Panduan Restorasi Hutan Mangrove Yang Rusak

(1)

PAN D UAN RESTORASI H UTAN M AN GROV E YAN G RUSAK ( D EGRATED )

M OH AM M AD BASYUN I , Sh u t , M si Fa k u lt a s Pe r t a n ia n

Pr ogr a m I lm u Ke h u t a n a n Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN A. La t a r Be la k a n g

Hut an m angrove m erupakan sum berdaya alam yang spesifik. Hut an m angrove t um buh di zon pant ai ( berlum pur) y ang secara t erat ur t ergenang air laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut t et api t idak dipengaruhi iklim .

Veget asi m angrov e t erdiri dari beberapa j enis ant ara lain Rhizophora apiculat a, R. m ucronat a, Bruguiera gym norrhiza, B. parfiv lora, B. sex angula, Av icennia sp, Sonnerat ia spp, Xylacarpus granat um , dan Ceriops t agal. Adapt asi pohon- pohon m angrove t erhadap keadaan t anah berlum pur dan kekurangan oksigen dalam t anah adalah dengan m em bent uk sy st em perak aran y ang k has. Veget asi m angrov e m em punyai st rukt ur seragam yang t idak m engenal lapisan t aj uk.

Sebagai negara k epulauan, I ndonesia t erdiri at as lebih dari 17.508 buah pulau besar dan k ecil dengan panj ang garis pant ai sek it ar 81.000 k m ( Soegiart o, 1984) . Sebagian daerah t ersebut dit um buhi hut an m angrov e dengan lebar beberapa m et er sam pai beberapa k ilom et er. Dipandang dari segi luas areal, hut an m engrov e di I ndonesia adalah yang t erluas di dunia. Di I ndonesia, m angrove t ersebar ham pir di seluruh pulau- pulau besar m ulai dari Sum at era, Jaw a, Kalim ant an, Sulaw esi sam pai ke I rian Jaya, dengan luas sangat bervariasi bergant ung pada kondisi fisik, kom posisi subst rat , k ondisi hidrologi, dan iklim y ang t erdapat di pulau- pulau t ersebut ( FAO, 1992; Soem odihardj o, Ongkosono & Abdullah, 1986) . Pada t ahun 1982, hut an m angrove di I ndonesia t ercat at seluas 4,25 j ut a ha sedangkan pada t ahun 1993 m enj adi 3,7 j ut a ha, dim ana sek it ar 1,3 j ut a ha sudah disew ak an k epada 14 perusahaan Hak Pengusahaan Hut an ( HPH) ( Kusm ana, 1995) .

Ekosist em hut an m angrove m em iliki beberapa sifat kekhususan dipandang dari k epent ingan sum berday a alam , y ak ni let ak hut an m angrov e t erbat as pada t em pat t ert ent u, peranan ekologis ekosist em hut an m angrov e bersifat k has, berbeda dengan peran ekosist em hut an lainnya, dan hut an m angrove m em iliki pot ensi hasil yang bernilai ekonom is t inggi, sert a hut an m angrov e sebagai sum ber day a alam y ang dapat dipulihk an penday agunaanny a m em erluk an pengelolaan y ang t epat , sej auh m ungkin dapat m encegah pencem aran lingkungan hidup dan m enj am in kelest ariannya unt uk keperluan m asa kini dan akan dat ang.

Tekanan populasi, pengelolaan yang t idak m em perhat ikan aspek kelest arian, perkem bangan indust ri dan perkot aan m em ebrikan proporsi y ang signifikan t erhadap kerusakan hut an m angrove di negara sedang berkem bang sepert i I ndonesia. Dengan m eningkat nya populasi, lahan produksi sem akin berkurang sehingga hut an m angrove dikonsversi m enj adi lahan pert anian, pert am bakan ( aqua cult ure) , bahan bak ar, dan t uj uan lainny a. Bersam aan dengan t erj adiny a k erusak an pada sebagian


(2)

besar hut an m angrov e di I ndonesia y ang diaw ali dengan adany a degradasi luasan hut an, degradasi j enis, konversi hut an m angrove, eksploit asi dan pem anfaat an hut an m angrove yang t idak sesuai dengan fungsi dan t uj uannya sert a kerusakan kondisi biofisik ekosist em m angrov e dan ekosist em sek it rany a.

Penurunan kualit as dan kuant it as hut an m angrove m engakibat kan m enurunnya kualit as biofisik ekosist em hut an m angrove dan lingkungan sekit arnya, sepert i abrasi pant ai, hilangnya habit at burung, banj ir dan m enurunnya produkt ivit as perairan.

Kerusakan hut an m angrove perlu segera diat ur dengan m enghent ikan perusak an, m engadak an k egiat an k onserv asi bahk an m erest orasi dengan m engem balikan dan m enat a kem bali yang m engalam i kerusakan. Oleh karena it u kegiat an konservasi dan rest orasi hut an m angrove t idak hanya sekedar unt uk m elindungi dan m elest arikan spesies sert a m enyediakan obyek w isat a ( ekot urism ) , t et api harus pula berfungsi unt uk m eningkat kan kondisi sosial ekonom i m asyarakat sekit arnya dalam kont eks pem bangunan berw aw asan lingkungan. Mem bangun hut an m angrov e adalah m em bangun suat u int i bagi t ercapainy a pem bangunan berw aw asan lingk ungan y ang t uj uan pok ok ny a adalah m eningk at k an k ondisi sosial dan ekonom i m asyarakat dan m elakukan penanam an kem bali hut an m angrove yang t elah rusak. Berart i hut an m angrove m erupakan salah sat u bagian yang sangat pent ing dari seluruh sist em pem bangunan daerah ( Alikodra, 1999) .

