Analisis Identifikasi dan penetapan komoditas unggulan pertanian tanaman

23

4. Penyusunan Arahan dan Strategi Pengembangan Wilayah untuk

Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Boven Digoel.

a. Arahan Wilayah Pengembangan Komoditas Pertanian Tanaman Pangan

Arahan pengembangan wilayah komoditas unggulan dilakukan menggunakan analisis LQ, DS dalam SSA dan kesesuaian lahan pada lahan tersedia dengan bantuan sistim informasi geografis SIG. Penyusunan strategi pengembangan komoditas unggulan dilakukan dengan metode SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Threats berbasis pada presepsi stakeholder melalui jawaban pada kuesoner. Penentuan wilayah distrik yang akan dijadikan arahan pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan dilakukan dengan membuat peta arahan pengembangan komoditas unggulan. Peta arahan didasarkan pada analisis LQ-SSA dan kesesuaian lahan pada lahan tersedia. Pembuatan peta arahan pengembangan wilayah komoditas unggulan dilakukan dengan bantuan SIG. Penetapan wilayah distrik yang menjadi arahan komoditas unggulan didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut: 1 merupakan wilayah basis komoditas unggulan tanaman pangan dengan nilai LQ 1, SSA 0. 2 berdasarkan hasil evaluasi kesesuain lahan pada lahan tersedia memiliki kelas kesesuaian lahan S1, S2 dan S3.

b. Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan

Strategi pengembangan komoditas unggulan tanaman pangan dirumuskan berdasarkan metode analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Threats Rangkuti 2009 . Analisis tersebut dilakukan berbasis pada persepsi stakehoder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan Kabupaten Boven Digoel. Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan dan meminimumkan kelemahan serta menghindari ancaman. Hasil analisis ini digunakan untuk menyusun strategi pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan yang efektif. Proses analisis SWOT dilakukan dalam tiga tahap yaitu pengumpulan data, analisis dan pengambilan keputusan dicision stage untuk menghasilkan matriks SWOT. Menurut Marimin 2008, analisis SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan agar dapat diambil suatu keputusan strategis. Dalam penelitian ini, faktor internal yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan elemen-elemenkomponen wilayah kabupaten, pengembangan wilayahnya dirumuskan melalui dua pendekatan yaitu geobiofisik wilayah, sarana-prasarana dan sosial budaya. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar yang memberikan peluang maupun hambatan bagi pengembangan elemen-elemen wilayah yang seharusnya dioptimalkan sehingga hambatan yang ada mampu diperkecil untuk meningkatkan peluang pengembangan. Kombinasi matriks SWOT pada akhirnya akan menghasilkan 4 tipe strategi seperti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Matriks SWOT Kekuatan Strengh Kelemahan Weakness Peluang Opportunity Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Ancaman Treaths Strategi S-T Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Sumber: Rangkuti 2009, Irwandi 2011 Keterangan: - Strategi S-O: sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dengan peluang, untuk memanfaatkan peluang yang sesuai dengan kekuatan wilayah. - Strategi W-O: sel ini merupakan pertemuan antara kelemahan dengan peluang, untuk mengatasi kelemahan untuk mengoptimalkan peluang. - Strategi S-T: sel ini merupakan pertemuan antara kekuatan dengan ancaman, untuk mengidentifikasi kekuatan untuk mengatasi ancaman. - Strategi W-T: sel ini merupakan pertemuan antara kelemahan dengan ancaman, untuk merancang rencana pertahanan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman. 4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Sejarah Singkat Kabupaten Boven Digoel Distrik Tanah Merah merupakan ibukota Kabupaten Boven Digoel. Secara historis, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, tepatnya di Distrik Tanah Merah. Tanah Merah mulai dikenal dunia luar pada jaman pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1920. Pada tahun 1926 pemerintah Hindia Belanda mulai mempersiapkan Boven Digul sebagai bagian integral Indonesia. Pada tahun 1926, Pemerintah Hindia Belanda mempersiapkan penjara Boven Digul sebagai tempat pengasingan bagi para tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Kamp. Boven Digoel dipersiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menampung tawanan pemberontakan PKI tahun 1926 Gambar 3. Selanjutnya Boven Digoel merupakan tempat pembuangan bagi para tokoh-tokoh pergerakan nasional. Tercatat jumlah tawanan sebanyak 1.308 orang. Tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia yang pernah dibuang ke Boven Digoel antara lain Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Sayuti Melik, Marco Kartodikromo, Chalid Salim, Lie Eng Hok, Muchtar Lutfi, dan Ilyas Yakub. Internal Eksternal