Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

(1)

ANALISIS KETERSEDIAAN KOLEKSI BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BERDASARKAN DAFTAR

BACAAN PADA SILABUS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH :

SEPWITA HARIANTI 110709038

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Oleh : Sepwita Harianti

NIM : 110709038

Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

Tanda Tangan :


(3)

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Oleh : Sepwita Harianti

NIM : 110709038

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :


(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Agustus 2015

Sepwita Harianti NIM 110709038


(6)

(7)

i

ABSTRAK

Harianti, Sepwita. 2015. Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskiptif dengan membuat penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Penelitian ini menggunakan unit analisis dengan jumlah sampel 18 silabus mata kuliah utama program studi akuntansi. Data diperoleh melalui observasi dengan pendataan secara langsung menggunakan tabel daftar pencocokkan (checklist) terhadap ketersediaan koleksi di Perpustakaan USU dan dokumentasi berupa silabus. Instrumen yang digunakan adalah checklist berupa daftar bahan ajar berdasarkan silabus mata kuliah utama akuntansi di Perpustakaan USU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berdasarkan daftar bacaan pada silabus program studi akuntansi dengan persentase 83,69% yang tersedia dan 16,31% tidak tersedia, dapat dikatakan ketersediaan koleksi buku bidang akuntansi memenuhi kebutuhan kurikulum.


(8)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. Dengan judul “Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi.”

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih khusus kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Hartono dan Ibunda Lisanti yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun materil untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta tak lupa penulis berterimakasih kepada abangda Isman Hamidy dan adinda M. Nugrah Ashari yang terus mendukung penulis dalam menyelesaikan studi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd., selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan Dosen Pembimbing I yang telah sabar dan banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum selaku Dosen Penasehat Akademik.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Akuntansi.


(9)

iii

7. Staf pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH.

8. Teman-teman terdekat yang selalu ada menghibur, menyemangati, dan berbagi dengan penulis Dea, Leila, Wita, A’yan, Putri, Uli, Umay, Zayyani, Ifbal, Riska, Adel dan Kak Yayang.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang tiada henti mendukung dan berdoa untuk penulis.

10. Seluruh teman stambuk 2011 yang telah berjuang bersama selama masa perkuliahan.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu dan bermanfaat bagi semua.

Medan, Agustus 2015 Penulis

Sepwita Haranti 110709038


(10)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8

2.2 Koleksi Perpustakaan ... 10

2.3 Ketersediaan Koleksi ... 12

2.3.1 Kurikulum ... 17

2.3.2 Silabus ... 19

2.3.3 Bahan Ajar ... 21

2.4 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 23

2.5 Evaluasi Koleksi ... 24

2.5.1 Checklist/ List Checking sebagai Metode Evaluasi Koleksi ... 29

2.6 Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian... 33

3.2 Lokasi Penelitian... 33

3.3 Unit Analisis ... 33

3.4 Jenis dan Sumber Data... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 34

3.6 Instrumen Penelitian ... 36


(11)

v

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 39

4.1.1 Koleksi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 39

4.2 Hasil Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Kajian pada Silabus di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara... 40

4.3 Persentase Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Kajian pada Silabus di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 79

4.4 Hasil Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Daftar Bacaan pada Silabus Program Studi Akuntansi Menurut Bahasa81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran . ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(12)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Mata Kuliah Utama Akuntansi ... 36

Tabel 3.2 Format Daftar Checklist untuk Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi ... 37

Tabel 4.1 Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis ... 40

Tabel 4.2 Mata Kuliah Manajemen Keuangan ... 41

Tabel 4.3 Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen ... 42

Tabel 4.4 Mata Kuliah Perpajakan ... 44

Tabel 4.5 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I ... 49

Tabel 4.6 Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntasi ... 51

Tabel 4.7 Mata Kuliah Akuntansi Biaya ... 52

Tabel 4.8 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II ... 54

Tabel 4.9 Mata Kuliah Manajemen Strategik ... 56

Tabel 4.10 Mata Kuliah Akuntansi Syariah ... 60

Tabel 4.11 Mata Kuliah Auditing I ... 61

Tabel 4.12 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I ... 62

Tabel 4.13 Mata Kuliah Akuntansi Manajemen ... 64

Tabel 4.14 Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik ... 66

Tabel 4.15 Mata Kuliah Auditing II ... 69

Tabel 4.16 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II ... 71

Tabel 4.17 Mata Kuliah Teori Akuntansi ... 73

Tabel 4.18 Mata Kuliah Praktek Auditing ... 77

Tabel 4.19 Mata Kuliah Audit Internal ... 78


(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Judul Bahan Ajar Mata Kuliah Utama Program Studi Akuntansi yang Tersedia di Perpustakaan ... 81 Gambar 4.2 Persentase Ketersediaan Koleksi Bidang Akuntansi Berdasarkan

Daftar Bacaan pada Silabus Program Studi Akuntansi Menurut Bahasa ... 81


(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Ketersediaan Koleksi Bidang akuntansi Berdasarkan Daftar Bacaan pada Silabus Program Studi Akuntansi Menurut Bahasa ... 88 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 89 Lampiran 3 Kurikulum Program Studi Akuntansi (S-1) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 90 Lampiran 4 Daftar Ketersediaan Koleksi Akuntansi Berdasarkan Nomor


(15)

i

ABSTRAK

Harianti, Sepwita. 2015. Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskiptif dengan membuat penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Penelitian ini menggunakan unit analisis dengan jumlah sampel 18 silabus mata kuliah utama program studi akuntansi. Data diperoleh melalui observasi dengan pendataan secara langsung menggunakan tabel daftar pencocokkan (checklist) terhadap ketersediaan koleksi di Perpustakaan USU dan dokumentasi berupa silabus. Instrumen yang digunakan adalah checklist berupa daftar bahan ajar berdasarkan silabus mata kuliah utama akuntansi di Perpustakaan USU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berdasarkan daftar bacaan pada silabus program studi akuntansi dengan persentase 83,69% yang tersedia dan 16,31% tidak tersedia, dapat dikatakan ketersediaan koleksi buku bidang akuntansi memenuhi kebutuhan kurikulum.


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan sebuah organisasi nirlaba yang sengaja dibentuk untuk membantu pemustaka memenuhi kebutuhan informasinya. Informasi yang disediakan perpustakaan pun beragam. Hal ini dapat dilihat dari jenis koleksi yang dilayankan. Salah satu dari jenis perpustakaan adalah perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi yang keberadaannya sangat terkait dengan pencapaian visi dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat penting bagi organisasi induknya untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999, 5) “fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan, pusat belajar, pusat pengajaran, pusat penelitian, dan pusat penyebaran informasi.”

Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa perpustakaan sangat penting ada dalam sebuah perguruan tinggi. Sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan tentunya perpustakaan mengambil peran sebagai sumber informasi. Sumber informasi tersebut berupa literatur yang mendukung kegiatan akademis sivitas akademika. Bagi dosen dan mahasiswa literatur menjadi bahan pendukung dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Selain itu, literatur membantu


(17)

2 mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya dan menambah wawasan materi keilmuannya yang tidak seluruhnya diperoleh dalam proses perkuliahan. Kemudian bagi peneliti tentu saja literatur yang beragam dan relevan menjadi bahan referensi dalam menyelesaikan penelitiannya. Sebagian besar literatur tesebut adalah koleksi perpustakaan. Koleksi merupakan salah satu unsur dari sebuah perpustakaan. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai perpustakaan tidak akan dapat melayani pemustaka dengan baik dan optimal.

Koleksi yang dimiliki perpustakaan harus mewakili semua disiplin ilmu terutama program studi yang ada di perguruan tinggi tempat perpustakaan berdiri. Selain itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian tujuan bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar-mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu dalam pengelolaannya perpustakaan harus benar-benar teliti dalam menyajikan literatur kepada pemustaka terutama mahasiswa.

Pada umumnya setiap program studi memiliki kurikulum dan silabus sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar. Kurikulum berisi mata kuliah yang akan ditempuh selama proses kuliah. Sedangkan silabus merupakan uraian dari setiap materi pembelajaran meliputi judul materi pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan, tujuan pembelajaran (tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus), pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan, metode, media, alat bantu, dan referensi yang digunakan per semester.