Aspek - aspek ny at a y ang dapat dipert im bangk an unt uk m erest orasi ekosist em m angr ove yang r usak ant ar a lain :

1. Eksploit asi y ang berlebihan at au penebangan hut an m angrov e t

erus-m enerus unt uk kayu bakar dan erus-m akanan t ernak.

2. Masalah erosi di w ilayah est uaria.

3. Pengurangan produkt ivit as perikanan

4. Konversi hut an m angrove m enj adi budidaya perikanan.

5.

Pencipt aan fasilit as um um

B. Tu j u a n

Tu j u a n pe n u lisa n k a r ya t u lis in i a da la h

1. Mem berikan gam baran t ent ang k ondisi hut an m angrov e di I ndonesia

2. Mem berikan m et odologi panduan dalam penerapan rest orasi hut an m angrove yang t elah rusak.

3. Mem berikan penerapan kegiat an rest orasi hut an m angrove yang rusak.


(3)

I I . TI N JAUAN PUSTAKA

A. Ek ologi Re st or a si

Pengert ian ekologi rest orasi adalah proses m engubah dengan sengaj a k eadaaan lingk ungan suat u lok asi guna m enet apk an suat u ekosist em y ang bersifat t ert ent u, asli, dan bersej arah. Tuj auannya unt uk m engem balikan st rukt ur, fungsi, k enek ragam an dan dinam ik a suat u ekosist em y ang dit uj u ( Societ y for Ecological Rest orat ion 199 dalam Prim ack , R.B. dk k , 1998) .

Tuj uan ut am a rest orasi m angrov e ada dua, y ait u : ( 1) m erest orasi fungsi ekologi hut an m angrove yang rusak ( degraded) , ( 2) m endapat kan produk hut an yang m em punyai nilai kom ersial. Dalam kont eks ini nilai kom ersial berart i produk hut an y ang dibut uhk an oleh penduduk sek it ar sebagai sum ber energi dan perum ahan selain unt uk indust ri. Dua t uj uan ini m enent ukan spesies m angrove yang ak an dit anam ( Soem ardj ani & Mulia, 1994) .

Soem odihardj o dan Soem ardj ani ( 1994) m eny at ak an bahw a unt uk t uj uan rest orasi ekologi sem ua spesies m angrov e dapat dim anfaat k an/ dit anam . Saat ini di I ndonesia hanya t iga genus m angrove yang digunakan unt uk t uj uan ini, yait u : Avicennia spp, Sonnerat ia spp, dan Rhizophora m ucronat a. Dua j enis pert am a dipilih karena kem am puannya yang sangat baik unt uk st abilisasi sedim en lum pur m elalui sist em perkarannya yang ekst ensif. R. m ucronat a j uga m em iliki akar yang rapat m eskipun j enis perakarannya berbeda.

Rest orasi dari daerah t ersebut hingga m encapai st ruk t ur dan k om posisi spesies sem ula, m elalui suat u program reint roduksi yang akt if, t erut am a dengan cara m enanam dan m em benihk an spesies t um buhan sem ula. ( Bradshaw 1990 dalam Prim ack , R,B. dk k 1998) .

B. Pe n ge r t ia n H u t a n M a n gr ove

Menurut Surat Keput usan Direkt orat Jenderal Kehut anan Depart em en Pert anian No. 60/ Kpt s/ DJ/ I / 1978 t ent ang silvikult ur hut an pay au, hut an m angrov e adalah t ipe hut an y ang t erdapat di sepanj ang pant ai at au sungai y ang dipengaruhi oleh pasang surut air laut . Sedangk an m enurut Ny bak k en ( 1992) hut an m angrov e adalah sebut an um um yang digunakan unt uk m enggam barkan suat u variet as k om unit as pant ai t ropik y ang didom inasi oleh beberapa spesies pohon- pohon y ang khas at au sem ak- sem ak yang m em punyai kem am puan unt uk t um buh dalam perairan asin.

Ciri- ciri hut an m angrov e m enurut Soerianegara dan I ndraw an ( 1982) adalah sebagai berik ut : t idak dipengaruhi iklim , t erpengaruh pasang surut , t anah t ergenang air laut at au berpasir dan t anah liat , t anah rendah pant ai, hut an t idak m em puny ai st rat um t aj uk , t inggi m encapai 30 m et er. Jenis t um buhan m ulai dari laut k e darat adalah Rhizophora, Avicennia, Sonerat ia, Xylocarpus, Lum nit zera, Bruguiera dan t um buh- t um buhan baw ah yang hidup diant aranya Acrost ichum aureum , Achant hus illicifolius, dan Archant hus ebract eat us.

Tem pat ideal bagi pert um buhan hut an m angrove adalah di sekit ar pant ai, delt a, m uara sungai yang arus sungainya banyak m engandung pasir dan lum pur sert a um uny a pada pant ai landai y ang t erhindar dari om bak besar. Veget asi m angrove m em punyai zonasi yang khas, dicirikan oleh adanya perbedaan j enis yang


(4)

t ersusun m enurut urut an t et ent u w alaupun dengan bat as yang kurang j elas. Secara ekologis zonasi j enis di hut an m angrove dari arah laut ke darat bert urut - t urut adalah Sonnerat ia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp, Lum nit zera spp dan Xylocarpus spp. Dari seluruh j enis ini, nilai ekonom i kayu Rhizophora spp dan Bruguiera spp paling t inggi ( Sagala, 1994) .

