu ingin dicapai.

2.6.4 Fungsi Ruang Publik dan Peran Ruang Publik 2.6.4.1 Fungsi Ruang Publik

Fungsi ruang publik dibuat sebagai pelengkap dan bertujuan memberikan suasana sebagai suatu kawasan, yaitu :

a. Fungsi yang sifatnya permanen

Yaitu fungsi yang berada di dalam atau disekitar ruang publik itu, seperti fungsi rumah tinggal, historis, komersial, pemerintahan, keagamaan, dan rekreasi.


(40)

b. Fungsi yang sifatnya temporer

Yaitu fungsi yang tidak mempunyai bangunan permanen di ruang publik, contohnya kios-kios dan PKL. Hal ini ada hampir di ruang publik di dunia. 2.6.4.2 Peran Ruang Publik

Menurut Carr et al.(1992), terdapat lima kebutuhan dasar yang dicari orang dalam ruang publik : (ibid hal 97)

a) Comfort

Kenyamanan adalah prasyarat dari ruang publik yang berhasil. Lamanya waktu yang dihabiskan berada dalam ruang publik merupakan indikator dari kenyamanan. Kenyamanan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti matahari dan angin; kenyamanan fisik (tempat duduk yang cukup dan nyaman); dan aspek sosial psikologikal.

Gambar 2.2 Kenyaman pengguna ruang publik (Sumber : www.pps.com)


(41)

22

b) Relaxation

Relaksasi berkaitan dengan ketenangan tubuh dan jiwa. Dalam tataran perkotaan, elemen natural seperti pepohonan, water feature, dan pemisahan dari lalu lintas membuat relaksasi lebih mudah.

c) Passive engagement

Passive engagement kurang lebih dipahami sebagai keterlibatan pengguna ruang publik dimana pengguna tersebut berinteraksi dengan tataran fisik lingkungan tanpa secara aktif terlibat. Contoh sederhana adalah kegiatan mengamati oranglain, seperti yang dikemukakan Whyte (1985) bahwa apa yang menarik orang untuk menggunakan ruang publik adalah keberadaan orang lain berikut aktivitasnya. (15) (William H Whyte, The Social Life of Small Urban Spaces. (Michigan : Edwards Brothers Inc, 1985).

d) Active engagement

Active engagement melibatkan keterlibatan yang lebih interaktif

antarapengguna dan ruang publik. Active engagement terjadi ketika para pengguna berinteraksi (mungkin secara spontan) satu sama lain dalam ruang publik, baik itu mengenal maupun belum mengenal. Ruang publik yang sukses memberikan kesempatan untuk berinteraksi dalam berbagai tingkatan dan juga kesempatan untuk tidak berinteraksi.

Gambar 2.3 Interaksi pengguna ruang publik (Sumber : www.vagustia.wordpress.com)

e) Discovery

Orang mengharapkan ‘tontonan’ yang baru atau pengalaman yang menyenangkan ketika menggunakan ruang publik, karena orang


(42)

membutuhkan variasi dari rutinitas. Discovery tergantung dari variasi dan perubahan. Contohnya adalah pertunjukkan live, pameran seni, teater jalanan, festival, parade, bazar, dll.

Gambar 2.4 Pertunjukan musik dan permainandi sebuah ruang publik (Sumber :

2.6.5 Jenis Ruang Publik

Menurut Daisy (1974), ruang publik berdasarkan kepemilikannya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Ruang publik milik pribadi, digunakan kalangan terbatas. Contohnya halaman perkantoran, halaman sekolah.

b. Ruang publik milik umum, digunakan oleh orang banyak atau masyarakat umum tanpa kecuali. Contohnya lapangan bermain, taman kota.

Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Ruang publik tertutup(indoor public space) : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan.Contohnya: mall, pasar, dan sebagainya. b. Ruang publik terbuka(outdoor public space) : yaitu ruang publik yang berada

di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).Contohnya: taman, lapangan, plaza.

