2.2.3.1. Periksa Respon dan Layanan Kedaruratan Medis
Berteriak didekat kuping Pemeriksaan kesadaran dilakukan untuk menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara memanggil, menepuk bahu atau wajah korban.
Jika pasien sadar, biarkan pasien dengan posisi yang membuatnya merasa nyaman, dan bila perlu lakukan kembali penilaian kesadaran setelah beberapa menit. Jika
pasien tidak sadar segera meminta bantuan dengan cara berteriak “TOLONG” atau dengan menggunakan alat komunikasi dan beritahukan dimana posisi anda
penolong ERC
Guidelines
, 2010.
Gambar 2.2. Pemeriksaan kesadaran korban sumber:
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010.korban “apakah anda baik- baik saja?”
2.2.3.2. Pembebasan Jalan Napas
Airway Support
Gangguan
airway
dapat timbul secara mendadak dan total, perlahan-lahan dan sebagian, dan progresif danatau berulang ATLS, 2004. Penyebab utama obstruksi
jalan napas bagian atas adalah lidah yang jatuh kebelakang dan menutup nasofaring. Selain itu bekuan darah, muntahan, edema, atau trauma dapat juga menyebabkan
obstruksi tersebut. Oleh karena itu, pembebasan jalan napas dan menjaga agar jalan napas tetap terbuka dan bersih merupakan hal yang sangat penting dalam BLS Van
Way, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Bila penderita mengalami penurunan tingkat kesadaran, maka lidah mungkin jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring. Bentuk sumbatan seperti ini dapat
segera diperbaiki dengan cara mengangkat dagu
chin-lift maneuver
atau dengan mendorong rahang bawah ke arah depan
jaw-thrust maneuver
. Tindakan-tindakan yang digunakan untuk membuka airway dapat menyebabkan atau memperburuk
cedera spinal. Oleh karena itu, selama mengerjakan prosedur-prosedur ini harus dilakukan immobilisasi segaris
in-line immobilization
dan pasienkorban harus diletakkan di atas alaspermukaan yang rata dan keras IKABI, 2004.
Teknik-teknik mempertahankan jalan napas airway: a.
tindakan kepala tengadah
head tilt
Tindakan ini dilakukan jika tidak ada trauma pada leher. Satu tangan penolong mendorong dahi kebawah supaya kepala tengadah Latief dkk,
2009. b.
Tindakan dagu diangkat
chin lift
Jari-jemari satu tangan diletakkan dibawah rahang, yang kemudian secara hati-hati diangkat keatas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari dapat
juga diletakkan di belakang gigi seri
incisor
bawah dan secara bersamaan dagu dengan hati-hati diangkat. Maneuver
chin lift
tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher IKABI, 2004
Gambar 2.3.
Head-tilt, chin-lift maneuver
sumber:
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010.
Universitas Sumatera Utara
c. tindakan mendorong rahang bawah
jaw-thrust
pada pasien dengan trauma leher, rahang bawah diangkat didorong kedepan pada sendinya tanpa menggerakkan kepala-leher.
Latief dkk, 2009.
Gambar 2.4.
Jaw-thrust maneuver
sumber:
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010.
2.2.3.3. Bantuan Napas dan Ventilasi