Hut an m angrov e bagi k ebany ak an pant ai pesisir di Sum at ra ut ara m erupak an suat u daerah pinggiran y ang berguna dan produk t if, dan j uga m elindungi pesisir dari om bak dan perem besan air asin, dan selanj ut nya m em punyai fungsi dan pot ensi y ang secara garis besarny a dapat dibagi t iga aspek : ( 1) aspek fisik , ( 2) aspek biologi, dan ( 3) aspek ekonom is ( Anw ar, Dam anik , Hisyam , & Whit t en, 1984) .

C. Ke la s Lin gk u n ga n H u t a n M a n gr ove

Unt uk m enget ahui hut an m angrove di I ndonesia dengan segala kespesifikasinya, m aka hut an m angrove t erut am a posisinya, m enurut Soem odihardj o, Ongk osono, dan Abdullah ( 1986) t erbagi dalam em pat k elas lingkungan.

Ke e m pa t k e la s lin gk u n ga n t e r se bu t a da la h :

1. Delt a. Terbent u di m uara- m uara sungai besar dan di t eluk - t eluk . Sedim en y ang t erbaw a aliran sungai dengan cepat m engendap m em bent uk delt a, um um ny a dengan m orfologi bercabang- cabang. Selain cabang- cabang sungai, j uga dit em ui sungai- sungai pasang surut yang besar dan berkelok- kelok. Delt a sem acam ini dit em uk an di Sum at era ( delt a Musi, delt a Tem bilahan, delt a sungai Siak ) , Kalim ant an ( delt a Mahak am , delt a Bat u Am par, dan delt a Tarak an) , delt a Bint uni, I rian Jaya.

2. Dat aran Lum pur. Dapat t erlet ak di pinggiran pant ai, m isalny a Selat an Sorong dan Segara Anak an Bagian Tim ur. Um uny a dat aran lum pur ini dilat arbelak angi dengan gunung dan sungai- sungai yang m engalir, sepert i sungai Cit anduy di Cilacap. Arus pasang surut y ang relat if t inggi t ersebut m eny ebarluask an sedim en dari sungai m enj adi dat aran endapan lum pur y ang luas set inggi perm uk aan air di w ak t u pasang t inggi, dan apabila erosi cuk up t inggi daerah aliran sungai t ersebut , m aka dapat m engakibat kan t erancam nya keberadaan hut an m angrove, karena dat aran lum pur m enj adi darat an.

3. Dat aran Pulau. Berbent uk sebuah pulau k ecil y ang pada w ak t u surut rendah m uncul di at as perm uk aan air. Subst rat biasany a t erdiri dari sedim en asal darat at au endapan k arbonat laut , m isalny a pulau lum pur Segara Anak an dan pulau Piroko di Kepulauan Kangean, Madura.

4. Dat aran Pant ai. Habit at ini m erupak an j alur sem pit m em anj ang pant ai. Subst rat t erdiri dari pasir, pasir berlum pur at au bat u- bat uan. Kom unit as hut an m angrov e sepert i ini biasany a disebut hut an m angro v e pinggiran ( fringing m angrove) . Misalny a Pant ai Tim ur Lam pung, sebagian pant ai Tim ur Sum at era Selat an sert a Pant ai Ut ara Jaw a dan Pant ai Bunak en ( Manado) .

Dalam kait annya dengan lingkungan hidup m angrove perlu dikenal t erlebih dahulu em pat unsur ut am a dalam ekosist em m angrove. Keem pat unsir ut am a dalam ekosist em m angrov e t ersebut adalah ( Soem odihardj o et al, 1986) :

1. St at us lingkungan 2. Kom posisi subst rat 3. Kondisi hidrologi 4. I klim


(5)

I I I . M ETOD OLOGI RESTORASI H UTAN M AN GROV E

Kegiat an rest orasi m agrove biasany a dilak uk an pada lahan- lahan m angrov e alam i y ang t apak ny a t elah rusak , dim ana lahan m angrov e ini t erganggu ( dist urbed) at au t erdegradasi ( degraded) ak ibat ak t iv it as m anusia at au gangguan alam , daripada pem eliharaan hut an m angrove kom ersial, m eskipun pendekat an yang digunakan ham pir sam a. Para rim baw an biasany a t ert arik pada k uant it as produk si k ay u kom ersial dan arang kayu dari hut an m angrove dengan m enggunakan t eknik sepert i t ebang habis dan penanam an unt uk m endapat kan hasil berupa t egakan yang seragam

A. Se le k si da n Pe r sia pa n Ta pa k Pe n a n a m a n

Unt uk selek si dan persiapan t apak t ergant ung dari k ondisi set em pat dan spesies m angrove yang akan dit anam . Nam un rekom endasi um u dapat dit erapk an berdasrkan dari berbagai st udi k asusus dengan pendekat an lok asi y ang berdekat an dengan m ak sud t apak y ang ak an direst orasi. Bebarapa pert im bangan t ent ang k arak t erist i t apak sebelum m erest orasi eksosiet em m angrov e.

1. Tanah ( berpasir, berlum pur, liat ) harus st abil

2. Tapak t anam an t ernaungi, sepert i seedling m uda t idak m am pu m enahan angin yang kuat , arus yang deras, dan erosi

3. Tanam an m uda t ergenangi langsung secara t erat ur oleh pasang surut 4. Pem ilihan t em pat yang relat if dangkal

5. Spesies m angrove yang dit anam but uh naungan at au t idak.

6. Kerj asam a dengan m asy arak at lok al. Masy arak at lok al diaj ak secara persuat if berkait an dengan proyek rest orasi yang akan m engunt ungkan khidupan m erek a dan lingk ungan. Kerj asam a t ersebut dalam peny ediaan t enaga k erj a selam a peny iapan t apak dan peney ediaan bahan t anam an.

