Bagian Selatan-Barat, memiliki potensi tambang yang cukup besar. Potensi Bagian Timur, masih didominasi oleh pertanian, perkebunan, peternakan,

Lanjutan Tabel 4 Jumlah Kode Kab Kota Kabupaten Kota Luas Daerah Km2 Kecamatan Desa Kelurahan 19 Madiun 1 010.86 15 206 20 Magetan 688.82 16 235 21 Ngawi 1 295.98 17 217 22 Bojonegoro 2 307.06 27 430 23 Tuban 1 839.94 19 328 24 Lamongan 1 669.56 27 474 25 Gresik 1 191.19 18 356 26 Bangkalan 1 259.54 18 281 27 Sampang 1 233.36 12 186 28 Pamekasan 792.30 13 189 29 Sumenep 1 998.54 25 332 Kota 71 Kediri 63.40 3 46 72 Blitar 32.57 3 20 73 Malang 110.06 5 57 74 Probolinggo 56.66 3 29 75 Pasuruan 35.29 3 34 76 Mojokerto 16.46 2 18 77 Madiun 33.23 3 27 78 Surabaya 326.36 31 163 79 Batu 92.78 3 23 Jumlah 46 428.57 642 8 464 Sumber : Jawa Timur Dalam Angka 2003. BPS Jawa Timur. Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio-kultur, potensi alam, dan infrastruktur maka Jawa Timur dibagi menjadi empat bagian : a. Bagian Utara dan Pulau Madura, merupakan daerah pantai dan dataran rendah serta daerah pegunungan kapur yang relatif kurang subur. b. Bagian Tengah, merupakan daerah yang relatif subur yang infrastrukturnya sudah tertata dengan baik sehingga menunjang hampir semua kegiatan pemerintah dan masyarakat.

c. Bagian Selatan-Barat, memiliki potensi tambang yang cukup besar. Potensi

pariwisata belum tergarap dengan baik. Bagian terbesar dari struktur ekonomi adalah industri disusul dengan pertanian.

