pada Tabel 8, sedangkan grafik distribusi curah hujan disajikan pada Gambar 7 dan curah hujan secara spasial disajikan pada Gambar 6.
Gambar 5 Peta kelas lereng Kabupaten Boven Digoel 2013 Tabel 8 Curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara Kabupaten Boven Digoel
Tahu 2013.
No Bulan
Curah hujan mm
Suhu udara ºC
Kelembaban udara
1 Januari
208 28.3
80.5 2
Februari 380
28.7 82.9
3 Maret
257 28.4
80.3 4
April 402
28.2 81.7
5 Mei
549 28.0
84.1 6
Juni 611
27.0 86.9
7 Juli
227 26.4
85.4 8
Agustus 153
26.4 81.8
9 September
182 27.2
80.1 10 Oktober
576 27.9
83.3 11 November
316 28.0
79.2 12 Desember
349 28.1
83.3
Jumlah 4.210
332.6 989.5
Rata-rata 351.8
27.72 82.5
Sumber: BMKG stasiun Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel 2013
29
Gambar 6 Peta curah hujan Kabupaten Boven Digoel 2013
Gambar 7 Grafik distribusi curah hujan Kabupaten Boven Digoel 2013
Hidrologi
Daerah aliran sungai DAS berfungsi sebagai tempat penampung dan suplai air. Pada DAS terjadi proses penguapan dan proses sirkulasi hidrologi untuk
kepentingan sumberdaya alam. Data BPS Boven Digoel 2013 dan hasil penelitian BPTP Papua 2010 menyajikan beberapa sungai-sungai besar dan kecil
di Kabupaten Boven Digoel. Sungai-sungai tersebut yaitu Digoel, Kao dan
100 200
300 400
500 600
700 Curah Hujan
mm
Mandobo Ndumut, yang merupakan sungai-sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Boven Digoel Tabel 9.
Tabel 9 Panjang dan lebar sungai utama yang melintasi wilayah Kabupaten Boven Digoel.
Nama sungai Panjang km
Lebar m Kecepatan arus kmjam
Sungai Digoel 683
215-3209 4
– 7 Sungai Kao
200 200-3600
3 – 5
Sungai Mandobo 342
150-1100 4
– 7
Sumber: BPS Kabupaten Boven Digoel 2013, BPTP Papua 2010
Tanah
Tanah merupakan komponen penting dari sumberdaya lahan yang harus mendapat perhatian, baik dalam perencanaan pengembangan pertanian maupun
non-pertanian. Lahan merupakan bagian dari bentang alam landscape yang menyangkut pengertian lingkungan fisik termasuk topografirelief, iklim, tanah,
hidrologi bahkan vegetasi alam natural vegetation, semuanya berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Menurut Buol et al. 1980 dalam Djufry et al.
2010, tanah merupakan hasil pembentukan faktor-faktor pembentuk tanah yaitu bahan induk, iklim, topografi waktu dan organisme.
Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BPTP 2010, menunjukkan bahwa jenis tanah di Kabupaten Boven Digoel terdiri dari 5 ordo
dan 10 sub-grup. Jenis tanah di daerah penelitian terdiri dari tanah Histosols, Entisols, Inceptisols, Ultisols dan Oxisols. Jenis tanah di Kabupaten Boven Digoel
dari beberapa sumber hasil penelitian pada tahun 2010 dan 2012 disajikan pada Tabel 10 dan 11, sedangkan secara spasial disajikan pada Gambar 8.
Tabel 10 Jenis tanah di Kabupaten Boven Digoel USDA 2006, PPT 1983
No Ordo Grup
Sub GrupJenis Tanah USDA 2006
PPT 1983
1 Entisols
Udipsamments Aquents
Typic Udipsamments
Fluvaquents
Regosol Distrik Aluvial Gleik
2 Histosols
Haplohemists Terric Haplohemists Organosol Hemik
3 Inceptisols
Humaquepts Endoaquepts
Dystrudepts Typic Humaquepts
Typic Endoaquepts Aquic Dystrudepts
Typic Dystrudepts Gleisol Hemik
Gleisol Distrik Kambisol Gleik
Kambisol Distrik
4 Ultisols
Kandiudults Paleudults
Hapludults Typic Kandiudults
Typic Pleudults Typic Hapludults
Podsolik Kandik Podsolik Haplik
Podsolik Haplik
5 Oxisols
Hapludoxs Typic Hapludoxs
Oksisol Haplik
Sumber: BPTP Papua 2010
31 Tabel 11 Luas dan presentase jenis tanah di Kabupaten Boven Digoel
No Jenis Tanah
Luas ha
1 Dystropepts, Tropaquepts, Tropohemists
184.456 6.82
2 Dystropepts, Eutropepts, Tropofluvents
81.099 3.00
3 Dystropepts, Tropudults, Tropofluvents
1.317 0.05
4 Dystropepts, Tropudults, Tropudalfs,
161.132 5.95
5 Hydraquents; Haplaquents
1.525 0.06
6 Paleudults
1.380.652 51.01
7 Paleustults
477.919 17.66
8 Paleustults, Haplustults
21.571 0.80
9 Rendolls, Eutropepts
244 0.01
10 Tropaquents, Tropaquepts, Tropofibrists
106.117 3.92
11 Tropaquents; Tropaquepts; Tropohemists
34.848 1.29
12 Tropaquepts;Tropaquents; Hydraquents;
Tropofibrists 64.600
2.39 13
Tropofluvents, Tropaquepts, Eutropepts 41.841
1.55 14
Tropohemists; Hydraquents; Tropaquents 12.313
0.45 15
