3.3 METODA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Pertama fermentasi nata dari whey yang berdasarkan perbedaan lamanya fermentasi dengan parameter uji
kekuatan tarik, sifat struktur molekul. Tahap kedua penambahan unsur Iodium dalam selulosa mikrobial dengan parameter pengujian sifat resistivitas listrik,
type semikonduktor dan bentuk struktur selulosa mikrobial.
A. Pembuatan Selulosa Mikrobial
Selulosa mikrobial dapat dibuat dari bahan baku air kelapa dan limbah cair produksi tahu whey. Selulosa mikrobial dari air kelapa disebut nata de
coco dan yang dari whey disebut nata de soya. Bentuk, warna dan tekstur tidak jauh berbeda. Selulosa mikrobial adalah biomassa yang sebagian besar terdiri
dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih, yang berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung
gula. Untuk pembuatan selulosa mikrobial dapat dilihat pada lampiran 6.
B. Pemurnian Selulosa mikrobial
Pemurnian selulosa mikrobial dilakukan berdasarkan US Patent 4742164 Iguchi, et al 1986. Nata de soya selulosa mikrobial diuji berdasarkan
lamanya fermentasi 5 ; 7 ; 10 dan 15 hari dengan ketebalan 5mm. Produk dicuci dengan air beberapa kali, lalu dipres dengan pres hidraulik, dikeringkan
dalam oven pada temperatur 100
O
C selama 2 jam. Pengujian sifat karakteristik produk dilakukan dengan alat Tensile Strength Tester metode ASTM D638-00
American Society for Testing and Material, FTIR ,XRD Phlips PW 3710 dan
SEM.
C. Doping Dengan Iodium I
2
Doping adalah memberikan atau penyusupan suatu unsur terhadap material murni, sehingga material tersebut mengalami ketidakmurnian. Doping
dilakukan dengan menggunakan difusi sentering Jacobs and Kilduff,1997, yaitu pemanasan suatu bahan campuran yang mula-mulanya mempunyai partikel
kecil kemudian menjadi partikel yang besar sehingga mempunyai ikatan yang kuat. Selulosa mikrobial nata de soya yang telah murni dengan ukuran partikel
50 mesh dilarutkan dalam larutan iodium dengan konsentrasi 0,5ww; 0,75ww ; 1,00ww dan 1,25ww. Larutan diaduk selama 2 jam
menggunakan magnetik Stirer, lalu dicetak diatas stainless steel dengan ketebalan 0,5 mm, setelah itu dikeringkan dalam oven pada temperatur 100
O
C selama 5 jam .
3.4. Metode Pengujian dan Analisa A.
Pengujian Kekuatan Tarik
Pengukuran kekuatan tarik dilakukan untuk mengetahui harga elastisitas dari suatu bahan semikonduktor yang dibuat. Pengujian kekuatan tarik dilakukan
di Balai Besar Kemasan dan Kimia BBKK yang terletak di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Metode pengujian yang dilakukan menggunakan metode ASTM
American Society for Testing and Material D 638-00. Sampel dibentuk dengan menggunakan ukuran standar yaitu panjang 20 cm , lebar 1,5 cm. Alat yang
dipergunakan yaitu tensile strength tester, dengan cara sampel ditarik hingga putus.
A Fx
Modulus =
Tegangan putus =
A F
Dimana
100 .
1
x L
L L
putus an
Perpanjang
o o
− =
Fx = beban yang diperlukan untuk menarik cuplikan sejauh x Kgf F = beban yang diperlukan untuk menarik sehingga cuplikan putus Kgf
A = luas penampang kerja m
2
L
o
= panjang cuplikan awal m L
1
= panjang cuplikan saat putus m