(18)

3 Ketersediaan koleksi inilah yang akan membuat kebutuhan informasi mahasiswa terpenuhi, sebab literatur inti yang mereka butuhkan terdapat di perpustakaan. Karena salah satu sumber pengembangan koleksi yang ada di perpustakaan didasarkan pada kurikulum dan silabus dari masing-masing program studi yang ada di perguruan tinggi. Pada kurikulum dan silabus tersebut terdapat daftar bacaan yang akan digunakan masing-masing mata kuliah dari program studi. Sehingga perpustakaan mengetahui literatur yang mendukung sebuah mata kuliah dari sebuah program studi. Meskipun demikian, koleksi perpustakaan juga tidak harus terbatas pada pemenuhan kurikulum saja melainkan dapat turut serta memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan cita-citanya (Depdiknas 2004, 14). Sehingga koleksi yang ada di perpustakaan bukan hanya sekedar pajangan tetapi bermanfaat bagi penggunanya.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 15) bahwa “koleksi bahan ajar adalah salah satu koleksi yang harus ada di perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80% dari bahan bacaan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi.”

Dalam ayat (1), (2), (3), dan (4) pasal 24 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang pada dasarnya menyatakan bahwa penyelenggaran perpustakaan harus sesuai dengan standar nasional perpustakaan, memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplar yang mecukupi untuk mendukung Tri Dharma Perguruan tinggi, dan dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


(19)

4 Perpustakaan USU merupakan perpustakaan perguruan tinggi dengan fokus pelayanan kepada sivitas akademika. Perpustakaan USU melayankan banyak koleksi dan literatur yang mewakili disiplin ilmu dan 135 program studi yang ada di Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan LAKIP 2014 (Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan) perpustakaan USU menyimpan 130.288 judul dan 471.837 eksemplar bahan pustaka tercetak (buku). Koleksi tersebut dibagi atas 10 divisi berdasarkan Dewey Decimal Classification (DDC) yaitu karya umum, filasafat, agama, ilmu sosial, ilmu bahasa, ilmu murni, ilmu terapan, kesenian, kesusastraan, geografi dan setiap divisi dibagi atas sub-sub divisi dengan berbagai subjek.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Perpustakaan USU memiliki koleksi yang jumlahnya banyak. Untuk dapat mengetahui koleksi yang tersedia di perpustakaan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan informasi sivitas akademika terutama mahasiswa, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap koleksi. Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari segi ketersediaan koleksi maupun pemanfaatan koleksi. Tujuan dari evaluasi koleksi yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan koleksi yang diharapkan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika. Tetapi, mengingat banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki Perpustakaan USU maka akan sulit untuk melakukan evaluasi secara keseluruhan. Sehingga evaluasi ketersediaan koleksi dilakukan secara bertahap sesuai dengan subjek koleksi. Telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang meneliti tentang evaluasi ketersediaan koleksi buku dengan bidang ilmu yang berbeda pada Perpustakaan USU seperti Armanita Swinata


(20)

5 Tobing (2015) bidang ilmu perpustakaan. Dilatarbelakangi oleh pemikiran itu, penulis membatasi evaluasi ketersediaan koleksi bahan ajar yang berkaitan dengan program studi akuntansi.

Program studi akuntansi merupakan satu (1) dari lima (5) program studi yang peminatnya tinggi kelompok Sosial Hukum di Universitas Sumatera Utara berdasarkan SBMPTN 2014 yaitu 3.159 peminat dan jumlah mahasiswanya dari angkatan 2002-2014 sebanyak 1.402 mahasiswa. Adapun program studi lain kelompok Sosial Hukum yang peminatnya tinggi adalah Ilmu Hukum 3.749 peminat, Manajemen 3.507 peminat, Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis 3.051 peminat, dan Ilmu Komunikasi 2.380 peminat. Selain itu program studi akuntansi mempunyai visi menjadi suatu lembaga pendidikan yang terkenal yang dapat merespon kebutuhan bisnis dan industri di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan dari program studi ini yaitu menghasilkan sarjana akuntansi yang profesional untuk menghadapi perkembangan dunia bisnis dan industri.

Dalam kurikulum program studi akuntansi tahun 2013 terdapat 42 mata kuliah yang diasuh oleh departemen yang dibagi menjadi 27 mata kuliah utama dan 15 mata kuliah pilihan/konsentrasi. Sehingga, secara otomatis program studi akuntansi seharusnya memiliki 42 silabus mata kuliah. Namun, pada observasi awal diketahui bahwa tidak semua mata kuliah memiliki silabus mata kuliah.

Selain itu, penulis melakukan penelusuran melalui katalog online (OPAC) dan menyesuaikannnya dengan kurikulum dari program studi akuntansi. Pada observasi tersebut penulis memeriksa kesesuaian daftar mata kuliah dengan


(21)

6 koleksi yang ada di perpustakaan USU. Penulis juga memeriksa ketersediaan koleksi dengan beberapa daftar bacaan yang ada di silabus melalui OPAC. Dari observasi awal tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kecocokan nama mata kuliah dengan koleksi perpustakaan. Hanya saja, untuk ketersediaan koleksi berdasarkan daftar bacaan silabus mata kuliah akuntansi tidak terdapat di koleksi perpustakaan secara keseluruhan untuk setiap mata kuliah. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat perpustakaan adalah lembaga yang edukatif dan sumber informasi pemustaka. Akibat dari tidak tersedianya bahan ajar tersebut pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka terutama mahasiswa pun menjadi kurang optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap ketersediaan koleksi buku berdasarkan daftar bacaan pada silabus program studi akuntansi USU. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Ketersediaan Koleksi Buku Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Daftar Bacaan Pada Silabus Program Studi Akuntansi.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan sekaligus pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus?


(22)

7

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku di Perpustakaan USU untuk bahan ajar mata kuliah utama program studi akuntansi berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan yang ada pada silabus. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi institusi atau lembaga

Dapat menjadi penilaian dan evaluasi bagi institusi atau lembaga yaitu perpustakaan USU mengenai pengembangan dan kebijakan koleksi

2. Manfaat bagi pengembangan ilmu

Sebagai bukti empirik di bidang ilmu perpustakaan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan silabus mata kuliah 3. Manfaat bagi penulis

a. Penulis dapat mengetahui lebih dalam mengenai kebijakan, pengembangan, dan pengelolaan koleksi

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Strata Satu (S1)

4. Manfaat bagi peneliti lain

Dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang ketersediaan koleksi, silabus, dan daftar bacaan.


(23)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penting dari sebuah perguruan tinggi. Bersama dengan unsur perguruan tinggi lainnya perpustakaan membantu perguruan tinggi mencapai visi, misi, dan tujuannya. Perpustakaan Nasional RI (1999, 4) memberikan pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya.

Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 79) mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi “A librarry or library system established, administrated, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty, and staff.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan, dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian, dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas, dan stafnya.

Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007) “perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang melayani para mahasiswa, dosen, dan karyawan suatu perguruan tinggi tertentu (akademi, universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik).”


(24)

9 Berdasarkan tinjauan dari definisi di atas perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola dan didanai oleh perguruan tinggi untuk menunjang tercapainya tujuan perguruan tinggi dan memenuhi kebutuhan informasi kepada sivitas akademika.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika, maka tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pegabdian masyarakat yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki tugas yang harus dijalankan demi tercapainya visi dan misi perguruan tinggi tertentu. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004) terdapat lima (5) tugas perpustakaan perguruan tinggi yaitu mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem administrasi dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggara sebuah perpustakaan di perguruan tinggi.

Adanya sebuah perpustakaan di perguruan tinggi tentunya tidak terlepas dari fungsinya yang sangat penting bagi perguruan tinggi tersebut. Fungsi dari perpustakaan memiliki kaitan erat dengan tujuan akhir yaitu memberikan layanan informasi kepada pemustaka.

Fungsi perpustakaan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 3) adalah :

a. Fungsi Edukasi, perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika. Oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan


(25)

10 pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelasanaan evaluasi belajar.

b. Fungsi Informasi, perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

c. Fungsi Riset, perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

d. Fungsi Rekreasi, perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

e. Fungsi Publikasi, perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

f. Fungsi Deposit, perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

g. Fungsi Interpretasi, perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. 2.2 Koleksi Perpustakaan

Koleksi adalah salah satu unsur penting dari perpustakaan. Karena koleksi bagian dari sumber informasi yang ada di sebuah perpustakaan. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai perpustakaan tidak akan mampu memberikan pelayanan optimal kepada pengguna.

