Konsep Kemiskinan KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

2.1 Konsep Kemiskinan

Konsep kemiskinan sesungguhnya merupakan sesuatu yang problematik, terlebih lagi apabila diikuti dengan pendefinisian yang kemudian harus diikuti dengan satu set indikator untuk mengukur secara kuantitatif kelompok masyarakat atau individu mana yang dapat disebut miskin. Hal itu telah dicoba dilakukan oleh banyak ahli, pemerintah dan lembaga lainnya untuk mendapatkan rumusan mengenai siapa yang dapat dianggap sebagai penduduk miskin. Pengertian ”miskin” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS Poerwadarminta, berarti ”tidak berharta benda, serba kurang”. Sementara Te Confise Oxford Dictionary memberikan definisi ”poor” sebagai: ”lacking adequate money or means to live comfortably”. Dari kedua pengertian tersebut jelas sekali bahwa pengertian kemiskinan tidak semata-mata berhubungan dengan ”uang” saja Tjiptoherijanto, 1996 : 109. Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat tersebut. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin Suparlan, 1993 : xi. Selanjutnya Fuad Ansyari mengemukakan bahwa kemiskinan dalam arti umum adalah kondisi kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak Ansyari, 1995 : 179. Menurut Friedman 1995 : 207, mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Basis kekuasaan sosial ini menurut Friedman meliputi : 1. modal yang produktif atas assets , misalnya, tanah perumahan, peralatan, kesehatan. 2. sumber keuangan, seperti income dan kredit yang memadai. 3. organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama, seperti partai politik, atau koperasi. 4. network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang- barang, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, dan 5 informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan. Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan mencapai standar hidup minimum Suyanto ,1993 : 31. Sedangkan Mubyarto 1997 :35 mengemukakan bahwa kemiskinan adalah kondisi serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia meliputi sandang, pangan, papan, kebutuhan akan hidup sehat, dan kebutuhan akan pendidikan dasar bagi anak-anak. Bambang Sudibyo 1995 : 11 mendefinisikan substansi kemiskinan adalah kondisi deprevasi terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar. Kemiskinan adalah sebuah kondisi kekurangan yang dialami seseorang atau suatu keluarga Rahardjo, 1995 : 146. Kemiskinan adalah suatu ketidakberdayaan. Dijejali kemiskinan, orang yang terkena musibah ini tidaklah akan berdaya. Jangankan untuk mengembangkan diri jasmani maupun rohani, untuk bertahan menegakkan hidup fisiknya pada tarafnya yang subsisten saja terkadang si orang ini tidak cukup berkemampuan dan kian dipermiskin hidup seseorang, akan kian rendah dan menurun pulalah tingkat keberdayaannya itu Wignyosubroto, 1995 : 55 Menurut Arsyad 1993 : 10, kemiskinan adalah terjadinya kekurangan modal. Masalah kekurangan modal ini bisa dijelaskan dengan menggunakan konsep lingkaran tak berujung pangkal vicious circle. Kekurangan modal ini disebabkan oleh rendahnya investasi, sedang rendahnya investasi disebabkan oleh rendahnya pendapatan, sedangkan rendahnya pendapatan karena tingkat produktivitas yang rendah dari tenaga kerja, sumber daya alam dan modal. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya sumber daya alam secara optimal. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa kemiskinan sebenarnya merupakan kekurangan kebutuhan yang meliputi sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar. Sehingga konsep kemiskinan sendiri merupakan akibat dari situasi ketidakberdayaan untuk merubah nasib hidupnya agar menjadi lebih baik.

2.2 Sebab- Sebab Kemiskinan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Peogram Penaggulangan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahaan Gedung Johor Kecamatan Medan johor Kota Medan

1 61 142

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

AKTIFITAS PENDAMPING PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINANDI PERKOTAAN (P2KP) DALAM MENINGKATKAN KESWADAYAANMASYARAKAT(Studi Pada Pelaksanaan P2KP Di Desa Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri)

0 15 3

Implementasi Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

0 10 127

Studi Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2kp) Di Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo

0 3 127

Partisipasi Masyarakat Miskin terhadap Bantun Langsung Masyarakat (BLM) Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

0 5 147

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga Melalui Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) (Kasus Pada 5 Keluarga di Desa Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang).

0 0 1

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) di Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Tahun 2007.

0 0 2

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES TAHUN 2007

0 0 11