Peranan keluarga dalam pendidikan anak

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan teori- teori yang mendukung, meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan.

A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak

Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan anak adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan anak. 1. Peranan keluarga Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal yang pertama dan utama yang dialami oleh anak. Ahmadi 2004: 167 menyebutkan “keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu kesatuan hidup sistem sosial, dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama sistem sosial keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan saling memberi kasih sayang Hasbullah, 2009: 87. Keluarga menyediakan situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam kelangsungan pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari anak sejak kecil yang meniru apa yang diajarkan oleh orang tua. Peranan keluarga orang tua dalam pendidikan anaknya tidak hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup, tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian, kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari masing- masing orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak Andriyani, 2010: 11-12. Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik demi keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi anak. Menurut Hasbullah 2009: 88-89 tanggung jawab keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut. a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara berkelanjutan; b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya; c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain; d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim. Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak. Peranan itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak dengan mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak, yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak, penyediaan sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor, pemberian kasih sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi Andriyani, 2010: 15. 2. Pemilihan pendidikan Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri nilai dan norma masyarakat yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikan Ihsan, 2008: 1-2. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada anaknya yang terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara 1984: 58-59 mengklasifikasikan pendidikan, meliputi pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non formal. a. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati. Seperti dalam keluarga, merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak dirumah dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain. b. Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur dan sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak TK sampai perguruan tinggi. Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya untuk belajar namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya. c. Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah, terencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pendidik, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang dipakai serta komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya menciptakan hasil yang memuaskan. Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan Syarah, Erie Siti, 2009. Menurut Munib 2007: 75 menyebutkan bahwa salah satu masukan dalam sistem pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah lingkungan pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. a. Lingkungan pendidikan keluarga Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga inilah yang pertama ada. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang utama karena didalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. b. Lingkungan pendidikan sekolah Karena perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu untuk mendidik anaknya, pada masyarakat yang semakin komplek dan terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus, tempat yang khusus, dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang tua memerluakan lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan menggantikan tugas orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. c. Lingkungan pendidikan masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pelengkap kedua dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang tidak ada di sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang berkepribadian inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan masyarakatlah yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk mengembangkan inovasi.

B. Tingkat pendidikan