Menurut Perpustakaan Nasional RI (1999, 11) “koleksi perpustakaan adalah semua pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka.”

Sedangkan menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam


(26)

11 berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan adalah semua sumber informasi dan bahan pustaka dalam berbagai bentuk baik tercetak maupun tidak tercetak dalam berbagai media dan mengandung nilai pendidikan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dilayankan kepada pengguna perpustakaan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi mereka.

Sebuah perpustakaan menyediakan koleksi dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Perpustakaan Nasional RI 1999, 11).

Selanjutnya Siregar (1998, 2) mengemukakan tujuan ketersediaan koleksi pada perpustakaan perguruan tinggi yaitu :

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan sivitas akademika perguruan tinggi induknya.

2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi yang menaunginya. 3. Memiliki koleksi bahan/ dokumen yang lampau dan yang mutahir dalam

berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi tersebut. 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta

pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya.

5. Memiliki bahan pustaka/ informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa tujuan ketersediaan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi adalah

a. untuk mendukung terwujudnya Tri Dharma perguruan tinggi b. memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika


(27)

12 c. memberikan pengetahuan budaya dan sejarah terkait perguruan tinggi

tempatnya bernaung

Bentuk koleksi perpustakaan dikelompokkan kedalam dua (2) bentuk yaitu tercetak dan tidak tercetak. Untuk bentuk tercetak dapat dibedakan menjadi buku/ monograf dan bahan bukan buku. Buku/ monograf adalah terbitan yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau lebih misalnya buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, prosiding, dan kumpulan karangan yang dijilid. Sedangkan yang termasuk kedalam kelompok bahan bukan buku adalah terbitan berkala/ berseri, peta, gambar, brosur, pamflet, booklet, dan makalah. Kemudian untuk koleksi bentuk tidak tercetak dibedakan kedalam 3 kelompok yaitu rekaman gambar, rekaman suara, dan rekaman data magnetik/ digital.

2.3 Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan koleksi terdiri dari dua (2) kata yaitu ketersediaan dan koleksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990, 792) arti “ketersediaan adalah kesiapan suatu alat (tenaga, barang modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dipersiapkan dalam waktu yang telah ditentukan.” Selanjutnya dalam Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi (1992, 172), “sediaan berarti semua buku dan bahan pustaka lainnya yang ada di perpustakaan.” Sedangkan dari penjelasan sebelumnya koleksi perpustakaan adalah semua sumber informasi dan bahan pustaka dalam berbagai bentuk baik tercetak maupun tidak tercetak dalam berbagai media dan mengandung nilai pendidikan yang dikumpulkan,


(28)

13 diolah, disimpan, dan dilayankan kepada pengguna perpustakaan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi mereka.

Kemudian Sutarno (2006, 104) menjelasakan ketersediaan koleksi mencakup :

1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).

2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidak efisienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui definisi ketersediaan koleksi adalah kesiapan terhadap tersedianya bahan pustaka ataupun sumber informasi dalam berbagai bentuk yang ada di perpustakaan untuk dapat digunakan pada saat dibutuhkan oleh pemustaka sehingga kebutuhan pemustaka dapat terpenuhi.

Ketersediaan koleksi di sebuah perpustakaan menjadi syarat utama sebuah perpustakaan dapat dikunjungi oleh pemustaka. Terutama perpustakaan perguruan tinggi dengan latar belakang pemustaka yang memiliki kebutuhan informasi tinggi. Seperti mahasiswa dengan kebutuhan literatur untuk memenuhi kegiatan belajar mereka, dan peneliti yang memerlukan banyak referensi literatur dalam penelitiannya. Oleh karena itu, koleksi yang tersedia di perpustakaan sebaiknya harus mutakhir dan berkualitas baik pula. Artinya koleksi yang ada di perpustakaan harus memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditentukan misalnya berkaitan dengan subjek, reputasi pengarang, dan reputasi penerbit (Lasa 2005, 123). Subjek dalam hal ini dapat mewakili masing-masing subjek ilmu


(29)

14 pengetahuan yang ada di suatu perguruan tinggi. Selain kualitas isi, perlu diperhatikan pula tentang fisik bahan informasi, seperti kertas, pita, layout, lebel, warna, sampul dan lainnya. Hal ini disebabkan oleh banyak beredarnya buku, kaset, dan CD palsu di pasaran yang harganya jauh lebih murah daripada harga bahan aslinya (Lasa 2005, 123).

Berdasarkan kebutuhan informasi sivitas akademika tersebut, secara tidak langsung menuntut perpustakaan untuk menyediakan beragam koleksi. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 81) berikut adalah ragam koleksi yang selayaknya tersedia di perpustakaan :

a. Koleksi rujukan

Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat ditemukan dalam koleksi rujukan. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan berbagai jenis koleksi rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, berbagai standar, dan sebagainya baik dalam bentuk buku maupun non buku.

b. Bahan ajar

Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum. Bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain. Di samping ada bahan ajar yang diwajibkan dan ada pula bahan ajar yang dianjurkan untuk memperkaya wawasan. Jumlah judul bahan ajar untuk tiap-tiap mata kuliah ditentukan oleh dosen, sedangkan jumlah eksemplarnya bergantung kepada tujuan dan program pengembangan perpustakaan setiap perguruan tinggi.

c. Terbitan berkala

Untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar dan bahan rujukan, perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal, dan surat kabar. Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Perpustakaan seyogyanya dapat melanggan sedikitnya satu judul majalah ilmiah untuk setiap program studi yang diselenggarakan perguruan tingginya.


(30)

15 d. Terbitan pemerintah

Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaga negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi, dan sebagainya sering juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan para penggunanya sehingga koleksi terbitan pemerintah, baik dai pemerintah pusat, pemerintah daerah, departemen, non-departemen, maupun lembaga lainnya dapat memperoleh perhatian.

e. Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainnya juga perlu diperhatikan. Berbagai macam pustaka ini memuat kekayaan informasi yang penting, tidak saja untuk memenuhi kebutuhan kurikulum atau penelitian, tetapi juga untuk pengembangan ilmu. Koleksi itu harus selalu disesuaikan dengan perubahan program perguruan tinggi karena masing-masing bahan tersebut mengandung informasi yang berbeda pula, terutama bila ditinjau dari tingkat ketelitian, cakupan isi, maupun kemutakhirannya. Dengan koleksi yang jumlah atau jenisnya cukup, diharap program perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik.

f. Apabila memiliki dana yang cukup, perpustakaan sebagai sumber belajar tidak hanya menghimpu buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetak, tetapi juga menghimpun koleksi pandang-dengar seperti film, slaid, kaset video, kaset audio, dan pusat renik, serta koleksi media elektronika seperti disket, compact disk, dan online database/ basis data akses maya. Koleksi ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

g. Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual

Perpustakaan perguruan tinggi perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi inteletual mahasiswa dan bahan bacaan lain yang memperkaya khasanah pembaca.

Karena pentingnya posisi koleksi dalam sebuah perpustakaan, hingga muncul opini bahwa banyaknya koleksi sebuah perpustakaan menggambarkan kualitas suatu perpustakaan tersebut. Artinya semakin banyak jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan maka semakin berkualitas perpustakaan tersebut. Jumlah koleksi yang dimaksud bukan berpatokan pada eksemplar dari koleksi melainkan dari subjek dan judul yang mewakili kebutuhan informasi penggunanya.

Menurut Spiller yang dikutip oleh Setiawan (2011, 9) “availability is also often referred to as the needs fill rate.” Dapat dikatakan bahwa tingkat


(31)

16 ketersediaan baik apabila kebutuhan terpenuhi. Selanjutnya Spiller yang dikutip oleh Setiawan (2011, 9) juga menyatakan bahwa “availability define as the probability that an item sought by a user will be on the shelves.” Dapat diartikan ketersediaan menentukan kemungkinan terpenuhinya kebutuhan pemustaka, dimana koleksi yang dicari dapat ditemukan di rak. Hal ini menunjukkan bahwa koleksi yang ada di perpustakaan harus memadai dan beragam subjeknya agar dapat menunjang tujuan dan program perguruan tinggi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk mengukur ketersediaan koleksi dalam memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika terutama mahasiswa dapat menggunakan kurikulum dan silabus. Jenis koleksi yang berhubungan dengan kurikulum dan silabus tersebut adalah koleksi bahan ajar mata kuliah. Karena di dalam silabus terdapat bahan bacaan yang akan digunakan pada masing-masing mata kuliah. Sehingga buku-buku yang diadakan tingkat pemakaiannya akan optimal, karena buku tersebut digunakan oleh dosen dalam kegiatan perkuliahan.

