dimasukkan dalam estimasi prevalensi, maka jumlah orang-orang yang terserang bertambah sekitar 5 persen.
2
Skizofrenia paranoid Berdasarkan Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III PPDGJ III gangguan skizofrenik dibagi atas:
Skizofrenia hebefrenik Skizofrenia katatonik
Skizofrenia tak terinci Depresi pasca skizofrenia
Skizofrenia residual Skizofrenia simpleks
Skizofrenia lainnya Skizofrenia YTT yang tak tergolongkan.
12
2.2 Positive and Negative Syndrom Scale PANSS
PANSS dikembangkan khususnya untuk pembatasan psikometrik, oleh karena itu total skor dari 7 butir skala positif, 7 butir skala negatif dan 16
butir skala psikopatologi umum. Tingkat dari PANSS berdasarkan dari keseluruhan informasi yang
diperoleh dari waktu tertentu, biasanya diidentifikasi pada minggu sebelumnya.
13
Informasi ada kejadian yang kebetulan yang berdiri sendiri dari skala lain seperti yang lebih sering dipakai, pemahaman yang lebih tinggi didalam
pemakaiannya dan standar yang baik.
13
Penilaian PANSS didasarkan pada informasi perilaku ditambah wawancara klinis 35-45 menit. Terdiri dari 7 butir dalam 30 simtom, dimana
setiap butir dan tingkat keparahan ditetapkan. Penilaian didapat dari wawancara klinis, laporan dari rumah sakit dengan tingkat pelayanan primer
atau dapat dilaporkan anggota keluarga. Laporan anggota keluarga juga memberikan kontribusi untuk mengakses tingkat keparahan dimensi yang lain
dari psikopatologi yang dimanifestasikan dalam interaksi sosial yang nyata, sikap umum dan fungsi adaptasi.
13
Instruksi penilaian umum PANSS dimana data dikumpulkan dari prosedur penilaian ini diaplikasikan terhadap penilaian PANSS masing-
Universitas Sumatera Utara
masing dari 30 butir bersamaan dengan definisi yang spesifik untuk menjelaskan kriteria dari 7 butir menunjukkan peningkatan butir psikopatologi,
seperti: 1 = tidak ada, 2 = minimal, 3 = ringan, 4 = sedang, 5 = sedang berat, 6 = berat, 7 = sangat berat.
Dalam penilaian rating yang pertama dipikirkan apa semua gejala masih ada dari setiap butir. Jika gejala tersebut tidak ada dinilai 1 sebaliknya
jika terdapat gejala penilaian harus menentukan keparahan dengan menggunakan referensi dan kriteria tertentu sebagai nilai patokan. Nilai
terapan tertinggi selalu dicantumkan, meskipun pasien tersebut memenuhi kriteria untuk nilai rendah. Dalam menetukan tingkat keparahan dari gejala,
penilai harus menerapkan perspektif secara holistik untuk menentukan nilai patokan yang mana yang paling baik mencerminkan fungsi pasien dan nilai
menurutnya.
13
Skor untuk gejala positif, negatif dan psikopatologis umum diperoleh dengan penjumlahan dari tingkat butir dari masing-masing kriteria. Pada
gejala positif dan negatif penilaian antara 7 sampai 49, sedangkan penilaian pada psikopatologi umum antara 16-112.
13
13
2.3 Aripiprazol