Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh UKM, Badan Pusat Statistik 2003 mengidentifikasikan permasalahan yang
dihadapi oleh UKM sebagai berikut: 1 Kurang permodalan
2 Kesulitan dalam pemasaran 3 Persaingan usaha ketat
4 Kesulitan bahan baku 5 Kurang teknis produksi dan keahlian
Perkembangan usaha dalam penelitian ini diukur berdasarkan kapasitas produksi usaha ternak ayam.
2.2 Fungsi Produksi
Produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya masukan dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan keluaran,
namun konsep produksi dalam industri yang modern, kegiatan produksi lebih ditekankan kepada menciptakan nilai tambah terhadap suatu barang atau jasa.
J. Sudarsono 1992:9. Fungsi produksi menggambarkan hubungan atau keterkaitan antara
faktor-faktor produksi input dengan produk yang dihasilkan output. Output yang dihasilkan tersebut ditentukan oleh faktor-faktor produksi berupa modal,
tenaga kerja, kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan Sadono Sukirno, 1996:194.
Aspek penting dalam proses produksi adalah tersedianya sumber daya atau bahan baku yang bisa juga disebut sebagai faktor produksi. Sebagaimana
halnya dalam ekonomi pertanian maka faktor produksi dapat diklasifikasikan kedalam tiga bagian, yaitu tanah, tenaga kerja dan modal. Menurut
Abdurrahman 1982: 421 bahwa faktor produksi adalah faktor-faktor yang dalam suatu kombinasi dipakai untuk menghasilkan suatu barang ekonomi.
Faktor produksi yang utama ialah tanah, modal, tenaga kerja dan skil Pengertian
–pengertian tentang faktor produksi tersebut dapat disimpulkan sebagai sumber daya atau input yang terdiri atas tanah, tenaga
kerja, modal dan skil yang dibutuhkan atau digunakan sedemikian rupa untuk menghasilkan suatu komuditi yang bernilai ekonomi. Kombinasi atas sumber
daya tersebut harus menunjukkan suatu proses produksi yang efisien, sehingga akan meminimalkan pengeluaran dalam biaya produksi.
Seorang produsen termasuk petani dalam melaksanakan setiap produksinya, tidak akan terlepas dari kewajiban melakukan pengeluaran
terhadap berbagai input yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah produksi misalnya pada penggunaan tenaga kerja, pembelian pupuk dan obat-
obatan, pembayaran sewa dan lain-lain. Keseluruhan biaya ini telah dikeluarkan dengan maksud untuk memperlancar kegiatan proses produksi.
Pengeluaran inilah yang disebut biaya produksi. Dalam proses produksi usaha tani dibutuhkan berbagai macam faktor
produksi tesebut, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dikombinasikan dalam penggunaannya. Faktor produksi yang digunakan ini
ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat variabel. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh petani untuk mampu menciptakan hasil produksi dan
kemudian meraih pendapatan yang memuaskan adalah memiliki dan menguasai faktor produksi yang diperlukan dengan jumlah yang semaksimal
mungkin dengan kombinasi yang setepat mungkin. Dalam teori produksi terdapat asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi
produksi yaitu The Law of Diminishing Return atau Diminishing Marginal Physical Product hukum hasil yang semakin berkurang. Hukum hasil yang
semakin berkurang menyatakan bahwa apabila pemakaian salah satu faktor produksi terus menerus ditambah sebanyak satu unit sementara faktor
produksi yang lain tetap, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat produksi tertentu
produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan
akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun Sadono, 1996 : 195.
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya,
faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor
sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
kemudian disebut sebagai faktor fisik physical resources. Selain itu,
beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.
Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja labor, modal capital, sumber daya fisik
physical resources, kewirausahaan entrepreneurship, dan sumber daya informasi information resources.
1. Sumber daya fisik Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam
semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan
mentah raw material. 2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi
tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan
yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas kemampuan dan keahlian dan
berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga
kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di
bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga
kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja
yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah
tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
3. Modal Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan
untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya.
Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan.
Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara
nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal
yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari
perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di
bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oeleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum
dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara
berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus
digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku. 4. Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam
proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.
5. Sumber daya informasi Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan
perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data
ekonomi lainnya. Konsep fungsi produksi Cobb Douglas adalah suatu persamaan yang
melibatkan dua atau lebih variabel, yang satu disebut variabel dependent dan yang lain disebut variabel independent. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi 1994:159 yang menyatakan bahwa fungsi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel dimana
variabel yang satu disebut variabel dependent, yang dijelaskan Y, dan yang lain disebut variabel independent yang menjelaskan X. Penyelesaian
hubungan antara Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X.
Dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Duglas dapat diketahui besaran elastisitas skala produksi atau fase produksi dan dapat menganalisa
efisiensinya baik efisiensi fisik, harga maupun efisiensi ekonomis. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi produksi Cobb Douglas dapat
digunakan untuk mengetahui skala produksi dalam proses produksi. Apakah produksi dalam keadaan Constan Return to Scale CRTS, Increasing Return
To Scale IRTS atau Decreasing Return To Scale DRTS. Increasing return to scale IRTS, merupakan laju kenaikan hasil yang semakin naik dari
sebelumnya disebut efisiensi produksi skala menaik. Constant return to scale CRTS, yaitu kenaikan hasil yang sebanding atau tetap sama dengan hasil
yang sebelumnya, maka ini berarti efisiensi skala produksi tetap. Decreasing Return to Scale DRTS merupakan kenaikan hasil produksi yang menurun
atau disebut skala produksi menurun. Model matematis umum fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis sebagai berikut:
Q = AL
α
K Keterangan :
Q = output produksi A = intersep atau parameter efisiensi
K = input modal L = input tenaga kerja
α = elastisitas input produksi tenaga kerja β = elastisitas input produksi modal
Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan barang
modal. A, α alpha dan β beta adalah parameter-parameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A,
barang teknologi semakin maju. Parameter α mengukur persentase kenaikan Q
akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter β, mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya
kenaikan satu persen K sementara L dipertahankan konstan. Jadi, α dan β
masing-masing merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika α + β = 1, maka terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi; jika
α + β 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α + β 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala
produksi pada fungsi produksi Cobb-Douglas Dominic Salvatore, 2005: 147. Cara memperoleh fungsi produksi Cobb douglas dapat diperoleh dengan
membuat linear persamaan, sehingga menjadi : Ln Q = Ln A + αLnK + βLnL
+ ε, dengan meregres persamaan fungsi produksi Cobb Douglas tersebut maka
secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi A dan elastisitas inputnya. Fungsi Cobb Douglas dapat dinyatakan dalam hubungan Y dan X
persamaannya sebagai berikut: Y = fX1,X2,X3,…Xn
Keterangan : Y = jumlah produksi yang dihasilkan
Xi= faktor produksi yang digunakan i = 1,2,3,…n Dari fungsi produksi Cobb Douglas dapat dilihat hasil berdasarkan skala,
jika perusahaan menambah input dua kali lebih banyak maka output yang dihasilkan lebih dari dua kali sehingga berlaku increasing return to scale
IRTS, yang artinya setiap penambahan faktor produksi secara bersama-sama akan memberikan tambahan kepada produksi. Apabila keadaaan output
meningkat dengan proporsi lebih kecil maka berlaku decreasing return to scale DRTS, yang artinya setiap penambahan faktor produksi secara
bersama-sama justru akan menurunkan produksi, sedangkan jika output meningkat dengan proporsi yang sama dengan input maka berlaku constant
return to scale CRTS, yang artinya tambahan ke atas faktor-faktor produksi tidak memberikan dampak naik atau turun terhadap produksi melainkan tetap.
2.3 Faktor Produksi Peternakan Ayam