Lokasi Penelitian Kondisi Morfologi dan Penggunaan Lahan Kondisi Iklim

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi daerah penelitian berada di Desa Tasikagung yang terletak di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada titik koordinat 111 o 00′ – 111 o 30′ Bujur Timur dan 6 o 30′ – 7 o 6′ Lintang Selatan. Secara administratif Desa Tasikagung berada di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang berbatasan sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Kecamatan Lasem, sebelah selatan dengan Kecamatan Sulang, dan sebelah barat dengan Kecamatan Kaliori. Desa Tasikagung merupakan salah satu desa yang letaknya dekat dengan garis pantai sehingga disebut Desa Pantai atau Desa Pesisir. Jarak dari Desa Tasikagung menuju ke kota sejauh 3,2 km. Batas wilayah Desa Tasikagung: 1. Sebelah Utara : Laut Jawa 2. Sebelah Timur : Desa Pandean dan Desa Kutoharjo 3. Sebelah Selatan : Desa Sawahan 4. Sebelah Barat : Desa Tanjungsari Gambar 3. Peta Administrasi Desa Tasikagung

b. Kondisi Morfologi dan Penggunaan Lahan

Morfologi Desa Tasikagung adalah dataran rendah dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan air laut dan mempunyai kemiringan antara 0-2 . Penggunaan lahan keseluruhan di Desa Tasikagung sebagai pemukiman dan bangunan. Luas wilayah Desa Tasikagung adalah 54,05 Ha, terdiri dari tanah kering saja yang digunakan sebagai bangunan dan halaman sebesar 49,35 Ha dan lain- lain sebesar 4,70 Ha BPS, 2010.

c. Kondisi Iklim

Kondisi iklim suatu daerah dapat dilihat dari kondisi curah hujan kurun waktu tertentu. Kondisi iklim dapat diklasifikasikan kedalam iklim tertentu dilihat dari data curah hujan. pembagian iklim di Indonesia dikemukakan oleh 2 ahli yaitu Mohr dan Schmidt Ferguson. Menurut Schmidt Ferguson pembagian iklim dihitung dengan mencari rata-rata bulan kering dan bulan basah. Sebagai dasar penggolongan, iklim Schimdt Ferguson menggunakan suatu rasio Q. Mencari Q dihitung dengan rumus : = � ℎ − � � ℎ − ℎ Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt Ferguson menentukan tipe hujan di Indonesia menjadi beberapa golongan, yaitu: Golongan A ≤ Q 0,143 sangat basah Golongan B 0,143 ≤ Q 0,333 basah Golongan C 0,333 ≤ Q 0,600 agak basah Golongan D 0,600 ≤ Q 1,000 sedang Golongan E 1,000 ≤ Q 1,670 agak kering Golongan F 1,670 ≤ Q 3,000 kering Golongan G 3,000 ≤ Q 7,000 sangat kering Golongan H 7,000 ≤ Q luar biasa kering Jadi, makin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan makin besar harga Q makin kering suatu tempat. Berikut ini data curah hujan Kecamatan Rembang selama 10 tahun dari tahun 2001 - 2010. Tabel 5. Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Tahun 2001-2010 mm Bulan Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ∑ Rata- rata 2001 136 197 139 50 0 145 40 0 75 205 65 1052 161,8 2002 273 222 165 43 80 4 0 19 88 204 1098 168,9 2003 136 197 139 56 0 145 40 0 75 205 65 1058 162,8 2004 205 242 312 50 0 161 20 0 49 130 89 1258 193,5 2005 274 286 484 43 0 177 0 23 56 114 1457 224,2 2006 272 209 234 95 810 124,6 2007 112 81 211 32 12 147 0 22 115 179 911 140,2 2008 178 493 162 120 0 53 135 230 1371 210,9 2009 214 394 188 60 0 26 152 212 1246 191,7 2010 250 295 215 0 170 195 1125 173,1 ∑ Bln. Basah 10 9 10 1 5 7 6 48 7,4 ∑ Bln. Kering 9 9 5 10 10 10 8 2 63 9,7 ∑ Bln. Lembab 1 1 2 1 4 9 1,4 Sumber: BPS, Rembang dalam Angka. Berdasarkan data pada tabel 5, dari perhitungan perbandingan antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah diketahui nilai Q adalah 1,311. Berdasarkan penggolongan dari Schmidt Ferguson kecamatan rembang termasuk kedalam golongan E yaitu agak kering. Jadi, Kecamatan Rembang merupakan daerah dengan tipe hujan yang agak kering dengan perbandingan jumlah bulan kering lebih besar dari pada bulan basah. Terkadang terdapat 1 tahun dengan hujan yang tidak menentu sehingga di wilayah ini sering terjadi kekeringan. Suhu rata-rata daerah ini adalah 23 C dengan suhu maksimum 33 C.

d. Kondisi Kependudukan