Kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja pekerjaan untuk diisi pencari kerja.
Di Indonesia kesempatan kerja di jamin dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :” Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak”. Dari bunyi pasal tersebut jelas bahwa pemerintah berkewajiban atas penciptaan lapangan kerja karena penciptaan lapangan kerja berhubungan dengan
peningkatan pendapatan per kapita dan kesejahteraan masyarakat.
2.10 Kerangka Berpikir
Upaya penanggulangan kemiskinan masyarakat di perkotaan berangkat dari kondisi riil masyarakat yang belum sepenuhnya terangkat kondisinya lewat
program-program penanggulangan kemiskinan sebelumnya. Pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP yang efektif diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui tahapan proses yang melibatkan masyarakat. Masyarakat dilibatkan secara aktif mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Keberhasilan Proyek Penangulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP
diharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan tersebut dapat diukur dari adanya peningkatan pendapatan dan
terciptanya kesempatan kerja. Dampak dari pelaksanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan P2KP di Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang tergambar dengan kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
2.11 Hipotesis
Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP mempunyai dampak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan
peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja di Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang
Kesejahteraan
¾ Pendapatan ¾ Kesempatan kerja
Proses
¾ Ketepatan tujuan ¾ Ketepatan sasaran
¾ Ketepatan penggunaan dana ¾ Ketepatan pengembalian dana
¾ Pelatihan usaha Kondisi awal
Masyarakat sebelum
P2KP P2KP
Uji Statistik
68
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan desain ex post facto. Sebagaimana dikemukakan oleh Ary, D, Jacobs, L..,
Razavieh, A 1982: 382 bahwa “Penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena
perkembangan kejadian secara alami”. Sejalan dengan itu Dewanto Tarmudji, 1995: 65 mengemukakan “Penelitian ini sangat tepat untuk menguji pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas”. Dengan desain ex post facto bisa dikaji fakta-fakta yang telah terjadi dan dialami responden. Dengan demikian
peneltiian yang bersifat ex post facto tidak mengadakan perlakuan terhadap subjek penelitian dan tidak mengadakan manipulasi data, melainkan hanya menggali
fakta-fakta yang peristiwanya telah terjadi dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang bisa merefleksikan
persepsi responden terhadap dampak proyek penanggulangan kemiskinan perkotaan dan kesejahteraan di Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang. Melalui pendekatan kuantitatif korelasional diharapkan data yang diperoleh dapat diubah dalam bentuk angka dan analisisnya
menggunakan statistik korelasional sehingga dapat disimpulkan dengan tepat. .