B. Pe r sia pa n Ar e a l Ta n a m a n .

Mem bangun t apak ( barrier) sekeliling t apak unt uk m elindungi t anam an m uda dari rerent uhan yang m engam bang. Pem bat as bert uj uan unt uk m em andu t ingk at pasang surut air laut . Sebelum dit anam t apak harus dibersihk an dari Sisa rerunt uhan dari kelapa, bat ang pisang, daun bam bu, dan cabang pohon lainnya.

Penent uan t apak pent ing unt uk m engukur fakt or lingkungan lainnya : j enis t anah, pH t anah, t em perat ur, salinit as, PAR, k erapat an bat anag, luas bidang dasar pohon/ ha, dan biam et er set inggi dada.

C. Pe n de k a t a n Re st or a si

Ada dua pendekat an y ang um um ny a dilak uk an dalam set iap k egiat an rest orasi lahan m angrove, yait u:

1 . Pe n de k a t a n r e ge r a si a la m i

Sum ber benih dari sum ber benih ( propagul) , benih langsung pohon m angrove Keut ungannya :

1. Dihasolkan hut an yang serupa dengan veget asio hut an m angrove asal 2. Murah biay any a

3. Sedik it t anaga k erj a 4. Gangguan t anah sedik it


(6)

2 . Pe n de k a t a n r e ge n e r a si bu a t a n

M e t ode n y a :

1. Term asuk dengan penenam an benih, sum ber benih, seedling di areal bila regenerasi alam i t idak cuk up.

2. Dengan m em indahkan seedling ke lokasi yang bar u

3. Mengum pulkan benih yang m asak/ sum ber benih dan m enanam langsung di t em pat at au dim asuk k an k e k ebun benih dulu baru dipindahk an k e lapangan

Ke u t u n ga n n y a :

1. Kom posisi spesies dan peny ebaran seedling dapat dik ont rol 2. Secara genet ik persediaan dapay dit ingk at k an

3. Ham a di t apak lebih m udah dipulihk an D . Se le k si Spe sie s da n Kole k si Bij i

Seleksi m angrove unt uk penanam an biasanya dit ent ukan oleh t iga fact or, yait u: ( 1) kepent ingan spesies m angrove yang t erj adi secara alam i di lokasi t apak rest orasi, ( 2) k et ersediaan bij i at au bahan perbany ak an, dan ( 3) obj ek dari program rest orasi yang akan dilakukan.

Daerah di m ana m angrove harus dit anam i, sepert i daerah yang m enuj u ke laut , pert engahan at au daerah yang m enuj u ke darat , at au daerah hulu sungai at au hilir sungai, yang dapat didet erm inasikan dari observasi spesies- spesies y ang secara alam iah t erj adi. Observasi y ang sam a j uga ak an m enent uk an t ipe t anah yang diperlukan dan regim pasang- surut yang t erbaik.

Kolek si benih at au bahan perbany ak an t ergant ung pada t ingk at kem at angan pohon. I dealnya, pohon- pohon darim ana bij i at au bahan perbany ak an diperoleh harus sehat dan berkem bang secara baik, dengan k arak t erist ik t inggi, diam et er dan t aj uk . Mangrov e ak an berbunga dan m enghasilkan bij i- bij i yang fert ile pada berbagai w akt u dalam set ahunnya, t ergant ung pada lokasi. Sangat pent ing unt uk m enget ahui w akt u berbunga dan berbuah dari spesies m angrove unt uk m em ast ikan kapan w akt u pengum pulan bij i t erbaik .

Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dapat dik um pulk an dari pohon- pohon at au dari j at uhan di baw ah pohon. Jika bij i dikum pulkan dari pohon langsung m ak a dapat dik olek si langsung sebagai benih. Ak an t et api j ik a bij i berasal dari j at uhan di baw ah pohon, pent ing unt uk dipast ikan bahw a bij i m em punyai bent uk radik el y ang baik dan t idak t erserang oleh insek at au ham a. Bij i y ang berasal dari j at uhan berpeluang unt uk diserang oleh ham a at au j am ur penyakit .

Bahan perbanyakan yang akan diangkut ke j arak yang relat if j auh perlu diperhat ikan t ingkat viabilit asnya. Sebagai cont oh, bahan perbanyakan Rhizophora sp. Bersifat bulky dan k elem babanny a harus t erus t erj aga, k arena sew ak t u m asih di pohon biasany a m erek a sudah berkecam bah. Unt uk t et ap m enj aga kelem babannya sert a unt uk m encegah serangan ham a dan j am ur penyakit , bahan- bahan perbanyakan sebaiknya dibungkus dengan bahan- bahan lem bab, sepert i daun pisang. Bij i- bij i dari spesies Avicennia officinalis, Ceriops decandra dan Sonnerat ia apet ala dapat disim pan dalam k ant ong- k ant ong j ut e at au k eranj ang bam bu unt uk m elindungi bij i dan m encegah agar t idak t erek spos pada suhu t inggi at au t erkena cahaya m at ahari langsung.


(7)

E. Pr a k t e k Pe m bibit a n

Pem bibit an diperlukan apabila regenerasi dengan syst em penanam an langsung sulit dilak uk an, at au j ik a bibit y ang dihasilkan perlu dipersiapk an perkem bangannya sebelum dilakukan penenam an. Kegiat an ini sangat berguna bagi spesies- spesies m angrove, sepert i Sonnerat ia spp. dan Av icenia spp y ang uk uran bij i- bij iny a relat if k ecil. Ada beberapa deskripsi det ail dari prak t ek pem bibit an m enurut Qureshi ( 1990) , Unt aw ale ( 1993) dan Siddiqi et al. ( 1993) . Tek nik pem bibit an sangat bervariasi t ergant ung pada spesies m angrov e y ang akan digunakan.