Beberapa hal yang harus dipahami bahwa kehadiran ruang publik sangat berkaitan dengan lingkungan di sekitarnya, terutama manusia sebagai penggunanya. Dalam buku The Death and Life of Great American Cities, Jane Jacobs (1961) menekankan akan pentingnya keberadaan aktivitas untuk memberikan pengawasan bagi suatu lingkungan dan pendefinisian teritori yang jelas untuk membedakan antara ruang privat dan ruang publik. Oleh karena itu, asas kebutuhan manusia akan ruang publik menjadi penting untuk diperhatikan.


(43)

24

Dari kebutuhan manusia sebagai pengguna ruang publik itulah yang akan menentukan keberhasilan suatu ruang publik.

Secara esensial, ada tiga kriteria ruang publik (Dharmawan, 2007), antara lain :

a. Dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara individu maupun kelompok (meaningful).

b. Tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodasi semua kegiatan yang ada pada ruang publik tersebut (responsive).

c. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi (democratic).

2.7 Taman

2.7.1 Pengertian Taman

Menurut Laurie (1986) asal mula pengertian kata taman (garden) dapat dipahami dari bahasa Ibrani gan, yang artinya melindungi dan mempertahankan serta menyatakan tentang pemagaran secara tidak langsung atau lahan yang dibatasi, dan oden atau eden yang mempunyai arti kesenangan. Jadi dalam bahasa Inggris kata garden memiliki pengertian dari gabungan kedua kata tersebut, yaitu sebidang lahan berpagar yang dimanfaatkan untuk kesenangan dan kegembiraan.

Djamal (2005) menyatakan bahwa taman merupakan sebidang tanah terbuka yang memiliki luasan tertentu yang ditanam rerumputan, pepohonan, perdu, dan semak juga bisa dikombinasikan dengan kreasi elemen lainnya. Biasanya digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas seperti olah raga, bermain, bersantai, dan sebagainya

2.7.2 Asal Mula Konsep Taman

Wujud pengakuan pada keindahan alamyaitupembuatan taman oleh penguasa kuno dalam sebuah penataan lahan pertanian yang memiliki variasi pengairan. Pohon yang rindang, aliran air, batu-batu, bunga warna-warni, dan


(44)

elemen lainnya merupakan karunia alam yang memiliki nilai keindahan yang tinggi. Kemudian bentuk-bentuk itu dibawa ke sebuah lahan pertanian untuk dijadikan sebuah taman yang bisa dinikmati setiap waktu.

Suatu konsep taman yaitu untuk kegiatan bersenang-senang. Hal itu karena rancangan dan susunannya terlihat berasal dari praktek pengairan kuno dan penanaman. Sebagian besar kepercayaan keagamaan di dunia menggambarkan taman-taman atau firdaus saat permulaan zaman atau saat akhir kehidupan muka bumi.

2.7.3 Jenis dan klasifikasi Taman

Penggolongan taman berdasarkan typenya berhubungan dengan pemanfaatan taman secara langsung dan tidak langsung oleh pengguna. Berdasarkan typenya taman terdiri dari 2 jenis, yaitu:

a. Taman Aktif

Taman yang dapat digunakan secara langsung oleh pengunjung. Taman ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang seperti area bermain, tempat duduk, fasilitas olahraga, dan sarana rekreasi lainnya.

Gambar 2.5 Area bermain dan tempat duduk sebagai salah satu fasilitas penunjang. (Sumber : www.pps.com)

b. Taman Pasif

Taman ini lebih ditujukan untuk kenikmatan visual saja. Di dalam taman ini tidak dibolehkan adanya aktivitas atau kegiatan pengunjung.

Stephen William, dalam bukunya (1995, hal 162) menyatakan bahwa taman dapat diklasifikasikan berdasarkan hierarki, yaitu :


(45)

26

a. Regional park, yaitu taman yang luasnya sekitar 400 hektar dan jarak tempuh dari hunian antara 3,2-8 km. Berupa hutan kota memiliki sedikit fasilitas rekreasi aktif tapi tersedia lapangan parkir pada lokasi strategis.

b. Metropolitan park, yaitu taman yang luasnya sekitar 60 hektar dan jarak

tempuhnya dari hunian sekitar 3,2 km. Berupa taman yang memiliki vegetasi alami dan dilengkapi fasilitas bemain dan lapangan parkir.