d. Bagian Timur, masih didominasi oleh pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan pariwisata. Karena posisinya sebagai penghubung Pulau Bali dan Indonesia Bagian Timur sektor industri dan perdagangan potensial untuk dikembangkan. Gambar 13 Peta administratif Jawa Timur. Iklim Lokasi Provinsi Jawa Timur yang terletak di sekitar garis khatulistiwa sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, menyebabkan wilayah ini mempunyai perubahan iklim sebanyak dua kali setiap tahunnya, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan Oktober sampai dengan April merupakan musim penghujan sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai September. Tingkat kelembaban udara hampir sama denga rata-rata daerah di Indonesia sekitar 32 minimum pada bulan Oktober dan yang tertinggi pada bulan Januari diatas 98. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan Januari sampai dengan April. Temperatur pada tahun 2003 tertinggi mencapai 35.6 o C pada bulan Nopember dan yang terendah di bulan Juli yaitu 18.1 o C. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Jawa Timur 2003 dari hasil proyeksi penduduk berdasarkan P4B yaitu sebesar 36 . 206.06 ribu jiwa dan ini mengalami pertumbuhan sebesar 0.77 apabila dibandingkan dengan tahun 2002. Kota Surabaya mempunyai jumlah penduduk yang paling besar, yaitu 2 . 660.38 ribu jiwa, diikuti Kabupaten Malang 2 338.87 ribu jiwa, dan Kabupaten Jember 2 . 231.79 ribu jiwa. Sedangkan kabupatenkota yang mempunyai jumlah penduduk paling sedikit adalah Kota Mojokerto 112.00 ribu jiwa, Kota Blitar 123.34 ribu jiwa, dan Kota Pasuruan 176.73 ribu jiwa. Tabel 5 Jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2000 s.d. 2003 Tahun Jumlah Jiwa Pertumbuhan Per Tahun 2000 35 340.01 2001 35 633.42 0.83 2002 35 930.45 0.83 2003 36 206.43 0.77 Sumber : Jawa Timur Dalam Angka 2003. BPS Jawa Timur. Gambar 14 Peta kepadatan penduduk tahun 2003. Pada tahun 2003 rata-rata kepadatan penduduk Jawa Timur adalah 780 jiwa per km 2 . Kepadatan penduduk di Jawa Timur tersebar pada kabupatenkota. namun sebarannya tidak merata. Kota Surabaya mempunyai kepadatan penduduk tertinggi yaitu 8 . 152 jiwakm 2 , sedangkan daerah yang kepadatannya paling rendah adalah Kabupaten Banyuwangi dengan kepadatan penduduk 266 jiwa per km 2 . Pada umumnya kepadatan penduduk terkonsentrasi pada pusat-pusat kota baik itu kota maupun kabupaten. Berdasarkan Gambar 14 terlihat bahwa kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Timur secara spasial terpusat pada kota- kota yang merupakan daerah industri dan perdagangan, terutama pada daerah atau kawasan Gerbangkertasusila Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. SEKTOR UNGGULAN PROVINSI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Terdapat perbedaan istilah di dalam penyebutan suatu sektor berdasarkan data publikasi PDRB menurut harga berlaku maupun harga konstan dengan data sektor di dalam Tabel I-O. Data PDRB yang diterbitkan oleh BPS, sektor-sektor dalam perekonomian terbagi menjadi sembilan sektor yang kemudian dirinci kembali menjadi beberapa sub sektor. Sedangkan di dalam Tabel I-O, istilah sub sektor tidak dikenal sehingga terdapat satu istilah saja yaitu ’sektor’. Pembahasan dalam sub bab ini, mengenai Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur yang memberikan gambaran mengenai perkembangan perekonomian di Jawa Timur menggunakan data PDRB Jawa Timur, sedangkan pada sub-sub bab berikutnya menggunakan data Tabel I-O updating Jawa Timur 2003. Berdasarkan Tabel 6, sektor-sektor yang mempunyai kontribusi besar di dalam penciptaan PDRB di Jawa Timur adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; dan sektor jasa. Ketiga sektor tersebut di atas mempunyai pangsa ± 72 dari total PDRB Jawa Timur pada tahun 2003. Tabel 6 Distribusi PDRB Jawa Timur atas dasar harga berlaku tahun 1999 s.d 2003 Persen No Sektor 1999 2000 2001 2002 2003 1 Pertanian 21.77 21.11 21.28 20.87 20.01 2 Pertambangan dan Penggalian 1.63 2.11 2.03 1.99 1.94 3 Industri Pengolahan 27.34 26.88 26.45 26.59 26.35 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.88 2.41 2.70 2.72 2.93 5 Konstruksi 4.89 4.70 4.38 4.25 4.23 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 22.90 23.08 23.71 24.17 25.15 7 Pengangkutan dan Komunikasi, 6.03 6.27 6.01 6.40 6.34 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 4.03 4.02 4.16 4.07 4.02 Perusahaan 9 Jasa-Jasa 9.54 9.42 9.28 8.96 9.02 Sumber : BPS Jawa Timur. Sektor-sektor perekonomian yang memberikan kontribusi paling besar di Jawa Timur dalam penciptaan Produk Domestik Regional Bruto PDRB tahun 2003 atas dasar harga berlaku cenderung mengalami penurunan kecuali sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor pertanian pada tahun 1999 memberikan kontribusi sebesar 21.77 semakin lama semakin turun sehingga pada tahun 2003 hanya memberikan kontribusi sebesar 20.01 . Hal yang sama juga terjadi pada sektor industri pengolahan pada tahun 2003 mempunyai pangsa sebesar 26.35 turun dari tahun 1999 yang memberikan kontribusi sebesar 27.34. Bila ditinjau lebih dalam, kontribusi terbesar di dalam industri pengolahan diberikan oleh sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau yang sebagian besar didominasi oleh industri rokok. Pada tahun 2000 peran industri rokok di Jawa Timur hampir mencapai 10.58 dalam kontribusi penciptaan PDRB Jawa Timur dengan nilai total inputoutput yang dihasilkan sebesar 31.9 triliun rupiah serta PDRB yang dihasilkan sebesar 17.9 triliun rupiah, sehingga naik turunnya sektor industri pengolahan hampir bisa dipastikan sangat dipengaruhi oleh gerakan sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau terutama oleh industri rokok. Sektor yang mampu berkembang dan mengalami peningkatan dalam kontribusi pada PDRB adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memberikan kontribusi sebesar 25.15 meningkat dari tahun 1999 yang sebesar 22.90 . Pertumbuhan ekonomi diukur dari PDRB atas dasar harga konstan 1993 sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar-benar murni disebabkan oleh kenaikan produksi seluruh sektor pendukungnya. Berdasarkan Tabel 7 PDRB Jawa Timur atas dasar harga konstan 1999 selama periode 1999 s.d. 2003 bergerak meningkat setiap tahun. Hal ini menandakan adanya peningkatan produksi secara sektoral atau bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara bertahap mengalami peningkatan. PDRB atas harga konstan 1993 pada tahun 1999 sebesar 55 . 058.97 milyar rupiah dan kemudian meningkat menjadi sebesar 56 . 856.52 milyar rupiah pada tahun 2000, sebelum akhirnya meningkat lagi pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 berturut-turut menjadi sebesar 58 . 750.18 milyar rupiah, 60 . 754.06 milyar rupiah, dan 63 . 252.16 milyar rupiah. Tabel 7 Pertumbuhan riil sektor ekonomi tahun 1999 s.d. 2003 Persen 1 Pertanian 2.19 0.69 1.19 2.10 1.80 2 Pertambangan dan Penggalian 63.51 38.72 -0.16 3.52 2.25 3 Industri Pengolahan -0.05 1.73 1.56 -1.68 2.81 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 13.00 11.31 7.49 7.30 8.97 5 Konstruksi -9.91 -0.81 0.89 0.99 1.87 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0.30 4.43 8.09 7.25 7.81 7 Pengangkutan dan Komunikasi 9.65 6.84 0.99 11.16 3.84 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa -6.33 3.43 5.80 4.26 3.84 Perusahaan 9 Jasa-Jasa 0.76 1.69 3.26