Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pembentukan Kepribadian

Jangka waktu pelayanan petirahan anak di PSPA Satria Baturaden kurang lebih hanya 1 bulan saja. Waktu itu cukup singkat karena kepribadian anak belum benar-benar terbentuk secara permanen. Setelah anak keluar dari PSPA tentunya anak akan kembali ke rumah masing-masing. Mereka akan menjalankan kehidupan yang biasa. Rini 52 tahun selaku Psikolog dari Universitas Muhamadiyah Purwokerto UMP mengungkapkan bahwa satu bulan di PSPA tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada penguatan dari orangtua. wawancara tanggal 5 April 2013. Faktor lingkungan keluarga menentukan perilaku, kepribadian anak selanjutnya. Jadi apa yang anak lakukan di PSPA akan percuma saja kalau orang tua tidak menerapkan penguatan yang ada di PSPA.

5. Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Pembentukan Kepribadian

Anak di PSPA Satria Baturaden Dengan adanya hambatan-hambatan yang dialami oleh PSPA Satria Baturaden, maka PSPA harus bisa mengatasi jalan keluarnya mengenai masalah anak supaya masalah tersebut tidak berlarut-larut dan menyebabkan hal yang buruk untuk PSPA. Upaya yang dilakukan yaitu dalam memberikan sosialisasi, bimbingan terhadap anak tidak meyeragamkan semua anak karena setiap anak mempunyai masalah yang berbeda. Jadi sudah merupakan tantangan bagi pekerja sosial untuk mencari cara agar bisa mendekati anak khususnya anak yang tidak mau terbuka dengan siapapun. Sudarno 50 tahun mengungkapkan bahwa: “pendekatan lebih pribadi itu merupakan cara yang sangat ampuh ketika pekerja sosial menjadi orang tua bagi anak di PSPA” wawancara tanggal 6 April 2013. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Satima 11 tahun mengungkapkan bahwa pekerja sosial adalah orang yang baik, sabar suka curhat dengan anak-anak wawancara tanggal 15 April 2013. Pekerja sosial tidak memaksakan anak yang bersikap tertutup untuk bersikap terbuka. Akan tetapi pekerja sosial berusaha untuk memberikan perhatian dan kasih sayang sebagaimana orang tua yang menyayangi anaknya. PSPA Satria Baturaden juga berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan agar pembinaan dapat berjalan dengan lancar dalam pembentukan kepribadian anak. Progam Pelayanan Petirahan Anak lebih menonjolkan pada pengembangan kepribadian dan perilaku anak sehingga lebih banyak kegiatan bimbingan sosialnya. Seperti yang diungkapkan Bapak Sudarno bahwa: “bimbingan sosial paling banyak karena maksud pengembangan di sini adalah pengembangan perilaku, maka yang ditonjolkan adalah tentang sosialnya bukan masalah yang lain bukan berarti yang lain tidak penting, bener dulu baru pinter” wawancara tanggal 6 April 2013. Selain itu, kepribadian anak itu bersifat labil. Anak mudah berubah ketika dia kembali ke lingkungan keluarganya. Apa yang dihasilkan di PSPA tidak akan membawa apa-apa tanpa penguatan dari orang tua. Rini 53 tahun selaku Psikolog UMP mengungkapkan bahwa: “orang tua itu di mata anak dianggap sebagai pemarah, cerewet sehingga anak susah untuk mengakrabkan diri dengan orang tua. Yang paling penting adalah ketegasan orang tua dalam disiplin. Mungkin, perlu diadakan sekolah untuk orang tua agar mereka mengerti cara mengasuh, membimbing anak yang baik”dalam sidang CC I. Berdasarkan wawancara dengan Manik Indardefie 55 tahun bahwa pada acara pemulangan, pekerja sosial memberikan follow up atau pesan-pesan kepada orang tua dan guru mengenai anak yang masuk dalam kasus anak bermasalah agar anak ini segera ditindak lanjuti di lingkungannya oleh keluarga dan pihak sekolah. Berdasarkan sidang kasus terakhir yaitu case confferece III pekerja sosial juga menyatakan rekomendasi masing-masing anak serta follow up kepada orang tua dan guru. Jadi penguatan anak dapat diberikan dengan memberikan follow up kepada orang tua dan guru karena anak hanya kurang lebih 1 bulan di PSPA. Follow up diberikan dalam rangka memberikan penguatan positif supaya dijadikan suatu kebiasaan di rumah dan di sekolah.

6. Gambaran Tingkat Keberhasilan Peran PSPA Satria Baturaden