Gambar 2.6 Fasilitas bermain pada taman

(Sumber :

c. District parks, yaitu taman yang luasnya sekitar 20 hektar dan jarak

tempuhnya dari hunian sekitar 1,2 km. Berupa taman yang memiliki setting lansekap alami dan tersedia sarana bermain, sarana olahraga outdoor, dan sedikit lapangan parkir.

Gambar 2.7 Sarana olahrga dan sarana lapangan parkir pada taman (Sumber :http://metro.news.viva.co.id)

d. Local parks, yaitu taman yang luasnya sekitar 2 hektar dan jarak tempuhnya dari hunian sekitar 0,4 km. Berupa taman yang memiliki fasilitas tempat duduk, saran bermain anak, dan bila lahan mencukupi tersedia juga sarana olahraga. Jenis taman ini tidak tersedia lapangan parkir, dapat dikunjungi hanya dengan berjalan kaki.


(46)

e. Small local parks, yaitu taman yang mirip dengan local park tetapi dalam skala yang lebih kecil dan dikunjungi dengan berjalan kaki.

f. Linear parks, yaitu berupa koridor hijau serta dengan jalur pejalan kaki,

menyediakan fasilitas rekreasi informal, dan bersifat publik.

2.7.4 Elemen Taman

Menurut Arifin (2006), dalam sebuah perancangan taman harus dilakukan pemilihan serta penataan elemen-elemen secara detail, agar taman menjadi fungsional dan estetis. Elemen taman dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Berdasarkan jenis dasar elemen : - Elemen alami

- Elemen non alami (buatan)

b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan :

- Elemen lunak (soft material) seperti air, tanaman, dan satwa.

- Elemen keras (hard material) seperti pagar, paving, bangku taman, lampu taman, pergola, patung, dan sebagainya.

Gambar 2.8 Tanaman dan satwa sebagai elemen lunak.

(Sumb

Gambar 2.9 Patung dan bangku taman sebagai elemen keras. (Sumber : Wikimedia.com


(47)

28

c. Berdasarkan kemungkinan adanya perubahan :

Taman dalam skala besar atau dalam konteks lansekap, mempunyai elemen perancangan yang bervariasi yang mempunyai perbedaan dalam hal kemungkinan dapat dirubah.Elemen tersebut dapat diklasifikasikan menjadi :

- Elemen mayor, adalah elemen yang sulit diubah, seperti gunung, sungai, pantai, suhu, hujan, kelembaban udara, angin, radiasi matahari, petir, dan sebagainya.

- Elemen minor, adalah elemen yang dapat diubah, seperti bukit kecil, sungai kecil, tanaman, elemen buatan manusia, dan sebagainya.

2.7.5 Taman Kota dan Fasilitas untuk Aktivitas Manusia

Pada awal keberadaannya, taman dalam bentuk yang sederhana merupakan tempat manusia beraktivitas. Dalam hal ini taman kota memiliki peran sebagai ruang sosial. Aktivitas yang terjadi di taman adalah aktivitas yang bersifat santai, relaksasi, dan berupa kesenangan. Namun jenis aktivitasnya telah bervariasi sesuai dengan kebutuhan manusia atau masyarakat itu sendiri, bahkan taman dapat menjadi tempat beraktivitas secara komunal oleh manusia. Hal inilah yang mendorong diciptakannya fasilitas-fasilitas untuk mendukung berbagai aktivitas manusia di taman kota.

Gambar 2.10 Aktivitas manusia di area taman. (Sumber : www.pps.com)

Dijelaskan di dalam buku Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap bahwa ditinjau dari sifat kegiatan dan kebutuhan fasilitas untuk mendukung aktivitas manusia di taman tersebut, maka taman kota digolongkan menjadi :


(48)

a. Ruang terbuka pasif, yaitu manusia menikmati pemandangan taman maupun sekitarnya, contohnya menikmati lingkungan hijau dan kolam air mancur dengan panca indera. Kegiatan yang bersifat rekreatif tetapi bersifat kontemplatif dan tidak membutuhkan fasilitas tertentu.

b. Ruang terbuka aktif, yaitu selain menikmati lingkungan yang ada, manusia juga melakukan kegiatan lain yang bersifat aktif. Misalnya kegiatan olahraga, bermain, dan jalan-jalan yang kegiatan nya membutuhkan fasilitas pendukung seperti area bermain dan lapangan untuk olahraga.