Kemudian agar fungsi bahan ajar dapat memenuhi kurikulum dapat direalisasikan maka perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80% dari bahan ajar mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul bahan bacaan tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa, 1 eksemplar untuk pinjaman jangka pendek dan 2 eksemplar untuk pinjaman jangka panjang (Depdiknas 2004, 52).

Dari penjelasan di atas penulis memahami bahwa ketersediaan koleksi adalah kesiapan perpustakaan dalam menyediakan bahan pustaka ataupun sumber


(32)

17 informasi dalam berbagai bentuk yang ada di perpustakaan untuk dapat digunakan pada saat dibutuhkan oleh pemustaka sehingga kebutuhan pemustaka dapat terpenuhi.

2.3.1 Kurikulum

Secara luas kurikulum dapat dimaknai seluruh pengalaman yang dirancang oleh lembaga pendidikan yang harus disajikan kepada para peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Tetapi, secara umum kurikulum dipandang sebagai seperangkat rencana dan pengaturan yang berkenaan dengan materi pelajaran (kuliah) atau bahan kajian metode penyampaian serta penilaian.

Menurut ayat 19 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

Sedangkan Sagala (2003, 234) mendefinisikan “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.”

Dari beberapa definisi di atas, penulis merangkum definisi kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang isinya mencakup materi pelajaran (kuliah) atau bahan kajian metode penyampaian serta penilaiannya.

Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran/ mata kuliah, tetapi lebih mengembangkan pikiran, menambah wawasan, memperoleh


(33)

18 pengalaman selama proses belajar, dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.

Pendidikan tinggi terdiri dari pendidikan akademik dan profesional. Bentuk dari pendidikan tinggi beragam yaitu berbentuk akademik dan politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Akibat dari perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan dalam orientasi penyusunan kurikulum. Tetapi, perbedaan tersebut dapat diatasi dengan adanya kesepakatan bahwa kurikulum hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, orientasi kurikulum tetap harus mendasarkan diri pada bentuk dan orientasi pendidikan tinggi. Menurut ayat 1 pasal 13 PP No 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi “Penyelenggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan program studi.” Dalam ayat 1 pasal 9 PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan “Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi.” Berdasarkan peraturan tersebut dapat diketahui bahwa pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi dapat dilakukan sendiri oleh masing-masing program studi. Menurut Sudiyono (2004, 25) pengembangan kurikulum pendidikan tinggi dapat dilakukan melalui pendekatan :

a. Pendekatan topik, mengindentifikasikan berbagai topik yang berkaitan dengan program studi yang ingin dirancang kurikulumnya. Para pengembang kurikulum biasanya (perancang kurikulum) mancari berbagai referensi yang berkaitan dengan program studi yang akan dibuka atau dikembangkan.

b. Pendekatan kompetensi, para pengembang kurikulum menentukan kompetensi yang harus yang dimilki oleh seorang tamatan suatu program studi tertentu. Kompetensi profesional yang telah dirancang oleh


(34)

19 perancang kurikulum dalam program studi menjadi acuan dalam merancang kurikulum dan menentukan materi pengajaran, metode penyajian, dan evaluasinya.

c. Pendekatan lapangan, pendekatan ini lebih menekankan pada apa yang dilakukan di lapangan. Berdasarkan data yang diperlukan di lapangan para perancang kurikulum menentukan bahan kajian atau materi pelajaran yang harus dikuasai oleh para peserta didik.

2.3.2 Silabus

Silabus memiliki keterkaitan yang erat dengan kurikulum. Karena silabus memuat rincian dari mata kuliah yang telah dirancang dalam sebuah kurikulum. Silabus pada dasarnya merupakan garis besar program pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional dalam Akbar (2013, 7) mendefinisikan “silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/ atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.”

Menurut Yulaelawati (2004, 123), “silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.”

Dari definisi tersebut diketahui silabus adalah rencana pembelajaran dari sebuah mata pelajaran/ mata kuliah yang disusun secara sistematis mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Sebuah silabus menurut Akbar (2013, 8) berisi komponen sebagai berikut : 1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas/ semester.


(35)

20 2. Standar kompetensi

Standar kompetensi (Chamsiatin, 2008) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat dan/ atau semester. Standar kompetensi terdiri dari sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar (Chamsiatin, 2008) adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dijabarkan berdasarkan standar kompetensi.

4. Materi pokok

Materi pokok adalah materi pelajaran yang harus dipelajari dan dibangun oleh peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi pokok mencakup nilai, pengetahuan, sikap, fakta, konsep, prinsip, teori, hukum, dan prosedur yang dibangun dengan pola urutan prosedur, hierarkis, atau kombinasi. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan materi pokok adalah akurasi (kebenarannya teruji), benar-benar dibutuhkan peserta didik, bermanfaat untuk kepentingan pengembangan kemampuan akademis dan nonakademis, kelayakan, dan menarik peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut.

5. Kegiatan belajar-mengajar

Substansi dari kegiatan belajar-mengajar adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar (Chamsiatin, 2008) dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber dan media, juga lingkungan belajar lain demi pencapaian kompetensi.

6. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda perubahan nilai pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian. 7. Penilaian

Penilaian (Chamsiatin, 2008) merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data dari peserta didik, dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

8. Alokasi waktu

Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran/ mata kuliah per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan kepentingan kompetensi dasar, dan memperhatikan keberagaman.

9. Sumber/ bahan/ alat belajar

Sumber belajar dapat berupa buku-buku rujukan, objek, subjek, atau bahan dan alat untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa bahan cetak dan elektronik, narasumber, peristiwa, lingkungan, dan lainnya yang relevan.


(36)

21

2.3.3 Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan alat ataupun media yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan cetak maupun elektronik. Tetapi, dalam pembahasan ini bahan ajar yang dimaksud adalah buku teks sebagai sumber belajar mahasiswa. Bahan ajar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang matang dalam memilih dan menentukan bahan ajar yang mendukung sebuah mata kuliah.

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata kuliah tertentu. Buku ajar dapat berbentuk referensi dan diktat. Referensi yaitu buku yang membahas bidang ilmu tertentu secara mendalam, pembahasannya lengkap, berbasis riset, diterbitkan secara luas, dan digunakan sebagai rujukan. Sedangkan diktat yaitu buku yang disusun dengan cakupan isi terbatas berdasarkan kurikulum dan silabus untuk satuan pendidikan tertentu dengan semester tertentu. Ciri-ciri buku ajar menurut Akbar (2013, 33) adalah :

1. Sumber materi ajar

2. Menjadi referensi baku untuk mata kuliah tertentu 3. Disusun sistematis dan sederhana dan

4. Disertai petunjuk pembelajaran

Sebuah buku ajar yang baik tentunya memenuhi kriteria agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut kriteria buku ajar yang baik menurut Akbar (2013, 34) :

1. Akurat (akurasi)

Keakuratan buku ajar dapat dilihat dari aspek : kecermatan penyajian, benar memaparkan hasil penelitian, tidak salah mengutip pendapat pakar, teori dan perkembangan mutakhir, dan pendekatan keilmuan yang bersangkutan.


(37)

22 2. Sesuai (relevansi)

Buku ajar yang baik memiliki kesesuaian antara kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan kompetensi pembaca.

3. Komunikatif

Buku ajar harus mudah dicerna pembaca, sistemtis, jelas, dan tidak mengandung kesalahan bahasa. Bahasa yang digunakan tidak sangat formal melainkan setengah lisan.

4. Lengkap dan sistematis

Buku ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai pembaca, memberikan manfaat pentingnya penguasaan kompetensi bagi kehidupan pembaca, menyajikan daftar isi dan daftar pustaka.

5. Berorientasi pada student centered

Buku ajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu peserta didik, terjadi interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar, merangsang peserta didik membangun pengetahuan sendiri, menyemangati peserta didik belajar secara berkelompok, dan menggiatkan peserta didik mengamalkan isi bacaan.

6. Berpihak pada ideologi bangsa dan negara

Untuk keperluan pendidikan Indonesia, buku ajar yang baik adalah buku ajar yang harus mendukung ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan; mendukung kesadaran akan kemajemukan masyarakat; mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme; mendukung tumbuhnya kesadaran hukum, dan mendukung cara berpikir logis.

