1. Bagaimanakah Ketentuan Hukum tentang Pencabutan Keterangan
Terdakwa Dalam Persidangan? 2.
Bagaimana Implikasi Yuridis dari Pencabutan Keterangan Terdakwa terhadap kekuatannya sebagai alat bukti?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Mengetahui bagaimana ketentuan hukum hukum terhadap pencabutan
keterangan terdakwa dalam persidangan.
b. Mengetahui bagaimana implikasi pencabutan keterangan terdawa
dalam persidangan terhadap kekuatan alat bukti.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. manfaat teoritis 1. bagi penulis sebagai mahasiswa program pidana, untuk lebih
memperdalam ilmu pengetahuan hukum pidana sesuai dengan program yang diambil.
2. untuk menambah pemikiran dan khazanah ilmu pengetahuan hukum pidana khususnya di bidang keterangan terdakwa dalam hal
pencabutan keterangan terdakwa di Persidangan.
Universitas Sumatera Utara
b. manfaat praktis 1. memberikan kontribusi kepada masyarakat mengenai proses beracara
di Pengadilan dan kedudukan alat bukti, khususnya keterangan terdakwa yang diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi
masyarakat untuk kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat yang disertai dengan rasa tanggung jawab.
2. memberikan kontribusi bagi aparat penegak hukum agar dapat meningkatkan profesionalisme kerja dalam menyelesaikan
permasalahan khususnya mengenai pencabutan keterangan terdakwa dalam persidangan dan implikasinya terhadap kekuatan alat bukti.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi dengan judul, “ Tinjauan Yuridis Tentang Pencabutan Keterangan Terdakwa Dalam Persidangan dan Implikasinya Terhadap Kekuatan Alat Bukti
Studi Putusan Nomor: 43 Pid. B 2009 PN-TTD ”, merupakan proses hasil kontemplasi indepth contemplation dari ide, pemikiran, gagasan dan usaha
penulis sendiri atas apa yang diperoleh penulis dalam perkuliahan dan melihat aplikasinya sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori dan praktik.
Sepengetahuan penulis, skripsi yang penulis angkat ini belum pernah di tulis oleh mahasiswa i di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atau
siapapun itu. Namun, apabila terdapat kesamaan atau kemiripan dengan karya ilmiah lain itu merupakan sesuatu yang tidak disengaja atau ketidaksengajaan dan
tentunya memiliki objek kajian serta pembahasan permasalahan yang berbeda dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
Penulisan skripsi ini berdasar pada data sekunder library research, yang kemudian dilengkapi dengan data primer field research. Hal ini dilakukan agar
terdapat kesesuaian keseimbangan antara teori dan praktik. Segala sumber, data, dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana
mestinya melalui penelitian yang dilakukan.
E. Tinjauan Kepustakaan
Setiap karya ilmiah tentunya memerlukan suatu studi kepustakaan atau sering disebut dengan istilah tinjauan kepustakaan. Pada tahapan ini penelitian
menjadi landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya yang dilakukan
bukanlah aktivitas yang bersifat “trial and error”.
1 Pencabutan Keterangan Terdakwa
Alat bukti keterangan terdakwa merupakan urutan terakhir dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP. Penempatannya pada urutan terakhir inilah salah satu
alasan yang dipergunakan untuk menempatkan proses pemeriksaan keterangan terdakwa dilakukan belakangan sesudah pemeriksaan saksi. Dalam HIR, alat bukti
ini disebut, “ pengakuan tertuduh ”. Perubahannya menjadi “ keterangan terdakwa ” tidak disebutkan secara jelas di dalam kitab undang-undang hukum acara
pidana. Ditinjau dari segi pengertian bahasa, terdapat ada perbedaan makna antara
“ pengakuan ” dan “ keterangan ”. Pada pengakuan, terasa benar mengandung suatu “pernyataan” tentang apa yang dilakukan seseorang sedang pada “
keterangan ” terasa kurang menonjol pengertian pernyataan. Pengertian yang
Universitas Sumatera Utara
terkandung pada kata “ keterangan ” lebih bersifat suatu “penjelasan” akan apa yang dilakukan seseorang.
16
Umumnya, banyak pihak atau terdakwa yang mencabut keterangannya keterangan terdakwa dalam persidangan yang disebabkan oleh alasan-alasan
tertentu. Ditinjau dari segi bahasa, pencabutan keterangan terdakwa berarti suatu proses keadaan dimana terdakwa menarik kembali pernyataannya atas apa yang
dia utarakan dalam tingkat penyidikan berita acara pemeriksaan dikarenakan hal-hal tertentu.
17
2 Pengertian dan Pembagian Alat Bukti
Pencabutan keterangan terdakwa dilakukan atas alasan yang sah dan bukti yang konkrit.
Kekuatan alat bukti atau juga dapat disebut sebagai suatu efektifitas alat bukti terhadap suatu kasus sangat tergantung dari beberapa faktor. Sebut saja
faktor itu adalah psiko-sosial kode etika, kualitas sikap penegak hukum, dan hubungan dengan masyarakat dan partisipasi masyarakat. Salah satu fungsi
hukum, baik sebagai kaidah maupun sebagai tindak atau perilaku teratur adalah membimbing perilaku manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Suatu sikap
tindak atau perilaku hukum dianggap efektif, apabila sikap atau perilaku pihak lain menuju ke satu tujuan yang dikehendaki : artinya apabila pihak lain itu
mematuhi hukum. Tetapi kenyataannya tidak jarang orang mengacuhkan atau
16
M. Yahya Harahap. 2006. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali: Edisi Kedua.
Jakarta: Sinar Grafika, hal. 318
17
Lihat Kamus Lengkap Bahasa Indonesia oleh Fahmi Idrus.
Universitas Sumatera Utara
bahkan melanggar dengan terang-terangan, yang berarti orang itu tidak taat pada hukum.
Penerapan hukum itu mempunyai kekuatan pembuktian yang digolongkan ke dalam alat bukti. Pasal 184 ayat 1 telah menentukan secara “limitatif” alat
bukti yang sah menurut undang-undang. Di luar alat bukti itu, tidak dibenarkan tidak dibenarkan membuktikan kesalahan terdakwa. Pembuktian dengan alat bukti
di luar jenis alat bukti sebagaimana yang disebut dalam pasal 184 ayat 1, tidak mempunyai nilai serta tidak mempunyai kekuatan pembuktian yang mengikat.
Adapun alat bukti yang sah menurut undang-undang sesuai dengan apa yang disebut dalam pasal 184 ayat 1, adalah:
a. KeteranganSaksi