Gambar 2.11 Menikmati lingkungan dengan panca indera dan kegiatan bermain.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2004) metode penelitian adalah suatu cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan sehingga dapat memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Sesuai dengan judul, penelitian ini merupakan studi eksplorasi atau bersifat kajian. Dalam penelitian ini, metodologi penyajian yang digunakan adalah deskripsi kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang terjadi pada taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Motivasi utama dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menemukan suatu penjelasan tentang aktivitas yang terjadi dan yang dilakukan pengunjung pada taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengumpulkan data, mengolah, mengamati, mencatat, dan mendeskripsikan hasil penelitian. Pendekatan deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menginterpretasikan dan menggambarkan obyek studi yaitu untuk mengetahui serta mendalami penggunaan taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

Dari berbagai teknik survai yang bisa digunakan dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku, teknik behavorial mapping yang dibuat oleh Ittelson dari tahun 1970-an adalah teknik yang popular. Teknik ini memiliki kekuatan utama pada aspek spasialnya,yaitu teknik ini didapat dalam bentuk informasi suatu fenomena terutama perilaku individu dan sekelompok manusia yang terkait dengan system spasialnya. Haryadi (1995)Sommer (1986) menyatakan bahwa behavorial mapping disajikan dalam bentuk sketsa atau diagram suatu area atau daerah dimana manusia melakukan aktivitas. Tujuannya yaitu untuk


(50)

menggambarkan perilaku manusia dalam peta, mengidentifikasi jenis perilaku dan frekuensi perilaku.

Terdapat empat dimensi didalam studi perilaku-lingkungan antara lain : pelaku, aktivitas, tempat (ruang), dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode

behavioral mapping (pemetaan perilaku) untuk memenuhi unsur-unsur tersebut.

Metode behavioral mappingyaitu teknik observasi sistematis yang dipakai untuk merekam aktivitas manusia atau sekelompok orang di suatu ruang dalam jangka waktu tertentu.

Setelah perilaku direkam dan digambarkan dengan behavioral mapping, maka dapat dipetakan perilaku pengunjung berdasarkan hasil survey di lapangan. Lalu setiap aktivitas yang berulang lalu membentuk pola perilaku akan dikategorikan dalam hasil penelitian.

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian (Sumber : Asumsi peneliti, 2014)

3.2 Variable Penelitian

Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel penelitian yang akan dibutuhkan untuk kepentingan analisis nantinya, antara lain sebagai berikut :


(51)

32

Tabel 3.1 Variabel dan Metode Penelitian

No Variabel Sub variabel Metode penelitian

1 Social Background

pengguna ruang

- Jenis kelamin - Usia

- Pekerjaan - Pendidikan

- Lama tinggal di Medan

- Kuisioner, wawancara - Kuisioner, wawancara - Kuisioner, wawancara - Kuisioner, wawancara - Kuisioner, wawancara

2 Pola Aktivitas pada Setting

- Jumlah pengunjung - Pola pengelompokan

pengunjung - Lama aktivitas - Jenis aktivitas

- Observasi - Observasi

- Kuisioner, wawancara - Kuisioner, wawancara

3 Setting - Tata guna lahan

- Jalur pedestrian

- Observasi - Observasi,

pengukuran

3.3 Populasi/Sampel

Populasi merupakan keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang akan diinvestigasi oleh peneliti (Sinulingga, 2011). Objek pada penelitian ini merupakan aktivitas pengunjung taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

Sedangkan sampel merupakan pengambilan sebagian dari jumlah dan karakterisik populasi yang dianggap mewakili dengan cara tertentu untuk diukur atau diamati (Silaen dan Widiyono, 2013). Secara umum, jumlah ukuran sampel yang dibutuhkan bisa dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam Sevilla, 1993 sebagai berikut :


(52)

Gambar 3.2 Rumus Slovin (Sumber : Gay dalam Sevilla, 1993)

Dalam studi ini, penyebaran kuisioner menggunakan sistem random sampling kepada pengunjung taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU yaitu masyarakat umum dan mahasiswa yang berjumlah 100 orang, dengan asumsi persentase sebagai berikut :