7. Kaidah bahasa yang benar

Buku ajar yang ditulis menggunakan ejaan, istilah, dan struktur kalimat yang tepat.

8. Terbaca

Buku ajar yang keterbacaannya tinggi mengandung panjang kalimat dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca, panjang alineanya sesuai pemahaman pembaca.

Kemudian untuk memilih dan menetukan bahan ajar sebagai sumber belajar peserta didik, berikut adalah kriteria penentuan bahan ajar menurut Nasution (2011, 233) yang dapat dijadikan rujukan :

1. Bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. 2. Bahan pelajaran dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan

generasi yang lampau.

3. Bahan pelajaran dipilih karena berguna untuk menguasai suatu disiplin ilmu.


(38)

23 4. Bahan pelajaran dipilih karena dianggap berharga bagi manusia dalam

hidupnya.

5. Bahan pelajaran dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

2.4 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk dapat mengetahui besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi bergantung pada jenjang pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 52) besarnya koleksi yang akan ditambah perpustakaan perguruan tinggi ditentukan oleh berbagai faktor antara lain jumlah program studi, jumlah mata kuliah, tingkat pendidikan (S0, S1, S2, dan S3), kegiatan penelitian, dan banyaknya buku ajar per mata kuliah serta jumlah dosen dan mahasiswa untuk menghitung jumlah eksemplar setiap judul.

Persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, (1999, 20) sebagai berikut :

1. Program Diploma Dan Sarjana

a. 1 (satu) judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian (MKDK).

b. 2 (dua) judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian (MKK). c. Melanggan sekurang-kurangnya 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk

setiap program studi.

d. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subjek pustaka.

2. Program Pasca Sarjana

a. Memiliki 500 judul pustaka per program studi.

b. Melanggan 2 (dua) jurnal ilmiah untuk setiap Program studi.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi, perpustakaan perguruan tinggi dianjurkan memiliki koleksi yang telah ditentukan di atas.

Sedangkan menurut SK Mendikbud No. 0686/U/1991 yang dikutip oleh Lasa (2005, 126) besar kecilnya koleksi yang diperlukan disusun berdasarkan ketentuan berikut :


(39)

24 a. buku wajib untuk mata kuliah dasar (MKDU) = jumlah MKDU x 1 judul b. buku wajib untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) = jumlah MKDK x

1 judul

c. buku wajib untuk mata kuliah keahlian (MKK) atau untuk mata kuliah bidang studi = jumlah MKK x 2 judul

d. buku ajar dan pengayaan untuk MKDU, MKDK, dan MKK = jumlah MKDU, MKDK, dan MKK x 5 judul

Dengan demikian, diketahui bahwa jumlah koleksi untuk mata kuliah dasar (MKDU) dan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) minimal 1 judul bahan pustaka untuk setiap mata kuliah, sedangkan untuk mata kuliah keahlian (MKK) minimal 2 judul bahan pustaka untuk setiap mata kuliah.

2.5 Evaluasi Koleksi

Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi yang ada di perpustakaan. Koleksi akan dinilai daya guna dan hasil gunanya bagi pemustaka dan pemustaka potensial perpustakaan.

Arikunto (2004, 1) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi– informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Dari definisi tersebut diketahui evaluasi sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan dalam hal pengembangan koleksi perpustakaan. Hasil dari evaluasi mementukan sejauh mana koleksi yang ada bermanfaat dan berdayaguna bagi pemustaka.

Kemudian Watson yang dikutip oleh Setiawan (2011, 15) “ evaluation is an ongoing activity, part of the planning process, which assesses the effectiveness


(40)

25 of current procedures and provides data that can help set direction for future activities.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa evaluasi adalah sebuah aktivitas yang terus-menerus dan berlanjut , bagian dari proses perencanaan, serta efektifitas dari prosedur yang ada dan menampilkan data yang dapat digunakan dalam merancang kegiatan yang akan datang.

Dari pengertian tersebut sudah terlihat jelas kegiatan evaluasi di perpustakaan harus terus-menerus dilaksanakan secara rutin dan teratur agar koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi sebagai lembaga induknya.

Adapun tujuan dari evaluasi koleksi menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 67) :

1. mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

2. menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3. mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi 4. meningkatkan nilai informasi

5. mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6. menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi

Evans and Saporano (2005, 316) organizations conduct evaluations for several reasons, including

a. to develop an intellegent, realistic acquistions program based on a thorough knowledge of the existing collection;

b. to justify increased funding demands or for particular subject allocations; and


(41)

26 Menurut Evans dan Saporano alasan perpustakaan melakukan evaluasi adalah :

a. untuk mengembangkan program pengadaan yang realistis, cerdas berdasarkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai keadaan koleksi yang ada;

b. untuk memberikan alasan yang kuat dalam permintaan peningkatan anggaran atau untuk alokasi subjek tertentu; dan

c. untuk meningkatkan pemahaman para staf akan koleksi yang ada.

Setelah tujuan evaluasi dirumuskan dan alasan evaluasi diketahui maka langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang paling efektif. Terdapat beberapa metode evaluasi koleksi yang telah dibahas dalam banyak tulisan. Untuk memilihnya bergantung pada tujuan dan kedalaman proses evaluasi.

George Bonn yang dikutip oleh Evans (2005, 318) list five generals approaches to evaluation :

1. Compiling statistics on holdings

2. Checking standard list-catalogs and bibliographies 3. Obtaining opinions from regular users

4. Examining the collection directly

5. Applying standards (which involves the use of various methods mentioned earlier), listing the library’s document delivery capability, and noting the relative use of a particular group.

George Bonn yang dikutip oleh Evans (2005, 318) memberikan 5 pendekatan umum terhadap evaluasi koleksi yaitu :

1. Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki 2. Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi


(42)

27 4. Pemeriksaan koleksi langsung

5. Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok khusus. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 67) terdapat 2 cara mengevaluasi koleksi yaitu secara kuantitaif dan kualitatif.

1. Kuantitatif

Cara kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data statistik. Dari data statistik itu dapat diperoleh informasi yang cukup mengenai keadaan koleksi. Informasi koleksi yang diperlukan untuk pengumpulan data statistik sekurang – kurangnya harus meliputi :

a. Jumlah judul b. Jumlah eksemplar c. Kelas pustaka

d. Bentuk bahan perpustakaan e. Bahasa bahan perpustakaan f. Asal bahan perpustakaan g. Tahun terbit

Pencatatan data dapat dikerjakan setiap hari, minggu, bulan atau setiap tahun.

2. Kualitatif

Cara kualitatif dilakukan dengan cara menguji ketersediaan koleksi terhadap program perguruan tinggi

Sedangkan menurut pedoman dari American Library Association (ALA’s Guide to the Evaluation of Libarary Collections) yang dikutip oleh Evans dan Saponaro (2005, 318) divides assessment methods into collection-centered measures and use-centered measures.

1. Collection-Centered

a. Checking list, bibliogrphies, and catalogs; b. Expert opinion

c. Comparative use statistics; and d. Collection standards.

2. Used-Centered

a. Circulation studies; b. User opinion/ studies; c. Analysis of ILL statistics; d. Citation studies;

e. In-house use studies; f. Shelf availability;


(43)

28 g. Simulated use studies; and

h. Document delivery tests.

American Library Association (ALA’s Guide to the Evaluation of Libarary Collections) yang dikutip oleh (Evans dan Saponaro 2005, 318) membagi metode evaluasi kedalam metode terpusat pada koleksi dan metode terpusat pada penggunaan.

