Secara ekonomis, suatu kegiatan dapat dikatakan telah dilaksanakan secara efisien apabila untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dilaksanakan dengan biaya yang
seminal mungkin. Keterkaitan antara alokasi anggaran belanja dengan pemahaman atas karakteristik perekonomian wilayah dan sektor unggulan akan memberi manfaat yang
besar dalam penyusunan rencana pengeluaran pemerintah. Alokasi anggaran belanja yang terkait dengan sektor unggulan akan memberi dampak terhadap sektor-sektor lainnya.
Atau dapat dikatakan, dengan melakukan pembiayaan terhadap suatu sektor tertentu maka sektor lainnya akan menerima manfaat juga.
Perencanaan pembangunan wilayah yang disusun secara komprehensif pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pembangunan daerah sehingga hasil-hasil yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam pembangunan perekonomian daerah, setiap kebijakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan pembangunan di daerah pasti akan
mendasarkan diri dari kekhasan yang menjadi ciri daerah yang bersangkutan, dimana kegiatan tersebut ditujukan bagi terciptanya peningkatan -- baik jumlah maupun jenis --
kesempatan kerja bagi masyarakatnya, pertumbuhan perekonomian wilayah yang stabil, dan peningkatan pendapatan per kapita.
Kerangka Pendekatan Analisis
Gambar tujuh sampai dengan sepuluh merupakan pola-pola pendekatan analisis, sumber data, dan tahapan-tahapan yang dilakukan di dalam menentukan sektor unggulan
di Jawa Timur dan keterkaitannya dengan alokasi anggaran belanja. Dengan memahami pola-pola pendekatan analisis dan tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan diharapkan
dapat dilakukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
1. Penentuan sektor unggulan serta keterkaitan antara sektor hulu dan hilir
dalam perekonomian wilayah Jawa Timur
Untuk menentukan sektor unggulan pada perekonomian Jawa Timur, maka dilakukan analisis Input Output I-O terhadap sektor-sektor perekonomian di Jawa
Timur berdasarkan data Tabel I-O updating tahun 2003. Teknik yang digunakan untuk melakukan updating Tabel I-O tahun 2000 menjadi Tabel I-O tahun 2003 dilakukan
dengan menggunakan Metode RAS. Metode RAS, pertama kali dikembangkan oleh Prof. Richard Stone dari Cambridge University, Inggris BPS 2000.
1
Bagan Alir Pendekatan Analisis
Tabel I-O Jatim 2003 44 Sektor
Sumber Data : - Tabel I-O Jawa
Timur Tahun 2003 Updating
- Data Base Tenaga Kerja
Analisis Input Output Analisis
Koefisien Input a
ij
Elemen Invers Matrik Leontief b
ij
Keterkaitan Antar Sektor : DBL, FBL,
DIBL, FIBL Dampak Multiplier : IM,
PDRB-M, TM
Hasil Kriteria Sektor
Unggulan Resume Keterkaitan
Antar Sektor Dampak Multiplier
Sektor Unggulan Prop Jatim
Principal Component Analysis
Factor Score Factor Loading
Karakteristik Keterkaitan Sektor
Hilir Hulu Dampak Multiplier
Mengetahui Sektor Unggulan dan Keterkaitan Sektor Hulu Hilir Pada Perekonomian Jawa
Timur
TUJUAN
Analisis Keterkaitan
Analisis Multiplier
Analisis Sektor Unggulan
2
Data Tenaga
Kerja
Gambar 8 Bagan alir analisis penentuan sektor unggulan dan hubungan keterkaitan antara sektor hulu dan sektor hilir.
Analisis yang dilakukan terhadap tabel I-O updating tahun 2003 adalah analisis keterkaitan dan angka pengganda sektoral. Hasil dari perhitungan terhadap Tabel I-O
updating 2003 Jawa Timur menghasilkan koefisien teknis matriks A dan invers matriks
leontief matriks B yang selanjutnya diolah kembali sehingga diperoleh data mengenai keterkaitan sektoral dan angka pengganda multiplier. Dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan metode I-O, akan didapatkan nilai total dari keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang sektoral. Sedangkan dari hasil
analisis terhadap angka pengganda multiplier diperoleh nilai angka pengganda pendapatan, angka pengganda pajak, angka pengganda surplus usaha, angka pengganda
PDRB, angka pengganda tenaga kerja, dan angka pengganda impor sektoral. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan menggunakan data-data dari hasil
analisis terhadap tabel I-O updating Jawa Timur tahun 2003, dapat ditentukan sektor- sektor yang merupakan sektor unggulan di Jawa Timur. Gambaran mengenai struktur
perekonomian di Jawa Timur terutama mengenai keterkaitan antara sektor hulu dan hilir diperoleh dengan menggunakan metode Principal Component Analysis PCA terhadap
data-data yang telah diperoleh dari hasil analisis keterkaitan dan angka pengganda sektoral. Hasil dari analisis PCA juga memberikan gambaran mengenai keterkaitan sektor
hulu maupun sektor hilir terhadap variabel-variabel angka pengganda gaji dan upah, angka pengganda surplus usaha, angka pengganda pajak, angka pengganda penyusutan,
angka pengganda PDRB, serta angka pengganda impor sektoral. Pendekatan analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan pertama dan kedua, secara grafis seperti terlihat
pada Gambar 8.
2. Indentifikasi lokasi-lokasi sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur