Keterangan Terdakwa Tinjauan Yuridis Tentang Pencabutan Keterangan Terdakwa Dalam Persidangan Dan Implikasinya Terhadap Kekuatan Alat Bukti (Studi Putusan Nomor : 43 / Pid. B / 2009/ PN-TTD)

kebijaksanaan setelah hakim melakukan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya. 20 Kehadiran rancangan undang-undang hukum acara pidana nasional yang berlandaskan dan dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, memang sudah lama dinanti-nantikan oleh rakyat Indonesia. Ada kesepakatan bahwa Hukum Acara Pidana ini bertujuan untuk menegakkan ketertiban umum tetapi sekaligus juga melindungi hak asasi manusia tiap-tiap individu.

5. Keterangan Terdakwa

21 “Pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik dan hakim.” Pengertian kebebasan memberi keterangan dalam penjelasan pasal demi pasal diberikan sebagai berikut: “ Supaya pemeriksaan dapat mencapai hasil yang tidak menyimpang daripada yang sebenarnya maka tersangka atau terdakwa harus Keterangan terdakwa dalam perumusan pasal 52 dan 117 tidak dapat dilepaskan dari prinsip hukum diterapkannya asas praduga tak bersalah presumption of innocence, baik dalam pemeriksaan penyidikan maupun dalam pemeriksaan sidang di Pengadilan. Oleh karena itu, keterangan terdakwa di muka penyidik dan hakim dilandasi oleh kebebasan memberi keterangan pasal 52 yang berbunyi sebagai berikut: 20 Darwin Prinst, op.cit., hal.145 21 Imron Rosjadi, Zain Badjeber. RUU Hukum Acara Pidana, loc.cit., hal.265,269, dikutip dari Pandangan Umum Fraksi ABRI terhadap RUU Hukum Acara Pidana, disampaikan oleh Danny, pada tanggal 08 November 1979 Universitas Sumatera Utara dijatuhkan dari rasa takut. Oleh karena itu wajib dicegah adanya paksaan atau tekanan terhadap tersangka atau terdakwa.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yuridis normatif, yakni penelitian yang dilakukan dan diajukan pada berbagai peraturan perundang- undangan tertulis dan berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi. Penelitian yuridis normatif ini disebut juga dengan penelitian hukum doctrinal, sebagaimana yang dikemukan oleh Wigjosoebroto yang membagi penelitian hukum sebagai berikut: a. Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif. b. Penelitian yang berupa usaha penemuan asas-asas dan dasar-dasar falsafah dogma atau doctrinal hukum positif. c. Penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang layak diterapkan untuk menyelesaikan suatu perkara tertentu. Menurut Jhony Ibrahim, dalam kaitannya dengan penelitian normatif doktrinal dapat digunakan beberapa pendekatan yang berupa: 22 1. Pendekatan Perundang-undangan statute approach 2. Pendekatan Analisis analytical approach 3. Pendekatan Historis historical approach 4. Pendekatan Filsafat philosophical approach 22 Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya : Bayu Media, hal. 300 Universitas Sumatera Utara 5. Pendekatan Kasus case approach Skripsi ini menggunakan peneitian hukum normatif dengan metode pendekatan analisis analisis approach yaitu menganalisis bahan hukum untuk mengetahui makna yang terkandung dalam istilah yang digunakan oleh peraturan perundang-undangan secara konsepsional, sekaligus mengetahui penerapannya dalam putusan-putusan hukum, 23 23 Ibid., hal. 30 serta menggunakan metode pendekatan kasus case approach, yaitu suatu penelitian normatif yang bertujuan untuk mempelajari norma-norma hukum atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum. Kasus tersebut akan dipelajari untuk memperoleh gambaran terhadap dampak dimensi penormalan suatu aturan hukum dalam praktiknya. Metode pendekatan kasus yang perlu dipahami bahwa alasan-alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada putusannya harus memperhatikan fakta-fakta materil berupa orang, tempat, waktu dan segala yang menyertainya. Fakta materil tersebut diperlukan karena baik hakim maupun para pihak akan mencari aturan hukum yang tepat untuk dapat diterapkan pada fakta tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma- norma dalam hukum positif yang dilakukan dan ditujukan pada peraturan perundang-undangan tertulis dari berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi dan penerapannya dalam praktik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa putusan pengadilan negeri tebing tinggi untuk mengetahui aturan hukum atas pencabutan keterangan terdakwa dan implikasinya terhadap kekuatan alat bukti. Universitas Sumatera Utara

2. Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Tinjauan Yuridis Tentang Pencabutan Keterangan Terdakwa Dalam Persidangan Dan Implikasinya Terhadap Kekuatan Alat Bukti (Studi Putusan Nomor : 43 / Pid. B / 2009/ PN-TTD)

0 63 101

Kekuatan Alat Bukti Keterangan Saksi Yang Mempunyai Hubungan Darah Dengan Terdakwa Dalam Tindak Pidana Pencurian Dalam Keluarga

6 110 102

Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN)

4 83 81

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewenangan Hakim Dalam Membatalkan Akta Notaris Sebagai Alat Bukti Dalam Proses Pemeriksaan Perkara Di Persidangan

2 80 147

Kedudukan Keterangan Saksi Di Penyidikan Sebagai Alat Bukti Yang Sah Dalam Persidangan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Stabat No.752/ Pid.B/ 2012/ PN.Stb)

2 96 102

Analisis Yuridis Putusan Hakim dalam Tindak Pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS

0 7 8

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN BEBAS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN YANG KORBANNYA ANAK (Studi Putusan MA Nomor : 1638 K / Pid. Sus / 2010)

0 6 16

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN BEBAS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN YANG KORBANNYA ANAK (Studi Putusan MA Nomor : 1638 K / Pid. Sus / 2010)

0 7 11

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Perkara Nomor : 43 / Pid / Sus / 2011 / PN.TK)

1 11 23