3.6 Protokol Penelitian
Tahap penelitian LD
50
ekstrak etanol buah belimbing wuluh pada mencit jantan strain DDY dapat dilihat dalam protokol penelitian. Selanjutnya protokol
penelitian tersebut dapat disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Tahapan Penelitian
Juli Agustus
Tahap Penelitian
1 2
3 4
1 2
3 4
Persiapan Bahan
- Pembuatan simplisia - - Pembuatan Ekstrak Etanol Buah
Belimbing Wuluh - Persiapan Hewan coba
Penelitian - Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol
Buah Belimbing Wuluh
Analisis data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dalam penelitian meliputi nilai LD
50
dan kisaran LD
50
ekstrak etanol buah belimbing wuluh. Gejala-gejala klinis yang ditimbulkan sampai mencit tersebut mati juga diamati.
4.1 Nilai Lethal Dose LD
50
Pengujian toksisitas akut LD
50
bertujuan untuk menentukan suatu gejala sebagai akibat dari pemberian suatu zat dan untuk menentukan tingkatan toksisitas
senyawa tersebut. Hasil pengujian terhadap kematian mencit pada berbagai tingkat dosis dapat disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil pengujian LD
50
ekstrak etanol buah belimbing wuluh pada mencit. Dosis
grkgBB Jumlah
mencit Mortalitas
Periode pengamatan
mortalitas jam r
1 5
05 48
5 5
15 48
1 10
5 25
48 2
12.5 5
25 48
2 15
5 45
48 4
Keterangan : r = jumlah kematian mencit dalam satu kelompok uji.
Berdasarkan Tabel 4, pada kelompok yang diberikan perlakuan 1 tidak ditemukan kematian mencit. Pada kelompok yang diberikan perlakuan 2, terdapat
1 ekor mencit yang mati, sedangkan kematian 2 ekor mencit terdapat pada kelompok yang diberikan perlakuan 3 dan 4. Pada kelompok yang diberikan
perlakuan 5 terdapat kematian mencit terbesar dari semua kelompok perlakuan, yaitu 4 ekor. Selanjutnya grafik kematian mencit tersebut dapat disajikan pada
Gambar 4.
2 4
6 8
10 12
14 16
1 2
3 4
5 6
jumlah mencit d
o s
is
Dosis grkgBB
r
Gambar 4 Grafik jumlah kematian mencit pada pengujian LD
50
Dengan menggunakan Sofware Probit Analysis Program dengan tingkat kepercayaan 95, didapatkan nilai LD
50
, yaitu 11.72392 grkgBB Lampiran 2. Menurut Lu 1995, senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol buah
belimbing wuluh dapat diklasifikasikan sebagai bahan toksik ringan Slightly toxic.
Hasil pengujian LD
50
ekstrak etanol buah belimbing wuluh dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah spesies, strain, keragaman
individu, jenis kelamin, umur, berat badan, cara pemberian, kesehatan hewan, suhu lingkungan, dan kondisi perkandangan. Faktor-faktor tersebut dibuat
seragam, sehingga respon yang dihasilkan hanya dipengaruhi oleh perlakuan. Pengandangan hewan dapat mempengaruhi LD
50
suatu bahan kimia. Menurut Lu 1995 jenis kandang berlubang-lubangpadat dan jenis alas
kandang juga dapat mempengaruhi reaksi hewan terhadap toksikan. Suhu lingkungan, perbedaan umur, dan cara pemberian dapat mempengaruhi efek
toksik. Pemberian obat peroral tidak langsung didistribusikan ke seluruh tubuh.
Pemberian obat peroral didistribusikan ke seluruh tubuh setelah terjadi proses penyerapan
di saluran
pencernaan, sehingga
mempengaruhi kecepatan
metabolisme suatu zat di dalam tubuh Mutschler 1991. Sebagian besar biotransformasi metabolik terjadi pada suatu tahap diantara penyerapan zat ke
dalam sirkulasi umum dan eliminasi melalui ginjalnya Katzung 2001. Menurut
Lu 1995, setelah suatu zat kimia memasuki darah, zat tersebut kemudian didistribusikan dengan cepat ke seluruh tubuh. Laju distribusi ke tiap-tiap organ
tubuh berhubungan dengan aliran darah di organ tersebut. Mudah tidaknya zat kimia melewati dinding kapiler tergantung pada daya tembus membran sel, dan
terhadap afinitas komponen alat tubuh terhadap zat kimia tersebut. Meskipun setiap jaringan mempunyai kemampuan untuk mematabolis zat kimia, hati adalah
organ utama dari metabolisme zat tersebut. Jaringan lain yang menunjukkan aktivitas yang besar juga, antara lain saluran cerna, paru-paru, kulit, dan ginjal.
Setelah pemberian oral banyak zat kimia diserap secara utuh dari usus kecil dan dibawa lebih dulu melalui sistem porta ke hati, dimana zat tersebut mengalami
metabolisme ekstensif Katzung 2001. Toksisitas zat kimia yang diberikan melalui oral dipengaruhi juga karena berbagai kondisi ketika obat diberikan pada
hewan coba. Beberapa faktor lingkungan lain yang mempengaruhi LD
50
antara lain temperatur, kelembaban udara dan cuaca Balls et al. 1991. Faktor lain yang
mempengaruhi nilai LD
50
yaitu usia dan berat badan. Hewan-hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap dosis yang diberikan dari
pada hewan dewasa. Pada hewan yang sudah tua memiliki sistem biotransformasi dan ekskresi yang sudah menurun Mustchler 1991. Sebaliknya perbedaan berat
badan akan menyebabkan perbedaan dalam penentuan dosis. Semakin besar berat badan hewan, semakin besar dosis yang diberikan.
Setiap hewan coba yang digunakan akan memberikan reaksi yang berbeda pada dosis tertentu. Perbedaan reaksi tersebut diakibatkan oleh perbedaan tingkat
kepekaan setiap hewan. Dengan demikian perlu diketahui selang LD
50
.
4.2 Selang Lethal Dose LD