Shift Share Analysis Identifikasi dan penetapan komoditas unggulan pertanian tanaman

Tabel 5 Matriks SWOT Kekuatan Strengh Kelemahan Weakness Peluang Opportunity Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Ancaman Treaths Strategi S-T Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Sumber: Rangkuti 2009, Irwandi 2011 Keterangan: - Strategi S-O: sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dengan peluang, untuk memanfaatkan peluang yang sesuai dengan kekuatan wilayah. - Strategi W-O: sel ini merupakan pertemuan antara kelemahan dengan peluang, untuk mengatasi kelemahan untuk mengoptimalkan peluang. - Strategi S-T: sel ini merupakan pertemuan antara kekuatan dengan ancaman, untuk mengidentifikasi kekuatan untuk mengatasi ancaman. - Strategi W-T: sel ini merupakan pertemuan antara kelemahan dengan ancaman, untuk merancang rencana pertahanan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman. 4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Sejarah Singkat Kabupaten Boven Digoel Distrik Tanah Merah merupakan ibukota Kabupaten Boven Digoel. Secara historis, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, tepatnya di Distrik Tanah Merah. Tanah Merah mulai dikenal dunia luar pada jaman pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1920. Pada tahun 1926 pemerintah Hindia Belanda mulai mempersiapkan Boven Digul sebagai bagian integral Indonesia. Pada tahun 1926, Pemerintah Hindia Belanda mempersiapkan penjara Boven Digul sebagai tempat pengasingan bagi para tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Kamp. Boven Digoel dipersiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menampung tawanan pemberontakan PKI tahun 1926 Gambar 3. Selanjutnya Boven Digoel merupakan tempat pembuangan bagi para tokoh-tokoh pergerakan nasional. Tercatat jumlah tawanan sebanyak 1.308 orang. Tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia yang pernah dibuang ke Boven Digoel antara lain Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Sayuti Melik, Marco Kartodikromo, Chalid Salim, Lie Eng Hok, Muchtar Lutfi, dan Ilyas Yakub. Internal Eksternal 25 Gambar 3 Foto penjara Boven Digoel yang dibangun pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945, Boven Digoel di Tanah Merah pada dasarnya masih tetap merupakan kota kecil di belantara hutan di Papua yang menjadi tempat pengasingan para pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, wilayah ini menjadi bagian wilayah pemerintahan Kabupaten Merauke . Saat ini, Boven Digoel merupakan daerah otonom baru DOB sejak tahun 2002 berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2002, hasil pemekaran kabupaten dari Kabupaten Merauke. Kabupaten Boven Digoel tercatat sebagai salah satu kabupaten di wilayah perbatasan RI-PNG, dengan ibukota Tanah Merah. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Boven Digoel secara geografis terletak pada koordinat 4 ᴼ 90’ dan 7 ᴼ10’ Lintang Selatan dan 139ᴼ90’dan 141ᴼ30’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Boven Digoel berdasarkan peraturan Pemerintah Daerah PERDA No. 11 dan 13 tahun 2008 meliputi 20 distrik dan 112 kampung, dengan luas wilayah ini 27.108, 21 Km 2 . Secara adminitrasif Kabupaten Boven Digoel berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten antara lain: Sebelah utara : Kabupaten Pegunungan Bintang dan Yahukimo Sebelah selatan : Kabupaten Merauke Sebelah barat : Kabupaten Mappi dan Asmat Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Papua New Guinea. Luas wilayah adminitrasi Kabupaten Boven Digoel menurut distrik disajikan pada Tabel 6, sedangkan peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4.