Berik ut ini adalah t ek nik pem bibit an y ang dapat dik em bangk an m enurut Siddiqi et al ( 1993) :

1. Bij i- bij i dit aburkan dengan cara peny ebaran pada alas at au k ot ak beruk uran 120 x 120 cm . Kot ak - k ot ak t ersebut dipisahk an dengan j arak 30 cm dan k edalam an drainase 20 cm . Pengont rolan secara t erat ur dari gulm a dan serangga ham a harus dilak uk an. Pem upuk an j uga pent ing dilak uk an j ik a diperluk an. Juga perlu dit et apk an m asalah irigasi j ik a suplai air t idak m encukupi.

2. Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dit um buhk an dalam polibag y ang berisi t anah y ang sudah dipersiapk an. Kant ong polibag beruk uran 15 x 10 cm at au 15 x 25 cm . Pada t ahap ini k ot ak pem bibit an dibuat relat if t inggi dari t anah dengan diberi fasilit as saluran pengairan. Kot ak- kot ak pem bibit an berukuran sam a sepert i y ang digunak an unt uk peny ebaran bij i, t et api pada t ahap ini polibag- polibag dilet akkan di sisi- sisi kot ak. Perhat ian yang sam a diperlukan sepert i halny a pada t ahap- t ahap sebelum ny a. Polibag- polibag t ersebut k em udian dibaw a k e lapangan dan siap unt uk dit anam .

F. Pe n a n a m a n

Penanam an m enggunakan seedling yang dikem bangkan dari kebun bibit m aupun bagian dari t anam an ( propagule) . Prosese penanam an propagule yang dikoleksi dari hut an at aupun dari koleksi kebun benih

G. Pe m e lih a r a a n

Rest orasi dari hut an m angrove yang rusak m em erlukan pem eliharan yang t epat set elah dilak uk an penanam an. Ak t iv it as pem eliharaan y ang w aj ar adalah pem bebasan, penyiangan, penj arangan, penggant ian t anam an ( penyulam an) . Diperluk an j uga pengendalian t erhadap ham a dan peny ak it . Pencegahan dilak uk an t erhadap binat ang y ang dapat m engaganggu t anam an.


(8)

I V . PEN ERAPAN KEGI ATAN RESTORASI H UTAN M AN GROV E

Kegiat an rest orasi m agrove biasanya dilakukan pada lahan- lahan m angrove alam i y ang t apak ny a t elah rusak , dim ana lahan m angrov e ini t erganggu ( dist urbed) at au t erdegradasi ( degraded) ak ibat ak t iv it as m anusia at au gangguan alam . Tat a urut an k egiat an dalam m erest orasi hut an m angrov e adalah sebagai berik ut ( Taniguchi et al, 1999) :

Ba ga n Ke gia t a n Re st or a si

Persiapan Observasi

Observasi Aw al

Pem ilihan Jenis

Est im asi Kuant it as

Pengadaan Benih dan Bibit Penyiapan Lahan

Pengangk ut an Bibit

Penanam an


(9)

Pe r in cia n Ke gia t a n :

1.

Persiapan Penanam an

Berik ut ini dipaparkan t ent ang persiapan observasi aw al unt uk m enet apk an rencana penanam an.

Ba ga n Obse r v a si Aw a l

A. Obse r va si Aw a l u n t u k Pe n a n a m a n 1. Perlengkapan Observasi

Ta be l 1 . D a ft a r Pe r a la t a n u n t u k Obse r v a si

Nam a Alat Nam a Alat Nam a Alat

Pet a

Hipsografi/ Korigrafi/ Topografi

Tripod Palu

Pet a Dasar Pit a Uk ur Sek op

Pet a Rencana Pengelolaan Hut an

GalahUkur ( Alum unium ) Soil Boring St ick

Pet a Tat aguna Lahan Galah Survei Blanko Cat at an

Pet a Veget asi Pancang Survei Handbookof

Mangrove

Tabel Pasang Surut Pancang Bam bu Ant i Serangga

Kom pas Survei Cat Warna Lain- lain

Penyiapan Peralat an

Penyusunan Jadw al

Survei Hut an Alam yang Masih Ada

Survei Tinggi Perm ukaan Tanah

Survei Sosial Ekonom i Pengukuran Salinit as

Survei Tanda Bat as Pem eriksaan Tanah dan Veget asi lain,

dsb


(10)

2 . Ja dw a l Obse r v a si

a. Jadw al observasi sesuai t abel pasang surut unt uk observasi lingkungan b. Mengobservasi kondisi lokal penanam an saat pasang m aupun surut . c. Observasi berbagai kondisi t anah dan lahan hanya pada saat surut d. Observasi k et inggian pasang purnam a sebelum air pasang dat ang

e. Observasi durasi yang pot ensial unt uk m em anfaat kan j alan air/ alur sungai. 3 . Kon disi Sosia l Ek on om i se k it a r Lok a si Pe n a n a m a n

a. Observasi sosial ekonom i sekit ar areal penanam an b. Mendapat kan inform asi t ent ang kepem ilikan lahan

c. Mendapat k an inform asi rencana t at a guna lahan dari inst ansi t erkait . B. Pe la k sa n a a n Obse r v a si Aw a l

1. Penent uan bat as lokasi penanam an

2. Mengest im asi fasilit as yang diperlukan unt uk kegiat an penanam an 3. Mengest im asi k uant it as bibit y ang diperluk an