1. Metode terpusat pada koleksi

a. Pencocokkan pada daftar tertentu, bibliografi atau katalog b. Penilaian dari pakar

c. Perbandingan data statistik

d. Perbandingan pada berbagai standar koleksi 2. Metode terpusat pada penggunaan

a. Melakukan kajian sirkulasi b. Meminta pendapat pemustaka

c. Menganalisis statistik pinjam antar perpustakaan d. Studi sitasi

e. Melakukan kajian penggunaan di tempat (ruang baca) f. Memeriksa ketersediaan koleksi di rak

g. Studi penggunaan simulasi dan h. Tes pengiriman dokumen

Lasa (2005, 318) berdasarkan Standard International ISO 11620mengenai indikator kinerja perpustakaan tentang penyediaan dokumen dengan maksud untuk mengevaluasi seberapa banyak judul-judul bahan informasi yang dapat disediakan perpustakaan untuk pemustaka. Adapun untuk pengukurannya diperlukan indikator-indikator berikut :


(44)

29 b. Persentase judul dokumen yang dibutuhkan dalam koleksi (percentage of

required title in the collection)

c. Ketersediaan dan dapat disediakannya judul yang dibutuhkan (required titles extended availability)

d. Penggunaan di perpustakaan per kapita (in library use per capita) e. Tingkat penggunaan dokumen (document use rate)

Adapun rumus untuk indikator ini adalah, �

� × 100 Keterangan :

A = Jumlah judul yang dibutuhkan yang tersedia dalam sampel B = Jumlah judul yang dibutuhkan dalam sampel secara keseluruhan

Berdasarkan uraian teknik evaluasi di atas, dapat dikatakan teknik evaluasi koleksi tersebut memfokuskan pada pengumpulan data statistik, jumlah judul dari dokumen ataupun koleksi perpustakaan yang dicocokkan dengan bibliografi atau katalog, dan tingkat penggunaan koleksi. Evaluasi koleksi merupakan metode untuk melakukan analisis koleksi dan dapat digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen pengembangan koleksi serta bermanfaat dalam hal pengadaan buku, penetapan anggaran, dan perawatan koleksi.

2.5.1 Checklist/ List Checking sebagai Metode Evaluasi Koleksi

Dalam mengevaluasi koleksi banyak teknik yang dapat digunakan. Seperti yang diuraikan sebelumnya terdapat metode pencocokkan daftar atau checklist. Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode checklist untuk mengumpulkan data dengan pendekatan terpusat pada koleksi (collection centered).

Checklist merupakan metode yang sudah dikenal dan sering digunakan dalam proses evaluasi. Checklist adalah suatu daftar yang mengandung unsur-unsur ataupun hal-hal yang ada pada subjek selanjutnya akan diselidiki,


(45)

30 disesuaikan, atau dicocokkan dengan objek di lapangan. Dalam hal ini kegiatan pencocokkan dilakukan antara ketersediaan koleksi perpustakaan dengan kebutuhan koleksi buku pemustaka. Proses checking menggunakan daftar standar atau bibliografi (Nishonger, 2008). Bibliografi tersebut adalah katalog online perpustakaan (OPAC) dan daftar bacaan yang terdapat pada silabus mata kuliah. Hasilnya berupa persentase. Semakin tinggi presentase kecocokan antara koleksi dengan bibliografi standar untuk subjek tertentu, maka semakin baik kualitas dari koleksi suatu perpustakaan.

Meskipun metode checklist sudah sering digunakan, masih terdapat beberapa kelemahan dari metode pencocokkan pada daftar standar ini.

Menurut Evans dan Soponaro (2005, 320) The shortcomings of the checklist technique for evaluation are many, and eight criticisms appear repeatedly :

1. Title selection was for specific, not general, use.

2. Almost all lists are selective and omit many worthwile titles.

3. Many titles have little relevance for a specific library’s community. 4. Lists may be out-of-date.

5. A library may own many title that are not on the checklist but that are as good as the titles on the checklist.

6. Interlibrary loan service carries no weight in the evaluation. 7. Checklists approve titles; there is no penalty for having poor titles.

8. Checklists fail to take into account special materials that may be important to a particular library.

Menurut Evans dan Soponaro (2005, 320) terdapat beberapa kelemahan dari metode checklist dalam evaluasi koleksi, dan 8 kelemahan yang sering muncul adalah :

1. Pemilihan judul untuk penggunaan yang khusus, tidak berlaku untuk umum.


(46)

31 2. Hampir semua daftar selektif dan bisa saja mengabaikan banyak

judul-judul publikasi yang bermutu.

3. Banyak judul yang tidak sesuai untuk sebuah komunitas perpustakaan khusus.

4. Daftar tersebut kemungkinan sudah kadaluwarsa.

5. Sebuah perpustakaan kemungkinan memiliki banyak judul yang tidak tercantum pada daftar pencocokkan, namun publikasi itu sama baiknya dengan yang ada di daftar.

6. Layanan pinjam antar perpustakaan tidak membawa bobot dalam evaluasi. 7. Daftar pencocokkan (checklist) menyetujui judul-judul, namun tidak ada

sanksi untuk memiliki judul yang kurang bermutu.

8. Daftar pencocokkan tidak memasukkan materi khusus yang sangat penting bagi sebuah perpustakaan tertentu.

Adapun langkah-langkah evaluasi koleksi dengan menggunakan checklist oleh Blane Halliday yang dikutip oleh Setiawan (2011, 17), yaitu :

a. Melakukan identifikasi terhadap materi/ bahan perpustakaan yang akan dievaluasi (identification of an area for evaluation).

b. Memilih daftar yang cocok (selection of appropriate lists). c. Mendefinisikan istilah/ konsep (definition of terms).

d. Melakukan pemeriksaan menggunakan daftar yang telah dipilih terhadap koleksi yang dimiliki (checking list against holding).

e. Menganalisis hasil penelitian (analysis of results for trends) f. Membuat keputusan (decision-making) (Nisonger, 2003)

2.6 Penelitian Terdahulu

Rati Novita Ningsih (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Ketersediaan Koleksi Di Perpustakaan SMA Negeri 5 Yogyakarta (Berdasarkan


(47)

32 Kajian terhadap Silabus Kurikulum KTSP Mata Pelajaran Muatan Lokal)” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan koleksi mata pelajaran muatan lokal (Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa) tahun ajaran 2007/ 2008 di Perpustakaan SMA Negeri 5 Yogyakarta secara keseluruhan berdasarkan kajian terhadap silabus kurikulum KTSP dengan presentase 55,5% dapat dikatakan kurang baik.

Hari Setiawan (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Ketersediaan Koleksi Bahan Ajar Berbasis Silabus Jurusan Bahasa dan Sastra di Perpustakaan UIN SGD Bandung” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi perpustakaan UIN SGD Bandung tidak memenuhi kebutuhan koleksi bahan ajar utama Jurusan Bahasa dan Sastra. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yaitu kurangnya koordinasi antara pihak jurusan dengan pihak perpustakaan, dan kebijakan pengembangan perpustakaan diatur oleh pihak rektorat.

Widiarsa (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Ketersediaan Koleksi Berdasarkan Silabus Mata Kuliah Di Perpustakaan Program Studi Ilmu Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara keseluruhan ketersediaan koleksi perpustakaan program studi Ilmu Agama dan Lintas Budaya yang diteliti pada semester II tahun akademik 2012/ 2013 hampir setengahnya tersedia atau 28,43% dari yang diperlukan (2) secara keseluruhan keterpakaian koleksi perpustakaan program studi Ilmu Agama dan Lintas Budaya yang diteliti pada semester II tahun akademik 2012/ 2013 bisa dikatakan tidak ada yang terpakai, karena nilai pemakaiannya hanya berkisar di angka 0,0025%.


(48)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini penulis hanya memberikan gambaran dan mendeskripsikan objek permasalahan secara apa adanya berdasarkan data penelitian yang didapat di lapangan. Sebagaimana yang dijelaskan Arikunto (2005, 234) bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala, atau keadaan.”

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Jalan Perpustakaan No. 1- Kampus USU, Medan.

3.3 Unit Analisis

Menurut Arikunto (2005, 143) menyatakan bahwa “unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian sedangkan subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti”. Maka unit analisis yang akan diteliti adalah koleksi buku yang ada di Perpustakaan USU.


(49)

34

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli atau tanpa melalui media perantara. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dari koleksi buku bidang akuntansi. 2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini adalah dari buku, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu : 1. Observasi

Observasi menurut Hadi (2002, 136) berarti kegiatan mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pendataan secara langsung menggunakan tabel daftar pencocokkan (checklist) terhadap ketersediaan koleksi di Perpustakaan USU berdasarkan kajian terhadap daftar bacaan pada silabus program studi akuntansi.


(50)

35 2. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencatat data maupun dokumen yang berkaitan dengan ketersediaan koleksi bidang akuntansi di Perpustakaan USU. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah:

a. Penulis menelusur daftar bacaan atau referensi yang terdapat dalam silabus mata kuliah akuntansi melalui pangkalan data (OPAC)

b. Selanjutnya hasil penelusuran yang sesuai dengan daftar bacaan atau referensi dilihat secara rinci untuk melihat koleksi tersebut ada di perpustakaan atau sedang dipinjam

c. Setelah diketahui koleksi ada di perpustakaan maka dilakukan pemeriksaan langsung ke rak untuk memastikan koleksi benar-benar tersedia di perpustakaan.