Tropohemists; Tropaquepts; Tropofluvents 17.893
0.66 16
Troporthents, Tropudults, Dystropepts 8.964
0.33 17
Tropudults, Dystropepts, Eutropepts 109.874
4.06
Jumlah 2.706.375
100
Sumber: BPTP Papua 2010
Gambar 8 Peta jenis tanah Kabupaten Boven Digoel 2013
Kondisi Demografi Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2013 adalah sebanyak 57.691 jiwa BPS. Boven Digoel 2013. Jumlah ini terdiri atas laki-laki
30.724 jiwa dan perempuan 26.967 jiwa. Distrik Jair dan Distrik Mandobo merupakan distrik dengan jumlah penduduk terbanyak, masing-masing berjumlah
17.359 jiwa dan 12.816 jiwa. Distrik dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Distrik Ninati yaitu 593 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Boven Digoel tahun 2013 sebesar 4,65 persen per-tahun. Distrik Mandobo merupakan distrik dengan laju
pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu 8,19 persen dan yang terendah adalah Distrik Waropko, dengan laju pertumbuhan per tahun 2,13 persen. Luas wilayah
Kabupaten Boven Digoel adalah 27.108,21 km
2
, sehingga rata-rata tingkat kepadatan penduduknya adalah 2 jiwakm
2
. Distrik yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Distrik Mandobo yakni sebanyak 7 jiwakm
2
Boven Digoel Dalam Angka 2013. Jumlah dan sebaran penduduk Kabupaten Boven Digoel tahun 2013 disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah, jenis kelamin dan sebaran kepadatan penduduk menurut distrik Kabupaten Boven Digoel Tahun 2013.
No Distrik
Jumlah Penduduk Jumlah
Kepadatan Penduduk
Jiwakm
2
Laki-laki Perempuan
1 Ambatkwi
412 354
766 1
2 Arimop
947 914
1.861 1
3 Bomakia
1.239 1.188
2.427 2
4 Fofi
357 346
703 1
5 Firiwage
306 314
610 1
6 Iniyandit
551 501
1.052 3
7 Jair
10.451 9.168
19.619 6
8 Kawagit
470 435
905 1
9 Kia
223 219
442 1
10 Kombut
486 479
965 1
11 Kombai
75 74
149 1
12 Kouh
328 302
630 1
13 Mandobo
10.230 8.414
18.644 7
14 Manggelum
284 294
534 1
15 na Mindiptana 2.261
2.122 4.383
3 16
Ninati 331
320 651
2 17
Sesnuk 233
192 425
1 18
Subur 362
355 717
1 19
Waropko 863
819 1.682
2 20
Yaniruma 258
297 526
1
Jumlah 30.667
27.107 57.691
2
Sumber: BPS Kabupaten Boven Digoel 2013
33
Potensi Sektor Pertanian
Potensi sektor pertanian penting untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian yang terdiri atas subsektor kehutanan, peternakan,
perkebunan serta perikanan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor pertanian, terutama subsektor tanaman pangan merupakan sektor
penunjang dalam pembangunan di Kabupaten Boven Digoel. Subsektor tanaman bahan makan dan tanaman hortikultura serta peternakan merupakan mata
pencaharian utama bagi masyarakat pribumi di Kabupaten Boven Digoel. Masyarakat pribumi atau penduduk asli yang terdiri dari suku-suku Mandobo,
Auyu, Muyu, Kombay-Koroway, kegiatan utamanya adalah bertani secara berpindah-pindah, memunggut hasil hutan, mencari ikan dan beternak secara
tradisional.
Budaya bertani sudah menjadi pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam kehidupan masyarakat pribumi. Makanan utama bagi masyarakat
pribumi di Boven Digoel adalah sagu, pisang, talas, ubi jalar, ubi kayu, sayur lilin, sayur genemo. Selain tanaman bahan makanan tersebut, yang juga dibudiayakan
menanam adalahg jagung, kacang tanah, padi, kacang hijau, dan sayuran. Potensi pertanian yang dapat dibudidayakan diuraikan pada paragraph di bawah
ini.
Subsektor Tanaman Pangan
Kabupaten Boven Digoel secara fakta lapangan merupakan kawasan agraris yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Namun berdasarkan
RTRW Kabupaten Boven Digoel tahun 2011-2031, lahan pertanian hanya dialokasikan seluas 20.000 ha untuk pengembangan pertanian dan pertanian lahan
kering. Luas panen dan produksi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Boven Digoel tahun 2009 dan 2013 disajikan pada Tabel 13.
Subsektor Hortikultura
Pada subsektor tanaman hortikultura buah dan sayuran, beberapa komoditas merupakan komoditas unggulan, baik secara luasan maupu produksi.
Sebagian komoditi ditanam oleh masyarakat sehingga setiap tahun produksi mengalami peningkatan, baik dalam hal luas panen maupun produksi.
Pertambahan luas panen dari 325,59 ha menjadi 367,58 ha mampu memproduksi dengan cukup baik Tabel 14.