4. Menget ahui fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pem ilihan spesies t anam an 5. Mem ilih spesies ut am a unt uk rest orasi di Pulau- pulau Ot orit a Bat am 6. Mengarsip hasil observasi

C. M e n e n t u k a n Re n ca n a Pe n a n a m a n 1. Menghit ung biaya penanam an a. Penghit ungan areal penanam an b. Pem ilihan bent uk bibit

c. Penghit ungan j um lah t enaga kerj a d. Penyesuaian j um lah t enaga kerj a

2. Mengest im asi k uant it as bibit dan penent uan j arak t anam 3. Pem ilihan spesies t anam an

4. Mendapat kan fasilit as yang diperlukan unt uk kegiat an penanam an D . Pe n ga da a n Be n ih da n Bibit

Pem bibit an diperlukan apabila regerasi dengan sist em penanam an langsung sulit dilak uk an at au j ik a bibit y ang dihasilkan perlu dipersiapk an perkem banganny a sebelum dilakukan penanam an. Kegiat an ini sangat berguna bagi spesies- spesies m angrov e spert i Sonnerat ia spp dan Avicennia spp y ang uk uran bij i- bij iny a relat if kecil. Beberapa deskripsi pem bibit an yang dapat dilakukan dalam penelit ian ini ( Siddiqi et al, 1993) :

1. Bij i- bij i dit aburkan dengan cara peny ebaran pada lok asi/ k ot ak beruk uran 120 x 120 cm . Kot ak - k ot ak t ersebut dipisahk an dengan j arak 30 cm dan k edalam an drainase 20 cm . Pengont rolan secara t erat ur dari gulm a dan serangga ham a harus dilak uk an. Pem upuk an j uga pent ing dilak uk an j ik a diperluk an. Juga perlu dit et apk an m asalah irigasi j ik a suplai air t idak m encukupi.

2.

Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dit um buhk an dalam polibag y ang berisi

t anah y ang sudah dipersiapk an. Kant ong polibag beruk uran 15 x 10 cm at au 15 x 25 cm . Pada t ahap ini k ot ak pem bibit an dibuat relat if t inggi dari t anah dengan diberi fasilit as saluran pengairan. Polibag- polibag t ersebut kem udian


(11)

E. Ke gia t a n Pe n a n a m a n

Ba ga n Ke gia t a n Pe n a n a m a n

F. Ke gia t a n Pe m e lih a r a a n

Ba ga n Ke gia t a n Pe m e lih a r a a n

Persiapan Tapak

Pengangkutan Bibit

Penghitungan

Waktu Kerja Bibit

Penanam an

Pem bersihan Tanah yang Tercem ar

Pem bersihan Rum put

Perbaikan Jalan Kerj a

Pem buat an Lubang Tanam

Penanam an Benih Penanam an

Pem ant auan

Pengukuran Tingkat Keberhasilan Hidup

I dent ifikasi Fakt or / Penyebab Ker usakan

Tindak an Pencegahan Kerusakan


(12)

V . KESI M PULAN

Kerusak an ekosist em m angrov e berada pada t it ik y ang m engk haw at irk an, oleh karena it u perlu dilakukan upaya pem ulihan m elalui rest orasi hut an m angrove yang t erpadu. Ekologi rest orasi sebagai cabang dari bidang ekologi diharapk an m am pu m elak uk an ak t iv it as t ersebut sehingga dapat m engem balikan fungsi dan peranan ekosist em m angrov e. Pada k arya t ulis ini digam bark an m et odologi dan aplikasi


(13)

D AFTAR PUSTAKA

Alik odr a , H .S. 1 9 9 9 . I m plem ent asi Konserv asi Hut an Mangrov e di I ndonesia. Mak alah pada Rak er Pengelolaan Pesisir dan Hut an di I ndonesia y ang diselenggarak an pada 18 Mei 1999 oleh Direk t orat Jenderal Bangda Depdagri. An w a r , J., S.J. D a m a n ik , N . H isy a m & A.J. W h it t e n . 1 9 8 4 . Ekologi Ekosist em

Sum at era. Universit as Gadj ah Mada Press. Yogy ak art a.

FAO. 1 9 9 2 . Managem ent and Ut ilat ion of Mangrov e in Asia and The Pasific. FAO Environm ent al Paper I I I . FAO. Rom e.

Ku sm a n a , C. 1 9 9 5 a . Manaj em en Hut an Mangrove di I ndonesia. Proceeding Sim posium Penerapan Ekolabel di Hut an Produk si, Jak art a, 10- 12 Agust us 1995.

M u lia , F. 1 9 9 9 . I m plem ent asi Pengelolaan Hut an Mangrove Berkelanj ut an. Workshop Peny em purnaan Krit eria I ndik at or Pengelolaan Hut an Mangrov e Produk si Lest ari. Kerj asam a LPP Mangrov e – LEI , Bogor, 8 Desem ber 1999. N y ba k k e n , J.W . 1 9 9 2 . Biologi Laut Suat u Pendekat an Ekologis ( Eidm an, M. dkk.,

penerj em ah) . PT Gram edia Pust ak a Ut am a. Jak art a.

Pr im a ck , R.B., J. Su pr ia t n a , M . I n dr a w a n & P.Kr a m a dibr a t a . 1 9 9 8 . Biologi Konser vasi. Yayasan Obor . Jakar t a

Sa ga la , P. 1 9 9 4 . Mengelola Lahan Kehut anan I ndonesia. Yayasan Obor I ndonesia. Jak art a.

Siddiqi, N .A., M .R. I sla m , M .A.S. Kh a n , da n M . Sh a h idu lla h . 1 9 9 3 . Mangrove Nurseries in Bangladesh. I SME Occasional Papers N.o. 1 I SME. Japan.