(51)

36 Tabel 3.1 Daftar Mata Kuliah Utama Akuntansi

No. Mata Kuliah Jumlah

Daftar Bacaan

1. Manajemen Pemasaran -

2. Lembaga Keuangan -

3. Manajemen Keuangan 3

4. Sistem Informasi Manajemen 3

5. Perpajakan 25

6. Aplikasi Komputer Akuntansi -

7. Akuntansi Keuangan Menengah I 4

8. Kewirausahaan -

9. Sistem Informasi Akuntansi 6

10. Akuntansi Penganggaran -

11. Akuntansi Biaya 2

12. Akuntansi Perpajakan -

13. Akuntansi Keuangan Menengah II 3

14. Statistika Penelitian -

15. Manajemen Strategik 17

16. Akuntansi Syariah 3

17. Auditing I 8

18. Akuntansi Keuangan Lanjutan I 3

19. Etika Bisnis & Profesi -

20. Sistem Pengendalian Manajemen -

21. Akuntansi Manajemen 8

22. Akuntansi Sektor Publik 21

23. Auditing II 9

24. Akuntansi Keuangan Lanjutan II 3

25. Teori Akuntansi 12

26. Praktek Auditing 8

27. Audit Internal 3

Jumlah 141

Keterangan:

(-) = menunjukkan mata kuliah tidak memiliki silabus 3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2005, 101) “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.”


(52)

37 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist yaitu berupa daftar bahan ajar berdasarkan silabus mata kuliah utama akuntansi di Perpustakaan USU.

Ada 3 tahapan yang penulis lakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

1. Memeriksa silabus mata kuliah utama akuntansi

2. Mengindentifikasi daftar referensi dan menyusunnya dalam bentuk tabel checklist

3. Menggunakan bagan klasifikasi DDC dan LCSH untuk menentukan nomor klasifikasi

4. Pengkodean (coding) dalam tahap ini setiap kategori hasil cross check diberi kode (√) untuk ketersediaan koleksi dan kode (×) untuk tidak ada ketersediaan koleksi di perpustakaan.

Tabel 3.2 Format Daftar Checklist untuk Analisis Ketersediaan Koleksi buku bidang akuntansi:

No Mata Kuliah Daftar Bacaan

Ketersediaan Buku Keterangan

Tersedia Tidak Tersedia

Nomor Klasifikasi

Pengarang lain 1.

2. 3. 4. 5.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah seluruh proses penelitian dilakukan dan data dikumpulkan, selanjutnya data tersebut diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan kriteria-kriteria sesuai dengan masalah penelitian. Data tersebut


(53)

38 selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam berbentuk skor dan persentase.

Data dokumen yaitu bahan ajar wajib mata kuliah utama daftar bacaan jurusan akuntansi yang didasarkan pada silabus yang tersedia lalu dianalisis dalam bentuk kuantitatif. Analisis ketersediaan judul bahan ajar wajib dalam koleksi perpustakaan menggunakan rumus berikut :

Jumlah bahan ajar wajib yang tersedia

Jumlah bahan ajar wajib yang dibutuhkan× 100%

(Lasa, 2005) Penafsiran data dan hasil distribusi dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data yang dikemukakan oleh Arikunto (2005, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada

1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengahnya 50,00% : Setengahnya

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya


(54)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 Nopember 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus. Gedung Perpustakaan Universitas dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 4 Ha.

Setelah USU berubah status menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), selanjutnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan sekarang ini menjadi PTN-BH sesuai dengan PP No. 16 Tahun 2014. Sekalipun terjadi perubahan status USU, namun perpustakaan tetap mendekatkan pelayanannya kepada pengguna dengan terus membuka Perpustakaan Universitas Cabang pada sejumlah Fakultas. Luas gedung/ruangan seluruh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas adalah 1.622 m2, dengan demikian luas seluruh ruangan perpustakaan adalah 7.712 m2.

4.1.1 Koleksi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Koleksi yang ada di Perpustakaan USU terdiri dari koleksi tercetak dan tidak tercetak. Sampai pada bulan November 2014 koleksi yang dimiliki


(55)

40 sebanyak 211.047 judul, 616.615 eksemplar, dan 2.427 kepingan. Berikut adalah jenis dan jumlah koleksi yang terdapat di Perpustakaan USU.

Tabel 4.1 Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Per November 2014)

No. Jenis Koleksi Jumlah

Judul Eksemplar Kepingan CD,

Disket, Kaset

1. Buku 130.288 471.837 -

2. E-book 2.340 2.340 -

3. Jurnal (Tercetak) 4.050 7.434 -

4. Jurnal (Mikrofis) 515 61.440 -

5. Jurnal Elektronik (CD-ROM & Online)

20.408 20.408 -

6. Kaset audio/video 272 - 272

7. Disket Komputer 316 - -

8. CD-ROM, database 31 - 31

9. CD-ROM, multimedia 177 - 177

10. CD-ROM, fulltext 1.532 - 1.631

11. Deposit USU 41.079 41.079 -

12. Deposit ADB 5.004 5.340 -

13. Deposit WB 1.345 1.526 -

14. American Corner 3.690 5.211 -

Total 211.047 616.615 2.427

Sumber: LAKIP Perpustakaan USU tahun 2014

4.2 Hasil Ketersediaan Koleksi Buku Bidang Akuntansi Berdasarkan Kajian pada Silabus di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Dari seluruh mata kuliah utama program studi akuntansi yang berjumlah 27 mata kuliah, sampelnya adalah 18 mata kuliah. Berikut adalah hasil checklist pada mata kuliah program studi akuntansi berbentuk tabel dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:


(56)

41 Tabel 4.2 Mata Kuliah Manajemen Keuangan

No. Daftar Bacaan Ketersediaan Buku Keterangan Tersedia Tidak

Tersedia

Nomor Klasifikasi

Pengarang Lain

1. Brigham, Eugene F. dan Louis C. Gapenski. 1988. Financial

Management: Theory and Practice. New York: Dryden.

√ 658.15

2. Ross, Stephen A. Westerfield dan Randolph W. 2001. Essentials of Corporate Finance, Ed.3. New York: Mc Graw – Hill.

√ 658.15 • Ross, Stephen

A.Westerfield, Randolph W. and Jordan Bradford D.

3. Pinches, George E. 1984. Essentials of financial management. New York: Harper & Row.

√ 658.15 • Brigham,

Eugene F. and Joel F. Houston

Dalam mata kuliah Manajemen Keuangan terdapat tiga (3) daftar bacaan. Berdasarkan hasil checklist di atas, diketahui bahwa seluruh daftar bacaan tersedia (100%) di Perpustakaan USU. Dengan call number 658.15 Bri f, 658.15 Ros e, 658.15 Pin e. Buku yang digunakan seluruhnya bahasa Inggris (100%).

Dari data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan ketersediaan koleksi bidang akuntansi mata kuliah Manajemen Keuangan di Perpustakaan USU seluruhnya tersedia, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kurikulum sesuai standar yang telah ditentukan oleh Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi sebesar 80% dari bahan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi.


(57)

42 Tabel 4.3 Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

No. Daftar Bacaan Ketersediaan Buku Keterangan Tersedia Tidak

Tersedia

Nomor Klasifikasi

Pengarang Lain

1. Mc Leod, Jr., Raymond. 2001. Management

Information Systems, 9th. New Jersey: Pearson Prentice Hall, edisi Bahasa

Indonesia. Alih bahasa oleh Hendra Teguh. 2004. Jakarta: Indeks.

√ 658.403 8 •Effy Oz

•Hicks, James O. •Kanter, Jerome •O'Brien, James

A. and Marakas, George M •Laudon,

Kenneth C. and Jane Price Laudon •Haag, Stephen

and Maeve Cummings •Post, Gerald V.

and Anderson, David L •Parker, Charles

S. 2. O’Brein, James A.

2005. Introduction to Information

Systems,12th. New York: Mc Graw-Hill, edisi Bahasa

Indonesia. Alih bahasa oleh Dewi Fitriasari. 2005. Jakarta: Salemba Empat.

√ 658.403 8 •Rainer, R. Kelly and Casey G. Cegielski •Rainer, R. Kelly

Efraim Turban and Richard E. Potter

3. Laudon, Kenneth C dan Jane P. Laudon. 1997. Management Information Systems: Organization and Technology, 2nd . New Jersey: Prentice Hall.