- Masyarakat umum : 50 orang - Mahasiswa : 50 orang

3.4 Metoda Pengumpulan Data

Analisis data kualitatif pada intinya adalah ingin mengetahui dan memahami kondisi objek penelitian menjadi bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan hubungan dengan keseluruhan.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah aktivitas masyarakat atau pengunjung di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera utara. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data mengenai lokasi penelitian yaitu ruang di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

2. Data mengenai aktivitas/penggunaan taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Observasi 2. Dokumentasi

3. Quesioner terhadap responden Dimana;

n : jumlah sampel N : jumlah populasi


(53)

34

Metode behavioral mapping sangat penting memperhatikan ruang dan waktu. Oleh karena itu, semua bentuk pencatatannya melampirkan ruang (lokasi) dan waktu sebagai salah satu tolak ukur validitas data.

Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada subjek ketika berada di Taman gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara. Data aktivitas pengunjung yang telah diperoleh melalui observasi kemudian dicatat, data yang didapat dari questioner responden di olah dan diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis aktivitas/perilaku.

Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan, yang mana diperoleh langsung dari responden. Untuk mendapatkan data primer, teknik pengumpulan data yang dipakai adalah kuesioner dan observasi lapangan. Data primer yang dibutuhkan dalam studi ini adalah aktivitas apa saja yang dilakukan pengunjung taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses observasi (behavioral mapping) dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti menggunakan peta dasar yang dibuat untuk memberikan gambaran lokasi area yang menjadi studi kasus.

2. Peneliti membuat dan memetakan daftar perilaku yang akan diamati.

3. Dalam kurun waktu penelitian, peneliti mencatat berbagai perilaku yang terjadi pada masing-masing bagian ruang taman Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

4. Data hasil dari pencatatan tersebut kemudian dijelaskan melalui deskripsi data dan disertai dengan foto.

5. Data aktivitas/perilaku yang telah dideskripsikan di masing-masing bagian ruang taman Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara diklasifikasikan dalam temuan pola perilaku yang paling umum atau yang paling sering terjadi.


(54)

Tahapan Penelitian

Gambar 3.3 Tahapan Penelitian (Sumber : Asumsi penelitian, 2014)

3.5 Kawasan Penelitian

Kawasan yang menjadi tempat penelitian adalah Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara. Gedung Biro Pusat Administrasi berlokasi di jalan Dr T.Mansur no. 9, Medan. Berikut gambar letak lokasi penelitiannya.

Gambar 3.4 Peta lokasi penelitian (Sumber : Google earth)


(55)

36

Jalan menuju taman ini dapat diakses melalui jalan pintu 1 dengan akses dua arah dan jalan pintu 3 dengan akses satu arah. Kedua jalan tersebut memilki intensitas kendaraan yang sedang yang pada umumnya dilalui kendaraan mahasiswa USU. Secara umum letak taman ini berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan bangunan Rumah Sakit USU.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gedung Biro Pusat Administrasi USU. c. Sebelah Timur berbatasan dengan bangunan Fakultas Psikologi.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan pintu 3 USU dan bangunan Politeknik Negeri.

Gambar 3.5 Batasan lokasi penelitian dan tampak atas lokasi penelitian (Sumber : Hasil olah data sekunder dan dokumentasi pribadi, 2014)

(b) Bangunan Fakultas Psikologi USU (a) Bangunan Rumah Sakit


(56)

Gambar 3.6 Kondisi batasan lokasi penelitian

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014)

Gambar 3.7 Kondisi tapak lokasi penelitian (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014)

3.6 Metoda Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, sehingga data yang diolah tersebut dapat menjadi informasi yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dengan pemetaan perilaku (behavioral mapping), melalui pengamatan terhadap pola aktivitas yang terjadi di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara, dapat diperoleh data untuk

(d) Bangunan Politeknik Negeri USU (c) Bangunan Biro Pusat Administrasi


(57)

38

menggambarkan bagaimana ruang terbuka di kampus USU tersebut digunakan oleh masyarakat atau pengunjung.