Soe gia r t o, A. 1 9 8 4 . The Mangrov e Ecosy st em in I ndonesia : I t s Problem s and Managem ent in H.J. Teas ( ed) . Phy siology and Managem ent of Mangrov e. W. Jung Publishers, The Hague. P69 - 78.

Soe m odih a r dj o, S., R. On gk oson o, & A. Abdu lla h . 1 9 8 6 . Diskusi Panel Daya guna dan Bat as Lebar Jalur Hij au Hut an Mangrove. Panit ian Program MAB I ndonesia – LI PI . Proyek Penelit ian Lingkungan Hidup. P17 - 22.

Soe r ia n e ga r a , I . & A. I n dr a w a n . 1 9 8 2 . Ekologi Hut an. Depart em en Mnaj em en Hut an. Fak ult as Kehut anan I PB. Bogor.

Ta n igu ch i, K., Ta k a sh im a , S., & O. Su k o. 1 9 9 9 . Manual Silvikult ur Mangrove. Depart em en Kehut anan dan Perkebunan RI dan JI CA. Jakart a.


(1)

I V . PEN ERAPAN KEGI ATAN RESTORASI H UTAN M AN GROV E

Kegiat an rest orasi m agrove biasanya dilakukan pada lahan- lahan m angrove alam i y ang t apak ny a t elah rusak , dim ana lahan m angrov e ini t erganggu ( dist urbed) at au t erdegradasi ( degraded) ak ibat ak t iv it as m anusia at au gangguan alam . Tat a urut an k egiat an dalam m erest orasi hut an m angrov e adalah sebagai berik ut ( Taniguchi et al, 1999) :

Ba ga n Ke gia t a n Re st or a si

Persiapan Observasi

Observasi Aw al

Pem ilihan Jenis

Est im asi Kuant it as

Pengadaan Benih dan Bibit Penyiapan Lahan

Pengangk ut an Bibit

Penanam an


(2)

Pe r in cia n Ke gia t a n :

1.

Persiapan Penanam an

Berik ut ini dipaparkan t ent ang persiapan observasi aw al unt uk m enet apk an rencana penanam an.

Ba ga n Obse r v a si Aw a l

A. Obse r va si Aw a l u n t u k Pe n a n a m a n 1. Perlengkapan Observasi

Ta be l 1 . D a ft a r Pe r a la t a n u n t u k Obse r v a si

Nam a Alat Nam a Alat Nam a Alat

Pet a

Hipsografi/ Korigrafi/ Topografi

Tripod Palu

Pet a Dasar Pit a Uk ur Sek op

Pet a Rencana Pengelolaan Hut an

GalahUkur ( Alum unium ) Soil Boring St ick

Pet a Tat aguna Lahan Galah Survei Blanko Cat at an

Pet a Veget asi Pancang Survei Handbookof

Mangrove

Tabel Pasang Surut Pancang Bam bu Ant i Serangga

Kom pas Survei Cat Warna Lain- lain

Penyiapan Peralat an

Penyusunan Jadw al

Survei Hut an Alam yang Masih Ada

Survei Tinggi Perm ukaan Tanah

Survei Sosial Ekonom i Pengukuran Salinit as

Survei Tanda Bat as Pem eriksaan Tanah dan Veget asi lain,

dsb


(3)

2 . Ja dw a l Obse r v a si

a. Jadw al observasi sesuai t abel pasang surut unt uk observasi lingkungan b. Mengobservasi kondisi lokal penanam an saat pasang m aupun surut . c. Observasi berbagai kondisi t anah dan lahan hanya pada saat surut d. Observasi k et inggian pasang purnam a sebelum air pasang dat ang

e. Observasi durasi yang pot ensial unt uk m em anfaat kan j alan air/ alur sungai. 3 . Kon disi Sosia l Ek on om i se k it a r Lok a si Pe n a n a m a n

a. Observasi sosial ekonom i sekit ar areal penanam an b. Mendapat kan inform asi t ent ang kepem ilikan lahan

c. Mendapat k an inform asi rencana t at a guna lahan dari inst ansi t erkait . B. Pe la k sa n a a n Obse r v a si Aw a l

1. Penent uan bat as lokasi penanam an

2. Mengest im asi fasilit as yang diperlukan unt uk kegiat an penanam an 3. Mengest im asi k uant it as bibit y ang diperluk an

4. Menget ahui fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pem ilihan spesies t anam an 5. Mem ilih spesies ut am a unt uk rest orasi di Pulau- pulau Ot orit a Bat am 6. Mengarsip hasil observasi

C. M e n e n t u k a n Re n ca n a Pe n a n a m a n 1. Menghit ung biaya penanam an a. Penghit ungan areal penanam an b. Pem ilihan bent uk bibit

c. Penghit ungan j um lah t enaga kerj a d. Penyesuaian j um lah t enaga kerj a

2. Mengest im asi k uant it as bibit dan penent uan j arak t anam 3. Pem ilihan spesies t anam an

4. Mendapat kan fasilit as yang diperlukan unt uk kegiat an penanam an D . Pe n ga da a n Be n ih da n Bibit

Pem bibit an diperlukan apabila regerasi dengan sist em penanam an langsung sulit dilak uk an at au j ik a bibit y ang dihasilkan perlu dipersiapk an perkem banganny a sebelum dilakukan penanam an. Kegiat an ini sangat berguna bagi spesies- spesies m angrov e spert i Sonnerat ia spp dan Avicennia spp y ang uk uran bij i- bij iny a relat if kecil. Beberapa deskripsi pem bibit an yang dapat dilakukan dalam penelit ian ini ( Siddiqi et al, 1993) :

1. Bij i- bij i dit aburkan dengan cara peny ebaran pada lok asi/ k ot ak beruk uran 120 x 120 cm . Kot ak - k ot ak t ersebut dipisahk an dengan j arak 30 cm dan k edalam an drainase 20 cm . Pengont rolan secara t erat ur dari gulm a dan serangga ham a harus dilak uk an. Pem upuk an j uga pent ing dilak uk an j ik a diperluk an. Juga perlu dit et apk an m asalah irigasi j ik a suplai air t idak m encukupi.

