sejarah bangsa. Sementara itu aspek nasionalisme menyangkut perasaan bangga siswa sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air dan bangsa, rela
berkorban demi bangsa, menerima kemajemukan, bangga pada keanekaragaman budaya, menghargai jasa pahlawan serta mengutamakan
kepentingan umum.
E. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan penerapan konsep
diri. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari diri siswa maupun
lingkungannya. Selain itu pemilihan dan penggunaan strategi, metode, model dan media dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu proses pembelajaran sejarah.
Di SMP Empu Tantular Semarang untuk mata pelajaran Sejarah sudah menggunakan KTSP dimana siswa dituntut untuk aktif dan guru
ditempatkan sebagai fasilitator dan mediator yang membantu siswa dalam proses belajar. Perhatian utama dalam KTSP ini ialah siswa yang belajar,
bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Hal ini berarti bahwa proses pembelajaran sesungguhnya berpusat pada peserta didik. Disini siswa
diharapkan berperan aktif pada tiap proses pembelajaran. Mengingat bahwa sasaran utama dalam pembelajaran dewasa ini adalah keterlibatan
siswa secara maksimal dalam kegiatan belajar mengajar KBM, maka banyak diciptakan inovasi model pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk bersikap aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Menanggapi hal tersebut, maka dalam rangka mewujudkannya dipilihlah model pembelajaran SQ4R dengan pendekatan Talking stick
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa dipakai dalam pembelajaran IPS sejarah. Model pembelajaran SQ4R dengan pendekatan
Talking Stick dipandang dapat merangsang keaktifan siswa dan membantu pemahaman materi selama mengikuti proses pembelajaran sejarah,
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Penerapan model pembelajaran SQ4R dengan pendekatan Talking stick menuntut siswa
untuk bersikap aktif dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
Adapun kerangka berfikir untuk penerapan model pembelajaran SQ4R dengan pendekatan Talking stick dalam pembelajaran IPS sejarah
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Model Pembelajaran SQ4R Keterangan:
Dari gambar kerangka berfikir tersebut dapat diketahui bagaimana proses pembelajaran sejarah menggunakan model pembelajaran SQ4R. Pada
mulanya guru. memberikan masalah kepada siswa untuk dicari penyelesaiannya disamping itu guru juga membantu siswa untuk memeriksa
atau meneliti secara singkat, dari situlah proses pembelajaran SQ4R berlangsung.
Setelah siswa dapat mengumpulkan informasi guru melakukan Talking Stick, metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru, dengan dilakukan pendekatan tersebut agar siswa mengetahui letak kesalahannya sehingga pada
akhirnya siswa akan dapat mengerjakan soal-soal semacam itu sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Dengan demikian diharapkan siswa tidak
mengulangi kesalahan yang sama saat mengerjakan soal yang serupa.
Guru Siswa melakukan
SQ4R Model Pembelajaran
SQ4R dengan Talking stick
Siswa Guru memberikan
umpan balik evaluasi
menggunakan metode Talking Stick
Hasil belajar meningkat
F. Hipotesis Penelitian