Berikut adalah tahapan pengolahan data yang dilakukan : 1. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah pengelompokkan data sesuai kebutuhan pengolahan data dalam bentuk tabel dan grafik.

2. Analisis dan Penafsiran Data

Hasil tabulasi kemudian dianalisis lalu diitafsirkan sesuai sistematika data yang diperlukan.

3. Pencatatan Hasil-Hasil Penelitian

Untuk memperoleh gambaran dari keseluruhan data yang didapat dalam penelitian, maka dari hasil yang diperoleh diungkapkan beberapa pola perilaku yang terjadi (temuan penelitian).

Penafsiran data dalam penelitian ini dilakukan dengan carasebagai berikut : 1. Mengidentifikasi aktivitas yang terjadi dan jumlah pengunjung di taman

sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

2. Memaparkan penggunaan oleh pengunjung pada taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

Data yang disajikan :

1. Foto ruang publik di taman Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara untuk menggambarkan suasana saat pengamatan berlangsung.

2. Pencatatan hasil observasi berapa jumlah dan aktivitas yang dilakukan pengunjung pada taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Social Background Pengunjung 4.1.1 Jenis Kelamin

Pengunjung yang datang ke taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Utara mayoritas jenis kelamin perempuan. Hal itu di dapat ketika peneliti melakukan penyebaran kuisioner dan melakukan observasi beberapi hari di lokasi penelitian. Persentase tersebut dapat dilihat pada gambar 4.19 yang menyatakan pengunjung berjenis kelamin perempuan sebesar 56% dan pengunjung jenis kelamin laki-laki sebesar 44%.

56%

44%

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

Gambar 4.1 Diagram tingkat pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU berdasarkan jenis kelamin.

(Sumber : Hasil Penelitian tahun 2014)

4.1.2 Usia

Kategori usia pengunjung yang datang ke taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU beragam. Pada penelitian ini kategori usia dibagi menjadi 4 kategori. Hasil penelitian dari pembagian kuisioner kepada pengunjung taman di peroleh bahwa pengunjung taman USU di mayoritasi oleh usia 17 – 25 Tahun.


(59)

40

72

23

3

2

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Usia

Gambar 4.2 Grafik tingkat pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU berdasarkan usia.

(Sumber : Hasil Penelitian tahun 2014)

4.1.3 Pendidikan

Pengunjung di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU memiliki berbagai latar belakang pendidikan yang beragam. Hasil penelitian dari pembagian kuisioner dapat dilihat pada gambar 4.21 diperoleh bahwa pengunjung taman yang memiliki pendidikan S1 sebesar 53%, Diploma/Akademik sebesar 27%, SMU 20%, sedangkan yang mempunyai latar belakang pendidikan S2 dan S3 tidak ada.

20

27

53

0

0 10 20 30 40 50 60

SMU Diploma/ S1 S2 S

Pendidikan

Gambar 4.3 Grafik tingkat pendidikan pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU.


(60)

4.1.4 Pekerjaan

Pengunjung di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU memiliki berbagai latar belakang pekerjaan yang beragam. Hasil penelitian dari pembagian kuisioner dapat dilihat pada gambar 4.21 diperoleh bahwa pengunjung taman yang memiliki masih mahasiswa atau belum bekeja sebesar 66%, wiraswata sebesar 21%, dan pegawai sebesar 13%.

Pekerjaan

0

66

13

21

0 10 20 30 40 50 60 70

Pelajar Mahasiswa Pegawai Wiraswata

Gambar 4.4 Grafik tingkat pekerjaan pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU.

(Sumber : Hasil Penelitian tahun 2014.)

4.1.5 Lama Tinggal di Kota Medan

Pengunjung di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU memiliki waktu lama tinggal di Medan yang beragam. Hasil penelitian dari pembagian kuisioner dapat dilihat pada gambar 4.23 diperoleh bahwa pengunjung taman yang tinggal di Medan kurang dari 5 Tahun sebanyak 49%, lebih dari 10 Tahun sebanyak 39%, dan sekitar 5 – 10 Tahun sebanyak 12%.


(61)

42

49

12

39

0 10 20 30 40 50 60

Lama Tinggal di Medan

Gambar 4.5 Grafik tingkat pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU berdasarkan lamanya tinggal di Kota Medan.

