III. METODOLOGI  PENELITIAN
3.1 BAHAN DAN ALAT
A. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan nata de soya atau selulosa mikrobial  adalah whey tahu yang diambil dari produsen tahu di daerah Kelapa
Dua Cimanggis Depok. Adapun bahan lainnya adalah   urea, gula pasir, KH
2
PO4, MgSO
4
, asam asetat glasial.  Nata de soya atau selulosa mikrobial  di inkubasi dengan bakteri Acetobacter xylinum  dengan waktu fermentasi antara 5
; 7 ;  10 dan 15 hari. Iodium I
2
yang ditambahkan sebagai  material doping semikonduktor dengan  konsentrasi 0,5  ;  0,75  ;  1,00  dan 1,25  ww.
B. Alat
Alat yang dipergunakan dalam penelitian adalah Neraca analitis Sartorius, pemanas listrik hot plate , alat penghancur , batang pengaduk,
mortal, oven, thermometer  dan alat–alat instrumentasi Tensil Strength  Tester ASTM  D 638- 00, SEM Scanning Electron MicroscopeJeol JSM-5310 LV,
XRD X-Ray Difractometer Phlips PW 3710,  FTIR Fourier  Transform Infra Red Spectroscopy Shimadzu DTA-50,  adalah alat instrumentasi untuk
pengujian   kekuatan tarik dan karakteristik selulosa mikrobial, sedangkan untuk pengujian konduktivitas dan tipe semikonduktor dengan alat  Four Point Probe
Jandel  4410 j1 525378554 dan Hot Probe.
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan  selama sembilan bulan dari persiapan sampai penyusunan laporan  akhir  yaitu  mulai bulan Januari 2005 sampai September
2005. Tempat penelitian dilakukan di beberapa laboratorium antara lain  di Laboratorium Fisika FMIPA UI di Depok dan di Salemba serta laboratorium
AKACN Kelapa dua Cimanggis Depok.
3.3  METODA PENELITIAN
Penelitian ini  dilakukan dalam dua tahap. Pertama fermentasi nata dari whey yang berdasarkan perbedaan lamanya fermentasi dengan parameter uji
kekuatan tarik, sifat struktur molekul. Tahap kedua penambahan unsur Iodium dalam selulosa mikrobial dengan parameter pengujian  sifat resistivitas listrik,
type semikonduktor  dan  bentuk struktur selulosa mikrobial.
A. Pembuatan  Selulosa Mikrobial
Selulosa mikrobial dapat dibuat dari bahan baku air kelapa dan limbah cair produksi tahu whey. Selulosa mikrobial dari air kelapa disebut nata de
coco dan yang dari whey disebut nata de soya. Bentuk, warna dan tekstur tidak jauh berbeda. Selulosa mikrobial adalah biomassa yang sebagian besar terdiri
dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih, yang berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum   pada permukaan media cair  yang asam dan mengandung
gula. Untuk pembuatan  selulosa mikrobial dapat dilihat pada lampiran 6.
B. Pemurnian  Selulosa mikrobial
Pemurnian selulosa mikrobial dilakukan berdasarkan US Patent 4742164 Iguchi, et al 1986.  Nata de soya selulosa mikrobial diuji  berdasarkan
lamanya fermentasi 5 ;  7 ;  10 dan 15  hari dengan ketebalan 5mm. Produk dicuci dengan air beberapa kali, lalu dipres dengan pres hidraulik, dikeringkan
dalam oven pada temperatur 100
O
C selama 2 jam. Pengujian sifat karakteristik produk dilakukan dengan alat Tensile Strength Tester metode ASTM D638-00
American Society for Testing and Material, FTIR ,XRD Phlips PW 3710 dan
SEM.
C. Doping Dengan Iodium I
2
Doping adalah memberikan atau penyusupan suatu unsur terhadap material murni, sehingga material tersebut mengalami ketidakmurnian. Doping
dilakukan dengan menggunakan difusi sentering Jacobs and Kilduff,1997, yaitu pemanasan suatu bahan campuran yang mula-mulanya mempunyai partikel
kecil kemudian menjadi partikel yang besar sehingga mempunyai ikatan yang kuat. Selulosa mikrobial nata de soya yang telah murni dengan ukuran partikel
50 mesh dilarutkan dalam larutan iodium dengan konsentrasi 0,5ww; 0,75ww ; 1,00ww dan 1,25ww. Larutan diaduk selama 2 jam
menggunakan magnetik Stirer, lalu dicetak diatas stainless steel dengan ketebalan 0,5 mm, setelah itu dikeringkan dalam oven pada temperatur 100
O
C selama 5 jam .
3.4. Metode Pengujian dan Analisa A.