masing dari 30 butir bersamaan dengan definisi yang spesifik untuk menjelaskan kriteria dari 7 butir menunjukkan peningkatan butir psikopatologi,
seperti: 1 = tidak ada, 2 = minimal, 3 = ringan, 4 = sedang, 5 = sedang berat, 6 = berat, 7 = sangat berat.
Dalam penilaian rating yang pertama dipikirkan apa semua gejala masih ada dari setiap butir. Jika gejala tersebut tidak ada dinilai 1 sebaliknya
jika terdapat gejala penilaian harus menentukan keparahan dengan menggunakan referensi dan kriteria tertentu sebagai nilai patokan. Nilai
terapan tertinggi selalu dicantumkan, meskipun pasien tersebut memenuhi kriteria untuk nilai rendah. Dalam menetukan tingkat keparahan dari gejala,
penilai harus menerapkan perspektif secara holistik untuk menentukan nilai patokan yang mana yang paling baik mencerminkan fungsi pasien dan nilai
menurutnya.
13
Skor untuk gejala positif, negatif dan psikopatologis umum diperoleh dengan penjumlahan dari tingkat butir dari masing-masing kriteria. Pada
gejala positif dan negatif penilaian antara 7 sampai 49, sedangkan penilaian pada psikopatologi umum antara 16-112.
13
13
2.3 Aripiprazol
Dasar pengobatan skizofrenia adalah medikasi dengan antipsikotik. Secara umum antipsikotik dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu antipsikotik
tipikal antagonis reseptor dopamin dan antipsikotik atipikal antagonis serotonin dopamin. Pemilihan antipsikotik umumnya berdasarkan pada
efikasi dan keamanannya. Aripiprazol adalah agen antipsikotik dihydroquinolinone, yang
merupakan antipsikotik generasi ketiga. Metabolit aktifnya yang predominan, yaitu dehydro-aripiprazole, menunjukkan 40 dari dosis yang bersirkulasi.
1
10
Aripiprazol memiliki aktivitas parsial-agonis pada reseptor dopamin D2 dan reseptor Dopamin D3 dan reseptor 5-HT1A serotonin, dan aktivitas
antagonis di reseptor 5-HT2A.
1-2,14
Sebuah studi menggunakan Positron Emisi Tomografi PET pada pasien dengan skizofrenia ditemukan bahwa
sebesar 10 mg hari aripiprazol memiliki rata-rata yang tinggi pada tempat reseptor D2 striatal putamen, 87 , caudatus, 93 ; ventral striatum 91
, dan rata-rata lebih rendah pada tempat reseptor 5-HT2A 54 -60 , dan
Universitas Sumatera Utara
pada tempat reseptor 5HT1A 16 . Sebuah studi yang menganalisis hubungan antara tempat pada reseptor D2 dan respon klinis pada skizofrenia
yang menyarankan bahwa sedikitnya 60 dari reseptor harus dihambat
agar gejala psikotik menjadi berkurang.
5
Berdasarkan bukti yang ada, monoterapi aripiprazol tampaknya efektif dan memiliki toleransi yang baik dalam mengobati gejala-gejala positif,
negatif, dan kognitif skizofrenia dan gangguan skizoafektif. Ini dihubungkan dengan suatu risiko yang rendah dari efek merugikan yang umum dari
terapi antipsikotik, termasuk perubahan metabolisme dan endokrin. Efek samping dari aripiprazol adalah dizziness, insomnia, akathisia,
nausea, hipotensi postural, konstipasi, sakit kepala, asthenia, sedasi, tardive dyskinesia.
5
15
Aripiprazol ini diserap dengan baik setelah pemberian oral. Puncak konsentrasi plasma dicapai dalam waktu 3 sampai 5 jam setelah pemberian.
1- 2,15
Bioavaibilitas dari aripiprazol setelah pemberian oral adalah 87 persen. Absorbsi aripiprazol tidak terpengaruh oleh pemberian makanan.
1-3
Aktivitas aripiprazol terutama disebabkan oleh senyawa induknya, meskipun
beberapa aktivitas berhubungan
dengan metabolik
dehydroaripirazole. Eliminasi waktu paruh aripiprazol adalah sekitar 75 jam, dan eliminasi waktu paruh dehydroaripiprazole adalah 96 jam. Waktu yang
relatif panjang mendukung dosis sekali sehari untuk aripiprazol dan menunjukkan bahwa pasien harus mencapai konsentrasi plasma steady state
dalam waktu 14 hari. Aripiprazol secara ekstensif dimetabolisme di hati dengan dehidrogenasi, hydroxilasi dan N-alkylation. Metabolisme terutama
oleh enzim CYP 3A4 dan enzim CYP 2D6. Aripiprazol tersedia dengan sediaan 5 mg, 10 mg, 15 mg, 20 mg dan
30 mg tablet. Dosis efektif adalah 10 mg hingga 30 mg hari.
1-3,15
1-3
, Aripiprazol diberikan pada dosis antara 10 mg hingga 30 mg per hari.
1,3,15
Dua studi membandingkan 10 mg aripiprazol dengan plasebo, dalam sebuah studi,
aripiprazol lebih efektif daripada plasebo, sedangkan, di sisi lain, itu tidak efektif. Hal ini menunjukkan bahwa 15 mg diberikan sekali sehari adalah
dosis yang wajar untuk memulai pengobatan. Tidak ada bukti bahwa dosis yang tinggi berhubungan dengan kemungkinan perbaikan yang lebih besar .
Sebagai hasilnya pasien mungkin harus dicobakan dengan 15 mg perhari
Universitas Sumatera Utara
untuk jumlah waktu yang cukup misalnya 2 sampai 4 minggu sebelum meningkatkan dosis.
3, 10,15
2.4 KERANGKA KONSEPTUAL