Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

36 29. LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 19 30. LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ 20 31. MDLN Modernland Realty Tbk √ √ √ 21 32. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk √ √ √ 22 33. MTLA Metropolitan Land Tbk √ X X 34. MTSM Metro Realty Tbk √ √ X 35. NIRO Nirvana Development Tbk √ X X 36. OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ X 37. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk √ √ √ 23 38. PUDP Pudjiati Prestige Tbk √ √ √ 24 39. PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 25 40. RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk √ √ X 41. RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ 26 42. RODA Pikko Land development Tbk √ √ √ 27 43. SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk √ √ √ 28 44. SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ √ 29 45. SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ 30 46. TARA Sitara Propertindo Tbk √ X X

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperlukan untuk penelitian ini diambil dari laporan audit tahunan annual report perusahaan-perusahaan tercatat periode 2011-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia BEI. Data-data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa kemudian mengelompokkan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, dan sumber lainnya yang berhubungan Universitas Sumatera Utara 37 dengan penelitian. Kedua, mengumpulkan data sekunder dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan Property dan real estate selama tahun 2011-2013 yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan data sekunder lainnya dari situs internet.

3.6.1 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di BEI dalam melakukan praktek Manajemen Laba Discretionary accruals . Sebab itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat.

3.6.2 Variabel Dependen: Manajemen Laba

Discretionary accruals Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebasvariabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Discretionary accruals. Discretionary accruals yang digunakan sebagai proksi manajemen laba dalam penelitian ini merupakan modifikasi cross sectional dari model Jones, 1991, yang dapat mendeteksi manajemen laba secara konsisten Sanjaya, 2008. Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai total Universitas Sumatera Utara 38 accruals untuk sampel perusahaan yang terpilih dengan pendekatan cash flow adalah sebagai berikut: TAitAit-1 = NIt – OCFtAit-1 Keterangan: TAit: Total Accruals pada periode t Ait-1: Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1 NIt: Laba bersih operasi net operating income periode t OCFt: Aliran kas dari aktivitas operasi operating cash flow pada periode t . Setelah diperoleh nilai total accruals, dilakukan regresi untuk memperoleh angka koefisien α 1, α 2, dan α 3 dengan variabel dependen total accruals dan variabel independen adalah total aset tahun sebelumnya t-1, perubahan pendapatan, dan total aset tetap kotor perusahaan pada tahun ke-t. Setelah diperoleh nilai koefisien regresi α 1, α 2 dan α 3, maka dilanjutkan dengan meng-hitung komponen nondiscretionary accruals. Model nondiscretionary accruals dirumuskan sebagai berikut: NDAit = α 1 1 A it-1 + α 2 ΔREV it A it-1 + α3PPE it A it-1 + є it Keterangan: NDA it : Nondiscretionary accruals pada periode t A it-1 : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1 ΔREV it : Perubahan penjualan bersih perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPE it : Aset tetap gross property plant and equipment. єit : Sampel error perusahaan i pada periode t. Universitas Sumatera Utara 39 Langkah selanjutkan adalah mencari nilai dari discretionary accruals dengan mengurangi nilai TA it dengan nilai NDA it . DA it = TA it A it-1 – NDA it Keterangan: DA it : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t TA it A it-1 : Total accruals perusahaan i pada tahun t NDA it : Nondiscretionary accruals perusahaan i pada tahun t.

3.6.3 Variabel Independen

Variabel independen bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, dan Pertumbuhan Penjualan.

3.6.3.1 Audit tenure

Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor AkuntanPublikKAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Pada tahun 2008, Menteri Keuangan merevisi kembali tentang audit tenur yaitu Peraturan Menteri Keuangan No 17 Tahun 2008, isi peraturan ini disebutkan batasan masa pemberian jasa audit selama tiga tahun untuk auditor dan enam tahun untuk KAP Kementerian Keuangan RI, 2008. Penelitian ini mengukur tenur dengan melihat lamanya hubungan antara kantor akuntan publik dan kliennya, sampai berganti dengan kantor akuntan publik lainnya. Universitas Sumatera Utara 40 Pengukuran tenur KAP diukur sebagai jumlah tahun KAP berturut-turut mengaudit laporan keuangan klien.

3.6.3.2 Independensi auditor

Seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik KAP sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM No Kep.17PM2002. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Hal ini telah diatur melalui keputusan Menteri Keuangan no. 423KMK-062002 yang mengatur mengenai rotasi wajib bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik tidak diperbolehkan memberikan jasa nonaudit di samping jasa audit itu sendiri karena dapat mengganggu independensi auditor. Independensi auditor melalui proksi lama penugasan audit diukur menggunakan skala nominal dengan variabel dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen. Angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun, yang berarti memiliki sikap independen. Universitas Sumatera Utara 41

3.6.3.3 Rasio Hutang

Debt Rasio Hutang Rasio hutang merupakan istilah yang sering digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya. Proksi rasio hutang dalam penelitian ini menggunakan rasio DAR yaitu Rasio total hutang terhadap total aktiva Debt To Total Assets Ratio yang dirumuskan sebagai berikut : DAR=

3.6.3.4 Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan dihitung, dengan rumus : R t – R t-i R t- 1 Keterangan : Rt = Revenue pada tahun pengamatan Rt 1 = Revenue pada tahun lalu. Universitas Sumatera Utara 42 Berdasarkan penjelasan defenisi operasional di atas, dapat disimpulkan melalui tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel No. Variabel Indikator Skala Pengukuran Sumber Data 1. Audit tenure X 1 Menjumlahkan panjangnya masa perikatan audit atau Kantor Akuntan Publik KAP Nominal Laporan Auditor Independen 2. Independensi auditor X 2 Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen. Angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun, yang berarti memiliki sikap independen. Nominal Laporan Auditor Independen 3. Rasio hutang X 3 DAR = Rasio Laporan Keuangan 4. Pertumbuhan penjualan X 4 R t – R t-i R t-1 Rasio Laporan Keuangan 5. Manajemenlaba discretiona ry accruals X 5 DA it = TA it A it-1 – NDA it Rasio Laporan Keuangan Sumber: Peneliti

3.7 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 82 95

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 26 110

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103

Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 6 75

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 17 88

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14