Biologi Mencit Pengujian Toksisitas Akut Lethal Dose50(LD50)Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh(AverrhoabilimbiL.)pada Mencit(Musmusculusalbinus)

2.2 Biologi Mencit

Mencit Mus musculus albinus merupakan salah satu hewan percobaan yang sering digunakan dalam penelitian. Hewan ini dinilai cukup efisien ekonomis karena mudah dipelihara, tidak memerlukan tempat yang luas, waktu kebuntingan yang singkat, dan banyak memilki anak per kelahiran. Mencit mempunyai sifat-sifat produksi dan reproduksi yang mirip dengan mamalia besar serta memiliki siklus estrus yang pendek Malole et al. 1989. Mencit dan tikus putih memiliki banyak data toksikologi, sehingga mempermudah membandingkan toksisitas zat-zat kimia Lu 1995. Sistem taksonomi mencit menurut Malole et al 1989 adalah : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Subfamili : Murinae Genus : Mus Spesies : Mus musculus Sub Spesies : Mus musculus albinus Menurut Mangkuwidjodjo Smith 1988, biologis dan fisiologis mencit adalah sebagai berikut: berat dewasa mencit rata-rata 18g sampai dengan 35g, berat lahir 0.5g sampai dengan 1.0g, suhu raktal antara 35 C sampai dengan 39C, pernapasan 140 kalimenit sampai dengan 180 kalimenit, denyut jantung antara 600 kali sampai dengan 650 kali, umur sapih 21 hari, sedangkan umur dewasa 35 hari. Gambar hewan percobaan mencit dapat disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Hewan percobaan mencit Mus musculus albinus Penelitian dalam bidang toksikologi dan farmakologi memerlukan serangkaian percobaan untuk mengetahui tingkat toksisitas dan keamanan obat. Penggunaan berbagai tingkat dosis obat terhadap hewan percobaan dilakukan untuk mendapatkan dosis terbesar yang tidak memberikan efek merugikan atau dosis yang sangat besar yang dapat menimbulkan efek toksik yang jelas Darmansjah 1995. Respon berbagai hewan percobaan terhadap uji toksisitas dapat berbeda. Kepekaan terhadap zat toksik antara individu sejenis maupun berbeda jenis dapat sangat bervariasi. Pada umumnya hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologis, variasi dalam sifat keturunan, umur, dan kondisi tubuh individu dalam satu jenis Koeman 1987.

2.3 Pengujian Toksisitas Akut