(Sumber : Hasil Penelitian tahun 2014.)

4.1.6 Mode Transportasi Pengunjung

Pengunjung datang ke taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU dengan menggunakan berbagai macam mode transportasi. Hasil penelitian dari pembagian kuisioner dapat dilihat pada gambar 4. diperoleh bahwa pengunjung taman yang menggunakan sepeda motor sebagai mode transportasi 57%, transportasi umum sebesar 28%, jalan kaki sebesar 8%, dan menggunakan mobil sebesar 7%.

7

57

8

28

0 10 20 30 40 50 60

Mobil Sepeda Motor Jalan Kaki Transportasi Umum

Mode Transportasi

Gambar 4.6 Grafik tingkat mode transportasi yang digunakan pengunjung Taman di sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU.


(1)

PENGISIANKUESIONER :

Beritandapadakotakpilihan yang disediakansesuaidenganjawabananda, contoh :

Beberapapertanyaanmengharuskanandauntukmenjawabdenganpernyataan. Mohontulis jawaban

AndadenganHURUF BALOKpadatempat yang disediakan.atau pada lembar yang terpisah dengan diberi nomor sesuai pertanyaan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK –JURUSAN ARSITEKTUR

Jl. Dr. T. Mansur No.9, Padang Bulan, Medan, 20155, Sumatera Utara, Indonesia

KUESIONER STUDI AKTIVITAS TAMAN DI SEKITAR GEDUNG BIRO PUSAT

ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PETUNJUK

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Saudara/i

Kami sebagai kelompok mahasiswa/i Program S1 Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara,

sedang melakukan penelitian dengan judul

STUDIAKTIVITAS TAMAN DI SEKITAR

GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang meneliti aktivitas apa yang terjadi dan bagaimana pola pergerakan aktivitas pengunjung. Dalam penelitian ini kami membutuhkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i di dalam memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dilakukan sertamenjawab kuesioner ini dengan jujur sesuai apa yang Bapak/Ibu/Saudara/i rasakan. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, partisipasi, dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i.

Form KuesionerUntuk Pengunjung Taman di sekitar Gedung

Biro Pusat Administrasi USU


(2)

PENGISIANKUESIONER :

Beritandapadakotakpilihan yang disediakansesuaidenganjawabananda, contoh :

Beberapapertanyaanmengharuskanandauntukmenjawabdenganpernyataan. Mohontulis jawaban

AndadenganHURUF BALOKpadatempat yang disediakan.atau pada lembar yang terpisah dengan diberi nomor sesuai pertanyaan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK –JURUSAN ARSITEKTUR

Jl. Dr. T. Mansur No.9, Padang Bulan, Medan, 20155, Sumatera Utara, Indonesia

KUESIONER STUDI AKTIVITAS TAMAN DI SEKITAR GEDUNG BIRO PUSAT

ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PETUNJUK

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Saudara/i

Kami sebagai kelompok mahasiswa/i Program S1 Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara,

sedang melakukan penelitian dengan judul

STUDIAKTIVITAS TAMAN DI SEKITAR

GEDUNG BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang meneliti aktivitas apa yang terjadi dan bagaimana pola pergerakan aktivitas pengunjung. Dalam penelitian ini kami membutuhkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i di dalam memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dilakukan sertamenjawab kuesioner ini dengan jujur sesuai apa yang Bapak/Ibu/Saudara/i rasakan. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, partisipasi, dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i.

Form KuesionerUntuk Pengunjung Taman di sekitar Gedung

Biro Pusat Administrasi USU


(3)

72

1. IDENTITAS MASYARAKAT

No Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Lama Tinggal Di Medan

1.1 Laki-Laki Perempuan

1.2

17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun > 55 Tahun 1.3 SMU/setingkat Akademi/Diploma S1 S2 S3 1.4 Pelajar Mahasiswa Pegawai Wiraswasta 1.5 < 5Tahun 5-10 Tahun >10 Tahun

