Uji Normalitas Uji autokorelasi Durbin - Watson Uji Heteroskedastisitas

ini digunakan perhitungan dengan program komputansi SPSS for Windows release 16.00 Ghozali, 2001:44.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak. Dalam asumsi ekonometrika digunakan:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal Ghozali 2001 : 74. Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Uji autokorelasi Durbin - Watson

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurut sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penggangu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin – Watson DW untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001 : 69. Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, besar. Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release 16,0, dengan dasar analisis: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001:69. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

Kecamatan Mrebet merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Purbalingga adalah 77.764 Ha yang berdasarkan bentang alamnya terbagi menjadi 2 daerah yakni daerah utara yang cenderung merupakan daerah berbukit dan daerah selatan dengan kecenderungan merupakan daerah dataran rendah. Kecamatan Mrebet memiliki batas wilayah sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bojongsari, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bobotsari, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Karangreja. Kecamatan Mrebet memiliki luas wilayah sebesar 4.788 Ha atau 6,16 wilayah Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan peta Topografi wilayah Mrebet secara astronomis berada pada 109° 14’ 35,5’’ BT - 109° 20’ 11’’ BTdan 7° 13 45 LS - 7° 16 13, 54 LS. Berdasarkan data statistik tahun 2011 Kecamatan Mrebet memiliki jumlah penduduk 65.387 jiwa dengan laki-laki berjumlah 32.444 jiwa dan perempuan 32.943 jiwa.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 18

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak ayam ras petelur di Kecamatan Lareh Sago Halaban.

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Kecil Knalpot Di Desa Sayangan Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga.

1 14 97

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGRAJIN PENDERES AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Cocos nucifera L) DI DESA PAGERANDONG KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA.

0 0 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEUNTUNGAN PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN JUMANTONO, KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi padi di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang AWAL

0 1 15

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

0 1 2

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima 50 Kot

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEBERLANGSUNGAN USAHA KERAJINAN BATOK KELAPA DI KELURAHAN PURBALINGGA WETAN, KECAMATAN PURBALINGGA, KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 14