2.

Bij i- bij i at au bahan perbany ak an dit um buhk an dalam polibag y ang berisi t anah y ang sudah dipersiapk an. Kant ong polibag beruk uran 15 x 10 cm at au 15 x 25 cm . Pada t ahap ini k ot ak pem bibit an dibuat relat if t inggi dari t anah dengan diberi fasilit as saluran pengairan. Polibag- polibag t ersebut kem udian dibaw a k e lapangan dan siap unt uk dit anam

.


(4)

E. Ke gia t a n Pe n a n a m a n

Ba ga n Ke gia t a n Pe n a n a m a n

F. Ke gia t a n Pe m e lih a r a a n

Ba ga n Ke gia t a n Pe m e lih a r a a n

Persiapan Tapak

Pengangkutan Bibit

Penghitungan

Waktu Kerja Bibit

Penanam an

Pem bersihan Tanah yang Tercem ar

Pem bersihan Rum put

Perbaikan Jalan Kerj a

Pem buat an Lubang Tanam

Penanam an Benih Penanam an

Pem ant auan

Pengukuran Tingkat Keberhasilan Hidup

I dent ifikasi Fakt or / Penyebab Ker usakan


(5)

V . KESI M PULAN

Kerusak an ekosist em m angrov e berada pada t it ik y ang m engk haw at irk an, oleh karena it u perlu dilakukan upaya pem ulihan m elalui rest orasi hut an m angrove yang t erpadu. Ekologi rest orasi sebagai cabang dari bidang ekologi diharapk an m am pu m elak uk an ak t iv it as t ersebut sehingga dapat m engem balikan fungsi dan peranan ekosist em m angrov e. Pada k arya t ulis ini digam bark an m et odologi dan aplikasi rest orasi hut an m angrove secara prakt is, m udah, dan sederhana

.


(6)

D AFTAR PUSTAKA

Alik odr a , H .S. 1 9 9 9 . I m plem ent asi Konserv asi Hut an Mangrov e di I ndonesia. Mak alah pada Rak er Pengelolaan Pesisir dan Hut an di I ndonesia y ang diselenggarak an pada 18 Mei 1999 oleh Direk t orat Jenderal Bangda Depdagri. An w a r , J., S.J. D a m a n ik , N . H isy a m & A.J. W h it t e n . 1 9 8 4 . Ekologi Ekosist em

Sum at era. Universit as Gadj ah Mada Press. Yogy ak art a.

FAO. 1 9 9 2 . Managem ent and Ut ilat ion of Mangrov e in Asia and The Pasific. FAO Environm ent al Paper I I I . FAO. Rom e.

Ku sm a n a , C. 1 9 9 5 a . Manaj em en Hut an Mangrove di I ndonesia. Proceeding Sim posium Penerapan Ekolabel di Hut an Produk si, Jak art a, 10- 12 Agust us 1995.

M u lia , F. 1 9 9 9 . I m plem ent asi Pengelolaan Hut an Mangrove Berkelanj ut an. Workshop Peny em purnaan Krit eria I ndik at or Pengelolaan Hut an Mangrov e Produk si Lest ari. Kerj asam a LPP Mangrov e – LEI , Bogor, 8 Desem ber 1999. N y ba k k e n , J.W . 1 9 9 2 . Biologi Laut Suat u Pendekat an Ekologis ( Eidm an, M. dkk.,

penerj em ah) . PT Gram edia Pust ak a Ut am a. Jak art a.

Pr im a ck , R.B., J. Su pr ia t n a , M . I n dr a w a n & P.Kr a m a dibr a t a . 1 9 9 8 . Biologi Konser vasi. Yayasan Obor . Jakar t a

Sa ga la , P. 1 9 9 4 . Mengelola Lahan Kehut anan I ndonesia. Yayasan Obor I ndonesia. Jak art a.

Siddiqi, N .A., M .R. I sla m , M .A.S. Kh a n , da n M . Sh a h idu lla h . 1 9 9 3 . Mangrove Nurseries in Bangladesh. I SME Occasional Papers N.o. 1 I SME. Japan.

Soe gia r t o, A. 1 9 8 4 . The Mangrov e Ecosy st em in I ndonesia : I t s Problem s and Managem ent in H.J. Teas ( ed) . Phy siology and Managem ent of Mangrov e. W. Jung Publishers, The Hague. P69 - 78.

Soe m odih a r dj o, S., R. On gk oson o, & A. Abdu lla h . 1 9 8 6 . Diskusi Panel Daya guna dan Bat as Lebar Jalur Hij au Hut an Mangrove. Panit ian Program MAB I ndonesia – LI PI . Proyek Penelit ian Lingkungan Hidup. P17 - 22.

Soe r ia n e ga r a , I . & A. I n dr a w a n . 1 9 8 2 . Ekologi Hut an. Depart em en Mnaj em en Hut an. Fak ult as Kehut anan I PB. Bogor.

Ta n igu ch i, K., Ta k a sh im a , S., & O. Su k o. 1 9 9 9 . Manual Silvikult ur Mangrove. Depart em en Kehut anan dan Perkebunan RI dan JI CA. Jakart a.