√ 658.403 801

1 •

Kroenke, David and Hatch, Richard


(58)

43 Dalam mata kuliah Sistem Informasi Manajemen terdapat tiga (3) daftar bacaan. Berdasarkan hasil checklist di atas, diketahui bahwa seluruh daftar bacaan tersedia (100%) di Perpustakaan USU. Dengan call number 658.403 8 McL m, 658.403 8 Obr i, 658.403 801 1 Law m. Buku yang digunakan dua (2) bahasa Indonesia (66,67%) dan satu (1) bahasa Inggris (33,33%).

Dari data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan ketersediaan koleksi bidang akuntansi mata kuliah Sistem Informasi Manajemen di Perpustakaan USU seluruhnya tersedia, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kurikulum sesuai standar yang telah ditentukan oleh Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi sebesar 80% dari bahan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi.


(59)

44 Tabel 4.4 Mata Kuliah Perpajakan

No. Daftar Bacaan Ketersediaan Buku Keterangan Tersedia Tidak

Tersedia

Nomor Klasifikasi

Pengarang Lain

1. Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

√ 657.835 98

2. Gunadi.1997. Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

√ 336.206 598

3. John Hutagaol. 2000. Pemahaman Praktis: Perjanjian

Penghindaran Pajak Berganda. Jakarta: Salemba Empat.

√ 343.052 6

4. Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

√ 343.045 98 •Kasran,

Hartini Mochtar •Siahaan, Marihot Pahala •Setyawan, Setu •Sumarsan, Thomas 5 Waluyo. 2007.

Perpajakan Indonesia Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

√ 343.045 98 •Kasran,

Hartini Mochtar •Siahaan, Marihot Pahala •Setyawan, Setu •Sumarsan, Thomas 6. Zain, Muhammad.

2007. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

√ 658.153

7. Harnanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: BPFE.

√ 657.46 •Agoes,

Sukrisno dan Trisnawati, Estralita


(60)

45 •Suprianto, Edy •Pasaribu, Agusni •Prabowo, Yusdianto 8. John Hutagaol;

Darussalam; dan Danny Septriadi. 2006. Kapita Selekta

Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

√ 336.2

9. Mardiasmo.2002. Perpajakan.

Yogyakarta: ANDI.

√ 336.2 •Aini, H.

Hamdan •Judisseno,

Rimsky K dan Purnomo, Dwi Helly

•Judisseno, Rimsky K •Munawir, H.S. •Muqodim •Syahputra, Adi •Soemarsono •Setiawan, Agus •Nainggolan, Pahala dan Riyanto Wujarso 10. OECD. 2005. Model

Tax Convention on Income and on Capital.

√ 343.052

11. Rachmanto, Surahmat. 2007. Bunga Rampai Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

√ 336.202

12. Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

√ 336.2 •Aini, H.

Hamdan •Judisseno, Rimsky K Purnomo dan Dwi Helly •Judisseno, Rimsky K •Mardiasmo •Munawir, H.S. •Muqodim


(61)

46 •Syahputra, Adi •Soemarsono •Setiawan, Agus •Nainggolan, Pahala dan Riyanto Wujarso 13. Resmi, Siti. 2005.

Perpajakan Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

√ 336.2 •Aini, H.

Hamdan •Judisseno, Rimsky K Purnomo dan Dwi Helly •Judisseno, Rimsky K •Mardiasmo •Munawir, H.S. •Muqodim •Syahputra, Adi •Soemarsono •Setiawan, Agus •Nainggolan, Pahala dan Riyanto Wujarso 14. Sukardji, Untung.

1999. Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

√ 336.24 •Djuanda,

Gustian dan Lubis, Irwansyah •Rusjdi, Muhammad dan Molan, Benyamin 15. Indonesia. 2007.

Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ 343.045 98

16. Indonesia. 2000. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak

Penghasilan. Jakarta:


(62)

47 Sekretaris Negara.

17. Indonesia. 2000. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ 343.04 Ind p

18. Indonesia. 1985. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ R 343.054

19. Indonesia. 1985. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ 343.057

20. Indonesia. 2000. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ 343.045 98

21. Indonesia. 2000. Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ R 343.045

98

22. Indonesia. 1997. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan

Penyelesaian Sengketa Pajak. Jakarta:

Sekretaris Negara.

√ 343.045 98

23. Indonesia. 1997. Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. Jakarta: Sekretaris Negara.

√ 651.56

24. Indonesia. 2009. Undang-Undang


(63)

48 Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta: Sekretaris Negara.

25. Dirjen Pajak. 2006. Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh pasal 21 dan 26 ( Kep. Dir. Jen. Pajak

No.KEP-545/PJ/2000, PER-15/PJ.2006). Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak.

√ 343.04

Dalam mata kuliah Perpajakan terdapat dua puluh lima (25) daftar bacaan. Berdasarkan hasil checklist di atas, diketahui bahwa yang tersedia di Perpustakaan USU dua puluh tiga (23) daftar bacaan (92%) dan dua (2) daftar bacaan (8%) tidak tersedia. Dengan call number 657.835 98 Ika s, 336.206 598 Gun p, 343.052 6 Hut p, 343.045 98 Wal p, 343.045 98 Wal p, 658.153 Zai m, 657.46 Har a, 336.2 Hut k, 336.2 Mar p, 336.202 Sur b, 336.2 Res p, 336.2 Res p, 336.24 Suk p, 343.045 98 Ind k, 336.24 Gun k, 343.04 Ind p, R 343. 054 Ind u, 343. 057 Ind u, 343.045 98 Ind u, R 343.045 98 Ind t, 343.045 98 Kas b, 346. 045 98 Sin p, 343.04 Pan p. Buku yang digunakan dua puluh empat (24) bahasa Indonesia (96%) dan satu (1) bahasa Inggris (4%).

Dari data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan ketersediaan koleksi bidang akuntansi mata kuliah Perpajakan di Perpustakaan USU pada umumnya tersedia, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kurikulum


(64)

49 sesuai standar yang telah ditentukan oleh Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi sebesar 80% dari bahan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi.

Tabel 4.5 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I

No. Daftar Bacaan Ketersediaan Buku Keterangan Tersedia Tidak

Tersedia

Nomor Klasifikasi

Pengarang Lain

1. Stice, Earl K.; James D. Stice; and K. Fred Skousen. 2009. Intermediate Acct, 16th ed. Cincinnati: South-Western.

√ 657.044 • Santoso, Iman

• Baridwan, Zaki • Chasteen,

Lanny G. Flaherty, Richard E. and O'Connor, Melvin C. • Ellis, Loudell

O. and Thacker, Ronald J. • Karrenbrock, Wilbert E. and Simons, Harry • Mauriello, Joseph A. • Mosich, A. N.

and Larsen, E. John

• Nikolai, Loren A. and Bazley, John D. • Simons, Harry

and Smith, Jay M.

• Welsch, Glenn A. Newman, D. Paul and Zlatkovich, Charles T. • Spiceland, J.

David James F. Sepe and 2. Kieso, Donald E.;

Jerry J. Weygandt; and Terry D. Warfield. 2007. Intermediate Acct, 11th ed. New York: John Wiley & Sons.

√ 657.044

3. Smith, Jay M. dan Skousen, K. Fred. 2004. Intermediate Acct, 8th ed. Cincinnati: South-Western.


(65)

50 Lawrence A. Tomassini • Giese, James

W. Klammer and Thomas P. • Howe, W.

Asquith • Dukat, Erwan • Kenny, Sara

York 4. IAI. 2010. Standar

Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia.

√ 657.835

98

Dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I terdapat empat (4) daftar bacaan. Berdasarkan hasil checklist di atas, diketahui bahwa seluruh daftar bacaan tersedia (100%) di Perpustakaan USU. Dengan call number 657.044 Sti i, 657.044 Kie i, 657.044 Smi i, 657.835 98 Ika s . Buku yang digunakan satu (1) bahasa Indonesia (25%) dan tiga (3) bahasa Inggris (75%).

Dari data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan ketersediaan koleksi bidang akuntansi mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I di Perpustakaan USU seluruhnya tersedia, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kurikulum sesuai standar yang telah ditentukan oleh Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi sebesar 80% dari bahan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi.


(1)

89 Lampiran 2


(2)

90 Lampiran 3

Kurikulum Program Studi Akuntansi (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(3)

(4)

(5)

(6)