2. DATA KUNJUNGAN MASYARAKAT

Lama Kunjungan Pengunjung (Menit/Hari) Banyaknya Kunjungan Kunjungan Dengan Siapa Mode Transportasi Waktu Kunjungan 10-30 Menit/Hari 30-60 Menit/Hari 60-90 Menit/Hari 90-120 Menit/Hari 120-150 Menit/Hari

1 Kali Seminggu 2-4 Kali Seminggu > 4 Kali Seminggu Tidak Tetap Dalam Seminggu Sendiri  Teman Keluarga Pacar  yang lain :

Mobil Sepeda Motor Bus Transportasi Umum Pagi (07.00-11.30) Siang (13.00-14.30) Sore (15.00-18.00) Malam (19.30-20.00)


(4)

3. DATA PENILAIAN MASYARAKAT

Keterangan : TS = Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju CS = Cukup Setuju S = Setuju

SS = Sangat Setuju

No PERNYATAAN SKALA

TS KS CS S SS

3.1 Taman sekitar Biro USU sebagai salah satu taman di Kota Medan terasa kuat keberadaannya bagi Anda

3.2 Taman sekitar Biro USU penting didalam keberadaan / kaitannya dengan kebutuhan rohani Anda.

3.3 Taman sekitar Biro USU merupakan salah satu taman di kota Medan yang harus dipertahankan.

3.4 Keterlibatan masyarakat penting didalam pengembangan dan pelestarian Taman sekitar Biro USU.

3.5 Apakah Anda merasa nyaman

beraktivitas di taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi USU ?

3.6 Bagaimanakahmenurut pendapat anda suasana taman Biro Pusat Administrasi USU ?

Ya, sebutkan alasan : Tidak, sebutkan alasan : Netral

Ramai Kekeluargaan

Suasana yang membaur Lain-lain, sebutkan :

3.7 Bagaimana menurut pendapat anda tentang kebersihan (sampah sisa makanan) di sekitar Taman Biro Administrasi USU ?

3.8Bagaimana pendapat anda tentang fasilitas di taman Biro Pusat AdministrasiUSU seperti bangku taman, tempat sampah, dan toilet umum ?

Sangat baik  Baik Buruk Sangat Buruk

Sangat baik  Baik Buruk Sangat Buruk


(5)

74

3.11 Apakah tujuan anda datang ke taman Biro Pusat Administrasi USU ?

3.12 Apa alasan anda mengunjungi taman Biro Pusat

Administrasi USU ?

Bersantai

 Melihat penangkaran rusa Foto-foto

Lain-lain, sebutkan :

Karena suasana yang ramai

Ada sesuatu yang dituju, sebutkan : Ada sesuatu yang mau dilihat, sebutkan :

Lain-lain, sebutkan :

4. DATA SARAN DAN MASUKAN MASYARAKAT

4.1 Apa saja aktivitas yang pernah Anda lakukan di taman sekitar biro pusat administrasi USU ? (Secara Spesifik)

... ...

... ...

... ...

... ...

4.2 Apakah Ide/pendapat/rekomendasi Anda untuk mempertahankan keberadaan dan kelestarian taman sekitar biro pusat administrasi USU ?

... ...

... ...

... ...

... ...


(6)

3.9Apakah lokasi taman yang berada di kampus USU ini jauh dari daerah tempat tinggal anda ?

3.10 Apakah anda

sering/pernah mengunjungi taman maupun ruang publik yang ada di Kota Medan selain taman yang ada di USU ?

Sangat Jauh  Jauh

Lumayan jauh Dekat

Ya, sebutkan :  Tidak


Dokumen yang terkait

Hubungan Tekanan Darah Sistolik Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Dibawah 12 jam Saat Masuk Dengan Mortalitas Di RSUP H. Adam Malik

6 69 60

PROFIL MANAJEMEN INFARK MIOKARD DENGAN ELEVASI SEGMEN ST (STEMI) DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PADA TAHUN 2010.

0 0 2

Perbandingan Validitas Nilai Prediksi Malondialdehyde dan Troponin I Terhadap Kontraktilitas Miokard Pada Pasien Infark Miokard Akut Dengan Elevasi Segmen ST.

2 16 63

Infark Miokard Tanpa Elevasi Segmen St (Nstemi)

0 0 24

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 1 15

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 4

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 13

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 4

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 1 3