c. pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan rasa aman yang kuat.
Hambatan-hambatan tersebut dapat memicu anak untuk melakukan perilaku yang menyimpang sehingga merugikan dirinya dan orang lain.
Anak memerlukan rasa aman dan hidup secara wajar di lingkungannya. Oleh karena itu hambatan-hambatan tersebut perlu dicari pemecahan
masalahnya agar pemenuhan kesejahteraan anak dapat tercapai.
B. Anak yang Bermasalah
Anak bermasalah adalah anak yang mengalami masalah kelakuan yaitu anak yang menunjukan tingkah laku menyimpang dari norma-norma
masyarakat dalam Sumiarni, 2001: 45. Tingkah laku yang menyimpang dapat merugikan masyarakat. Anak nakal merupakan contoh anak yang
mengalami masalah kelakuan. Paul Moedikmo dalam Soetodjo, 2006: 9 memberikan rumusan tentang anak nakal Juvenile Delinquency sebagai
berikut: 1.
semua perbuatan dari orang-orang dewasa merupakan kejahatan, bagi anak-anak merupakan delinquency. Jadi semua tindakan dilarang oleh
hukum pidana seperti mencuri, menganiaya, membunuh dan sebagainya. 2.
semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat, misalnya memakai celana
jangki tidak sopan, dan sebagainya. 3.
semua perbuatan yang menunjukan kebutuhan perlindungan bagi sosial, termasuk gelandangan, pengemis dan lain-lain.
Anak nakal dalam pernyataan di atas adalah anak yang melakukan pidana dan terlarang dalam kehidupan masyarakat. Anak yang melakukan
tindak pidana termasuk anak nakal, tapi tidak semua anak nakal dikategorikan tindak pidana. Jika tingkat kenakalannya kecil bukan termasuk tindak pidana
misalnya mengganggu orang lain, berkata kasar dan sebagainya. Namun, jika tingkat kenakalannya fatal sehingga kurang diterima orang lain, maka perlu
upaya rehabilitasi kepada anak agar anak memiliki sikap yang baik. Anak berbuat nakal atau usil karena tidak ada yang bisa ia kerjakan,
jadi ia melakukan hal lain seperti jahil kepada temannya atau justru mencari- cari masalah. Jadi tidak sepenuhnya kesalahan anak apabila ia nakal dan
mencari-cari masalah. Pendidikan dari keluarga yang kurang atau negatif mendukung anak untuk berbuat nakal dan mencari-cari masalah. Pengaruh
pendidikan keluarga sangat menentukan kepribadian anak Masalah pada anak berbeda tingkatannya. Ada tiga kategori Robinson
dkk., 1992: 212-222 yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk mengklasifikasi masalah anak-anak sebagai berikut:
1. masalah yang jarang membutuhkan bantuan profesional. Misalnya rasa
takut pada anak-anak dan merokok. 2.
masalah yang terkadang membutuhkan bantuan profesional. Misalnya gangguan belajar, depresi, hiperaktif.
3. masalah yang selalu membutuhkan bantuan profesional. Misalnya
gangguan seksual, alkoholisme dan kecanduan obat.
Anak-anak memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah mereka sehingga dapat memotivasi anak agar hidup lebih baik lagi. Anak yang
memiliki masalah yang serius memerlukan penanganan khusus dari para ahli sesuai dengan bidangnya. Penanganan khusus dapat diberikan dengan
rehabilitasi, konsultasi dengan psikolog, bimbingan dan sebagainya. Penanganan khusus diberikan agar anak dapat memulihkan dan
mengembangkan kepribadian yang baik dan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
C. Panti Sosial